POPAC 2021, Teman Menuju Generasi Tangguh– “Kenapa belum pulang, Nak?” pertanyaan khas mamak-mamak terlontar lagi dari mulut saya. Saya masih saja tidak kreatif memberikan pertanyaan perihal kebelumpulangan anak bujang yang duduk di semester 5 di kampusnya ini. Dia sangat sibuk sebagai mahasiswa vokasi D4 terapan (setara S1) yang 70% mata kuliahnya berupa praktik ini.
“Kerja tugas,” jawabnya. Lagi-lagi jawaban khas. Jawaban sulung kelahiran tahun 2001 ini berulang, sama persis setiap kali ditanya dengan kalimat tanya yang sama. Entah bagaimana mengubah pertanyaan agar jawabannya berubah. Kadang saya berpikir begitu. Eh tapi mau diubah bagaimana pun kalau jawabannya sama ya mau bagaimana lagi, ya? 😅
Anak-anak, Gen Z Kami
Hasil diskusi dengan ayahnya, kami berkesimpulan bahwa si anak bujang memang suka mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah secara berkelompok meskipun tugasnya untuk perorangan. Berbeda dengan kami dulu, saya dan ayahnya jauh lebih suka mengerjakan tugas sendiri, di kediaman sendiri. Bahkan untuk tugas kelompok pun mendingandikerjakan sendiri saja dulu, nanti baru diserahkan atau dikomunikasikan ke/dengan teman.
Yes, kami yang berasal dari generasi X ini lebih solitairedalam urusan mengerjakan tugas kampus dibanding si sulung yang suka mengerjakannya bersama kawan-kawannya. “Tipe dia begitu, lebih suka mengerjakan tugas bersama kawan-kawannya,” ujar pak suami ketika belum lama ini saya mencoba membahas hal ini dengannya.
Karakter Weconomist
Baru saya tahu, rupanya weconomist[1] adalah salah satu karakter generasi Z, yaitu lebih menyukai kegiatan yang dilakukan berkelompok dan terhubung dengan koleganya. Hal ini belum terlihat pada adik-adiknya. Mungkin belum saja. Waktu masih SMP dan SMA, si sulung masih lebih banyak berada di dalam rumah juga. Perubahan itu nampak sejak dia masuk perguruan tinggi tahun 2019 lalu. Apalagi sejak dia menjadi ketua kelas dan mengemban beberapa tanggung jawab intra maupun ekstra kurikuler.
Saya mencoba menyikapi dengan baik perbedaan karakter antara saya dan anak-anak yang berasal dari dua generasi berbeda. Lompatannya cukup jauh: X ke Z. Ketiga anak saya merupakan digital native– penduduk asli dunia digital yang tanpa pengetahuan apapun, ketika diletakkan smartphone di hadapannya, seperti otomatis saja bisa mempelajari cara kerjanya.
Karakter dalam Menguasai Teknologi
Kemampuan mereka dalam menguasai teknologidianggap sebagai bawaan[2]. Si bungsu yang speech delaybahkan mampu mengajari saya sejumlah hal dalam penggunaan beberapa aplikasi sejak kosa katanya masih sangat terbatas. Logikanya dalam menggunakan komputer dan gadget berkembang pesat, berbeda dengan keterampilan berbahasanya yang lambat perkembangannya.
Sejak usianya masih balita, dia bisa memindah-pindahkan file dari satu perangkat ke perangkat lain dengan belajar sendiri. Usianya masih 6 tahun ketika dia mengutak-atik sistem operasi di laptop kami, lalu mengubah user name saya yang tadinya administrator sebagai pengguna biasa.
Sementara itu, user name dia diubahnya dari pengguna biasa menjadi administrator. Tak ada yang mengatakan padanya tapi dia tahu, hal tersebut akan menjadikannya lebih berkuasa ketimbang saya atas pengelolaan laptop! Dari mana lagi kemampuan itu kalau bukan kemampuan bawaan penduduk asli dunia digital?
Karakter The Dialoguer
Selain itu, dua anak terkecil berani-berani saja mengkritik saya atau papanya secara terang-terangan. “Mama/Papa tidak suka kalau orang begitu tapi Mama/Papa yang melakukan,” ungkapan seperti ini beberapa kali kami dengar. Berbeda halnya dengan saya dulu yang tidak boleh mengkritik karena “orang tua tidak pernah salah”, saya masih membiarkan anak-anak mengkritik saya karena merekalah cermin bagi saya.
Rupanya karakter lain dari gen Z adalah “the dialoguer”, yaitu generasi yang percaya akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik dan perubahan datang melalui adanya dialog[3]. Mereka kritis dan realistis, apalagi mereka mudah mengakses informasi melalui internet sehingga memiliki perbandingan[4].
Saya harus belajar banyak menghadapi anak-anak, perlu wawasan dari berbagai sumber selain mempelajari sendiri karakter anak-anak karena memang perbedaan antar generasi itu nyata.
Tantangan Membesarkan Generasi Z
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik akhir Januari 2021, dari 270,2 juta jiwa penduduk Indonesia, penduduk yang terbanyak adalah generasi Z, yaitu 27,94%. Terbanyak kedua adalah generasi milenial yaitu sebesar 25,87%. Generasi lain persentasenya lebih sedikit dari gen Z dan milenial. Nyata adanya, Indonesia sedang berada dalam masa bonus demografi.
Bisa dikatakan, masa depan bangsa kita nanti ada di tangan generasi Z. Sebagian besar kanak-kanak generasi Z memiliki orang tua dari generasi milenial. Maka menjadi pilihan tepat mencari tahu bahan bacaan bagi para orang tua milenial ini. Adakah?
Peran Popmama.com dalam Membesarkan Generasi Z
Ada! Namanya Popmama.com. Popmama adalah[5]:
Popmama.comadalah media online yang menyajikan konten worth-sharing yang trendingdan relevan untuk millennialmama di Indonesia. Popmama.com lahir sebagai teman bagi millennialmama untuk berbagi informasi, tips, dan trik agar menjadi mama terbaik. Visi dari Popmama.com adalah menjadi media onlineyang paling mengerti kebutuhan millennial mama dalam menjalani kehidupannya sebagai orang tua.
Tantangan dalam membekali anak gen Zadalah dalam mencukupkan technical skill, conceptual skilldan interpersonal skillmereka[6]. Tiga hal ini juga disebut-sebut penting dimiliki oleh seorang manajer dalam melengkapi kemampuan leadership, dikenal juga dengan istilah Katz’s three-skills[7].
Apakah tidak kejauhan? Mungkin ada yang bertanya demikian.
Jawabannya adalah tidak karena gen Z akan menjadi pemimpin kita di masa depan dan karakter seorang pemimpin tidak tercipta secara instan, melainkan sesuatu yang terejawantahkan dari dalam diri mereka, menjadi bagian diri mereka selama bertahun-tahun, bahkan sejak kecil.
Popmama.com– portal berita parenting yang juga merupakan bagian dari IDN Media, perusahaan media multiplatformuntuk millennial dan generasi-Z[8]ini menayangkan artikel-artikel yang mendorong para orang tua milenial untuk menyadari hal ini.
Contohnya dalam tulisan berjudul 8 Cara Membuat Anak Jadi Lebih Berani Melakukan Hal-Hal Baru[9] dan 5 Cara Maksimalkan Potensi Anak yang Ketagihan Gadget Sejak Dini[10]kedelapan plus kelima tips yang diberikan, saya percaya jika benar-benar diterapkan akan membuat orang tua mampu menanamkan technical skill, conceptual skill dan interpersonal skill pada anak.
Dalam Popmama.com ada 7 kategori utama, yaitu: #COVID-19, Community, Pregnancy, Baby, Kid, Big Kid, dan Life. Dalam kategori Pregnancy ada 5 subkategori, yaitu: Getting Pregnant, First Trimester, Second Trimester, Third Trimester, dan Birth. Dalam kategori Baby ada 2 subkategori: 0-6 months dan 7-12 months. Untuk kategori Kid ada 2 bagian: 1-3 years dan 4-5 years. Dalam Big Kid ada: 6-9 years dan 10-12 years. Serta di kategori Life ada 4 bagian, yaitu: Relationship, Health and Lifestyle, Home and Living, dan Fashion and Beauty.
Sejak tahun 2019, Popmama menyelenggarakan Popmama Parenting Academy (POPAC)[11]. Pada saat itu, acara yang dilaksanakan secara luringini memadukan edukasi dan hiburan.
Apa Itu Popmama Parenting Academy?
Edukasi yang diselenggarakan dalam POPAC 2019 adalah berbentuk talkshow, sharing session, workshop, dan kelas parenting untuk keluarga milenial yang menghadirkan para nara sumber dari berbagai latar belakang seperti artis, wirausahawan, psikolog, dokter anak dan sebagainya.
Tahun 2020 lalu, Popmama Parenting Academy dihadirkan untuk keluarga Indonesia pada 28 September – 3 Oktober secara virtual melalui platformwebsite, Zoom Cloud Meetings, dan WhatsApp karena dalam suasana pandemi covid-19[12].
Nah, ini nih yang paling menarik: tanggal 1 – 31 Desember nanti akan diselenggarakan Popmama Parenting Academy 2021. Acara utamanya adalah Community Activation, Sesi Edukasi, dan penggalangan donasi.
1. Community Activation
Ada 3 acara Community Activation, yaitu:
Community Awards
Award diberikan kepada komunitas yang sudah berusaha mengedukasi dan memberikan dampak positif kepada masyarakat[13]. Ada dua kategori, yaitu Educative Community dan Supportive Community. Pendaftaran berlangsung 1 – 20 November 2021.
Kompetisi Blog
Proses pendaftaran berlangsung pada tanggal 1 – 30 November 2021[14], untuk blog dengan domain berbayar maupun yang masih gratisan di Wordpress, Blogspot ataupun Wix. Berhadiah uang total jutaan rupiah dan ada door prize berupa 3 oven listrik Pero 28 liter, lho! 😍
Popmama Little Star
Penghargaan diberikan kepada anak usia anak usia 7-12 tahun[15]. Proses pendaftaran berlangsung 15 oktober – 15 November 2021. Sepuluh finalis nanti akan unjuk bakat dalam acara Popmama Academy 2021 secara daring.
2. Sesi Edukasi
Sesi Edukasi mencakup Online Class, webinar, dan Peluncuran Buku Panduan Pengasuhan Generasi Pandemi. Dari akun Instagram @popmama.parenting.academy saya mendapat informasi, selain webinar, ada kuliah Whatsapp, dan content series juga!
Online ClassdanWebinar
Pantengin saja akun Instagram @popmama.parenting.academy dan website popac.popmama.com karena berbagai informasi menarik bisa diperoleh di sana. Nara sumbernya di antaranya adalah mereka yang berprofesi sebagai dokter, psikolog, financial planner, story teller, dan sebagainya.😍
Peluncuran Buku Panduan Pengasuhan Generasi Pandemi
Generasi pandemi akan menjadi generasi yang unik karena kenyataan yang mereka alami jauh berbeda dengan yang dialami orang tua mereka. Segala sesuatu yang terkait kondisi ini menjadikan tumbuh kembang, perilaku, dan karakter mereka unik dan membutuhkan pemahaman khusus[16]. Buku ini merupakan salah satu rangkaian program POPAC 2021: Parents Support Parents, nantikan di POPAC ya jika ingin mendapatkannya.
3. Penggalangan Donasi
Popmama.com tergerak membantu anak yatim/piatu karena banyak sekali anak Indonesia kehilangan orangtuanya akibat covid-19. Data dari Unicef.org menyebutkan bahwa sejak pandemi 25.430 anak di Indonesia kehilangan salah satu atau kedua orang tua akibat virus corona-19[17]. Sesuai dengan tagline Popmama.com Parenting Academy 2021, yaitu “Parents Support Parents”, diharapkan para orang tua dapat saling dukung satu sama lain guna menjaga generasi muda Indonesia yang bertumbuh di tengah situasi pandemik.
©©©
Maka izinkan saya mengakhiri tulisan ini dengan penggalan puisi Kahlil Gibran berjudul Anakmu Bukanlah Milikmu. Masa hidup Kahlil Gibran adalah pada 6 Januari 1883 – 10 April 1931 namun puisi lawasnya masih relevan untuk menjadi bahan renungan kita hingga hari ini:
…………
Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.
…………
Makassar, 20 November 2021
[1] https://puslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita, diakses 16 November 2021, pukul 23:36 WITA.
[2] https://langgam.id/memahami-6-karakter-generasi-z-bukan-cuma-familiar-teknologi-sejak-kecil/, diakses 17 November 2021, pukul: 00:01.
[3] https://journal.prasetiyamulya.ac.id/journal/index.php/FM/article/download/596/393/, diakses 17 November 2021, pukul 00:27.
[4] Buku Orang Tua Diskretif di Era Generasi Z, Paul Suparno, S.J.
[5] https://www.popmama.com/about-us, diakses 19 November 2021, pukul 19:07.
[6] https://tirto.id/pola-pendidikan-yang-tepat-bagi-generasi-z-dan-generasi-alfa-ekQw, diakses pada 19 November 2021 pukul 19:05.
[7] Buku Cases ini Leadership, W. Glenn Rowe & Laura Guerrero.
[8] https://www.popmama.com/about-us, diakses 19 November 2021, pukul 19:07.
[9] https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/alfon/cara-membuat-anak-lebih-berani-melakukan-hal-hal-baru/8, diakses 19 November 2021, pukul 19:27.
[10] https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/ninda/cara-maksimalkan-potensi-anak-yang-ketagihan-gadget/5, diakses 19 November 2021, pukul 20:54.
[11] https://www.popmama.com/life/health/novyagrina/popmama-parenting-academy-tempat-belajar-terlengkap-keluarga-milenial/3, diakses 19 November 2021, pukul 20:27.
[12] https://www.popmama.com/life/health/fx-dimas-prasetyo/inovasi-baru-popmama-parenting-academy-2020-hadir-secara-virtual/3, diakses 19 November 2021, pukul 20:33.
[13] https://www.popmama.com/life/health/putri-syifa-nurfadilah/apresiasi-komunitas-di-community-awards-popac-2021-yuk-daftar/1, diakses 19 November 2021, pukul 21:08.
[14] https://www.popmama.com/life/health/greg-bima/lomba-blog-popmama-parenting-academy-2021-raih-hadiah-jutaan-rupiah/4, diakses 19 November 2021, pukul 21:18.
[15] https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/devi-ari-rahmadhani/unjuk-bakat-di-popmama-little-star-2021-raih-hadiah-jutaan-rupiah/3, diakses 19 November 2021, pukul 21:14.
[16] https://www.popmama.com/life/health/sandraratnasari/popmamacom-segera-luncurkan-buku-panduan-pengasuhan-generasi-pandemi/5, diakses 19 November 2021, pukul 21:44.
[17] https://www.popmama.com/life/health/greg-bima/bersama-popmama-com-bantu-anak-yatim-piatu-akibat-covid/full, diakses 19 November 2021, pukul 21:24.