Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Main Wayang, Kegiatan Anak Jaman Now & Old

$
0
0
Bermain itu dunia anak-anak. Sering kali menjadi sebuah dilema bagi saya jika harus mengajarkan bahan pelajaran sekolahnya dengan cara mendikte atau menghafal karena saya tahu, lebih sulit bagi anak-anak menyerap pelajaran dengan cara seperti itu. Kalau di luar sekolah, pikiran mereka memang dipenuhi aneka hal yang menyenangkan yang bisa dilakukan. Putri mungil saya ketika bosan berada di rumah, sering bete sembari mengatakan “bosan” supaya saya membolehkannya ke luar rumah untuk bermain bersama kawan-kawannya atau mengajaknya bepergian.



Mengalami kebosanan di luar jam sekolah adalah hal yang biasa di masa kanak-kanak saya dulu. Di masa itu, channel televisi yang ada cuma satu: hanya TVRI. Hiburan lainnya adalah dengar radio. Waktu itu, belum ada radio yang bersiaran di gelombang FM. Yang ada, gelombang MW (AM) dan SW yang mudah sekali noisy.

Ada, sih sesekali saya ke kampung bapak saya di Kabupaten Soppeng. Tapi ya itu, sesekali saja. Jauh lebih banyak liburan yang saya lalui di rumah saja. Bagaimana dengan bermain dengan tetangga? Wih, ibu saya tidak begitu suka saya bermain dengan anak-anak sekitar rumah karena banyak di antara mereka yang suka bicara kotor dan kasar saat berinteraksi.

Suatu kali, saya pernah mencoba kreatif. Saya mengambil buku dan pulpen lalu duduk di teras. Saya mencatat hitungan dalam bentuk turus[1], berapa jumlah kendaraan yang lewat di depan rumah dengan memisahkannya atas kendaraan bermotor roda dua dan kendaraan bermotor roda empat. Ish, kegiatan kreatif macam apa, itu, yak hahaha. Kalau mengingatnya sekarang, saya merasa konyol. Untuk apa, coba saya melakukannya, selama beberapa hari pula! 😜

Mulai dari wayang orang dewasa hingga arloji 😅
Tapi jangan ketawa keras, lho, ya. Jaman now, ada, lho aplikasi penghitung kendaraan. Contonya: Vehicle Traffic Counter, Smart Traffic Analyzer, dan Vehicle Counter. Guna aplikasi-aplikasi seperti ini adalah untuk kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan lalu-lintas. Ini sekadar pembelaan diri saja, bahwa meskipun pernah melakukan hal konyol, yang saya lakukan itu ternyata memang ada orang-orang yang melakukannya untuk tujuan tertentu 👸. Saya saja yang melakukannya tanpa tujuan 😆.

Selain nonton televisi, dengar radio, dan kegiatan antimainstream dengan membuat turus itu, saya pernah membuat wayang dari majalah bekas. Saya menggunakan gambar-gambar di majalah seperti wayang, dengan menempelkan lidi di bagian belakangnya. Main wayang ini masih saya ingat sehingga banyaknya katalog Sophie yang numpuk di rumah saya jadikan sebagai bahan membuat wayang untuk anak-anak saya. Sebagai tongkat penyangganya, saya menggunakan stick bekas jajanan bakso atau cireng. Stick tersebut dilem menggunakan lem Fox kalengan agar dapat menempel kuat dengan bahan kertas dari katalog. Soalnya kertasnya yang licin-licin gitu, kalau pakai lem kertas biasa, ndak bisa lengket.


Selama berhari-hari saya dan anak-anak mengerjakan wayang-wayangan ini. Saya sudah ingin berhenti saat melihat hasil kerja saya sudah banyak tetapi mereka masih saja senang menggunting dan menggunting. Orang-orangnya ditambah terus. Barang-barangnya mereka tambah terus juga. “Parfumnya, Ma!” Athifah menyodorkan gambar parfum. “Ah, ada tiga parfum di sini. Dua saja, nah. Satu buat Athifah – yang parfum untuk perempuan, buat Afyad – satu parfum untuk laki-laki,” ucap saya.

Yang ganteng-ganteng ini kini jadi wayang-wayangan 😜
Masih ditambah dengan, “Kacamatanya, Ma!”, “Lipstiknya!”, “Jam tangannya,” dan seterusnya. Soalnya, kan aneka barang ada di Sophie. Produk make up-nya saja ada 5 brand:Muslimah, Magic Pink, Kluge, danIndefiniplus aneka produk perawatan seperti produk-produk untuk kolagen “Skin Radiant”, Manicure Set, aneka produk perawatan kaki, dan sebagainya.


Ditambah pula aneka peralatan rumah tangga dengan brand Sunday seperti aneka alat masak, seperti round grill, aneka panci, penggorengan, chafing dish, rak piring, kontainer, rak sepatu, seprei, hingga lampu dinding dan mainan anak-anak. Bagi kedua anak saya, menggunting-gunting katalog lama Sophie sama mengasyikkannya dengan melihat-lihat dan memilih-milih barang yang mereka incar di katalog baru. Setiap bulannya, kan Sophie Parismengeluarkan katalog baru dengan aneka barang baru yang “menyegarkan mata” 😅 Saking menariknya aneka produk Sophie Paris di penglihatan, baru mengoleksi gambarnya dari katalog-katalog lama saja sudah bikin anak-anak ini kalap hahaha.

Ada mobil-mobilannya, berjalan di atas petak bidang styrofoam.
Harapan saya, wayang dari katalog Sophieitu bisa memperlancar Athifah dalam bercerita dan melatih kecakapannya dalam berintonasi, termasuk dalam mengingat alur cerita. Supaya bisa jadi cara buat dia terus berlatih, mana tahu ada lomba dongeng yang bisa diikutinya lagi. Macam dalang kekinian, gitu lho. Sementara buat si bungsu yang speech delay, saya berhara mainan wayang membuatnya semakin mahir melatih pronounciation-nya dan dari permainan itu banya perbendaharaan kata baru yang dia peroleh.

Saya menyarankan Athifah berkhayal, ada rumah-rumah kecil, sekolah, dan kantor misalnya yang dihuni wayang-wayangnya. Buat rutinitas dan interaksi di antara mereka. Saya memberikan sepetak bidang tiga dimensi berbahan styrofoam untuk dijadikan wadah tancap wayang-wayangan kertas mereka. Lumayan asyik juga kedua anak ini bermain. Namun pada permainan berikut-berikutnya, para wayang tidak difungsikan sebagaimana yang saya harapkan. Selanjutnya, mereka bermain dengan banyak peralatan di mana satu sama lain saling jual-beli. Dan si wayang menjadi komoditas jual-beli. Kreatif, sih – walau tidak sesuai harapan saya pada mulanya. Dan Mamak pun tepuk jidat. 😵

Makassar, 20 November 2017
Baca juga yang ini yaa:





[1] Turus (KBBI): tiang atau tonggak (dari kayu dan sebagainya) untuk mengukuhkan pagar.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Trending Articles