Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1568

The Sluggish Journey dan Kisah Pencurian Konten

$
0
0

The Sluggish Journey dan Kisah PencurianKonten– “Masya Allah kerennyaa .. anak Fisika palek, 😃” ujar saya melalui pesan WhatsApp kepada Idaa, pemilik akun Instagram @sluggish_journey saat mewawancarainya tanggal 29 April lalu untuk keperluan membuat tulisan.

Anak perempuanku lagi serius belajar bahasa Inggris, sekarang hampir tiap hari dia nonton film berbahasa Inggris tanpa subtitle lagi. Dia kelas 1 SMA. Saya sudah menyarankan untuk follow akun Ida. Semoga bisa seperti Ida dia nanti,” lanjut saya lagi. Saya mengagumi konten-konten Idaa dan ikut belajar melalui konten-konten video yang dibuatnya di Instagram.

“Iya, nonton film itu bagus banget karena bisa dengar langsung cara ngomongnya secara natural 😊,” ujar Idaa.

Sluggish Journey

Mengamati pronounciation pemilik nama asli Kasmidar ini, jujur saja saya tidak menyangka dia lulusan program studi Fisika di UNM. Saya pikir dia memang anak Sastra Inggris. Rupanya tidak. Kesukaannya akan bahasa Inggris yang membawanya jadi content creator khusus edukasi bahasa Inggris.

Ketika saya memublikasi tulisan berjudul The Sluggish Journey: Proses Kreatif di Balik Ratusan Ribu Follower, follower akun @sluggish_journey pada tanggal 2 Mei, jumlahnya 700.000-an. Saat ini, follower-nya sudah mencapai angka 831.000. Masya Allah, ya.

Saya tergerak menulis tentang Idaa setelah mengamati perkembangan akun Instagramnya. Awalnya saya tidak ngeh kalau tidak diberi tahu oleh Diah Alsa – blogger Kendari. Diah cerita melalui WhatsApp, dia mengikuti akun @sluggish _journey yang konten-kontennya menarik. Saya pun ngeklik link yang diberikan oleh Diah karena penasaran dengan ceritanya.

Setelah sejenak mengamati, saya menyadari bahwa saya dan “The Sluggish Journey” sudah saling follow di Instagram dan bahwa sekian tahun lalu pernah berinteraksi dengan Idaa – sang pemilik akun di grup WA komunitas blogger Anging Mammiri. Waktu itu di grup masih ada aktivitas blog walking dan Idaa merupakan salah satu pesertanya. Saya ingat karena nama blog yang dipergunakannya sama persis dengan nama akun Instagramnya.

Setelah saya konfirmasi, dengan cara bertanya langsung pada Idaa, benar halnya. Dulu Idaa memang sempat ngeblog namun sudah tidak aktif lagi. Idaa beralih menjadi kreator di Instagram, YouTube, dan TikTok setelah sempat menjalani profesi sebagai guru.

Nah, dengan alasan melihat kemampuan ngonten Idaa inilah saya memintanya untuk menjadi narasumber tulisan yang saya ikutkan pada lomba ngonten IndiHome. Saya tuh yakin, kisah Idaa inspiratif dan bisa menjadi motivasi bagi para pembaca blog ini. Alhamdulillah, demikian halnya.

Tulisan telah saya buat dan daftarkan untuuk ikut lomba. Sesekali saya masih melihat-lihat akun Instagram Idaa sembari belajar bahasa Inggris, pelajaran favorit saat bersekolah dulu. Sesekali pula saya mengintip Instagram story akun @sluggish_journey. Betapa kagetnya saya, kemarin membaca story tentang kecurangan yang dilakukan suatu pihak terhadap konten-konten Idaa.

Sebuah page kursus bahasa Inggris menggunakan konten-konten @sluggish_journey tanpa izin. Dipakai untuk kebutuhan bisnis pula. Dengan sengaja, video dipotong untuk menghilangkan water mark yang menggambarkan profil pembuat video. Saya berempati dengan membantu report page tersebut kepada pihak Facebook dan membagikannya sebagai status di beranda Facebook saya.

Tentunya cara seperti ini lazim di dunia content creator. Kami punya hak atas karya kami dan mempertahankannya, di antaranya dengan cara melaporkan pencurian konten kepada pihak yang berwenang. Dalam hal ini karena konten-konten video Idaa diunggah di Facebook maka dilaporkan kepada otoritas Facebook. Selain itu, sudah biasa, kami saling bantu jika ada karya sesama kreator yang dambil orang lain, dengan cara melaporkan pihak yang melakukan kecurangan.

Sejumlah komentar bersimpati bermunculan. Namun demikian tidak semuanya bersimpati, ternyata ada juga yang berkomentar tidak positif, seolah-olah saya sedang mengajak orang memviralkan hoax. Yah, begitulah media sosial, kita tidak bisa berharap semua orang sepemikiran dengan kita.

Kabar baik akhirnya datang dari Idaa kemarin sore. Dia DM akun Instagram resmi pemilik kursus bahasa Inggris dan admin dari akun itu membenarkan bahwa page yang mengambil karya Idaa memang bagian dari kursus itu, admin akun kursus menyebutnya sebagai “freelancer”.

Page Facebook curang itu tak dapat diakses lagi. Admin kursus meminta maaf kepada Idaa dan mengatakan sudah menghapus konten-konten video yang diambil. Semoga saja benar adanya. Jika suatu saat pengelola page mengubah alamatnya, semoga memang sudah tidak ada hasil comot karya orang lain lagi di sana. Semoga pencomot belajar menghargai karya orang lain dan belajar untuk meniru Idaa, dengan cara bekerja keras membuat konten yang menarik.

Makassar, 24 Mei 2023 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1568

Trending Articles