Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1568

Ledakan Kolaborasi Ala Fadel Group

$
0
0

Ledakan Kolaborasi Ala Fadel Group - “Kenapa ndak bilang-bilang!” Nine menyapa kami dengan nada ramah namun terdengar menyesali. Siang jelang sore hari itu, saya dan suami baru saja membahas tentang kabel-kabel yang terlihat berseliweran di sisi utara Kompleks Ruko Bisnis Centre di jalan A. P. Pettarani, yang mana kabel serat optik, yang mana kabel jaringan telepon konvensional, dan yang mana kabel yang diceritakan oleh Muhammad Iqbal Bahtiarowner Fadel Group.

Ledakan Kolaborasi Ala Fadel Group

Nine
– teman saya sejak SMP, SMA, lalu sefakultas ini adalah pemilik Nine Design & Printing, salah satu mitra Fadel Group. Dia berkantor di salah satu ruko di sisi utara ruko Kompleks Ruko Bisnis Centre. Beberapa kali dia menyesali kami tak memberitahukan kedatangan saya.

“Saya sudah ngobrol lama sama Iqbal tadi, tinggal lihat-lihat mesin-mesin cetak, Nin tapi sudah banyak juga mesin yang saya lihat tadi,” ujaran saya ditanggapi Nine bahwa dia mau menemani saya. Lalu dia mengajak kami jajan ke Petta Coffee, kafe yang berada dalam kawasan bisnis ini sembari menunggu Gunawan, teman sefakultas yang juga bermitra dengan Iqbal.

Sebelumnya, usai zuhur, saya dan suami menyambangi Iqbal di depan Docu Center,  salah satu di antara 16 ruko yang ditempati oleh Fadel Group di dalam kawasan bisnis ini. Awalnya, Iqbal mendirikan Fadel Digital Printing pada tahun 2012. Seiring waktu, usaha yang tadinya hanya satu percetakan telah menjadi Fadel Group.

Owner Fadel Group

Keistimewaan Fadel Group

 

Fadel Group kini memiliki 60-an mesin cetak dengan puluhan mitrayang juga memiliki usahanya sendiri. Masing-masing mitra memiliki karyawansendiri, berkisar 2 – 15 orang. Para mitra ini bervariasi, ada yang memiliki usaha percetakan saja, seperti Nine dan ada juga yang memiliki usaha percetakan sekaligus mesin cetaknya.

Hampir semua jenis mesin digital dimiliki oleh Fadel Group saat ini dengan kemampuan pencetakan mumpuni. Di antaranya memiliki kemampuan apik untuk mencetak bahan spanduk, kertas, buku,stiker, label, undangan, poster, kartu nama, sampul buku, buku, label, kalender,  kain, aneka merchandise, kemasan dus, sablon, cetak foto pada kanvas, mencetak pada kemasan minuman gelas, dan sebagainya.

Di antara puluhan mesin, ada sejumlah mesin yang hanya ada di Fadel, tidak ada di percetakan lain di Makassar. Bahkan ada satu jenis mesin yang untuk area Indonesia timur hanya ada di Fadel Group. Fadel Group mengupayakan kualitas dan kecepatan kerja. Untuk kualitas, salah satunya adalah dalam hal warna yang dihasilkan, di antaranya bisa menghasilkan warna metalik yang tidak ada di percetakan lain.

Mesin cetak digital Fadel

Proses Hingga Menjadi Fadel Group

 

“Awalnya main sendiri. Kendalanya, butuh modal besar, manajemen yang besar juga dalam mengelola banyak karyawan lalu muncul ide baru, kolaborasi. Siap open, transparansi, dan berbagi. Berkolaborasi dengan mereka yang tidak mengerti percetakan dan bisnis,” Iqbal menceritakan proses Fadel Digital Printing berkembang menjadi Fadel Group, dengan menggandeng mitra sejak tahun 2018.

Awal terbentuknya Fadel Group, ada aturan main, yaitu mesin-mesin besar dimiliki Iqbal. Mitra hanya boleh memiliki mesin kecil karena modalnya terjangkau. Mesin kecil itu misalnya untuk produksi stempel, sablon, mug, dan pin.

“Seiring perkembangan waktu, peraturan pun berubah karena pasar percetakan makin kuat, ada juga mitra reseller. Beberapa jenis mesin yang tadinya hanya ada satu tidak memadai lagi. Jumlah mesin cetak pun ditambah.  Misalnya sablon dipegang oleh beberapa mitra. Mesin untuk stempel misalnya ada 5 yang dimiliki bersama dengan mitra,” ujar Iqbal.

Manfaat yang diperoleh dengan memperbanyak jumlah mesin dan melibatkan mitra dalam kepemilikan mesin percetakan (disebut juga sebagai “pemilik pabrik”) adalah adanya ketersediaan stok dan kesiapan sertakecepatan kerja setiap saat. Keunggulan lainnya, harga beli di semua mitra sama.

Pada akhirnya pasar mengetahui untuk memesan barang cetakan di Fadel Group selalu bisa karena mesin ready setiap saat. Hal ini menjadi pembeda Fadel Group dari tempat-tempat lain yang stoknya terbatas.

Semakin lama, bisnisnya makin berkembang. Dibuatlah “kembaran” dari pabrik-pabrik yang sudah ada. Misalnya pabrik baju dan pabrik spanduk tidak hanya satu. Pelan-pelan, orang-orang selain mitra bergabung menjadi pemilik saham di Fadel Group dengan sistem yang khusus dibuat oleh Iqbal. Calon pemilik saham bisa memilih, ingin memiliki saham unit bisnis atau pabrik.

Mesin-mesin di percetakan

Memberdayakan Karyawan Potensial

 

Iqbal mengobservasi karyawannya dengan membagi 4 tahap kerja berdasarkan waktu, yaitu tahap 1 – 4. Yang sudah berada di tahap 4 dengan kompetensi tertentu dan minimal sudah bekerja selama 3 tahun bisa masuk ke tahap 5 dan beralih menjadi mitra.

Mantan karyawan yang jadi mitra ini dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan bisnis percetakan dan memiliki unit bisnis sendiri. Bahkan jika posisinya kuat, dia bisa beli saham juga di Fadel Group. Dengan demikian, penghasilan si mantan karyawan ini lebih besar dibandingkan gajinya yang dulu sebagai karyawan.

Sebuah keberuntungan karena mitra yang mantan karyawan ini di-coaching, dimodali mesin dan sistem, juga mendapatkan subsidi. Saat ini sudah ada 3 unit bisnis mantan karyawan yang diberdayakan oleh Iqbal. Sebelumnya malah sudah ada mitra yang lebih dulu membuat grup demikian.

Iqbal masih terus belajar dan membenahi bisnisnya. Salah satunya adalah dengan mempersiapkan aplikasi yang nantinya bisa memantau omzet, keuntungan, laporan keuangan, dan operasional. Ke depannya direncanakan akan menjadi bagian dari sistem bisnis yang potensi berkembangnya hingga ke luar Sulawesi Selatan sembari tetap mengupayakan pengoptimalan media sosial seperti Instagram, Facebook, loka pasar seperti Shopee, dan aplikasiseperti WA Business.

Selain itu, Iqbal juga mengupayakan 1 tim accountingindependen yang mengaudit unit bisnis. Dengan “2 mata” – aplikasi dan akuntan ini diharapkan ke depannya bisa lebih terjaga sistem yang bersifat terbuka (open) ini. Iqbal mempersiapkan diri agar Fadel Group bisa go public, masuk ke bursa saham dengan standardisasi yang ditetapkan. “Dengan demikian, perusahaan lebih sehat karena pemantauan terbuka, open management,” ucap lelaki lulusan S1 Fakultas Teknik Unhas dan S2 ITB ini.

Ruko milik Fadel Group

Ledakan Kolaborasi: Effects dan Sharing

 

Semakin lama menyimak penuturannya, saya menyadari, Iqbal sedang membentuk ekosistem. Saya juga diajak untuk berkolaborasi dengan komunitas di mana saya bergabung jika memungkinkan terpikir bentuk kolaborasi yang apik. Ada beberapa rencana usaha yang akan dibangunnya di dalam Kompleks Ruko Bisnis Centre itu.

Mendengar penuturan Iqbal, sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasalidalam video berjudul JANGAN JALAN SENDIRI! Kolaborasikan Bisnis, Capai Tujuan Lebih Besar[1]di kanal YouTube Prof. Rhenald Kasali.

Dalam video itu Prof. Rhenald membahas mengenai “the story of yesterday vs  the story of tomorrow”, tentang bagaimana ledakan kolaborasi telah memisahkan the stories melalui prinsip-prinsip  “hub firms”. The story of the future inilah yang kaya dengan kolaborasi.

“Ekosistem merupakan kolaborasi yang bersifat long term. Syarat melakukan kolaborasi adalah semua orang harus open, honest, dan productive. Metodenya adalah sharing resourcesjugasharing technologiesdan mereka menciptakan efek belajar yang sangat kuat. Inilah sebuah peradaban baru yang tengah meledak yang kita sebut sebagai LEDAKAN KOLABORASI,” ungkap Prof Rhenald.

Lebih jauh tentang hub firms, Prof. Rhenald mengatakan bahwa hub ini menghasilkan 2 hal, yaitu learning effectdan network effectsehingga jejaringnya itulah yang bisa dihitung sebagai suatu value. Nah, inilah yang saya lihat dari Iqbal – selalu belajar (learning)dan berjejaring (networking) sehingga bisa sampai ke titik ini.

Sebagaimana kita ketahui, Prof. Rhenald Kasali dinobatkan sebagai salah satu guru manajemen dunia pada tahun 2016. Disejajarkan dengan pakar manajemen dunia, beliau merupakansatu-satunya orang Indonesia dalam Top 30 Global Gurus in Management, penghargaan yang diberikan lembaga riset The Global Guru[2]. Saat itu, guru besar UI ini memopulerkan konsep etika entrepreneur, social entrepreneur, dan konsep bisnis sharing economy.

Siapa yang menyangka, konsep sharing economy inimenjadi solusi bisnis masa pandemi yang sudah dijalankan oleh Iqbal sebelum pandemi covid-19 menghantam bumi.Sharing resourcesdan sharing technologies adalah 2 hal yang sudah ada dalam kamusnya sejak memutuskan bermitra dengan pihak lain.

Suasana kerja mitra

Cerita Fadel Group dalam Sharing Internet

 

Selain sharing resources berupa mesin-mesin cetaknya yang berjumlah 60-an, Fadel Group juga sharing penggunaan internet dari IndiHome secara gratis untuk para mitra dan karyawannya. Iqbal merupakan salah seorang pelanggan prioritas Telkom Indonesia. Dia berlangganan 4 nomor, 3 nomor untuk kepentingan bisnis dan 1 nomor untuk pemakaian di rumah.

Manfaat internetuntuk bisnis tidak disangsikan lagi, di antaranya adalah untuk analisa produk dan pasar, menyebar dan mengakses informasi, wadah komunikasi bagi mitra dan pelanggan, tempat mencari ide, sumber informasi, dan untuk menerima serta mengirim dokumen.

Pelanggan Fadel Group terbantu dengan adanya internet karena mereka bisa mengirimkan desain dalam bentuk file, lalu berkomunikasi dengan customer service atau mitra Fadel melalui internet tanpa perlu datang. Pembayarannya pun nanti bisa dengan mentransfer.

Bagaimana mengatasi kebutuhan akan akses internet cepat untuk bisnis, terlebih bisnis percetakan yang selalu  berurusan dengan  file gambar beresolusi tinggi, pemaparan dari Iqbal yang saya cermati menggambarkan bagaimana dirinya juga melalui proses pembelajaran hingga sekarang ini.

Modem IndiHome

“Saya berlangganan sudah lama. Masih Telkom Speedy. Berlanjut ke IndiHome. Awalnya yang kecepatan 10 Mbps, naik 20 Mbps, 50 Mbps, 100 Mbps, dan 300 Mbps,” Iqbal juga menambahkan penjelasan mengenai 3 nomor yang digunakannya, ada 2 nomor yang berkecepatan 100 Mbs dan 1 nomor untuk kecepatan 300 Mbps.

Iqbal mempelajari, melambatnya akses internet disebabkan pemakaian data yang sudah melebihi batas tertentu, contohnya 4000 GB. Di atas pemakaian tersebut, kecepatan internet turun dan menyebabkan penggunaan internet secara keseluruhan terganggu.

Akses internet yang sudah tidak memadai akan berpengaruh di penggunaan Whatsapp yang jadi lambat loading-nya. Akibatnya komunikasi dengan klien jadi terhambat. Dia juga mempelajari pemakaian internet Fadel Group sebelum-sebelumnya sebelum  memutuskan membuat “jaringan baru” khusus untuk pemakaian internet di Fadel Group.

“Seratus Mbps masih bisa cover 50 nomor WA sementara dalam Fadel Group ada lebih dari 100 orang, bisa jadi HP-nya ada 2, untuk pribadi dan pekerjaan,” ujar lelaki yang sebelum merintis percetakan Fadel memiliki usaha Aliyah Baby Shop ini. Dia juga mempelajari pemakaian internet secara keseluruhan per tanggal tertentu.

“Satu koneksi internet terhubung ke semua komputer yang terkoneksi dengan sistem aplikasi termasuk punya mitra. Ada pula yang dipasang titik-titik wifi, dipasangi beberapa access point yang menyebar ... ada jalur wifi, ada jalur LAN,” ungkap Iqbal yang menjelaskan jalur besar untuk internet masih menggunakan serat optik dan jalur lainnya yang dihubungkan menggunakan kabel CAT 6 yang khusus untuk LAN. 

Local Area Network (LAN) adalah jaringan komputer dengan cakupan wilayah lokal Fadel Group. Iqbal berinisiatif membuat jalur fiber optic di back bone Fadel Group. Namun demikian, pemakaian internet masih berat juga karena perkembangan usahanya sudah membutuhkan yang lebih lagi.

Seiring pertambahan kebutuhan internet, penggunaan nomor IndiHome dari 1 nomor ditambah sampai 3, demikian pula pola jaringan akses internet untuk internal Fadel Group. Akhirnya dibuatlah jaringan bintang, dari “sentral” dihubungkan dengan kabel gigabit ke 15 ruko. Selain 3 nomor yang dimiliki Iqbal, ada 2 nomor IndiHome lain yang dimiliki mitranya yang lain. Total ada 5 nomor IndiHome di area Fadel Group.

Keadaan internet sekarang sudah sangat memadai, tidak ada lagi keluhan dari pengguna internet Fadel Group. Bahkan saat hujan pun tak pengaruh. Pengaruhnya hanya jika habis batas penggunaan yang ribuan giga byte itu.

GM Witel Makassar IndiHome

Keluhan yang ada pun ditanggapi dengan cepat oleh pihak IndiHome, maksimal dalam jangka waktu 3 jam. Ah, saya jadi ingat statement dari General Manager Witel Makassar – Nuryadin Salamsaat gathering pelanggan prioritas IndiHome pada tanggal 17 Juni lalu yang menyatakan bahwa IndiHome saat ini terus-menerus memperbaiki diri dengan cara memperbaiki pelayanan pada pelanggan.

Statement ini terbukti dalam pengalaman yang saya kulik dari Iqbal sebagai pemilik Fadel Group, di samping pengalaman saya sendiri sebagaimana yang saya tuliskan dalam tulisan berjudul Menembus Batas Bersama Diriku yang Lain. Sebagai pemimpin pasar di layanan fixed broadband di Indonesia yang menguasai 82,3% pangsa pasar, IndiHome menunjukkan keseriusannya dalam melayani pelanggan.

Di sisi lain, mendengarkan penuturan Iqbal, saya juga mendapatkan insight baru, mengenai pentingnya pemilik bisnis mencari solusi dalam permasalahannya. Untuk hal semacam fasilitas internet misalnya, jangan buru-buru mengeluh atau marah-marah sebelum mencari tahu apa penyebab penurunan akses internet. Penting mencari solusi secara mandiri atau mendiskusikannya dengan pihak penyedia internetnya Indonesia, dalam hal ini IndiHome.

Barang cetakan Fadel Group

📶📶📶

Anjangsana saya ke Fadel Group berakhir di Sahabat Sejati Printing, milik Gunawan, teman sefakultas dulu. Ditemani Nine, kami melihat-lihat mesin cetak indoor berukuran besardi lantai 1 rukonya.

Saya bertanya, “Mesin ta’ ini, Gun?” Gunawan mengiyakan. Rupanya Gunawan ini mitra yang sekaligus “pemilik pabrik”. Seorang karyawatinya dengan sigap menjelaskan mengenai mesin cetak itu yang mana produk yang dibuatnya bisa dikoneksikan dengan mesin yang ada di lantai 2 ruko.

Kami naik ke lantai 2, di situ saya melihat mesin cutting otomatis. Mesin canggih yang juga berukuran besar ini memudahkan pembuat stiker sehingga tidak perlu menggunting secara manual stikernya. Mesin cutting otomatis membuat ratusan stiker yang dicetak bisa langsung dilepaskan oleh pemesannya.

Nine Design & Printing

Usai menumpang salat ashar di ruang kantor Gun di lantai 2, saya dan suami pamit pulang. Masih bertemu dengan Iqbal di dekat ruko Patapulo dan mengobrolkan beberapa peluang lagi. Iqbal berencana membuat beberapa usaha lagi, salah satunya coworking space.

Sekira 4 tahun yang lalu saya pernah bekerja sama dengan pengelola sebuah coworking space. Berkat coworking space tersebut, saya dan teman-teman komunitas IIDN Makassar jadi punya tempat ngumpul asyik. Kala itu, kami beberapa kali mengadakan pertemuan untuk membahas sesuatu dan belajar mengenai kepenulisan. Hm, menarik juga, ya. Siapa tahu ke depannya bisa bekerja sama dengan Fadel Group.


Makassar, 25 Juni 2022

[1] https://youtu.be/Z1FoDzs5s-I, diakses 25 Juni 2022, pukul 16:15

[2] https://www.suara.com/wawancara/2016/03/28/070000/rhenald-kasali-sharing-economy-dan-bisnis-murah-masa-kini, diakses 25 Juni 2022, pukul 16:22. 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1568

Trending Articles