Cara Menggugah Kepedulian Anak Menuju Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular– Dunia saat ini sedang riuh dengan isu “keberlanjutan” yang lazim disebut dengan suistanabilitydalam bahasa Inggris dan isu ekonomi sirkular. Terkait hal-hal urgent dalam kehidupan manusia, sudah mulai dipikirkan bagaimana kerbelanjutannya kelak, bukan sekadar “berakhir” pada kita, saat kita mati tetapi bagaimana anak-cucu kita bisa hidup dengan layak atau bahkan lebih baik. Bukankah keinginan semua orang adalah agar anaknya berkehidupan lebih baik daripada dirinya?
Apa Itu
Berkelanjutan?
Menurut Konferensi PBB
tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) tahun 1992[1],
definisi keberlanjutan adalah “pengembangan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri, dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial secara seimbang“.
Bisa dilihat ya, definisinya
menegaskan betapa pentingnya mencapai keseimbangan antara 3 aspek utama, yaitu lingkungan,
ekonomi, dan sosial, dalam upaya mencapai keberlanjutan global. Lalu, apakah kita
memikirkan 3 aspek dan keberlanjutan dalam mengupayakan anak kita lebih baik
daripada kita?
Apa Itu
Ekonomi Sirkular?
Masih nyambung dengan
isu sustainability, ada pula isu ekonomi sirkular (circular economy).
Ekonomi
sirkular adalah konsep memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk dan
komponennya secara berulang, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang (resource
efficiency)[2].
Dalam salah satu artikel
di website bi.go.id[3]
disebutkan bahwa suatu produk dapat dengan mudah diubah menjadi produk berbeda
dengan manfaat berbeda, disesuaikan dengan keinginan konsumen. Pembeda antara
konsep ekonomi konvensional atau linear dan ekonomi sirkular adalah
bahwa ekonomi sirkular menargetkan hubungan yang seimbang antara pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas (termasuk well-being) dan batas toleransi regenerasi alamalias ramah lingkungan.
Sampai di sini, terlihat benang merahnya pada aspek
lingkungan,
kan?
Hal-hal ini membuat saya
berpikir, seharusnya menjadi tantangan bersama bagi kita semua untuk mempersiapkan
buah hati dalam mencintai lingkungan dan mampu menjadi orang yang bermanfaat
bagi lingkungan, minimal untuk dirinya sendiri. Sesederhana membuang sampah
pada tempatnya, mengupayakan semaksimal mungkin untuk meminimalkan penggunaan
plastik atau menggunakan jasa bank sampah dalam “menyalurkan” sampahnya.
Mengajarkan
Anak Peduli Lingkungan
Fimela.com pernah
menayangkan artikel berjudul 8 Cara Mengajarkan Anak Peduli Lingkungan Hidup
untuk Masa Depan yang Lebih Baik[4].
Ke-8 cara yang dimaksud adalah:
- Memberi contoh, misalnya buang sampah pada tempatnya, memilah sampah, atau bercocok tanam.
- Ajak jalan-jalan untuk mengenal alam lebih dekat sembari memberi pemahaman mengenai dampak buruk sampah yang dibuang sembarangan.
- Ajarkan melakukan reduce, reuse and recycle. Contohnya menggunakan wadah yang bisa didaur ulang dan menggunakan barang-barang yang bisa digunakan kembali.
- Beri tugas harian, semisal dengan mengklasifikasikan barang-barang daur ulang.
- Ajak bekerja sama dalam sebuah proyek, contohnya membuat kompos atau taman.
- Ajar memanfaatkan air sebaik-baiknya, misalnya menutup keran air segera setelah menyikat gigi.
- Ajarkan hemat listrik. Contohnya dengan mematikan lampu ketika berada di luar rumah.
- Menyumbangkan barang layak pakai yang sudah tidak terpakai. Ajak pula anak melakukannya sehingga menyadari pentingnya berbagi kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Nah, kedelapan hal ini jika
dilakukan secara rutin akan membentuk kebiasaan baik anak terhadap lingkungan.
Di samping itu, masih ada satu cara lagi yang bisa digunakan untuk mengenalkan
anak pada lingkungan, yaitu bermain game.
Permainan
Lingkungan (Enviromental Games) di MortgageCalculator.org
Akan sangat mudah bagi
setiap orang untuk memahami pengetahuan baru jika cara atau metodenya
menyenangkan. Bagi anak-anak, mereka sesungguhnya belajar dengan cara bermain,
termasuk game elektronik atau video game.
Mortgage Calculator menyediakan banyak onlinevideogame wirausaha, bisnis, dan manajemen uang gratis untuk
anak-anak, lho. Enviromental game yang bisa mengajarkan anak
untuk menjaga lingkungan menjadi salah satu concern-nya juga. Alasannya
adalah bahwa lingkungan kerja adalah bagian dari lingkungan alam. Sebagian
besar bisnis bergantung pada sumber daya alam untuk sebagian rantai pasokan
atau distribusi mereka.
Contoh Enviromental
Game di Website Mortgage Calculator
Ada 5 game online lingkungan yang disediakan Mortgage Calculator saat ini, yaitu: Wind
and Solar, Lumberjack Master, Idle Forest, Sort The Trash, dan Twin The Bin.
Mari kita lihat 3 di antaranya:
1. Wind and Solar
Dalam permainan Wind and Solar, user memainkan bilah kincir dan panel surya (solar panel) dengan tujuan memaksimalkan tangkapan sinar matahari di panel surya dan meminimalkan keberadaan panel surya di bawah awan. Hasil akhirnya menunjukkan berapa besar energi listrik yang dihasilkan. Melalui permainan ini anak dapat belajar mengenai pembangkit listrik tenaga surya.
2. Sort The Trash
Cara bermain Sort The Trash adalah dengan menggerakkan tempat sampah dari satu sisi ke sisi lain untuk mengumpulkan barang daur ulang seperti botol, karton, dan kaleng. Gerakkan pula untuk menghindari masuknya baterai, sedotan, kantong plastik, dan barang kompos seperti apel, telur, pisang, atau cangkir kopi dari kertas bekas ke dalam tempat sampah. Jangan sampai luput dalam memasukkan barang daur ulang ke dalam tempat sampah. Jangan pula mengumpulkan barang yang tidak dapat didaur ulang. Melalui permainan ini anak bisa mempelajari jenis-jenis sampah non organik yang bisa didaur ulang dan jenis sampah organik.
3. Twin The Bin
Twin The Bin mengajak pemainnya untuk memindahkan tempat sampah daur ulang melintasi layar untuk mengumpulkan jenis sampah tertentu yang dapat didaur ulang. Di awal setiap putaran, ada petunjuk tentang jenis sampah apa yang harus dikumpulkan. Dalam setiap putaran gamer diperintahkan untuk mengumpulkan barang-barang plastik, kaca, kertas, atau organik. Sampah bergerak melintasi bagian atas layar pada sabuk konveyor, di mana 4 perosotan secara berkala mendorong sampah jatuh ke bawah. Pindahkan tempat sampah dari satu sisi ke sisi lain sembari mengumpulkan jenis khusus yang disebutkan pada awal putaran permainan. Hindari memasukkan benda yang tidak disebutkan ke tempat sampah karena akan menyebabkan pengurangan poin. Game ini mengajarkan anak untuk mengenali dan memilah-milah jenis-jenis sampah daur ulang dan mengasah kejelian.
Saat ini isu lingkungan
memang sudah menjadi bagian dari topik pendidikan di jenjang sekolah dasar
namun tak ada salahnya memperkenalkan anak mengenai isu lingkungan ini melalui
permainan. Anak-anak yang sudah memahami mengenai pentingnya menjaga lingkungan
dan segala aspek terkait lingkungan akan tumbuh menjadi orang dewasa yang
peduli terhadap lingkungan.
Tentunya besar peran orang
tua dan guru dalam mendukung mereka untuk menjadi orang-orang yang aware dan
care terhadap lingkungan. Harapannya, jika sudah menjadi karakter,
anak-anak kita akan meneruskan isu keberlanjutan dan ekonomi sirkular yang
digaungkan saat ini dan menjadi penjaga bumi dari bencana yang lebih besar.
Setuju?
Makassar,
2 Juli 2023
[1] https://palmoilina.asia/sawit-hub/konsep-dan-definisi-sustainable/,
diakses 1 Juli, pukul 19:55 WITA.
[2] https://www.bi.go.id/id/bi-institute/BI-Epsilon/Pages/Ekonomi-Sirkular-dan-Anti-Hedonism-Tak-Sekadar-Mimpi.aspx,
diakses 1 Juli, pukul 20:00 WITA.
[3] Idem.
[4] https://www.fimela.com/parenting/read/4857313/8-cara-mengajarkan-anak-peduli-lingkungan-hidup-untuk-masa-depan-yang-lebih-baik,
diakses 1 Juli, pukul 23:00 WITA.