Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Pelajaran dari Sate Sianida: Hati-Hati dengan Jejak Digital

$
0
0

Kasus sate sianida ini tak urung membuat saya ikut merenung. Menjelajah di peramban, membuat saya menemukan nama lengkap pelaku, wajah orang tuanya, daerah asalnya, dan siapa sasaran “tembaknya”. Makin menegaskan bahwa jejak digital bisa membuat kita jatuh ke dalam lubang yang mungkin tak berdasar.

Mengapa saya bilang demikian? Karena siapapun bisa mengakses informasi tentang kita hanya dengan mengetikkan nama. Mengerikannya jika yang ditemukan informasi seperti yang telah dituai oleh Na – pelaku yang memberikan sate beracun kepada pengemudi ojek online yang telah menewaskan putra sang pengemudi.

Saya teringat kasus pembunuhan mahasiswi di Makassar yang dilakukan oleh kekasihnya. Si mahasiswi hamil di luar nikah dan meminta pertanggungjawaban si lelaki tetapi kegalauan telah membuat si lelaki melakukan kesalahan karena dia kemudian menghabisi nyawa sang kekasih.


Sate sianida
Foto hanya ilustrasi, berasal dari Pixabay.com.

Ya Allah, mereka masih muda belia. Andai nama mereka disamarkan para pewarta online mungkin masih ada harapan jika si lelaki kelak bertobat dan ingin menjalani kehidupan selayaknya manusia biasa. Namun artikel-artikel di dunia maya telah membunuh jati dirinya. Nama lengkapnya terungkap dengan jelas bahkan nama orang tua si lelaki dan korbannya juga dituliskan.

Ada lagi kasus selebgram yang juga tewas dibunuh kekasihnya. Pelakunya masih amat muda, sekira 19 – 20 tahun. Kekhilafan besar membuat aibnya terbuka lebar. Netizen menelusuri dirinya hingga ke akun Instagramnya.

Dalam sebuah postingan Instagram, keduanya dijulidin netizen yang sesekali mention akun mereka. Mungkin kalau didramatisir, sound track-nya berupa lagu Matta yang berjudul KETAHUAN … Oo kamu ketahuan …

Jadi pengen bilang ini: WAHAI PARA PEWARTA ONLINE, BISAKAH PERGUNAKAN HATI NURANI KALIAN?

Para pelaku ditangkap, sedang atau sudah menghadapi tuntutan hukum … cukuplah bagi mereka. Tolong jangan buat orang-orang lain ikut terumbar aibnya. Tak perlulah kalian mendatangi orang tua mereka untuk sekadar bertanyabagaimana perasaan Bapak/Ibu.Tak bisakah kalian berempati apa yang dirasakan oleh orang tua yang anaknya tiba-tiba menjadi penjahat atau yang anaknya tiba-tiba tewas dengan cara mengenaskan? Atau kalian tak punya perasaan?

Saya salut, masih ada segelintir jurnalis daring yang masih menyamarkan identitas pelaku dengan hanya menuliskan inisial nama mereka saja tetapi sayangnya, jumlah mereka kalah dibandingkan para jurnalis yang main bongkar aib orang secara serampangan dengan memuat identitas pelaku dan orang-orang dekat mereka secara jelas!

Mahasiswi dibunuh di Makassar
Penelusuran dengan kata kunci tertentu menjejakkan nama-
nama korban dan pelaku seabadi dunia maya. 😓

Hukuman di dunia maya ini jauh lebih kejam ketimbang di dunia nyata. Di dunia maya, nama penjahat akan abadi, seabadi server penyimpan data. Kadang-kadang bahkan sudah dihapus pun, masih bisa muncul judul beritanya dalam pencarian search engine. Ini kejam sekali, teman. Banyak orang yang dibunuh karakternya hanya dalam hitungan hari.

Padahal ….

Allah saja masih memberi kesempatan manusia untuk bertobat dan memperbaiki diri dan memang, siapapun bisa berubah menjadi lebih baik. Namun jejak digital yang buruk berpotensi memperberat langkah orang yang mau memperbaiki diri. Ke mana pun dia pergi, dia bisa terlacak sebagai mantan pembunuh dan tetap dicap jelek meskipun dia sudah bertobat.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Saya tak habis pikir, tega ya banyak penulis berita habis-habisan mengumbar aib orang. Kalau perlu mereka tak adil. Misalnya dalam kasus video mesum sekian detik itu. Kini si artis perempuan banyak dihujat di mana-mana, tawaran job-nya berkurang bahkan ada yang ditabalkan.

Tahu, apa yang dituai si lelaki? Dia seperti bintang yang bersinar terang. Di mana-mana jadi bintang tamu dia. Label negatif lebih ditekan kepada si perempuan sementara si lelaki kelihatannya biasa-biasa saja tuh padahal boroknya kan sama saja.

Secara tak sengaja saya pernah melihat sebuah talkshow. Saya tak mengenali bintang tamunya, selama beberapa menit saya mikir, siapa ya orang ini? Setelah mendengar namanya disebut-sebut oleh hosts, ingatan saya tertumbuk pada kasus video mesum sekian detik itu. Oalah, dia diwawancarai bagai bintang terang di talkshow itu hanya karena kemesuman sekian detik?

Ah sudahlah. Yang mau saya tekankan, jika ada di antara Anda yang ingin jadi pewarta online, tolong kemukakan hati nurani, please jadilah jurnalis sensitif gender dan peduli anak. Jangan seenaknya mengumbar aib orang demi menjadi yang ter-update dan demi jumlah klik. Apa lagi nilaimu sebagai manusia kalau hati nuranimu sudah tak ada?

Makassar, 10 Mei 2021

Baca juga:

Belajar dari Sate Sianida: Usulmu Harimaumu



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Trending Articles