Lanjutan dari tulisan berjudul:Sosialisasi Peduli Sahabat: Ujian Atas Kesungguhan dan Keyakinan
Masjid Bani Haji Adam Taba’, di dekat rumah saya menjadi tempat pertama diselenggarakannya roadshow Peduli Sahabat di Makassar. Mas Sinyo Egie (nama pena dari Agung Sugiarto) hanya sempat beristirahat beberapa jenak di asrama boarding school SMP-SMA Bosowa, tempat menginapnya selama di kota ini. Tiba menjelang sore di Makassar, sudah harus membawakan materi di masjid.
Menjelang maghrib, Mas Sinyo yang diantar oleh Pak Irfan dan Agus (keduanya panitia Sosialisasi Peduli Sahabat) tiba di Rappocini. Shalat maghrib berjama’ah di masjid, lalu sharing tentang Sebab dan Akibat Perilaku Menyimpang Masa Kini. Sharing yang ditingkahi keriuhan masjid dengan suara anak-anak yang keluar-masuk dan berlarian di dalam masjid ini berakhir usai shalat isya.
Pada kesempatan ini, Mas Sinyo banyak menekankan pentingnya kedekatan hubungan antara orang tua dan anak. Anak yang bermasalah, biasanya memiliki hubungan yang tidak erat dengan orang tuanya. Anak yang tidak berteman dengan orang tuanya akan menjadi lebih mudah berteman dengan lingkungannya, bahkan dengan gadget-nya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Pengaruh buruk berteman dengan gadget akan sangat terasa apabila orang tua tidak aware. Betapa tidak, adegan ciuman diajarkan melalui game masa kini. Bacaan banyak diisi “isme” yang patut diwaspadai, misalnya paham liberal. Sekarang, hanya dengan 10 – 15 ribu rupiah, anak-anak bisa mengakses internet tanpa batas. Anak-anak usia SMP nonton, anak yang lebih kecil (usia SD) ikut nonton dan ingin praktik sendiri.
Orang tua adalah kunci kebaikan bagi anak. Bagaimana caranya? Mas Sinyo mengatakan, “Jadilah sahabat anak.” Dua kiat ini diberikan:
1. Komunikasi sehat.
Berkomunikasi secara sehat dengan anak adalah dengan cara:
- Jujur tetapi tidak vulgar. Jangan sekali-sekali berbohong kepada anak. Misalnya jika anak menanyakan asalnya dari mana, jangan dijawab “beli di toko”.
- Jangan memutus komunikasi. Misalnya nih, saat ibu sedang di dapur menguleg sambal kemudian si kecil menghampiri dan memperlihatkan gambar hasil karyanya dengan ceria, jangan “mengusirnya”. Kalau keseringan dihalau, lama-kelamaan anak akan malas berbicara dengan orang tuanya. Mas Sinyo mencontohkan, jika dihampiri anak, hentikan sejenak apa yang sedang kita lakukan. Dengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikatakan anak. Pandangi wajahnya, tanggapi apa yang dikatakannya. Setelah itu, kalau memang sedang tak bisa diganggu, jelaskan pada anak kesibukan kita dan bahwa kita akan membantunya nanti.
2. Miliki hubungan erat dengan anak.
Rekatkan hubungan itu. Jangan sampai terjadi, hidup satu atap tetapi ”hidup sendiri-sendiri”. Kalau hubungan dengan anak erat, anak akan memilih orang tuanya sendiri sebagai teladan sehingga dia ingin punya suami/istri seperti bapaki/ibunya.
Semua masalah awalnya dari keluarga (dari bapak-ibunya). Kalau bapak-ibunya tidak mau jadi sahabat anak maka anak akan mencari sahabat di luar.
Bersahabat dengan dunia luar, sangat mungkin mendekatkan anak dengan internet. Waspadai jika anak terpapar pornografi. Baik itu pornografi yang mempertontonkan hubungan dengan lain jenis, maupun yang memamerkan kebebasan hubungan dengan sesama jenis. Pornografi mudah sekali didapatkan, bahkan bisa melalui game yang biasa dimainkan anak.
Pornografi bisa membuat anak kecanduan NARKOLEMA (narkotika lewat mata). Selain membuat kecanduan, pornografi juga menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak. Bagaimana penjelasannya, bisa disimak pada video berikut:
Video dari channel Youtube SEMAI ORG
Sekali lagi, Mas Sinyo berpesan, “Sebelum terlambat, jadilah sahabat anak!”
Makassar, 11 Maret 2017
Baca juga tulisan sebelumnya:
Sosialisasi Peduli Sahabat: Ujian Atas Kesungguhan dan KeyakinanMasih ada kelanjutannya ... 😊