Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Pengalaman Mengikuti Pelatihan Ruqyah

$
0
0

Pengalaman Mengikuti Pelatihan Ruqyah– Pernah saya tuliskan sekilas pada tulisan berjudul Naifnya Marah pada Alat Uji bahwa saya mengikuti pelatihan ruqyah selama 2 hari dengan Ustadz Nuruddin Al-Indunissy (NAI) sebagai pematerinya. Tulisan itu baru menyebut sebagian kecil dari pengalaman mengikuti pelatihan yang saya ikuti selama 2 hari pada tanggal 14 – 15 Mei lalu di Graha Pena.

Hari pertama, pak ustadz membagi peserta ke dalam 3 kelompok besar. Awalnya saya bingung, saya cocoknya bergabung di mana? Saya mikir, dong. Ustadz NAI sempat bertanya kepada semua peserta, keluhan penyakitnya apa? Awalnya saya merasa tidak punya masalah apa-apa. Baik itu penyakit fisik maupun beban emosi.

Pelatihan Ruqyah

Namun karena harus memilih salah satu kelompok, saya menelisik ke dalam diri lebih keras lagi. Pilihannya adalah: SEDIH, MARAH, dan TAKUT/WASWAS/TRAUMA. Di antara ke-3 jenis ini, saya masuk di kelompok mana? Saya menyimpan emosi apa?

Jika kalian sudah membaca tulisan saya tentang alat uji di atas, kalian salah jika menebak saya memilih MARAH. Untuk satu masalah, saya memang pernah menyimpan sisa kemarahan tapi hanya “sisa”, bukan kemarahan yang menguasai diri. Saya tahu siapa orang yang pernah zalim kepada saya tapi saya tidak pernah ingin membalas dendam kepadanya.

Jadi, pilihan saya ada di antara 2 yang lain: SEDIH atau WASWAS. Ternyata, setelah menyelami diri dengan lebih teliti, saya menyimpan satu rasa kronis. Saya tak akan membukanya di sini, yang jelas, saya akhirnya memilih duduk di dalam satu kelompok yang beranggotakan orang-orang yang memiliki atau menyimpan rasa yang sama untuk alasan berbeda agar bisa mengikuti rangkaian acara selama 2 hari ini.

Dan inilah pengalaman saya …

Walaupun tidak merasa sedang sakit saya tetap bersemangat mengikuti pelatihan ruqyah ini karena saya mau belajar langsung pada founder Rehab Hati. It’s ok, disuruh memilih kelompok berdasarkan “perasaan negatif”. Walaupun saya sedang tidak merasakannya, saya tahu diri ini menyimpan salah satu rasa yang sesekali muncul ke permukaan dan beberapa kali membuat hari-hari saya rusak.

Materi kajian diberikan terdahulu dengan sistematis dan masuk di logika. Mengenai jiwa yang sakinah, terapi air yang bisa mendukung kesehatan, terapi audio, terapi Qur’an, dan sebagainya. Kami mendapat penegasan kembali mengenai nama lain al-Qur’an sebagai syifa yang harus diyakini, terlebih Qur’an itu mukjizat.

Terlintas ingatan masa kanak-kanak, entah berapa kali dalam pelajaran agama Islam kita menghafalkan kata SYIFA sebagai obat, penawar, atau penyembuh tetapi sampai sekarang patut dipertanyakan, seberapa besar keyakinan akan hal itu?

Kali ini saya mau meyakinkan diri tentang syifa maka semua materi saya simak baik-baik tanpa pertentangan. Ajaran Allah memang seharusnya diterima dengan penuh keyakinan. Saya punya pengalaman 4 tahun lalu yang mendekam di alam bawah sadar, mengantar saya mengikuti pelatihan ruqyah ini.

Setelah beberapa jam Ustadz NAI memberi pemaparan, saya baru menyadari ada beberapa keluhan yang sebenarnya sudah betahun-tahun saya rasakan. Bukan rasa sakit, bentuknya pegal-pegal di beberapa titik. Pegal-pegalnya ketika muncul, bisa membuat saya kewalahan karena kebangetan pegalnya. Suami jadi saksi, saya minta memijat di bagian itu namun tak pernah hilang, bisa tiba-tiba muncul lagi.

Ustadz Nuruddin al Indunissy

Saya pikir wajar karena umur namun demikian saya merasa aneh, mengapa selalu di titik-titik itu? Well, di mana itu, tidak mau saya buka juga, ya … ini bagian dari privasi. Yang jelas, keluhan-keluhan itu hilang setelah saya mengikuti ruqyah selama 2 hari.

Lalu saya teringat, sebelum mengikuti pelatihan ruqyah, jantung saya mengalami gangguan irama pada pagi hari. Saya pikir karena kecapean. Saya merasakannya selama berbulan-bulan tapi saya abaikan karena merasa wajar. Masya Allah, setelah mengikuti pelatihan ruqyah dan mengikuti ruqyah sebanyak 4 kali (2 kali ruqyah dalam sehari), jantung saya KEMBALI NORMAL!

Dalam tulisan ini, saya ingin berfokus pada kenyataan yang saya rasakan terkait keadaan kesehatan setelah mengikuti pelatihan ruqyah sekaligus 4 kali sesi ruqyah. Selama 2 hari berturut-turut, saya pulang dengan mata sembab dan badan yang terasa segar. Malamnya, saya merasa punya energi lebih untuk begadang! Masya Allah.

Mengapa mata saya sembab? Jawabannya, tentunya karena air mata keluar ketika mendengar alunan ayat-ayat suci al-Qur’an! Ayat-ayat suci itu indah, ketika mendengar orang membacanya dengan indah dan penuh perasaan maka selayaknyalah hati kita tersentuh. Jika tak pernah tergetar hatimu mendengarkannya maka cari tahu mengapa.

Berikut ini saya kutip dari muslim.or.id:

Allah menyebutkan salah satu ciri seorang yang berimana dalah hatinya peka terhadap Al-Quran. Peka dan bergetar ketika disebut nama Allah. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hatimereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

Jadi, singkatnya, saya mengalami sendiri bagaimana keluhan pada fisik disehatkan Allah melalui doa-doa ruqyah. Pengalaman menakjubkan tidak berhenti saat pelatihan ruqyah usai, saya merasakannya lagi setelah itu.

Belum lama ini, saya mengalami sakit pinggang yang membuat saya meriang. Saya tidak bisa bergerak saat berbaring. Hanya bisa terlentang. Rasanya sakit saat mau balik badan. Sempat salat duduk karena kepayahan melakukan ruku’. Kuasa Allah, setelah mendengarkan doa-doa ruqyah dan minum air yang sudah di-ruqyah, empat hari kemudian saya pulih seperti sedia kala.

Saat ini saya masih terus belajar, terus meningkatkan keyakinan, dan berupaya menjalani kehidupan dengan lebih baik. Berdasarkan penjelasan Ustadz NAI dan melalui penjelajahan di channel YouTube-nya, sejumlah penyakit bisa terbantu kesembuhannya. Salah satunya adalah kanker darah yang menjadi negatif setelah menjalani terapi surah al-Baqarah.

Saudara-saudari muslim, ruqyah tidak semata-mata terkait usaha pengusiran setan/jin batil. Ruqyah juga bisa membersihkan jiwa. Secara modern, kita mengenal psikosomatik (keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi). Bukan sekadar keluhan, bisa berkembang menjadi penyakit menahun.

Memendam emosi negatif dalam waktu lama bisa berakibat tidak baik pada tubuh kita. Ketika perasaan negatif hilang maka penyakit bisa sembuh. Pertanyaannya adalah, seberapa yakinkah kita dengan metode ruqyah atau Mengobati Fisik dan Psikis dengan Al-Qur’an?

Makassar, 22 Juni 2022



Viewing all articles
Browse latest Browse all 1572

Trending Articles