Tulisan ini merupakan tulisan kedua, catatan saya saat mengikuti talkshow bertajuk Ekosistem Berkelanjutan untuk Pertanian Indonesia yang berlangsung di Pisa Café pada hari Rabu tanggal 26 Septemberkemarin. Kalau di tulisan pertama kita sudah berkenalan lebih dekat dengan Panenmart melalui Yafshil Adipura(salah seorang founder Panenmart) maka di tulisan ini, saya ajak Anda untuk berkenalan lebih akrab dengan CROWDE (dibaca: KRAUDI) melalui Afifah Urfani(CMO CROWDE) yang khusus datang ke Makassar.
Seperti kebanyakan orang, Afifa mengaku senang ke Makassar. Salah satu alasannya adalah karena kulinernya yang lezat yang seolah-olah “memanggil-manggil” bahkan sejak turun dari pesawat. Keinginannya untuk membuat dunia “a better place”membuatnya merasa butuh memeluk nilai berkelanjutan (sustainable) dan inklusif. Apa itu? Ekonomi!
Fakta dan Permasalahan Pertanian Indonesia
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat – sekarang 262 juta penduduk, kita kehilangan 5 juta petani. Sebagai negara agraris, petani kita sebanyak 15% dari keseluruhan masyarakat Indonesia. Pertanian adalah industri nomor dua terbesar penopang ekonomi Indonesia setelah minyak dan gas bumi. Tetapi sayangnya, para petani kita justru hidupnya di bawah garis kemiskinan– menurut World Economic Forum, pendapatannya di bawah 1,25 dollar (sekira Rp. 18.000) per hari per orang.
![]() |
Afifa dan Acil |
Merupakan fakta unik bahwa 41% dari populasi masyarakat Indonesia tergantung pada industri pertanian yang hidup untuk dan dari industri ini. Ini bisa berati petani, pedagang atau distributor, dan kita yang mengonsumsi hasil-hasil pertanian itu.
Fakta lain yang diceritakan Afifa adalah bahwa
regenerasi petani kita stuck sejak 10 tahun lalu.
Sekira 60,8% dari jumlah petani kita sekarang
berusia 45 tahun ke atas. Terpikirkah
25 tahun ke depan siapa yang akan bertani?
Karena bahkan anak-anak petani diarahkan supaya
tidak menjadi petani supaya hidupnya lebih sejahtera.
Apa yang salah? Ekosistemnya!
Masalah lainnya adalah alih lahanjaman now lebih banyak untuk jadi perumahan bukannya menjadi lahan pertanian. Permasalahan berikutnya adalah para petani susah sekali mendapatkan modal dan menjadi mangsa para lintah darat. Seperti juga yang dikatakan Acil (bisa dibaca mengenai tengkulak yang diceritakan nara sumber lainnya di tulisan berjudul Mewujudkan Kesejahteraan Petani Bersama CROWDE dan Panenmart) betapa harga hasil pertanian berfluktuatif tergantung permainan para tengkulak.
Mengenal CROWDE Lebih Dekat
CROWDE berusaha mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Pada awal berdirinya pada tahun 2015, baru 2 petani di Mega Mendung Jawa Barat yang percaya untuk dimodali oleh CROWDE dengan 9 investor.
Dalam dua tahun, jumlah petani yang loyal pada CROWDE
berkembang menjadi 30 orang dan 7987 investor.
CROWDE juga mendapat undangan dan bantuan dari Big Circle,
juga diliput Kick Andy, dan banyak media.
Rp.13,8 miliar berhasil disalurkan CROWDE
kepada para petani pada tahun 2017 itu.
Di tahun 2018 ini – by this day, CROWDE sudah merangkul 10.000 petani dan 23.000 investor. Harapannya hingga akhir tahun ini 5.000 investor lagi bergabung dengan CROWDE. “Saat ini kita sedang menuju penyaluran dana 70 miliar rupiah sampai Desember 2018,” tutur Afifa.
“Sebenarnya ini untuk apa, sih? Mimpi kita adalah pada tahun 2045, di saat populasi kita at least lebih banyak 5 x lipat daripada sekarang, CROWDE bisa membantu menjad produsen bahan makanan utama di Indonesia dengan ekosistem yang berkelanjutan,” Afifa menjelaskan salah satu mimpi CROWDE.
Lantas dari tahun 2018 ke tahun 2045, apa yang akan dilakukan CROWDE? Nah, pada tahun 2019 akan dirangkul 30.000 orang dalam gerakan BANTU PETANI. Ketiga puluh ribu orang ini hanya langkah awal. Ada bahasan yang lebih luas dalam dunia global, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang diluncurkan oleh PBB.
Berkaitan dengan tujuan (goal nomor 8), CROWDE berharap pada tahun 2030 semua orang punya equal pay(gaji atau pemasukan yang setara) pada pekerjaan yang nilainya setara. Tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih buruk. “Petani nggak lebih baik dari jadi dokter. Begitu pula sebaliknya,” pungkas Afifa.
Kisah Seru CROWDE dengan Petani
Petani miskin bukan karena malas. Miskin dan malas tidaklah berkorelasi. Para petani adalah korban dari institusi finansial yang tidak memberi kesempatan luas kepada mereka dalam mengakses pinjaman.
Selain memberikan modal, CROWDE juga membantu para petani membentuk paguyuban dalam rangka mengedukasi mereka. Salah satu contoh yang disebut Afifa adalah yang didirikan di Pangalengan Jawa Barat, atas inisiatif Pak Ibed– petani yang berhasil raup hasil panen sebesar 400 juta rupiah.
Pak Ibed ini pada awal 2018 mengumpulkan 25 orang petani untuk diedukasi perihal pengetahuan dasar pertanian, cara menanam, hama dan penyakit tanaman, hingga membuat anggaran biaya. Ternyata banyak petani yang tidak tahu. Mereka langsung saja bertani tanpa tahu hal-hal mendasar seperti tingkat keasaman tanah, apa yang bagus ditanam pada musim-musim tertentu.
Yang banyak terjadi, mereka mencontek apa yang sudah berhasil dilakukan oleh petani lain. Selama 3 bulan CROWDE mengedukasi mereka, alhasil pada pertengahan tahun 2018 para petani Pangalengan ini panen cabe. CROWDE membantu petani untuk memasok stok cabe keriting di Lotte Mart untuk demand sejawa barat.
Ada cerita seru mengenai Pak Wahyudin yang tinggal di sebuah bukit di Garut, Jawa Barat. Bapak ini membeli lahan kosong di seberang bukit tempat tinggalnya dengan modal dari CROWDE dan dijadikannya ladang untuk bercocok tanam. Lahan itu terdapat di bukit yang kurang penduduknya karena akses menuju ke sananya sulit.
Tiga bulan berikutnya Pak Wahyudin menelepon CROWDE dan mengabari, meminta tolong CROWDE membantu menangani masalahnya. Dirinya hendak dibakar warga yang terheran-heran dengan perkembangannya. Rupanya ada kecemburuan sosial karena Pak Wahyudin yang tadinya miskin mendadak bisa mempunyai tanah berhektar-hektar dan tanaman cabenya bagus-bagus dan siap panen.
Warga yang marah tak terima karena merasa sudah lebih dulu memulai dan mendapat modal dari tengkulak bisa kalah dari Pak Wahyudin dalam waktu singkat. Walaupun Pak Wahyudin menceritakan dirinya mendapat modal dari CROWDE, mereka tak percaya. Bahkan ada yang mengadu domba dengan mengatakan bahwa Pak Wahyudin menggunakan pesugihan.
Untungnya CROWDE datang tepat waktu dan mencoba membantu menjelaskan kepada warga yang marah. Sayangnya, mereka tak langsung percaya. “Ini mah terlalu dewa. Gak mungkin ada orang sebaik ini,” Afifa menceritakan reaksi mereka yang cemburu. Segala cara pun dipakai untuk menjelaskan tentang CROWDE. Tidak mudah tapi berhasil juga. Akhirnya sekarang ada beberapa petani di wilayah situ yang bergabung dengan CROWDE.
Cerita seru lainnya datang dari Pak Bambang– peternak jangkrik yang mendapatkan modal dari CROWDE. Hasilnya dibuat sosis jangkrik yang diekspor ke negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, Birma, dan Kamboja.
CROWDE dan Gerakan BANTU PETANI
CROWDE menanamkan semangat gotong-royong pada rakyat Indonesia untuk bersama-sama membantu petani Indonesia melalui skema permodalan yang mudah. CROWDE mengundang sebanyak-banyaknya orang untuk paham bahwa pertanian Indonesia butuh bantuan. Mulai dari investasi Rp. 10.000 siapapun bisa ikutdan langsung memodali proyek pertanian di CROWDE.
Prosesnya, petani meminta permodalan kepada CROWDE. CROWDE menghubungkannya dengan investor. CROWDE bertanggung jawab mengelola dananya yang mana dana tersebut tak langsung diberikan kepada petani. CROWDE bekerja sama dengan toko tani. Dari kebutuhan yang dirincikan oleh petani, nanti barang-barang yang dibutuhkan akan dikirim langsung dari toko tani ke tempat si petani.
![]() |
Aplikasi Crowde dari pencarian di Play Store |
Untuk distribusinya, CROWDE bekerjasama dengan offtaker atau distributor, salah satunya adalah Panenmart (Panenmart untuk sementara di wilayah Sulawesi Selatan) yang sudah saya ceritakan di tulisan sebelumnya. Atau bisa juga CROWDE menjalin kerja sama dengan hotel, restoran, atau pasar tradisional di mana petani bisa menjual hasil pertaniannya secara langsung.
Hasil penjualan dikelola lagi oleh CROWDE dan dibagi-bagi lagi sesuai porsinya. Misalnya, di antaranya 30% profituntuk investor beserta modal awal, 70% profit untuk petaninya, dan 3% dari keseluruhan jumlah permodalan untuk service charge untuk CROWDE.
CROWDE membangun ekosistem berkelanjutan
(sustainable ecosystem), yang terdiri atas
4 elemen penting, yaitu: toko tani, offtaker,
edukasi petani, dan zero cash ditribution.
CROWDE memastikan adanya penyedia barang-barang
kebutuhan petani dan ada yang beli hasil pertaniannya.
Mengapa zero cash distribution? Karena
dengan tidak perlu memegang uang cash dalam jumlah besar,
petani akan terbantu menajemen keuangannya.
Tetapi petani diajari cara menyusun rancangan
anggaran biaya pertaniannya.
CROWDE bantu mengendalikan keuangannya.
“CROWDE percaya bahwa ekonomi bisa bertumbuh tanpa meninggalkan satu golongan pun. Kita tidak bisa mengatakan pertanian Indonesia menopang economic growth tanpa kita pedulikan kehidupan petani. CROWDE mempunyai visi yang sangat kuat untuk merevolusi petani, sistem, dan kesempatan yang setara,” pungkas Afifa – menegaskan CROWDE paham dengan apa yang ditekadkannya.
![]() |
Saya coba install di HP |
Dengan itu, CROWDE punya goal di tahun 2018, yaitu:
1. Menyalurkan 70 miliar rupiah kepada petani yang butuh modal.
2. 100 ekosistem terbentuk di seluruh Indonesia.
3. Menantang tengkulak dan lintah darat untuk tidak mendominasi.
4. Menjadi inisiator dalam gerakan BANTU PETANI.
Bagaimana Kepedulian Kita Terhadap Kesejahteraan Petani?
CROWDE jauh-jauh datang dari pulau Jawa ke Makassar untuk mengajak lebih luas lagi masyarakat yang mau terlibat dalam gerakan BANTU PETANI, yaitu kita semua – dari berbagai latar belakang, baik yang punya basic pertanian maupun tidak, punya bisnis dalam bidang pertanian/pangan, punya lahan tidur/kosong, punya atau tidak punya dana yang besar bisa ikut karena investasi terkecil bisa mulai dari Rp. 10.000.
![]() |
Bisa pakai Go-Pay untuk memodali petani |
Kita bisa bantu petani di Indonesia untuk hidup lebih sejahtera. “Seberapa besar teman-teman mau, atau rela, atau sudi menginvestasikan aset, dana, pikiran, tenaga, dan cinta untuk negeri untuk hal ini. Karena kalau kita bantu petani lebih sejahtera, impact-nya langsung lho ke kita. Bayangin orang yang sejahtera memproduksi bahan pangan dari makanan yang kita makan. Pasti hasilnya juga lebih bagus karena dia melakukan kegiatannya dengan cinta,” kata-kata penutup dari Afifa ini makjleb, langsung membuat saya bertanya pada diri saya sendiri.
Nah, bagaimana caranya untuk ikut dalam gerakan BANTU PETANI? Caranya:masuk ke website http://www.crowde.co. Atau download aplikasi CROWDE di Play Store. Anda Bisa mengecek investasi dan permodalan di sini.
![]() |
Seperti ini proyek permodalan CROWDE |
Nah, langkah awal saya untuk membantu gerakan BANTU petani sudah saya mulai dengan membuat dua tulisan dan membagikannya ke akun-akun media sosial saya. Anda bisa bantu apa untuk gerakan ini?
Makassar 30 September 2018
Hm, mungkin saya masih akan membuat tulisan ketiga tapi saya tidak janji, ya. Lihat situasi dan kondisi dulu. Yang jelas semua materi yang disampaikan Afifa dan Acil sudah saya tuliskan di dua tulisan ini. Yang belum ditulis hanya tinggal bagian tanya-jawabnya. Selamat mempelajari CROWDE.
Oya, baca tulisan sebelumnya di: Catatan:Di tulisan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai apa itu CROWDE. Seperti bahwa CROWDE adalah startup yang berwujud fintech (financial technology) yang berada pada tahapan Seed (pendanaan awal). CROWDE memberi jaminan akan sarana investasi yang aman dan terpercaya karena telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).