Salah satu moment WOW mamak-anak yang saya alami adalah saat bermain atau berinteraksi dengan mereka, tiba-tiba (karena gerak aktif mereka) hidung saya berbenturan dengan kepala mereka. Rasanya itu – WOW sesaat, disertai bunyi KREK halus. 😁
Begitulah dengan 3 buah hati ini, mulai sejak si sulung bayi (di tahun 2001), terjadi berkali-kali, biasanya saat bermain. Sampai dia berusia di bawah lima tahun. Lalu hadir si tengah. Moment WOW di batang hidung juga terjadi berkali-kali. Disusul kelahiran si bungsu. Pengalaman ter-WOW ini berulang kali terjadi saat berinteraksi dengan dua anak terkecil karena mereka berdua senang bahasa kasih dalam bentuk sentuhan. Bukan sekadar menyentuh, memeluk mereka membuat jarak antara batang hidung saya dengan kepala mereka menjadi sangat dekat. Alhasil ketika bermain, jadilah di batang hidung korban kekerasan kepala mereka.
Moment mesra bercengkrama terulang lagi kemarin, dengan si bungsu yang walau sudah duduk di kelas satu es de, masih suka main peluk-pelukan dan sayang-sayangan sembari tertawa-tertawaan dengan saya. Berbeda dengan si sulung, walau sama-sama anak laki, si bungsu senang bermanja-manja pada saya atau papanya.
Saya pribadi, menyukai kegiatan sederhana seperti ini. Alasannya sederhana: karena saya merasa bahagia mendengar suara cekikikan mereka dan melihat wajah riang mereka. Dalam dunia psikologi, kebersamaan orangtua dengan anak penting, seperti kata psikolog Elizabeth Santosa, M.Psi., Psi., ACC (Lizzy) dalam sebuah talkshow yang salah satu bahasannya adalah Pentingnya Bahasa Kasih:
Keterlibatan orang tua dalam membentuk kebahagiaan keluarga itu penting. Anak yang punya kualitas waktu yang baik dengan orang tua akan tumbuh bahagia. Kualitas waktu adalah kebersamaan yang kita berikan kepada orang-orang terdekat tanpa distraksi. Tidak boleh ada gangguan.
Salah satu cara menerapkan waktu berkualitas adalah dengan menerapkan 5 Bahasa Kasih yang salah satunya adalah SENTUHAN FISIK (pelukan, belaian, mengusap pundak, tangan, kepala, atau membiarkan anak bermanja ria). Lebih lengkapnya tentang 5 Bahasa Kasih yang dimaksud bisa dibaca di tulisan saya yang berjudul Bergembira di Happy Wonderland dan 5 Bahasa Kasih.
Nah, ketika sedang bercanda dengan si bungsu itu tiba-tiba ada bunyi halus KREK di batang hidung saya karena – lagi-lagi terkena kepala si bungsu yang sekarang bobotnya sudah lebih dari 30 kilo gram. Waduh, nasib hidung Mamak, ter-WOW lagiii. 😆
Mamak-mamak, ada yang pengalamannya sama dengan saya? (Apa kabar kesehatan hidungnya kini? 😅)
Makassar, 16 Februari 2018
Baca juga:
- Saat Superioitas Diekspresikan dengan Tepat
- Emosi Sang Kakek, Emosiku Juga ?
- Kenaifan yang Tak Bisa Diabaikan
- Kompromi Kamar Mandi
- Serunya Mengunci Aplikasi Gadget dari Anak: Berhasil Atau Gagal?