Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1568

Reuni Daring Berbuah Rekor MURI

$
0
0

Reuni Daring Berbuah Rekor MURI– Sesampainya di Kafe DepanRuma sekira jam 8 pagi itu, mata saya mencari-cari di meja manakah teman-teman sekelas saya ketika SMA berada. Ternyata mudah menemukan wajah-wajah semringah mereka di antara tetamu kafe. Kafenya mungil dan sederhana, letaknya di depan sebuah rumah. Kelihatannya yang mampir kebanyakan para pembakar kalori pagi. Terlihat nyata dari pakaian olahraga yang mereka kenakan.

Kalau kami sih bukan pembakar kalori. Kami adalah para penambah kalori yang dari rumah belum sarapan, baru mau sarapan di situ. Saya mengucap salam dan langsung mengambil tempat di salah satu bangku kosong di kepala meja, menjadi bagian dari wajah-wajah semringah ini.

Reuni Daring Berbuah Rekor MURI

Reuni, Sebisa Mungkin Tatap Muka

 

Di antara mereka ada pengusaha, aktivis partai, ASN, pemilik percetakan, dan dosen yang masih bolak-balik Australia-Indonesia. Menyusul setelah saya, 2 orang lagi dengan profesi dan aktivitas berbeda: aktivis dekranasda dan kepala puskesmas.

“Mari kita mulai rapat!” ucap saya. Seolah pemimpin sidang.

Aih, terlambat mi, sudah selesai rapatnya. Seriusnya tadi pembahasan,” ucap salah satu di antara mereka. Bercanda.

Suasana seperti ini selalu saja saya rindukan. Suasana santai, akrab, tidak memandang pangkat, jabatan, ataupun profesi. Kami dulu sekelas di kelas Fisika 2, SMAN 2 Makassar. Tamat tahun 1992. Tua bangga, ye haha. 😅

Saya senang, teman-teman ini mengapresiasi aktivitas saya sebagai bloger. Saya seorang freelancer, tidak sama dengan sebagian besar dari mereka. Bersyukurnya, aktivitas ngeblog tidak membuat wawasan saya tertinggal dari mereka. Dengan percaya diri, saya bisa mengatakan bahwa saya bisalah mengimbangi pembicaraan yang agak-agak serius. Terlebih sejak kami memiliki akses IndiHome, semakin mudah saya mendapatkan informasi.

Reuni Fisika 2 Smada

“Niar, ada …….… ku butuh publikasi. Kan penelitianku tentang kanker payudara … ,” ibu dosen IT menceritakan tentang penelitiannya yang melibatkan warga Makassar tapi saya tidak mendengarkannya dengan jelas.

Ada satu orang duduk di antara kami sehingga saya kurang jelas mendengar seluruh uraiannya. Sesekali kepalanya menoleh ke arah teman dokter yang duduk di sebelahnya juga. Lalu tiba-tiba saya blank. Lho, dia kan lulusan S3 IT. Kenapa penelitiannya tentang kesehatan?

“Tunggu dulu. Kenapa kanker kayudara?” tanya saya bingung. Dia pun bercerita tentang aplikasi yang tengah dibuatnya. Aplikasi menggunakan machine learning yang mampu menjawab permasalahan dengan spesifik. Saya tidak cerita detail ya, takut salah. Nantilah, kalau jadi diberikan kepada saya dokumennya, saya coba tuliskan.

“Kasih ma’, asalkan dalam Bahasa Indonesia, nah. Jangan dalam Bahasa Inggris. Bahasa Inggrisku sudah payah sekarang, sudah lama tidak dipakai,” ujar saya.

Sebenarnya saya pernah mengerjakan artikel – tepatnya rewrite dari English ke Indonesia tapi itu kan dapat bayaran maka sewaktu dihubungi via email, saya menyanggupinya dan pembayaran dilakukan menggunakan PayPal. Untuk yang ini, bahasa teknologinya tingkat tinggi, butuh diperhalus dulu sama ibu peneliti dengan Bahasa Indonesia supaya nanti saya gampang menuliskannya kembali.

Beginilah kami, anak-anak lulusan SMA tahun 90-an. Tetap masih senang bertatap-muka. Walau bisa bereuni dengan aplikasi Zoom Cloud Meetings, tak pernah terealisasi. Beberapa kali berwacana, tak pernah terlaksana padahal bisa banget kalau mau karena di antara kami ada dosen dan ada orang yang berpengaruh di posisinya sekarang. Bukan hal sulit mendapatkan akses  ke ruang Zoom apalagi sekarang ada yang menawarkan akses Zoom murah yang bisa dipercaya.

Tapi memang sih ya, pertemuan di dunia nyata selalu memberikan sensasi tersendiri, berbeda halnya dengan pertemuan dengan perantaraan aplikasi. Jarang sekali kami bertemu yang mana banyak yang hadir. Jumlah kami ada 30-an dan sebagian sudah di luar Makassar. Kira-kira belasan saja yang masih di Makassar, termasuk saya.

Senangnya, terakhir bertemu di reuni perak SMA 5 tahun lalu teman-teman yang di luar kota, pulau Jawa, bahkan di luar negeri banyak yang datang. Acara menjadi semakin seru karena ada baju seragam segala.

 

Reuni Daring yang Luar Biasa

 

Legal Expo 2021

November tahun lalu saya menyimak banyak event Zoom dalam Legal Expo yang diselenggarakan oleh alumni Fakultas Hukum UI angkatan 1991. Dalam rangkaian 3 dekade pertemanan mereka, sejumlah acara dilakukan.

Puncaknya adalah rangkaian kelas Zoom yang diselenggarakan bekerja sama dengan Irma Devita Learning Center. Selama 3 hari, sebanyak 91 narasumber dari angkatan 1991 FH Universitas Indonesia berbagi pengalaman dan wawasan kepada khalayak secara free melalui Zoom Cloud Meetings. Masih ingat kan bagaimana dahsyatnya hantaman covid pada saat-saat itu. Oleh karena itu penyelenggara mengolah online event sebaik mungkin.

Pada hari pertama, 11 November, saya menyimak sejumlah pembicara, yaitu Dr. Eva Achjani Zulfa, S.H., M.H. – Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI – Dosen Tetap FHUI, Fenny Medika Tohir, S.H, dan Rizal Ariansyah, S.H., M.H. – Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan Umum PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).

Hasil belajar saya hari itu bisa disimak dalam tulisan berjudul Insight Tentang Moral dan Kebermanfaatan dari Legal Expo 2021. Padakedua dan ketiga jauh lebih banyak lagi yang saya simak namun saya hanya sempat membuat satu tulisan lagi Menyelesaikan Kewajiban Orang Tua yang Telah Berpulang. Mudah saja bagi saya mengikuti keseruan 3 hari itu karena adanya jaringan internetnya Indonesia(IndiHome). Maka kemudian wajarlah jika penghargaan Rekor MURI diperoleh Legal Expo 2021, sebagai Pameran Hukum Secara Daring dengan Narasumber Terbanyak dari Satu Almamater.

Pembicara Legal Expo

Manfaat internet
besar sekali ketika budaya reuni tak bisa diselenggarakan secara tatap muka seperti sebelum pandemi. Reuni bahkan menjadi lebih bermanfaat lagi, dengan membagikan berbagai pengetahuan dan informasi berfaedah dan menarik yang bisa menambah insight bagi yang menyimaknya.

IndiHome memadai untuk kebutuhan keluarga Indonesia. Internet dari Telkom Indonesia ini bisa diperoleh sesuai kebutuhan. Ada yang 20 Mbps, 50 Mbps, dan 100 Mbps yang biasanya memadai untuk pemakaian rumahan.

Ingatlah untuk memperhatikan batas pemakaian wajar[1](FUP atau fair usage policy). FUP ini berlaku secara khusus untuk paket reguler, baik itu Single Play (internet), Dual Play (internet dan telepon), maupun Triple Play (internet, telepon, dan TV). Perhatikan pula kebutuhan harian, untuk berapa perangkat terhubung sekaligus.

Jika pengguna baru bisa memilih paket yang diinginkannya maka pengguna lama berpeluang mendapatkan program HSSP[2] (High Speed Same Price) dari internetnya Indonesiaini. HSSP itu begini gambaran: misalnya kalian berlangganan paket Dual Playberkecepatan 20 Mbps, nih. Nah, kalian berpeluang mendapatkan peningkatan bandwidth internet ke 30 Mbps dengan biaya sama seperti tarif 20 Mbps. Bahkan yang berlangganan internet kecepatan 50 Mbps pun dinaikkan ke 100 Mbps, dengan pembayaran tetap 50 Mbps.

Asyik, ya? Daftarnya di mana? Hoho, yang mendapatkannya pastinya yang benar-benar butuh. Pihak IndiHome sendiri yang memeriksa pemakaian bulanan para pelanggannya dan memilih mereka yang beruntung. 😁

HSSP IndiHome

Yang beruntung adalah pelanggan lama yang rata-rata pemakaiannya nyaris mencapai atau bahkan melampaui limit penggunaan di level-nya. Jadi, sebenarnya memang dia bisa “naik kelas” untuk pemakaian bulanan tapi belum berani mengambil langkah untuk upgrade kecepatan.

Sayangnya, belum ada tempat daftarnya tuh sampai saat ini. Sudah saya tanyain sama salah seorang bapak leader IndiHome di kota saya. Kalau pengen dapat, coba diboroskan-boroskan pemakaian internet kalian secara konsisten. Eh, saran apa ini? 😆🏃🏃

By the way, berdasarkan riset yang dibuat oleh berbagai survei eksternal, angka throughput IndiHome mencapai 102%, dan rata-rata latency sebesar 2,0 mili second (ms). Latencyitu maksudnya waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data sampai tujuan, diukur dalam satuan milisecond. Angka latency yang kecil menunjukkan kecepatan semakin baik[3].

 

Manfaat reuni

 

Manfaat bertemu teman lama, termasuk bereuni ternyata signifikan, Kawan. Jornal.Sociolla.Com melansir dari Southern Living, studi yang dilakukan oleh Universitas Oxford. Studi tersebut menyatakan bahwa perempuan yang bertemu dengan temannya, paling tidak 2x sepekan, mengalami peningkatan signifikan pada kondisi kesehatannya. Dr. Robin Dunbar (Profesor Psikologi dari Universitas Oxford)mengungkapkan bahwa baik bagi perempuan maupun lelaki yang memiliki hubungan sosial yang baik akan memberikan dampak signifikan pada kesehatan mental dan fisik[4].

Masih dalam artikel yang sama disebutkan bahwa manfaat bertemu teman lama ini meliputi: sistem imun yang lebih baik sehingga lebih jarang sakit, kemampuan tubuh untuk pulih dari penyakit lebih tinggi, dan memperpanjang umur.

Masuk akal ya karena bercanda dengan teman membuat kita sejenak melepas beban sehingga menimbulkan produksi endorfin, yakni hormon yang membuat perasaan bahagia meningkat. Bertemu tatap muka efeknya dahsyat namun jika situasi dan kondisi tak memungkinkan, tetap pertemuan daring bisa dahsyat efeknya, sebagaimana event Legal Expo yang saya saksikan tahun lalu.

💙💚💛💜💗

Rekaman video penganugerahan rekor MURI (reuni daring berbuah rekor).

Terbayangkan bagaimana kebahagiaan para lulusan FHUI angkatan 1991 ini, mereka sudah berkontribusi banyak pada Indonesia dan masyarakat dengan berbagi ilmu, wawasan, dan inspirasi melalui budaya reuni yang dilakukan daring sebagaimana yang dibanggakan Pak Jaya Suprana dari MURI dalam video yang saya sisipkan di atas.

Saya saja yang menyimak selama 3 hari ikut merasa bahagia padahal hanya berteman dengan Kak Irma Devita – founder Irma Devita Learning Center. Kebahagiaan Kak Irma dan teman-temannya menular kepada saya, cukup berbekal koneksi internetnya Indonesia yang kencang dari sini.

Kalian punya pengalaman serupa? Atau belum dan ingin merasakannya tapi belum punya koneksi dari Telkom Indonesia? Hawa-hawanya covid mulai naik nih, perlu bersiap-siap di rumah saja berbekal internet kencang jika ingin merasakan pengalaman seru.

Makassar, 14 Juli 2022



[1] https://gadgetren.com/2020/12/29/batas-dan-cek-fup-indihome-126780/, diakses 14 Juli, 14: 09 WITA.

[2] https://gadgetren.com/2021/08/20/mengenal-program-hssp-indihome-yang-bisa-bikin-akses-lebih-baik-146133/, diakses 14 Juli, 14:15 WITA.

[3] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220420142028-37-333214/cek-deh-ini-sederet-inovasi-indihome-demi-internet-ngebut, diakses 14 Juli, 14:25 WITA.

[4] https://journal.sociolla.com/lifestyle/bertemu-teman-membuat-umur-lebih-panjang, diakses 14 Juli, 14:40 WITA. 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1568

Trending Articles