Trip to Galesong ini bukan trip biasa. Bukan tentang perjalanan yang memuaskan naluri traveling semata. Melainkan tentang perjalanan menjaga keberlanjutan makna sebuah komunitas yang terbentuk karena satu kesamaan: sama-sama alumni SMAN 2 Makassar angkatan 92 (lulus tahun 1992 atau pernah bersekolah di SMAN 2 sekelas dengan yang masa sekolahnya dalam kurun waktu 1989 – 1992).
Ini bukan cerita tentang indahnya pemandangan di Galesong melainkan tentang bagaimana serombongan mamak-mamak dan bapak-bapak melakukan brain storming terkait rencana kerja yang akan dilakukan selama setahun ini agar bersesuaian dengan slogannya: We Are Here to Inspire.
Kami berangkat dari titik kumpul – sebuah resto ayam goreng cepat saji di bilangan Sultan Alauddin. Aneka makanan dan minuman menyertai perjalanan yang lamanya berkisar satu jaman. Saya duduk di sebelah Leli, pada bangku kedua dari belakang. Walau rasanya bagai naik kuda karena goncangan bus yang terasa sekali di tempat saya duduk dan udara terasa begitu hangat karena AC di atas kami lupa dinyalakan, perjalanan ini tetap asyik karena kami tak kehabisan bahan pembicaraan. Saya dan Leli dulu menghuni kelas yang berbeda namun kami cukup akrab karena sama-sama berasal dari fakultas dan kampus yang sama saat kuliah, makanya ada saja bahan pembicaraan yang bisa dieksplorasi.
![]() |
Di dalam bus |
![]() |
Membaca konsep yang disusun Ayat |
Tiba di lokasi, saya kaget melihat sambutan tuan rumah – kawan kami, Syamsari Kitta, ketua umum IKA SMADA Makassar Angkatan 92 yang juga bupati terpilih Takalar ini. Sambutannya luar biasa. Ada hamparan tenda yang di bawahnya memuat sejumlah (sekira 30) kursi. Sedangkan kami yang datang hanya 19 orang. Beberapa kawan yang menyusul – langsung ke lokasi, menggenapkan jumlah kami hingga menjadi hampir 25 orang. Tadinya yang mengisi namanya di list sebagai peserta Raker ada 30 orang. Rupanya pas pada hari H, beberapa orang terpaksa batal ikut karena alasan urgent.
Setelah cukup beramah-tamah, kursi-kursi diformasikan melingkar agar mudah interaksinya. Untungnya Ayatullah sudah menyusun draft konsep Raker jadi lebih mudah membicarakan rencana kegiatan. Raker menjadi lebih bertujuan. Kami membicarakan rencana program kerja divisi-divisi dalam bahasa umum. Teknis pelaksanaan kelak bisa menyesuaikan. Sembari ngobrol, aneka makanan “kecil” seperti ubi goreng plus sambalnya, kue-kue tradisional, dan kelapa muda menjadi teman ngobrol yang hangat nan menyenangkan.
![]() |
Sadar kameraaa 😀 |
![]() |
Serius tapi santai |
Beberapa pembahasan dibicarakan, baik pada kelompok besar maupun pada kelompok-kelompok kecil. Ide untuk Baksos (bakti sosial) ke sebuah sekolah dasar yang sudah menjalankan program inklusi sejak tahun 2003 di kawasan kecamatan Tamalate juga dibicarakan. Kebetulan sekali, salah seorang kawan kami – Hasan Sulaiman menjabat sebagai camat Tamalate saat ini.
Rapat belum benar-benar selesai ketika tuan rumah mengajak makan siang. Sebelumnya, hilir mudik sejumlah warga Galesong mempersiapkan meja panjang ala prasmanan di dekat kami. Aneka makanan ada di sana. Mulai dari ikan bakar, perkedel jagung, sambal, dan lain-lain.
![]() |
Serius |
![]() |
"Makanannya enaak!" |
Kemungkinan lain yang membuat teman-teman kurang berfoto-foto sendiri hari itu alasannya adalah karena kawan kami – Kole yang hobi fotografi, membawa kameranya. Barangkali saja para kawan ini sama kayak saya, mengandalkan foto dari Kole. Eh atau jangan-jangan saya saja, ya yang berpikir demikian haha. Thank to Kole yang foto-fotonya selalu keren.
![]() |
Kelompok-kelompok kecil yang serius |
![]() |
Foto bareng |
Makassar, 5 September 2017
Foto-foto semua dari Kole (Achmad Yasir Baeda)
Baca juga cerita-cerita reuni SMA ini:
- Ngobrol Seru di Car Free Day Sudirman
- Bincang Serius Santai di Reunian SMA
- Cerita ABG Masa Lalu: Reuni
- Menuju Reuni Perak SMAku
- Toilet untuk SMADA
- SMADA 92 Berbagi: Episode Bus Mamminasata
- Silver Reunion SMADA 92: Anjangsana Nostalgia
- Meriahnya Acara Puncak Silver Reunion SMADA 92
- Silver Reunion: Spesial Kelas Fisika 2