Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1574

Akhirnya Bayi Oranye Itu Lahir

$
0
0

Akhirnya Bayi Oranye Itu Lahir– Kenyataan bahwa kucing oranye itu memilih melahirkan dekat kami membuat saya terharu. Begitu percayanya dia pada kami sehingga merasa aman berada di dekat kami. Unying tak canggung melahirkan di depan mata kami padahal setahu saya pada umumnya kucing melahirkan di tempat tersembunyi.

Bayi Kucing Oranye

Melihat si Unying hamil saya merasa iba karena usianya belum setahun saat dihamili oleh induk jantan yang terduga ayah kandung si Unying. Kucing oranye jantan ini memang pejantan penebar pesona di sekitar rumah. Dia kerap berpatroli berkeliling dari rumah ke rumah dan menggoda kucing-kucing betina. Kalau diibaratkan manusia, Unying itu masih remaja. Kasihan, kan.


Antar Waktu Persalinan yang Menegangkan


Hari Jumat tanggal 18 Oktober itu, sejak melahirkan janin yang sudah jadi jasad menjelang jam 12 siang hingga sore hari Unying tak kunjung melahirkan lagi. Dalam perjalanan pulang dari sekolah Afyad saya menanyakannya kepada Athifah yang menemani Unying. Athifah terus berupaya memberikan Unying makan dan minum, sampai memasukkan air minum melalui pipet karena nafsu makan dan minum si Unying sudah sangat minim.

Kalau dicari di mesin pencari Google tentang masa persalinan antar-bayi kucing, jarak waktunya biasanya 2-5 jam. Salah satu artikel yang saya baca membuat saya merasa ngeri karena disebutkan bahwa jika lebih dari itu, segeralah ke dokter hewan karena kemungkinan ada infeksi atau hal lain. Untuk itu dibutuhkan tindakan medis, bisa jadi berupa operasi.

Bisa jadi pula, butuh operasi caesar untuk mengeluarkan janin kucing yang tertinggal dan tindakan ini memakan biaya hingga 2 jutaan rupiah. Ya Allah, ternyata bisa sampai seserius itu. Si sulung Affiq ke pet shop untuk membeli makanan kucing sekaligus bertanya pada pegawai pet shop tentang pengalamannya dengan kucing melahirkan di rumah.

Kata seorang pegawai Green Petshop, jarak kelahiran antar-bayi kucing bisa makan waktu hingga satu hari. Mendapatkan informasi ini, bukannya senang, saya malah ragu-ragu sendiri – ah masa sih, kata Google disuruh ke dokter hewan kalau sudah selama ini.

Saat tiba di rumah pukul setengah lima sore, Unying belum juga melahirkan. Dua anak terbesarku menjaga Unying. Masya Allah, saya jadi tahu begitu pedulinya mereka pada kucing orens kampungini. Kalau saya sendirian, mungkin kepedulian saya tidak sebesar mereka. Sesekali saya mendekati dan membelai kepala kucing orens itu.


Kucing Melahirkan di Rumah

Al-Fatihah dan Bayi Kucing Oranye


Waktu kian merangkak. Unying terlihat gelisah tetapi tidak segelisah pagi hari. “Mama, Unying menangis!” seru Athifah kala magrib menjelang. Saya memandangi wajah Unying. Benar, kedua bola matanya berkaca-kaca hingga menitikkan air mata! Aih, saya bisa membayangkan apa yang dia rasakan. Rasanya terenyuh melihat Unying menangis menahan sakit.

“Athifah ber-wudhu. Habis itu ambil air, bacakan Al-Fatihah sebanyak tujuh kali. Sebelum dibacakan, niatkan dan berdoa sama Allah supaya persalinan Unying dimudahkan. Setiap selesai membaca Al-Fatihah satu kali, tiup airnya!” saya memberikan instruksi pada gadis kelas 12-ku. Dia yang paling dekat dengan Unying, in syaa Allah doanya bisa menjadi perantara bagi persalinan Unying.

Athifah melakukan apa yang saya instruksikan usai maghrib. Athifah paling tahu cara memaksa Unying minum. Usai me-ruqyahair dengan Al-Fatihah selama tujuh kali, dia meminumkan Unying air tersebut menggunakan pipet.

Sekira lima menit, Unying kembali berbaring menyamping dan mengejan. Secara perlahan namun pasti, usahanya mengeluarkan jabang bayinya membuahkan hasil. Terlihat kepala bayi kucing berwarna oranye dari arah “pintu kelahiran” milik Unying. Alhamdulillah legaaaaa.

Saat tulisan ini saya buat, bayi Unying sudah berusia 4 pekan. Badannya gembrot. Bayi kucing ini berwarna orens tulen dan berjenis kelamin betina, mirip sekali si Unying. Saya menamainya NGENG, terinspirasi dari bunyi Unying mengeong: “NGENG”. Saat mencari anaknya yang hilang dari pandangan matanya, berkali-kali dia menyuarakan “NGENG” sembari matanya tajam mengawasi sekeliling.

Suatu waktu, Unying mencari udara segar di pekarangan samping. Sewaktu dia kembali ke dalam rumah, bayinya yang sudah bisa berjalan tak ada di tempatnya. Ngeng sedang menjelajah.

Saya menoleh pada Unying sambil bersuara agak keras dan berlagak sedang mencari sesuatu, “Ngeng … mana Ngeng? Ngeng …. Ngeng …” Unying terlihat panik, bola matanya begerak ke kiri dan ke kanan, lalu tubuhnya bergerak menunjukkan gelagat mencari bayinya. Unying berseru: “NGENG … NGENG … NGENG!”

Makassar, 8 November 2024

Tulisan ini lanjutan dari tulisan berjudul Kucing Itu Memilih Melahirkan Dekat Kami


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1574

Trending Articles