Saya sering salah akun saat berkomentar di post Instagram kawan-kawan sejak aplikasi IG saya diinapi oleh 4 akun. Tiga di antara akun-akun itu dibuat oleh si bujang (sulung). Yang satu akun pribadinya, yang duanya lagi akun kelas dan akun kegiatan ekstra kurikuler yang dia ikuti di SMA-nya.
Banyak, ya. Mengapa dia pakai HP saya, alasannya karena HP dia rusak. Kalau mau buka Instagram, dia pakai HP saya. Tidak masalah buat saya. Hanya ada sedikit masalah ketika salah mewujud ke dalam sosok ABG saat berkomentar. Begitu sadar telah salah pakai akun, saya langsung klarifikasi ke teman-teman. Saya merasa perlu mengklarifikasi kalau hanya sedang malas menghapus komentar. Tidak bisa saya diamkan, harus saya klarifikasi. Soalnya aneh, kan remaja laki koq komentarnya ala mamak-mamak. Tidak elok untuk anak bujang saya.
Seperti ini bentuk penjelasan saya, “Maaf, ya. Tadi saya salah berkomentar, pakai akun anak saya. Tapi tidak apa-apa, kan. Hitung-hitung buat tambah-tambah komentar di sini.” Maksa, ya. 😄
Nah, kalau sedang rajin, saya hapus komentar tak senonoh itu. Menghapusnya ini yang ribet. Saya harus menghapus komentar itu dulu lalu keluar dari akun si sulung dan kembali ke wujud asli saya eh kembali menggunakan akun pribadi saya untuk berkomentar kembali. Lumayan makan waktu, kan. Apalagi kalau koneksi internet tiba-tiba sedang tidak bersahabat atau HP-nya mendadak hanging.
Yang belum terbayangkan oleh saya kalau si bujang salah masuk pakai akun mamak-mamak di postingan kawan-kawannya, bagaimana, ya? Selama ini, sih kelihatannya aman-aman saja. Dia tidak pernah cerita kalau pernah salah berkomentar. Saya juga tidak pernah di-mention oleh akun kawan anak saya. Kalau anak saya, sudah pernah di-mention oleh kawan saya sesama emak-emak 😋. Fiyuh, mudah-mudahan saja tidak kejadian, ya. Saya bisa terlihat tidak elegan, dong kalau tiba-tiba berkomentar dengan bahasa gaul ala remaja. 😅
Makassar, 25 April 2017