Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Walk the Talk, Lebih dari Sekadar Praktik Public Speaking

$
0
0
Walk the Talk, Lebih dari Sekadar Praktik Public Speaking Sebagai orang yang acapkali merasa tak nyaman berbicara di depan banyak orang, saya antusias kalau ada kesempatan belajar public speaking dari yang jauh lebih berpengalaman daripada saya. Makanya ketika tim pelaksana Gapura Digital & Womenwill menyelenggarakan mini training untuk para fasilitator Gapura Digital dan Womenwill, saya ikut serta.


Mbak Novita Sutopo – master trainer Gapura Digital dan Womenwill yang membawakan materi mengatakan bahwa public speaking itu luas sekali. Bukan berarti dirinya yang lama sekali menjadi penyiar radio, bisa mengandalkan semua pengalaman tersebut.

Materi berjudul Walk the Talk yang dibawakannya pada tanggal 24 Agustus lalu mengajak untuk menjadi pribadi yang jujur terlebih dulu – sampai selamanya, tentu. Kami diajak untuk belajar mendengarkan orang lain – deep listening.

Kemudian kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Dari setiap kelompok ditunjuk satu orang berbicara “kasus” tertentu dan yang lainnya diminta untuk mendengarkan. Para anggota berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.


Di dalam ruang meeting di Confie ini, tiap orang bereaksi dengan respon emosinya sendiri. Kebanyakan sih mirip responnya namun cara menuliskan istilahnya berbeda-beda. Ada yang menyebutkan napasnya “natural”, ada yang “berhenti”, ada yang bernapas cepat, berdebar-debar, dan ada yang biasa saja.

Bagian ini menunjukkan apa yang dikatakan Mbak Novi sebagai “the words are not the event or the item they represent.” Kata-kata bukan peristiwa atau hal yang direpresentasikannya. Kalau boleh saya sok tahumenyimpulkan, simulasi ini menunjukkan bahwa siapapun punya potensi “memengaruhi” orang lain melalui penyampaiannya.

Konteks yang diceritakan oleh masing-masing nara sumber dengan jujurdan body language-nya sendiri lebih dari sekadar kata-kata yang diucapkannya. Hal itu ditangkap oleh sebagian besar peserta, ditunjukkan dengan respon emosi yang dirasakan oleh mereka (jantung berdebar-debar dan sebagainya itu).


Melalui kejujurannya, orang yang berbicara mendapatkan kredibilitas dan kepercayaan. Tentunya berbekal rasa percaya diri dan menghindari shame (rasa malu) dan fear (rasa takut) yang merusak. Jangan sampai terlalu sibuk dengan penampilan – memikirkan seperti apa orang menilai kita ketika tampil.

Seperti apa itu? Misalnya nih, terlalu sibuk memikirkan, apakah kostum yang dikenakan sudah terlihat menarik atau memikirkan penilaian buruk seperti apa yang ada di benak orang-orang yang menyaksikan padahal sesungguhnya semuanya oke-oke saja.

Kata Brene Brown – peneliti kualitatif USA, setiap manusia itu ada dalam kondisi rapuh. Kerapuhan ini menimbulkan rasa malu dan rasa takut pada diri setiap orang. Tidak selayaknya memelihara rasa malu dan takut berlebihan sehingga menghambat kita menyampaikan pesan kepada orang lain.


Lalu jika merasa tidak nyaman atau merasa takut, bagaimana? “Say yes, terima rasa takut atau ketidaknyamanan itu maka akan terasa lebih plong,” ujar Mbak Novita Sutopo – founder Growing Project yang bergerak dalam bidang pengembangan diri ini.

Kali ini, angle belajar public speakingadalah dari sisi “mata hati”. Mbak Novita mengajak kami mengasah diri dalam “human to human connection”. Perempuan yang juga seorang entrepreneur sekaligus dosen Ilmu Komunikasi dan Manajemen dan praktisi PR Marcom ini memberikan saya insight baru tentang public speaking.

Selain itu, kami diajak membuat audience persona peserta Kelas Gapura Digital dan Womenwill dan menetapkan goals tertinggi sebagai fasilitator Gapura Digital dan Womenwill. Mendengarkan audience persona dari masing-masing kelompok, kami jadi bisa melihat cara menjangkau berbagai jenis audiens dan menetapkan hasil yang hendak dicapai.


Sedangkan menetapkan goals tertinggi atau termulia akan membantu para fasilitator Gapura Digital dan Womenwill “mampu bekerja dengan hati”. Ah, saya setuju. Pada sebuah bidang yang berhubungan langsung dengan manusia memang sebaiknya menggunakan hati, betul?

Makassar, 7 September 2019

Baca juga:



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Trending Articles