Membangun Kualitas dan Strategi di Media Sosial ala Pakde Senggol - Trimartono Muliawan– lelaki yang akrab disapa Pakde Senggolini membawakan materi berjudul Pengelolaan Konten di Media Sosial. Admin akun Twitter @JogjaUpdateyang memiliki > 800.000 followerini punya banyak pengalaman menarik dalam bermedia sosial, khususnya di Twitter.
Baca tulisan sebelum ini di:
Baca juga tulisan-tulisan lainnya terkait bijak bermedia sosial:
“Jogja Update tidak pernah minta follow,” ucap Pakde. Pengelola 100 akun Twitteryang menjalankan strategi tertentu dalam mengelola semua akunnya ini kemudian menceritakan bagaimana Jogja Update menjaga konten media sosialnya yang merupakan layanan masyarakat.
Saat memperkenalkannya, oleh Mas Budhi Hermanto, Jogja Update digambarkan sebagai akun media sosial tempat masyarakat Jogja update bermacam info. Bahkan Jogja Update menjadi sumber masyarakat Yogyakarta untuk mencari orang atau barang yang hilang.
Pakde Senggol juga membagikan tips bermedia sosial secara sehat dengan konten berkualitas dalam pertemuan bertajuk Penguatan Jejaring Pemenuhan Hak Anak bagi Forum Media Komunitas dalam Rangka Memperingati Hari Anak Nasional Tahun (HAN) 2019pada tanggal 22 Julilalu di Hotel Swissbel Makassar.
Menurutnya, karena sifat penyebaran informasi di media sosial cepat penetrasinya, siapapun bisa mem-posting apapun. Maka kemungkinan menjadi tak terkontrolbisa saja terjadi. Maka dari itu diperlukan manajemen media sosial.
Misalnya dalam penggunaan Twitter, perhatikan 6 hal ini: ide, format, sumber daya, sumber informasi, dukungan aplikasi, dan peraturan yang berlaku. Pakde Senggol menceritakan bahwa akun @JogjaUpdate sudah ada grand design-nya. Mau bikin konten apa dan kapan sudah direncanakan.
Penting untuk melakukan riset agar bisa mengetahui karakter follower. Kalo berharap viral, lakukanlah hasil riset. Risetnya salah satunya dilakukan untuk mengetahui kapan dan bagaimana agar tweet mendapatkan engagement yang banyak.
Dalam menciptakan engagement, penting untuk memiliki karakter khas, menggunakan gaya bahasayang tepat, dan “alter ego”jika menjadi admin akun publik. “Alter ego” berasal dari bahas Latin yang berarti “aku yang lain” – merupakan diri kedua yang dipercaya berbeda daripada orang kebanyakan atau kepribadian sebenarnya (Wikipedia).
Ketika menjadi admin akun publik, memiliki alter ego sah-sah saja. Yang perlu diingat, segala permasalahan dihadapi dengan elegan. Jika terpaksa ada perdebatan, Pakde menerapkan “resep tiga kali jawab”. Pakde tidak akan memperpanjang lagi setelah 3 kali menjawab karena akan menjadi tak berkesudahan.
Pernah mengalami di-bully selama sebulan karena belum memahami karakter para pendukung dua klub sepak bola yang berbeda, juga pernah dikomplain follower yang tidak di-follow balik adalah dua pengalaman yang berkesan. Pakde senantiasa cek dan ricek kebenaran kontenyang dibagikannya.
Jika tanpa sengaja melakukan kesalahan, Pakde memilih tak menghapus postingan. Lebih baik mengunggah postingan klarifikasinyasupaya bisa ditelusuri. Benar juga, rasanya gemas kalau ada selebriti yang menghapus tweet-nya tanpa klarifikasi. 😆
Pakde juga menyampaikan mengenai asas pemanfaatan media sosial, yaitu interaktif, harmonis, dan etis. Khusus terkait etika, lelaki yang dulu pernah jadi arsitek, tentor multi media, dan guru IT ini mengingatkan pentingnya membangun dan menjaga kepercayaan follower.
Sendirian mengasuh akun Twitter Jogja Update, Pakde Senggol senantiasa berkomitmen menjaga kepercayaan. Penjelasan pemilik akun @senggOL ini memberikan saya pemahaman bahwa dengan strategi yang tepat dan membangun kualitas dan kepercayaan dengan baik maka bertahan lama untuk eksis dan bermanfaat di dunia media sosial adalah keniscayaan.
Makassar, 28 Juli 2019
Bersambung
Baca tulisan sebelum ini di:
Baca juga tulisan-tulisan lainnya terkait bijak bermedia sosial:
- School of Influencer: Menjadi Influencer Positif
- School of Influencer: Jadi Influencer yang Menginspirasi dalam Public Speaking
- Pentingnya Literasi Digital dan Cara Mengatasi Hoax
- 7 Macam Konten Hoax yang Harus Diwaspadai