Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 1582 articles
Browse latest View live

Pentingnya Literasi Digital dan Cara Mengatasi Hoax

$
0
0
Ketika mengetahui dari Ibu Chitra Rosalynmengenai seminar dan talkshow bertajuk Technology for Education & Education for Technology: Literasi Penggunaan Medsos  untuk Indonesia Tanpa Hoax ini, saya langsung tertarik. Bagaimana tidak, salah satu panelisnya – Maman Suhermanyang akrab disapa Kang Maman adalah salah satu dari sedikit orang yang dengan takzim akan saya simak kata per katanya ketika berbagi pengalaman. Pengalamannya sebagai jurnalis, sebagai orang di balik layar dari aneka acara televisi, kegiatan sosialnya, hingga sebagai penulis berbagai buku yang senantiasa berkeliling Indonesia selalu saja menarik dan inspiratif untuk didengarkan. Dan inilah catatan kedua saya, mengenai pentingnya literasi digital dan cara mengatasi hoax.


Selain itu, ada Daeng Ical– PLT Wali Kota Makassar yang retorikanya dalam sebuah acara yang saya hadiri memikat saya – saya ingin kembali mendengarkannya berkata-kata, dan di acara inilah peluangnya. Hal lainnya yang menarik adalah hadirnya Septiaji Eko Nugroho– pendiri sekaligus Ketua Masyarakat Anti Fitnah dan Hoax Indonesia (Mafindo). Sebelumnya, saya sudah beberapa kali mendengar tentang Mafindo dan cukup membuat saya penasaran. Tentang memerangi hoax, dua hari sebelum seminar ini saya menghadiri Half Day Basic Workshop “Hoax Busting and Digital Hygiene” yang diselenggarakan oleh AJI Makassar, bekerja sama dengan FTI UMI, Google News Lab dan Internews. Jadi, rasanya saya memang berjodoh dengan acara yang diselenggarakan di Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar pada tanggal 22 April ini.

Namun sayangnya, Daeng Ical berhalangan hadir. Yang mewakilinya adalah Jusman, S. Kel, M. SiKepala Seksi Aplikasi & Telematika Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Makassar. Jusman lebih banyak mengemukakan sisi teknis dari teknologi yang dikawal Kominfo. Dalam proses integrasi menjadi smart dibutuhkan kesiapan mental, kelembagaan, dan kebijakan. “Perlu tabayyun,verifikasi,” ucapnya.


Jusman, S. Kel, M. Si 

Jangan Mau Deal dengan HOAX


Berikutnya, Septiaji Eko Nugrohotampil dengan presentasinya yang berjudul Hoax in Indonesia and How to Deal with It. “Saat ini terjadi perubahan besar-besaran terhadap landscape di media. Banyak koran yang tutup. Perkembangan ini tidak bisa dilawan. Indonesia sangat mudah menerima teknologi media sosial dan internet. Sayangnya, faktanya manusia lebih mudah sebar fake news daripada yang benar – ini ada penelitiannya, dari MIT,” ungkap pendiri komunitas yang sekarang sudah tersebar di 17 kota di Indonesia dan memiliki 300 relawan ini.


Menurut Septiaji, masalahnya bukan hanya pada literasi. “Ada yang lain,” pungkasnya. Banyak profesor dan doktor yang percaya hoax. Tahu sendiri, kan, sekarang banyak artikel yang dikemasi secara meyakinkan, artikel kesehatan sekali pun padahal belum tentu benar. Namun demikian, tidak bisa dibantah jika tingkat literasi orang Indonesia masih rendah. “Hanya satu tingkat di atas Botswana[1],” kata Septiaji. Yes, menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Menyedihkan, ya.

Adanya polarisasi menjadi penyebab penyebaran hoax. Bagi sebagian orang, hal benar sekali pun tidak akan diterima karena pemihakannya pada yang lain sudah semacam taklid buta. Dampak berita hoax bisa fatal karena terjadi konflik horizontal. Di Srilanka misalnya, terjadi kerusuhan massal yang kemudian membuat Srilanka memutuskan menutup WA dan Facebook[2]. Baru-baru ini, ada orang yang dipukuli karena korban berita bohong di Kalimantan Barat (isu gelandangan yang menculik anak-anak). Di Jawa Barat baru-baru ini ada isu pengidap skizofrenia menganiaya ulama.

Berita kesehatan pun ada yang hoax, seperti mengenai stroke yang diatasi dengan menusuk jari penderita. Tentang informasi ini, sudah ada korbannya. Korban dari informasi bohong bisa jadi datang dari kalangan terpelajar. Jadi, jangan bangga kalau kita menguasai satu bidang saja. Pandai di ilmu Teknik belum tentu pandai di bidang literasi kesehatan dan finansial, kan?

Septiaji Eko Nugroho

Padahal ada enam literasi dasaryang harus dikuasai orang dewasa menurut World Economic Forum, yaitu: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi finansial, literasi sains, literasi budaya dan kewarganegaraan, dan literasi teknologi informasi dan komunikasi atau digital[3].

Nah, bayangkan, bagaimana rusuhnya jika orang-orang yang kurang pandai dalam literasi-literasi itu, bermasalah dalam kerukunan dan terpolarisasi kemudian mendapatkan informasi hoax yang dibelanya mati-matian? Indonesia potensial berkonflik. Ada 1340 suku, 746 bahasa daerah, dan 5 agama besar, ditambah keberagaman lainnya. Maka terjadilah semakin tidak toleran dalam perbedaan pandangan dan mudah curiga terhadap yang tidak sependapat. Mereka yang berpendidikan tinggi pun bisa jadi korban.

Septiaji menawarkan pendekatan multi prongeddalam mengatasi ini:
  • Cek fakta.
  • Edukasi literasi.
  • Gerakan silaturahmi.
  • Gerakan tokoh agama/masyarakat.
  • Advokasi (perbaikan regulasi).
  • Penegakan hukum.
Semua pihak harus bergerak. Saat ini ada Gerakan Nasional Literasi Digital. Septiaji dan Donny BU termasuk yang berperan di dalamnya. Ada pula beberapa komunitas/instansi yang sudah ikut dalam gerakan ini (seperti Kumpulan Emak-emak Blogger, IWITA Jakarta, dan Mafindo). “Jangan sendiri, kita butuh bersama-sama. Tidak bisa jalan sendiri,” pungkas lelaki berambut gondrong ini.

Septiaji menceritakan bagaimana dia belajar dari Ambon yang perang saudara pada tahun 1999 – 2005. Waktu itu 5000 orang meninggal. “Hari ini masyarakat di sana kebal. Tokoh agama, penduduk, etnis mau menurunkan ego. Jika ada isu, mereka mau turun untuk klarifikasi bersama. Penegakan hukum langkah terakhir. Jangan dikit-dikit lapor polisi. Gunakan jalur persuasi, solusi adat, dan lain-lain,” lanjut Septiaji lagi.

Ikut menyebarkan hoax bisa membuat kita memperkaya orang di balik situs hoax yang mampu meraup 300 – 500 juta rupiah. Pandai-pandailah melakukan fact checking. Bisa kita gunakan aplikasi Mafindo sebagai fact checker. Namanya Hoax Buster Tools.

Blokir HOAX dengan Senjata Ini


Sejalan dengan yang diungkapkan Septiaji, Maman Suherman (Kang Maman) membuk hal-hal di sekitar kabar hoax yang berseliweran di sekitar kita. Menurutnya, hoax itu produk keisengan atau kebencian. Orang bisa melakukan cara menghapus tahun untuk menjadikannya informasi baru. Di Jakarta ada bisnis “jasa maki” ber-tag line “dosa kami yang tanggung”, harganya 250 juta rupiah per bulan untuk hasil yang “wajar”.

Maman Suherman

Hoax itu dibuat oleh orang pintar yang jahat, dibantu orang pintar yang ingin cari keuntungan, dan disebarkan oleh orang baik yang bodoh. Tidak ada cara lain: HOAX? BLOCK!” ujar Kang Maman. Memblokir adalah satu-satunya cara. Mengapa? Berikut pemaparan Kang Maman …

Menyedihkannya, berbuat baik saja dicurigai sedang melakukan pencitraan. Semacam “paranoia" akut, menilai pemberian bantuan atau sumbangan suka rela sebagai pencitraan. Apalagi menjelang pilkada.

Hoax dianggap sebagai kebenaran karena tidak adanya teladan dari elite dan sosok yang sebenarnya bisa dijadikan anutan. Malah elite yang maju pilkada bukan tidak mungkin adalah orang yang maju pilkada untuk kepentingan popularitas dia. Karena yang penting dalam kontestasi demokrasi kan bukan benar tapi menang,” ungkap Kang Maman.

Data dari Mastel menyebutkan bahwa hoax yang menyebabkan rasa panik, tidak aman, bingung, dan pergeseran sosial, berasal dari:
- Socmed (Fb, Twitter, Instagram, Path): 92,40%
- Aplikasi chatting (Wa, Line, Telegram) 62, 80%
- Situs web 34,90%
- TV 8,70%
- Media cetak 5%
- Email 3,1%
- Radio 1,2%

Inilah tempat-tempat bagus untuk berbisnis jasa maki. Tweet campaign untuk tujuan bagus bisa membayar jasa sebesar sejuta rupiah. Untuk tweet “tidak bagus” ada yang sampai dibayar sebesar 8 juta rupiah, tergantung jumlah follower. Wujud hoax bisa dalam: tulisan (62,10%), gambar (37,50%), video (0,40%).

Aish, kenapa saya tak bertanya, ya. Para penanya dikasih hadiah 😁

Kang Maman pernah menjadi korban, ketika tayangan salah satu episode Indonesia Lawak Klub usai tayang. Tayangan berjudul Berbeda Koq Saling Melaporkan itu ditayangkan “versi baru” videonya di You Tube pada keesokan harinya setelah tayangnya. Di video berdurasi 7 menit itu dibuat seolah-olah Kang Maman mengatakan sesuatu tentang Habib Riziq – dengan menyelipkan gambar Habib padahal pada versi aslinya tak demikian. Di sini bahayanya – ketika fiksi dan fakta digabungkan.

Menurut Kang Maman, ada upaya-upaya yang bisa kita lakukan agar tak masuk dalam pusaran hoax, yaitu:
  1. Hati-hati dengan judul dan kalimat pembuka yang sensasional. Pada media cetak, ada juga berita yang judulnya dibuat sensasional. Kebenarannya baru ditemukan pada paragraf terakhir. Misalnya mengenai kecelakaan artis yang ternyata hanya adegan dalam film. Bagaimana jika di berita online? Media online biasa mengutamakan kecepatan daripada ketepatan dengan memberikan secuil informasi yang dibagi dalam 3 berita. Informasi mengenai kebenarannya baru diungkapkan pada artikel terakhir. Sayangnya, tanpa memasukkan kalimat yang seharusnya dimuat karena ada dalam Kode Etik Media Siber, yaitu: “Berita ini belum lengkap sehingga akan dikembangkan untuk mengejar berita selanjutnya.” Bayangkan bila dua orang sedang berkonflik dan kita baru membaca berita pertama tanpa membaca berita kedua. Maka yang terjadi adalah kebenaran hanyalah yang ada di berita pertama.
  2. Perhatikan alamat  website. “Saya kalau jadi penguji skripsi, saya akan uji referensi dan foot note– daftar pustaka dia (mahasiswa). Kalau dia pakai website, saya akan kejar di situ. Jadi, baru satu pertanyaan sudah bisa nggak lulus: ‘Dari mana Anda tahu website itu memang berisi kebenaran dan berdasarkan data?’,” Kang Maman menjelaskan bahwa tidak semua website bisa dipercaya.
  3. Periksa faktanya. Cek, apakah faktanya mengandung 5W 1H atau tidak. Hati-hati, berita lama yang berjarak belasan tahun bisa saja dimunculkan kembali untuk mendukung peristiwa yang baru terjadi.
  4. Cek keaslian foto. Rekayasa foto bisa dilakukan siapa saja di zaman ini.
  5. Ikut dalam diskusi dan komunitas anti hoax. Kita harus menguasai 6 keliterasian. Tetapi jika mau bersaing dengan bagus, kita harus punya kemampuan komunikasi, creative thinking, critical thinking, dan kolaborasi. Kita tidak bisa menyelesaikan sendiri. Hoax banyak, orang baik bisa tenggelam beritanya. Maka kita butuh bekerja sama dalam hal ini.

Ada hal yang penting lagi, yaitu mengenai elemen parsipatoris. Betul adanya bahwa manifestasi demokrasi adalah partisipasi tetapi jangan sampai berubah menjadi fundamentalisme berbasis kebencian. Kang Maman bercerita mengenai bom atom di Hiroshima dan Nagasaki (tahun 1945) yang memakan korban 277.000 orang. Bandingkan dengan kerusuhan di Rwanda saat Pilpres (pada tahun 1994) – antara suku Hutu dan dan suku Tutsi, sebanyak 770.000 orang Tutsi terbunuh. Yang mana kerusuhan itu bersumber dari hasutan bahwa suku Tutsi harus dibunuh karena keturunan iblis dan seperti kecoak. “Betapa kata menjadi senjata yanglebih dahsyat daripada bom atom sekali pun,” pungkas Kang Maman.

Selanjutnya, segala pujian, juga kritikan tidak boleh dilempar secara prematur, sebelum memastikannya dengan data yang secermat-cermatnya, dan komparasi terhadap variabel yang relevan. Inilah makanya dalam dunia jurnalistik, jurnalis harus berpedoman pada 9 ELEMEN JURNALISME-nya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. “Bahwa berita itu harus mengejar kebenaran. Yang kedua, komitmen harus pada kepentingan publik. Kemudian disiplin verifikasi – tabayyun dan konfirmasi. Independen terhadap sumber berita, dan mengutamakan hati nurani,” Kang Maman menjelaskan mengenai 9 elemen jurnalisme.

Foto bersama
Dalam buku BLUR – Bill Kovach menambahkan “PROSUME” – produsen sekaligus konsumen. “Kita ini produsen sekaligus konsumen informasi. Kalau Anda memproduksi hoax, bayangkan Anda di posisi konsumen. Tega, nggak bohongin diri sendiri, bohongin keluarga hanya demi uang?”

Bill Kovach juga mengatakan bahwa tabayyun itu 5 jenis, yaitu:
  1. Jangan menambah atau mengarang apapun. Jangan mencampuradukkan fakta dengan karangan. Fact is sacral but opinion is free tapi harus dipisah.
  2. Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar.
  3. Bersikap setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi. Kang Maman memberi contoh tentang silogisme yang sering digunakan komedian Cak Lontong. Bisa saja yang seperti ini dijadikan jalan masuknya hoax. Juga hati-hati dengan pernyataan semisal yang mengatakan “50 persen perempuan dalam ruangan ini tidak perawan” – cek, berapa orangkah itu? Jangan sampai hanya dua. Cek lagi, jangan sampai dari dua itu, yang satunya sudah menikah, makanya dikatakan “tidak perawan”. Hati-hati jika “mainan metodologi” seperti ini digunakan pecinta hoax.
  4. Pertebal empati di atas sakit hati agar kekacauan informasi tidak bertambah bahan bakarnya dan fragmentasi sosial karena pilkada tidak semakin menajam.
  5. Saring sebelum sharing. Menempatkan jempol dan lidah di belakang kepala dan akal budi.

Yang paling menakutkan adalah bahwa benar pun kita curigai kalau lawan – sebenar apapun dicurigai.  Kang Maman menutup giliran berbicaranya dengan mengutip hadits berikut:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia BERKATA YANG BAIK ATAU DIAM. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Itulah kutipan hadits yang banyak diedarkan mereka yang mencoba melawan hoax. Kutipan yang seharusnya kita biasakan demi kebaikan. Kalau kata Kang Maman, “Kalau masih cinta negara ini.” Well, masih cintakah kita pada Indonesia? Kalau iya, berkata dan sebarkan yang baik atau diam.
Makassar, 11 Mei 2018

Selesai

Jangan lupa, simak juga tulisan sebelumnya, yaa:




[1] Untuk lebih jelasnya, silakan baca https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170910122629-445-240706/mengapa-literasi-di-indonesia-sangat-terendah/.

[2]Baca tentang ini di https://internasional.kompas.com/read/2018/03/06/17583681/kondisi-darurat-ditetapkan-di-sri-lanka-menyusul-kerusuhan-sektarian.

[3]Seperti yang dikatakan oleh Harris Iskandar -  Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Baca di link pada catatan kaki nomor 1 di atas.


Mencari Hikmah di Perhelatan Akbar Wisuda Santri

$
0
0
Lapangan Karebosi sudah penuh dengan santri dan pengantarnya ketika saya dan putri saya – Athifah tiba di sana pada pagi hari tanggal 10 Mei kemarin. Di bagian tribun tempat duduk para santri menjelang remaja sementara para pengantarnya duduk di bawah tenda di atas lapangan rumput. Saya mengamati kursi-kursi yang bertebaran. Tak jelas apakah ada tanda di mana nomor 1659 – nomor urut Athifah bisa duduk. Para santri yang akan diwisuda duduk tak beraturan dijaga para pembinanya.


“Ada yang duduk di kursi itu, Pak?” tanya saya pada seorang bapak yang berdiri di antara para santri. “Ada. Ada orangnya di sini,” jawabnya.

Saya menengok pesan WA. Ada yang baru dari pembina TPQ di mana Athifah belajar mengaji. Saya pun bergegas menuju lokasi yang disebutkannya. Singkat cerita, cukup lama juga baru kami bisa bertemu di antara ribuan orang. Athifah dan teman-temannya – yang berasal dari TPQ yang sama duduk terpisah-pisah. Pembinanya mengatakan, tadinya dia mengambilkan sederetan kursi untuk para santrinya namun panitia menyuruh yang lain mengisi kursi-kursi yang kosong. Yah, apa mau dikata. Suasana dengan lebih dari 3000 orang di dalamnya pastilah disertai dengan chaos.

Acara Wisuda Santri ini merupakan acara tahunan yang digelar Departemen Agama Kota Makassar. Semua santri TPQ sekota Makassar diwisuda bersama-sama di sini. Mereka berusia 10 – 12 tahun dan sudah melalui ujian “bebas buta aksara al-Qur’an”. Saya mengapresiasinya, penting juga sebuah instansi ataupun lembaga menyelenggarakannya. Namun mengapresiasi bukanlah berarti seperti itu juga pendapat saya pribadi.


Saya mungkin anti mainstream. Tidak menganggap seremoni sebagai yang terpenting. Lebih dari seribu enam ratus anak diwisuda di satu sisi menjadikan situasi dan kondisi di saat seperti ini menjadi tidak nyaman bagi anak-anak. Putriku mulai mengeluarkan erangan lirih, "Sakit Kepala, Ma. Sakit kaki, Ma."

Mencarikan kursi untuk Athfah butuh perjuangan. Karena dia tak mendapatkan kursi untuk duduk maka saya mencarinya. Tak enak meminta kursi pada seorang ibu yang duduk manis di dekat para santri. Padahal saya bisa saja melakukannya kalau saya mau karena bukan hak pengantar duduk di situ. Pengantar ada tempatnya sendiri - di lapangan rumput yang di atasnya sudah didirikan tenda. 

Hanya santri yang berhak duduk di kursi di tribun yang jumlahnya tak sebanding dengan jumlah manusia yang hadir di sana. Bayangkan, satu santri bisa diantar oleh lebih dari 1 orang, bahkan hingga 4 orang dan tak semua pengantar mau duduk cantik di bawah tenda. Sama halnya saya, mau berada di dekat putri saya! Maka saya harus berjalan kaki sekira dua ratusan meter, ke tempat para pengantar santri duduk untuk mendapatkan sebuah kursi kosong. Oh bukan, kursinya tidak kosong. Sebuah tas perempuan sedang duduk di situ. Kemungkinan pemiliknya -  seorang ibu yang sedang menemani anaknya duduk di tribun. Di sekitar kursi  itu ada seorang bapak yang sedang duduk melantai dan dua anak kecilnya.

Tabe’, Pak, ada yang duduk di sini?” tanya saya sopan.

Iyye, ada,” jawab bapak itu.

Saya menghela napas namun tetap berusaha demi si putri mungil yang sudah mulai merasa tak nyaman, “Anakku ndak dapat kursi, Pak. Baru sakit mi kaki dan kepalanya. Ngng, tapi ada yang duduk di sini, dih?”

Si bapak mengangguk. Tak ada harapan. Saya berbalik dan mulai melangkah kembali ke tempat putri saya berada.


“Ambil maki’,” si bapak rupanya tak tega dan memberikan kursi itu untuk saya. Alhamdulillah. Senang sekali mendapat rezeki tak terkira. Saya mengangkat kursi dan membawanya kepada si putri mungil. Dalam hati saya berdo’a, semoga Allah merahmati bapak itu dan keluarganya.

Tak seperti biasanya saat menghdiri acara, kali ini saya tak menyimak seremoni apa yang terjadi di atas panggung. Saya kemudian sibuk saling kontak dengan pembina TPQ Athifah yang belum ketemu juga di mana posisinya saat itu. Sementara pikiran saya mengembara, mencoba merenungi, hikmah apa yang bisa saya ambil dari event ini. Faktanya, kami sekarang berada di sini, mengikuti keinginan mayoritas ibu-ibu santri TPQ dekat rumah yang ingin melihat anaknya pakai baju wisuda dan toga.

Saya terus mencari hikmah apa yang membuat saya berada di sini. Karena tanpa seremoni pun saya menghargai upaya sungguh-sungguh si putri mungil melalui serangkaian ujiannya menuju bebas buta aksara al-Qur'an. Saya berkali-kali mengatakan pada anak-anak bahwa saya menghargai proses, bukannya hasil. Saya kira anak-anak akan belajar pula bahwa hasil yang baik akan tercipta kalau proses yang dilalui baik dan penuh kesungguhan. Saya ingin anak-anak belajar banyak dari semua pembelajaran yang mereka jalani. Bukan sekadar bangga dengan toga dan baju wisuda yang hanya kami sewa. Apalah arti kemampuan baca-tulis dan hafal kalau tiba-tiba Allah menghendaki mengambilnya?

Yah, mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari di tempat ini, Nak. Yang jelas, perhelatan akbar wisuda santri seperti ini bukanlah akhir. Bukanlah pencapaian fantastis. Perjalanan kita masih panjang, yaitu tentang apakah dan bagaimana kau menjadikan kitab suci kita sebagai pedoman hidupmu. Semoga Allah me-ridhai jalan kita hingga di akhir masa.

Makassar, 11 Mei 2018

Bersambung

Ironi di Perhelatan Akbar Wisuda Santri

$
0
0

Saya anggap nomor urut nyaris bontot: 1659 adalah sebuah keuntungan. Kami bisa duduk manis menanti nomor dipanggil, tidak perlu berdesak-desakan dengan seribuan orang yang ingin naik ke panggung. Total santri yang diwisuda pada tanggal 10 Mei ini adalah 1668 orang. Enak kan, menjelang nomor si putri mungil disebut, tempat ini sudah lebih lengang.



Duduk manis seperti ini membuat saya sekaligus bisa mengamati aneka perilaku orang dewasa di sekitar saya. Salah satunya yang ada dalam foto sampah di bawah kursi itu. Saya yakin kita semua tahu kalau Islam tidak mengajarkan kita untuk buang sampah sembarangan. Indahnya tempat ini andai tiap orang membawa sampahnya masing-masing dan baru membuangnya ketika mendapatkan tempat sampah. Yang hadir di sini semuanya beragama Islam. Semuanya pasti tahu bahwa Islam mengajarkan “kebersihan itu sebagian daripada iman”. Dan tidak ada dalam ajaran Islam yang membolehkan kita mengotori lingkungan yang bukan tempat tinggal kita.

Panitia beberapa kali menegur keras orang tua yang menghalangi jalan para santri menuju panggung. Sampai mengatakan tidak bisa dibedakan mana anak-anak dan orang tua. Ya, para orang tua berjejal di tepi panggung, menghalangi para santri yang hendak naik ke atas panggung untuk menjalani seremoni wisuda.

Seorang ibu mendesak anaknya untuk memotong antrean. Alasannya, ada orang-orang yang naik sebelum nomornya dipanggil. Entahlah. Kalaupun itu benar, melakukannya berarti membuat kita mengambil hak orang lain.


Semacam ironi. Di tempat yang pemeran utamanya anak-anak seperti saat ini, sebenarnya kita – para orang tua dituntut memberi teladan, untuk hal kecil sekali pun. Anak-anak kita akan mengingat apa yang terjadi di tempat ini kelak.

Usai Athifah menjalani prosesi, kami membicarakan apa yang terjadi saat itu. “Lihat, banyaknya sampah. Seandainya setiap orang mengambil sampahnya masing-masing dan baru membuangnya setelah mendapatkan tempat sampah, pasti tidak sekotor ini.” Kami juga membicarakan beberapa hal lain, seperti memotong antrean.

Saat melihat studio foto mini sudah ramai dengan para santri, saya bertanya apakah Athifah mau ikut berfoto? Awalnya nona mungil ini menggeleng namun kemudian dia berkata, “Kalau ndak mahal ji, saya mau.”


“Tunggu dulu, nah. Mama cek dulu uangnya Mama baru kita tanya harganya,” saya ingat si sulung Affiq dulu berfoto khusus mengenakan toga dan pakaian wisuda enam tahun lalu. Saya tidak mau Athifah merasa dibedakan dengan kakaknya perihal foto itu meskipun sebenarnya saya tak menganggap simbol seperti seremoni dan juga foto sebagai sesuatu yang sangat penting. Dulu Affiq ikut wisuda yang dilaksanakan TPQ dekat rumah kami. Panjang ceritanya mengapa TPQ yang sama – yang ditempati Athifah belajar tidak menyelenggarakannya wisuda sendiri pada tahun ini. Saat Affiq wisuda itu, soal foto ukuran 10R diurus oleh pembina TPQ-nya.

“Cukup ji uangnya Mama,” saya memutuskan mengajak Athifah berfoto. Kami pun melenggang ke salah satu booth foto. “Mau foto sendiri atau sama Mama?” tanya saya. “Sama Mama,” ucap nona mungilku ceria.

Well, ajaran Islam bukan sekadar membaca al-Qur'an tapi juga mengaplikasikannya dalam hal yang paling kecil dalam hidup kita semacam menjaga lingkungan kita, kan ya? Semacam bagaimana menjadi orang dewasa yang seharusnya, kan ya?

Mungkin kita – para orang tua yang harus masuk TPQ dewasa dan belajar menjadi dewasa yang sesungguhnya. Mungkin.

Makassar, 12 Mei 2018

Tertolong Berkat Indriana_Art – Jasa Sewa Baju Adat

$
0
0
Bukan saya namanya kalau tidak kebingungan sampai pusing kepala saat membaca undangan yang meminta hadirinnya mengenakan dress code. Kalau temanya casual mungkin saya oke saja. Kalau acaranya santai dan saya “membangkang” mungkin tidak terlalu menarik perhatian atau tidak dipedulikan oleh penyelenggara. Tapi kalau diundang untuk menghadiri sebuah event fashion terbesar di Indonesia timur yang jelas-jelas tertera “dress code” dalam undangannya? Malu juga kan, ya kalau datang kostumnya asal-asalan. Nanti dianggap tidak menghargai pengundang. Nah, begitulah yang terjadi pada saya saat mendapatkan undangan untuk menghadiri pembukaan Femme di Hotel Four Points bulan lalu. Dress codeyang ditetapkan penyelenggara acara adalah ETNIS😟


Untungnya pusingnya saya itu tak berlangsung lama. Kawan saya – Ibu Syairawati Magrib yang akrab dengan nama gaulnya Abby Onety menceritakan mengenai usaha kawannya yang menyediakan aneka kostum tradisional. Usaha itu bernama INDRIANA_ART. Tak hanya bergerak dalam hal penyewaan baju adat/tradisional, Indriana_Art ini juga menjual jasa makeup. Pemiliknya, Ibu Indriana juga berprofesi sebagai guru seni, merupakan rekan sejawat Abby di Perguruan Nasional. Abby memintakan foto-foto busana yang disewakan oleh Indriana_Art dan memperlihatkannya kepada saya.

Ibu Indriana ini lulusan dari Pendidikan Seni Universitas Negeri Makassar. Saking cintanya pada dunia seni tari, juga karena punya pengalaman menari hingga bisa berkunjung ke beberapa kota di Indonesia sampai luar negeri, maka dia ingin berbuat lebih banyak lagi, dengan terjun langsung memfasilitasi para pelaku seni dengan mendirikan usaha penyewaan baju adat dan make up.


Sesaat, saya dan Abby berdiskusi mengenai bagaimana bagusnya berbusana di perhelatan fashion yang mengundang kami itu. Abby mengusulkan untuk mengambil atasannya saja atau roknya saja. Saya sependapat, lalu memindai satu per satu foto yang Abby kirimkan via pesan pribadi untuk memilah kostum yang mana yang bisa saya kenakan. Setelah menimbang-nimbang berjam-jam, akhirnya pilihan saya jatuh pada rok bermotif Toraja. Meski bahan kain dan model roknya modern tapi coraknya khas Toraja. Masih masuk kategori etnis lah, ya. Corak kain Toraja kan khas banget.

Jasa Sewa Baju Adat dan Make Up Indriana_Art ini menyediakan jasanya untuk penduduk Gowa, Makassar, Maros, bahkan yang lebih jauh lagi dari Maros. Beberapa waktu yang lalu, Indriana_Art menyambangi Kota Masamba di Kabupaten Luwu Utara untuk memenuhi melayani pesanan pelanggan yang ingin menggunakan baju adat pengantin lengkap dengan pernak-perniknya. Bukan hanya kostum, tenda pengantin dan semua yang berhubungan dengan persiapan perkawinan termasuk khitanan, juga acara lainnya dilayani oleh Bu Indri pengadaannya.

Di pembukaan Femme. Foto: Eryvia Maronie

Syukurlah, ya, saya mendapatkan informasi ini dari Abby. Maka jadilah saya mengenakan rok bermotif Toraja berwarna biru di acara pembukaan Femme. Beberapa kawan yang lain juga mengenakan kostum yang sesuai dengan mereka dari usaha yang bisa dihubungi melalui akun Instagram @indriana_art  dan Facebook Indriana Ihsanini. Inilah salah satu keuntungannya tinggal di kota besar dan berjejaring dengan berbagai kalangan, saya bisa mendapatkan banyak informasi mengenai berbagai hal, termasuk mencari solusi soal dress code. 😇

Makassar, 12 Mei 2018

Indriana_Art.
Jalan Malino, Kompleks PKG (jalan Kelapa nomor 16), Kabupaten Gowa. Untuk lebih mudahnya, bisa cari kampus Teknik Universitas Hasanuddin 2 di jalan Malino, nah di depan kampus ada masjid.  Sebelum masjid itu belok kiri, lalu terus hingga mentok baru belok kanan, lurus lagi dan temukan papan yang bertuliskan Indriana Art.  Kalau merasa kejauhan, coba hubungi saja di akun-akun media sosialnya (ada di paragraf akhir tulisan di atas), barangkali saja bisa bertemu dengan Ibu Indri di tempat yang disepakati, kan beliau mengajarnya di kota Makassar.

Catatan buat owner:
Sekadar saran buat Bu Indriana, keterangan profil di akun Instagramnya supaya dilengkapi dengan keterangan jasa apa saja yang bisa dilakukan oleh Indriana_Art. Cantumkan pula nomor kontak yang bisa dihubungi sewaktu-waktu, apakah nomor HP atau nomor WA.Semoga usahanya laris-manis, ya.

Keterangan foto:
3 foto koleksi dari Indriana_Art. 

Tips Ekstra Belanja Online di Bulan Ramadan

$
0
0
Tips Ekstra Belanja Online di Bulan Ramadan - Memasuki bulan Ramadan, ibu-ibu mungkin sudah memikirkan bagaimana berbelanja di bulan suci ini. Bagaimana tidak, seperti sudah kesepakatan tak tertulis di negara kita, setiap memasuki bulan harga-harga bahan kebutuhan sehari-hari, termasuk bahan kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Inginnya mempersiapkan batin saja menghadapi bulan Ramadan namun apa daya, pikiran juga harus ekstra disiapkan untuk menghadapi kenaikan harga seperti ini.


Sudah tentu, ibu-ibu harus pandai-pandai mengambil celah berbelanja agar uang belanjanya tak tekor dan tak perlu berutang sana-sini. Nah, salah satu celah yang harus pandai-pandai dimanfaatkan adalah belanja online. Di saat aneka rupa iklan market place bertaburan, merayu-rayu di depan mata selama menggunakan internet, di saat itu pulalah kita harus pandai menahan diri, memilah, dan memanfaatkan moda belanja yang sebenarnya menguntungkan karena tak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mendatangi toko yang dituju ini.

Nah, kali ini saya mau menceritakan tips ekstra untuk belanja online di bulan Ramadanyang saya dapatkan dari “bisik-bisik” tetangga. Boleh dicoba, nih, Bu:

1. Cari market place dan toko online yang terpercaya.


Carilah market place yang memiliki banyak toko online terpercaya di dalamnya. Misalnya, nih, di Tokopedia, kita bisa melacak dari nama tokonya. Informasi yang bisa diketahui, melalui ulasan pelanggan, sudah berapa lama toko tersebut terdaftar di Tokopedia, dan bagaimana rekam jejaknya dilihat dari ulasan dan transaksi yang berhasil, juga dari tanda bintang yang diperolehnya. Dari ulasan bisa diketahui berapa banyak orang yang puas ataupun kecewa dengan layanannya. Kalau kecewa, mengapa dan kalau puas, apa yang disukai pelanggan. Dari ribuan produk, kita bisa memilih spesifikasi yang pas dengan herga yang juga pas dengan kantong kita. Nah, kalau sudah pernah berbelanja dan puas dengan layanannya, kita bisa memasukkan toko tersebut ke dalam kategori “Favorit” pada akun kita jadi nanti kapan-kapan bisa balik lagi berbelanja di situ.


2. Belanja ekstra dengan berbelanja di kreator lokal.


Punya misi cinta tanah air dengan berbelanja pada kreator lokal? Nah, di Tokopedia, kita bisa menemukan beragam kreator lokal dari seluruh Indonesia. Produknya pun berkualitas. Tinggal pandai-pandainya kita memilih yang pas, sesuai budget dan memperhatikan tips nomor 1 di atas.

Bisa memilih kreator lokal

3. Mencari toko yang lokasinya terdekat dengan tempat tinggal.


Ini salah satu cara yang senantiasa saya terapkan dalam memilih toko online. Tinggal di Makassar, sementara sebagian besar toko online berlokasi di pulau Jawa? Duh, berat di ongkos kirim, Mak. Makanya saya lebih suka memilih toko yang letaknya di Surabaya atau di Jawa Timur. Saya pernah membeli jilbab buat saya dan putri saya, ongkos kirimnya (ongkir) hanya Rp. 20.000. Senangnya bukan kepalang. Haha, rasa senang yang sungguh receh, ya. Maklumlah, bagi mamak penuh perhitungan, menghemat ongkir itu rasanya sudah nikmat luar biasa.

Nah, di Tokopedia kita bisa memilih kota yang terdekat dengan kita. Ada pilihannya ketika memfilter produk yang diinginka. Kita bisa memfilter berdasarkan jenis produk dan lokasi.

Di Tokopedia, bisa memilih lokasi toko online yang kita inginkan

4. Metode pembayaran yang tepat patut menjadi pertimbangan.


Kalau misalnya rumah kita lebih dekat ke mini market yang bekerja sama dengan ecommerce yang bekerja sama dengan jaringan mini market tersebut ketimbang ATM atau bank terdekat, tentu bisa dimanfaatkan agar waktu bisa lebih termanfaatkan dengan baik. Nah, Tokopedia menyediakan macam-macam metode pembayaran yang  bisa kita pilih sesuai kondisi kita, yaitu: Saldo Tokopedia, cicilan, kartu kredit, transfer bank, hingga pembayaran melalui mini market.

Sebagian metode pembayaran di Tokopedia

5. Pertimbangkan metode pengiriman yang paling menguntungkan.


Cek ecommerce yang disasar. Kalau Tokopedia menawarkan beberapa alternatif. Kita bisa memilih cara konvensional dengan beberapa pilihan perusahaan jasa ekspedisi hingga kurir instan yang bisa dipesan dengan jasa transportasi online. Ini suatu keharusan bagi saya yang tinggal di luar pulau Jawa jika berbelanja online. Oya, ada juga pilihan menggunakan jasa asuransi atau tidak. Kalau tidak memilih asuransi, ya siap-siap saja kalau ada apa-apa dalam perjalanan barang kita tak dapatkan, uang pun tak kembali. Tapi jangan khawatir kasus seperti ini jarang sekali terjadi. Alhamdulillah beberapa kali bertransaksi di Tokopedia, barang-barang yang saya pesan tiba dengan selamat. Palingan “hanya” terlambat beberapa hari dikarenakan memilih jasa pengiriman yang paling murah (guna mendapatkan kebahagiaan receh ala mamak-mamak penuh perhitungan).

6. Jangan sia-siakan promo atau diskon.


Is any mamak here exactly like me? Haha, ini pun kebahagiaan receh ala mamak-mamak yang suka saya praktikkan. Menyenangkan kan kalau bisa mendapatkan tunik yang di waktu reguler harganya Rp. 400.000-an tetapi di saat diskon harganya tinggal Rp. 100.000-an? Rasanya sudah menghemat budget secara besar-besaran, apalagi tunik cantik yang didapatkan dua potong! Berapa ratus ribu rupiah coba penghematan semunya.

Nah, sepanjang bulan Ramadan ini di Tokopedia ada rangkaian promo yang akan membuat Ramadan kita makin ekstra. Dari bocoran yang saya dapatkan, akan ada rahasia kejutan pada 25 Mei dari Tokopedia yang akan membuat Ramadan menjadi semakin ekstra! Meminjam istilah orang Jakarta – pantengin saja website atau aplikasinya. Eh, melalui pemesanan via aplikasi kita malah bisa dapat potongan ongkir, lho pada pembelanjaan pertama.



7. Bersenang-senang ekstra dengan Tokopedia selama Ramadan.


Dengan Shake-shake Ekstra Kejutan, ada keseruan di Lucky Egg & Grup Chat, buka  Ketupat Ekstranya pada pukul 17.00 – 18.00 (mulai 14 Mei) di mana ada kesempatan membeli iPhone X dengan diskon yang sangat miring, hingga 95%, nonton Net TV, dan ikuti keseruan grup Chat-nya pada waktu-waktu tertentu. Cek di https://www.tokopedia.com/ramadan/ untuk lebih jelasnya, ya.

Promo pembelian pertama produk digital yang sedang berlangsung di Tokopedia

Sebenarnya sejak tanggal 1 Mei ini ada kemudahan-kemudahan Ekstra di Tokopedia. Sepanjang bulan Ramadan pun akan terus ada. Saya saat ini sedang mencoba pembelian produk digital untuk pertama kalinya dengan menggunakan kode BARUCOBA, sayangnya saat klik pembayaran barulah tersadar kalau saldo saya tak cukup. Jadi saya sudahi saja, ya tulisan ini. Saya sarankan Anda browsing sendiri ke website-nya, jangan lupa ikuti tips ekstra belanja online yang sudah saya paparkan di atas. Saya mau isi saldo Tokopedia dulu.

Makassar, 14 Mei 2018


Speak Up: Pendidikan dan Indoktrinasi Kepentingan

$
0
0
Festival Hardiknas Sulawesi Selatan 2018 sudah berlalu. Acara puncaknya pun sudah dilaksanakan hari Sabtu tanggal 12 Mei lalu. Saya hanya sempat menghadiri beberapa sesi pada rangkaian Pesta Pendidikan (Pekan) yang dilaksanakan pada tanggal 21 – 27 April di BP – PAUD & Dikmas Sulawesi Selatan.


Salah satu acara yang saya hadiri adalah Ngobrol Publik bertema PENDIDIKAN DAN INDOKTRINASI KEPENTINGAN pada tanggal 25 April siang. Oya, sebelum bercerita tentang Ngobrol Publik yang saya hadiri, saya cerita dulu mengenai gerakan yang menyelenggarakan kegiatan Festival Hardiknas ini, ya. Nama gerakannya adalah Semua Murid Semua Guru yang biasa ditulis dalam bentuk tagar - #SemuaMuridSemuaGuru.

Apa itu Semua Murid Semua Guru? Penjelasannya ada di salah satu laman website http://www.semuamuridsemuaguru.id, yaitu:
Semua Murid Semua Guru adalah jaringan publik berdaya yang belajar, bergerak, dan bermakna bersama karena pendidikan adalah tanggung jawab kita. Semua Murid Semua Guru adalah salah satu upaya pelibatan publik yang demokratis–bukanlah sekadar kampanye, kegiatan, atau pengumpulan massa. Kita adalah publik, bagian terpenting yang perlu berpartisipasi sampai tingkat berdaya, bukan hanya berkomunikasi atau bermitra dalam ekosistem pendidikan Indonesia. Pesta Pendidikan (Pekan) adalah kegiatan tahunan perayaan Hari Pendidikan Nasional yang diinisiasi oleh jaringan Semua Murid Semua Guru. 
Oke, mengenai Ngobrol Publik yang saya maksud, nara sumber yang hadir membuat saya bersemangat. Ada 4 orang, yaitu: Dr. H. Mukhtar Tahir, M. Pd– Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Dr. Ed. Faridah Ohan– akademisi dari Universitas Negeri Makassar yang juga merupakan sahabat saya, Muhammad Iqbal Arsyad– Direktur LAPAR (Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat) Sul Sel, dan Shinta Mashinta Molina(legislator DPRD Makassar). Oya, bukan hanya para panelis, moderatornya pun tak kalah kerennya. Saya biasa melihatnya di layar kaca – namanya Ni Luh Puspa (new anchorKompas TV). Temanya pun tak kalah membuat saya bersemangat, saya datang ke acara ini, selain ingin mendapatkan wawasan lebih juga ingin membawa sebuah permasalahan yang sudah begitu lama tak terselesaikan di dalam dunia pendidikan di kota ini.


Saat tiba di dalam aula BP – PAUD & Dikmas Sul Sel, saya sudah telat sekian menit. Sudah giliran Shinta yang berbicara. Saya masih sempat menyimak penjelasannya mengenai Perda (Peraturan Daerah) Penyelenggaraan Pendidikan yang sementara digodok oleh para wakil rakyat. Kurang lebih isinya mencakup bagaimana kurikulum meng-cover para siswa agar tak ketinggalan, bagaimana memperbaiki regulasi untuk memperbaiki “siswa titipan”, dan pendidikan inklusi di Makassar. Diharapkan juga acara ini bisa memberikan masukan mengenai apa lagi yang perlu dimasukkan di dalam Perda yang diusahakan selesai sebelum 2018 ini.

Shinta mengatakan bahwa istilah INDOKTRINASI tidak pas karena pendidikan haruslah humanis. Yes, menarik memang panitia menggunakan kata ini. Indoktrinasi berarti pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut Shinta, memang banyak kepentingan tapi tidak bisa campur aduk. Pendidikan harus dibicarakan secara baik karena membicarakan mengenai generasi ke depannya.

Mukhtar Tahirlebih menekankan kepada PENDIDIKAN KARAKTERyang menjadi isu penting. Mengenai istilah INDOKTRINASI, ada beberapa hal yang harus dilihat dari aspek kepentingan, seperti ekonomi, sosial, politik, dan budaya. “Sekarang, bicara tentang apa dulu dalam konteks indoktrinasi?” Mukhtar mengajukan pertanyaan.

Dalam kaitan pembentukan karakter dan “indoktrinasi”, lebih lanjut Mukhtar mengatakan bahwa harus ada pola indoktrinasi orang tua, guru, dan anak-anak agar sesuai harapan karakter-karakter dengan tatanan etika masa emas anak-anak. Semacam “indoktrinasi positif”. Pemaknaannya tergantung pada kepentingan. Namun dikatakannya juga bahwa pendidikan dan indoktrinasi bagaikan dua mata pisau yang tak bisa disatukan karena indoktrinasi tak bisa dipertanyakan. Sementara pendidikan jika diterima harus dikritisi supaya bisa berpikir sendiri.


Sementara Iqbal mengatakan bahwa pada kenyataannya tak bisa juga memisahkan politik dan pendidikan. Di sisi lain, ada masalah ideologi yang mengancam dasar negara kita. “Yang banyak bermasalah adalah nilai, tingkah laku. Tidak ada tools yang bisa menilainya,” pungkasnya. Selin itu, menurut Iqbal, perlu juga dipikirkan pendidikan alternatif agar anak mempunyai kesadaran sosial.

Faridah mulai dari sorotan soal regulasi. Kita semua butuh regulasi. Semua penya kepentingan – sekolah, orang tua, dan siswa. Butuh regulasi yang mengaturnya. Selain itu, pendidikan kita terlalu fokus pada kognitif padahal pendidikan seharusnya dilihat lebih komprehensif. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah mengenai bullying di sekolah, misalnya. Apa yang harus anak lakukan jika mendapatkan perundungan di sekolah? Juga mengenai DISIPLIN POSITIF (positive discipline– bisa searching di internet frasa ini). Misalnya, kita perlu meninjau kembali mengenai hukuman seperti membersihkan toilet ketika terlambat datang ke sekolah – apa kaitannya? Apa yang kita ajarkan dengan hukuman seperti itu? Nah, yang seperti ini perlu sama-sama kita diskusikan.

Ketika sesi tanya-jawab segera saya mengangkat tangan. Saya menjadi orang pertama yang ditunjuk. Jujur, saya sudah setahun ini mencari solusi mengenai masalah ini. Kali ini adalah waktu yang tepat untuk SPEAK UP. Biar semua tersadar, ini bukan masalah main-main.

Saya menanyakan mengenai kurangnya guru PNS di sekolah anak saya yang ternyata merupakan masalah di banyak sekolah. Ada sekolah negeri yang hanya memiliki 2 guru PNS dari belasan gurunya dan terjadi selama bertahun-tahun. Ada berbagai permasalahan lain yang mengikut di sekitarnya yang sayangnya tak bisa saya ungkapkan di sini. Tapi di depan para panelis, secara blak-blakan saya ungkapkan. Ini bukan kali pertama saya mencari solusinya, saya sudah beberapa kali melakukannya dengan bertanya langsung kepada kepala di wilayah sekolah yang bersangkutan.


Saya katakan juga saat itu bahwa saya tak perlu mengorek-ngorek ruang kepala sekolah dan ruang guru untuk mengetahui masalah ini karena kalau paham kondisi sekolah, masalah seperti ini terbaca jelas. Sayamengungkapkan ini dan membawanya ke hadapan para panelis agar dapat dibedah dan dibantu mencarikan solusinya. Hanya rasa prihatinlah yang membuat saya mengungkapkannya.

Harus ada penyelesaian karena anggaran sekolah sebenarnya bisa dialokasikan untuk pendidikan inklusi ataupun membeli perangkat pembelajaran yang mendukung pendidikan karakter anak. Ataukah digunakan untuk menggaji guru honorer untuk bidang studi Matematika, misalnya. Tapi tidak bisa karena kepala sekolah harus mencarikan cara menggaji para guru honor. Bagaimana fair-nya sekolah negeri dikatakan negeri jika hanya memiliki 2 guru PNS? Bukankah sama saja dengan sekolah swasta?

Tak dinyana, dalam ruangan itu hadir Hidayat - Kepala Bidang Pendidikan Dasar yang langsung menjawab pertanyaan saya. Kata beliau, pengangkatan guru (PNS) itu adalah kebijakan nasional.  Bukan wewenang Dikdis kota. Namun, baik Kabid dan Shinta mengatakan bahwa hal ini akan menjadi perhatian mereka dan akan dikawal. Ah, semoga saja.

Seorang penanya mengatakan bahwa pemerintah seperti “pemadam kebakaran” – merujuk pada kasus yang saya tanyakan. Ini dibantah oleh Faridah Ohan. Tidak pas jika mengatakan demikian. Ada pola komunikasi yang tidak pas antara pembuat kebijakan dengan “konsumen”-nya. Masalahnya, selama ini kita tidak tahu harus ke mana kalau ada masalah. Sebaliknya, akses tentang kebijakan pendidikan pun tak bisa diakses masyarakat luas.


Faridah yang juga merupakan Ketua Yayasan Indonesia Mengabdi ini menekankan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Kita perlu bersinergi untuk melakukan peran masing-masing.
“Persoalan belajar adalah persoalan paradigma. 
Butuh proses interaksi dengan anak agar anak menjadi kritis. 
Peran mahasiswa dengan sosialisasi. 
Mari sama-sama positif untuk ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.

Saya setuju. Jangan katakan pemerintah hanya serupa pemadam kebakaran. Pemerintah – dalam hal ini pemerintah sudah bekerja, hanya saja banyak yang kita tak tahu bentuknya. Kalau tak aktif menulis, saya mungkin tak tahu pencapaian pemerintah semisal bahwa Program Dongeng Keliling Besama Perpustakaan Keliling telah mengantarkan Pemerintah Kota Makassar menerima penghargaan sebagai TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2017 (bisa baca tentang ini di tulisan saya yang berjudul Dongeng Keliling Bersama Perpustakaan Keliling. Saya juga baru tahu kalau sekarang ini kita bisa menjadi anggota perpustakaan di mana pun di kota ini yang masih dalam jaringan Perpustakaan Kota Makassar. Jika sudah menjadi anggota, kita bisa meminjam buku di perpustakaan mana pun di dalam kota, dalam jaringan tersebut. Gratis. Tidak seperti dulu, kalau jadi anggota di Perpustakaan Kota Makassar yang di Jalan Lamadukelleng kan, hanya di situ saja boleh meminjam bukunya. Nah, sekarang tidak lagi. Kita bisa meminjam di perpustakaan lainnya. Ah, ya, Perpustakaan Kota itu bagian dari Dinas Kearsipan, ya. Sementara bagaimana Dinas Pendidikan bekerja, kita memang butuh akses untuk mengetahuinya.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Ni Luh Puspa (moderator):
“Kita semua punya kepentingan dalam dunia pendidikan. 
Dalam keseharian, secara sadar atau tak sadar kita melakukan doktrin. 
Masalahnya, apakah kita ke luar jalur atau masih di jalur yang benar? 
Mari kita perhatikan bersama-sama.”

Buka mata, buka telinga, buka hati. Mari bersinergi ke arah yang lebih baik.Mari sebarkan hal-hal baik terkait apa pun dalam bidang pendidikan kalau memang peduli, entah itu dari pemerintah atau dari masyarakat di sekitar kita. Boleh bergabung dengan gerakan Semua Murid Semua Guru kalau ingin melakukan aksi nyata.

Makassar, 15 Mei 2018

 Semoga bisa segera menyelesaikan kelanjutan cerita dari Festival Pendidikan ...

Catatan: foto-foto dan flyer berasal dari panitia. Special thank to Dede Farsjad.

Pesona Artificial Intelligence pada OPPO F7

$
0
0
Kawan, kompetisi di dunia smartphone semakin ketat ya. Berbagai vendor smartphone terus berlomba-lomba untuk membuat inovasi agar bisa merebut perhatian para pengguna. Rasanya baru saja memelototi HP baru, eh sudah ada lagi keluaran berikutnya. Nah, jika biasanya aspek OS, baterai, memori, kamera dan layar menjadi aspek yang selalu diunggulkan, maka aspek teknologi juga bisa banget jadi jawaranya smartphone, lho.


Belum lama ini, perhatian saya sebagai orang yang suka (cuci mata untuk) cari tahu tentang gadget keren tiba-tiba tertuju pada smartphone keluaran terbaru yaitu OPPO F7. Smartphone ini berhasil mencuri perhatin saya lewat keunggulan teknologinya yang bernama Artificial Intelligence (selanjutnya disebut A.I saja ya). Oya, A. I itu bahasa keren untuk “kecerdasan buatan”, ya.

Jadi, A.I ini bisa mempelajari dan mengenali penggunanya hingga pada kebiasaan saat menggunakan perangkat OPPO F7. Wow, bagaimana bisa?

Nah, begini, teknologi A.I di OPPO F7 itu dibekali dengan titik pemindaian wajah sebanyak 296 titik. Hal inilah yang kemudian membuat A.I bisa mempelajari setiap bagian unik dari wajah baik dari segi struktur maupun bentuk. Misalnya saja ketika menggunakan kamera untuk selfie, perangkat bisa mendeteksi perbedaan wajah dari warna kulit, jenis kulit, usia dan jenis kelamin seseorang yang menjadi subjek foto.


OPPO F7 Diamond Black
Saat menghasilkan foto pun, A.I bisa membuat penyesuaian fitur percantik wajah yang berbeda kepada tiap-tiap personal subjek foto. Jika saya yang ketika selfiepakai OPPO F7 lebih suka pakai beautifydi angka 1 misalnya, di lain waktu ketika saya berfoto selfie lagi, secara otomatis A.I Beauty akan menghasilkan foto sama dengan kebiasaan penggunaan beautify saya. Ini pun bermanfaat pula saat group selfie, lho. Saya jadi bisa tampil lebih cantik dari mereka dalam grup itu, hehe. Psst, menariknya lagi, A.I Beauty ini jika diaplikasikan pada perempuan dan lelaki juga akan berbeda efeknya, tidak membuat subyek foto terlihat lebay.

Selain itu, A.I di OPPO F7 ini juga mendukung untuk fungsi manajemen sistem smartphonedan juga manajemen daya yang disebut A.I Battery Management. A.I di sini bisa sangat membantu dalam hal multitasking dan memberikan pengaturan daya yang membuat baterai jadi tahan lama.

Di samping teknologinya yang canggih, hal lain yang buat saya tertegun sama smartphone ini juga dikarenakan kameranya berukuran 25 mp dan layar Super Full Screen 6.23 inchi. RAM-nya pun leluasa yaitu 4GB, desain casing-nya juga baguuus, dan pastinya sudah pakai ColorOS 5.0 berbasis Android 8.1 Oreo. Dududu, sangat memikat buat seorang blogger ini. Pasti sangat mumpuni jika dibawa meliput kegiatan.

Fitur A.I. pada OPPO F7

Naah, berkat keunggulan-keunggulan itu semua tadi, saya pikir sangat masuk akal ya kalau smartphone ini bisa membuat banyak orang tertarik apalagi blogger, nih yang memang kudu bawa ponsel keren agar segala moment bagus tak terlewatkan. Maklumlah, blogger sekarang harus pula kuat main Instagram demi tuntutan kerjaan. Foto ciamik yang instagrammable kan dihasilkan dari kamera keren. Kameranya tidak perlu yang DSLR, lho, ya, cukup dari handphone yang punya fitur oke macam OPPO F7 ini.

So, let’s see ... siapa ya diantara teman-teman saya yang tertarik juga dengan OPPO F7. Mampir ke komen ya Kawan!

Makassar, 16 Mei 2018

Menulislah dan Temukan Diri Anda yang Baru

$
0
0
Pada Festival Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional), saya dan Marisa Agustina berkesempatan mewakili IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar mengisi kelas motivasi menulis. Jadwal kami berlangsung tanggal 26 April siang di ruangan di bawah aula, gedung BP-PAUD & Dikmas Sulawesi Selatan. Topiknya adalah Menulis dan Temukan Diri Anda yang Baru. Sounds great, ya? 👸


Sedikit presentasi saya paparkan sebelum masuk materi dari Marisa. Presentasi seputar motivasi menulis. Motivasi menulis penting karena saya menemukan sejumlah orang yang hanya sibuk mengatakan ingin menulis atau ingin belajar menulis tapi pada kenyataannya hanya manis di bibir saja. Mereka tidak benar-benar take action. Padahal menulis itu urusan pembiasaan diri “saja”. Harus action saja. Lalu harus berulang kali melakukannya. Kalau hanya dituangkan dalam pikiran, kapan bisa menulisnya?

Bukan tanpa sebab saya mengatakan ini karena saya dan juga Marisa bukanlah orang yang sebelumnya terbiasa menulis tetapi kami bisa melakukannya dan berkarya di usia yang tidak muda lagi. Menariknya, Marisa ini yunior saya sewaktu di kampus – Teknik Elektro Universitas Hasanuddin dulu. Saya angkatan 1992 dan Marisa angkatan 1996 – sekalian saja ketahuan tuanya haha. Hei, anak Teknik perlu menulis juga, kan. Siapa pun perlu menulis, bukan hanya anak Sastra.

Jadi ingat, ayah saya pernah berkata, “Tahu begini, kau kuliah di Sastra saja dulu.” Ah, ayah. Beliau tak paham kalau saya tak akan jadi seperti ini dan tak akan segandrung ini menulis di blog kalau saya tak kuliah di Fakultas Teknik dulu. Semua yang saya telah jalani dulu itu merupakan rangkaian proses yang membawa saya ke titik ini. Saya ingin kutipkan pendapat seorang profesor berikut:

Menulis memerlukan pemikiran yang dalam, logika, dan struktur yang kuat agar bisa mengekspresikan diri lebih persuasif dan berpikir secara lebih logis. Kemampuan ini penting. Apapun jurusan yang kamu ambil, menulis tetaplah penting (- Prof. Rando Kim -).
(Saya pernah me-review bukunya, bisa baca di tulisan berjudul Masa Muda Hanya Sekali, Manfaatkan atau Kau Akan Merugi).


Berkat menulis, saya telah mengumpulkan dua puluhan manfaat menulis dan sudah merasakannya. Demikian pula Marisa. Melalui konsistensinya menulis buku anak model pictorial book, Marisa sudah mengalami banyak manfaat menulis. Kami menemukan “diri kami yang baru” melalui menulis dan beberapa pengalaman tentang hal tersebut, termasuk pengalaman sosok-sosok yang saya kenal, saya ceritakan kepada hadirin. Sama dengan saya, Marisa pun sudah menemukan pathcara menulis seperti apa yang ingin dijalani dan ingin konsisten di dalamnya. Awalnya, sih trial and errordulu. Kami belajar berbagai macam model/bentuk menulis. Marisa belajar menulis fiksi dewasa. Saya belajar menulis artikel dan mengirimkannya ke koran dan majalah. Saya hanya satu atau dua kali menulis fiksi namun berhenti karena merasa tak nyaman. Kemudian Marisa melabuhkan hatinya pada buku anak dan saya tetap pada niat awal yang makin mantap – ngeblog.

Saya sudah melihat banyak hal dan celah dalam dunia blogging yang bisa saya manfaatkan dan masih ingin belajar banyak lagi. Saya tak jenuh dengan dunia blogging ini. Walaupun demikian, hingga sekarang saya kadang-kadang masih mencoba mengirimkan tulisan ke surat kabar jika mendapatkan ide. Bagaimana dengan menulis buku? Well, tahun lalu saya masih berkontribusi dalam sebuah antologi yang diterbitkan oleh AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Makassar.

Marisa pernah menuai prestasi yang mengagumkan, yaitu bukunya yang berjudul Reisha Si Pengusaha Cilik meraih penghargaan sebagai buku fiksi anak terbaik di ajang Islamic Book Fair di Jakarta pada tahun 2015. Dia diundang ke Jakarta untuk menerima award berskala nasional ini. Sungguh sebuah prestasi membanggakan kalau seorang penulis sudah sampai ke tahap ini.


Namun prestasi tidak jadi apa-apa jika kegiatan menulis tak dilanjutkan bukan? Marisa masih terus merilis buku-buku cerita anak lagi setelah itu di sela-sela kesibukannya membuat dan jualan klappertaart dan panada. Di tahun 2018 ini beberapa bukunya terbit lagi. Bisa cari di toko buku, ya, ini dua judul di antaranya: Asyiknya Liburan dan Musim Hujan.

Lalu saya, apa yang sudah saya lakukan? Silakan baca di page JEJAK SAYA di blog ini. Bukan maksud saya berbangga diri karena saya tidak sehebat banyak penulis or blogger lain. Saya hanya mau mengatakan bahwa saya bersungguh-sungguh dalam dunia ini dengan sekira 2100 tulisan sepanjang 100 – 2000-an kata yang sudah saya keluarkan. Saya bersungguh-sungguh dengan berusaha konsisten dan menetapkan target, juga menantang diri sendiri.

Ketika seorang peserta bertanya, “Haruskah buku?” Saya menjawab bahwa setiap orang memiliki obsesi pribadi. Dulu saya ingin sekali menerbitkan buku. Mungkin karena terlalu lama di-bully “hanya ibu rumah tangga biasa” maka saya juga punya keinginan menunjukkan sesuatu dan pencapaian dengan buku adalah salah satu caranya. Hingga saat ini ada 20 judul buku yang saya terlibat di dalamnya dan 20-an artikel yang dimuat di media cetak.

Tapi haruskah buku? Nah, sekarang saya mau bilang bahwa menebar manfaat melalui menulis itu tidak harus di buku. Itu kalau kita punya tujuan bermanfaat melalui menulis. Mengapa? Sebab pencapaian tertinggi dari menulis, menurut saya adalah ketika tulisanmu dibaca banyak orang dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan itu jauh lebih mungkin di jaman now, melalui menulis.

Salah satu buku terbaru Marisa
Salah satu karya Marisa
Eh, tapi jangan bilang angka 2100-an tulisan yang sudah saya tulis itu sesuatu yang hebat, yah. Biasa saja itu. Memang ada yang anggap itu hebat, Mamak? 🙈, ye, siapa tahu yaa hahaha. Jumlah berapa kata atau tulisan yang kau tulis bukanlah sesuatu yang hebat, keuntungannya hanyalah bahwa jam terbangmu dalam menulis semakin tinggi.  Sekali lagi, itu tidak hebat karena makin ke sini saya makin merasa takutkarena yang harus saya pertanggungjawabkan di hadapan Sang Maha Pencipta sangatlah banyak.

Tentunya bukan harta saja yang akan dipertanggungjawabkan nanti, melainkan juga kata-kata yang sudah kita ucapkan, termasuk rangkaian huruf yang sudah ditetaskan dalam bentuk tulisan, kan ya? Bagaimana kalau saya pernah berbuat salah dalam berkata-kata melalui tulisan tetapi saya tak merasa? Lalu ada yang mengikutinya? Bukankah saya juga akan mendapatkan dosa jika yang dilakukan seseorang berdosa “berkat” hal yang saya sampaikan melalui tulisan yang diikutinya dan itu salah menurut Allah? Sungguh, ini juga menakutkan bagi saya tapi tentunya bukan alasan untuk berhenti menulis, toh? Selanjutnya, saya berusaha berhati-hati. Semakin tua usia, memang harus semakin hati-hati berkata-kata, kan, ya?

Well, sekalian deh, memasuki bulan Ramadhan, guna memperbaiki niat dan memperbaiki diri, izinkan saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin kepada para pembaca. Tolong disampaikan kepada saya jika ada yang salah saya tuliskan di blog ini ataupun di media sosial. Tapi penyampaiannya haruslah beralasan/berdasar kuat, ya dan tolong disampaikan dengan santun supaya saya tidak jadi baper 😂.

Makassar,  17 Mei 2018




Internetan Hemat dengan Paket Data Axis Obor

$
0
0

Axis adalah salah satu dari banyak penyedia layanan komunikasi yang berada di Indonesia, operator ini jual paket internet Axis dengan nominal yang beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Memilih paket data internet, saya senantiasa memilih yang ramah di kantong. Di jaman now, tarif paket data bersaing, kan. Bagi yang sering melakukan aktivitas internet di malam hari, anda bisa mencoba paket Axis Obor. Nah, kali ini saya mau coba mengulas. Mumpung di bulan Ramadhan, ya, saat di mana (mungkin) banyak orang yang online di malam hari atau menjelang subuh.



Well, paket data Axis Obormenyediakan kuota yang besar untuk kebutuhan yang tinggi pula, serta kecepatan internet yang boleh dikatakan bersaing dari operator lain. Bagi sebagian orang, kecepatan dari paket internet Axis Obor ini tidak perlu diragukan. Paket ini memberikan layanan data kecepatan tinggi yang sudah mencakup jangkauan 4G Axis kecepatan tinggi. Sangat cocok bagi anda yang sering bekerja pada malam hari – entah karena mood memang datang pada malam hari atau memang baru bisa bekerja di malam hari. Sebagian orang bela-belain mengunduh atau mengunggah data berukuran besar guna berhemat pada malam hari.

Selain itu, harga dari paket data Axis Obor juga sangatlah murah. Bisa dilihat di bawah ini beberapa pilihan jenis dan harga paket data Axis Obor di agen pulsa yang menyediakan:

1. Paket Obor 5 GB


Pilihan paket 5GB dengan kouta utama penuh yang dapat digunakan selama jam malam saja. Selain cepat, sinyal yang dihasilkan juga bagus. Adapaun spesifikasi lengkap dari paket obor 5 GB yaitu :
  • Kuota malam sebesar 5 GB.
  • Masa aktif yang mencapai 30 hari.
  • Berlaku dalam jam 00 – 06.  
  • Up to 7.2 MBps.

Kecepatan yang dihasilkan mencapai 7.2 MBps. Harga paket ini adalah Rp. 29.900 untuk setiap pembeliannya, dan berlaku selama 30 hari dimulai dari pertama kali pembelian paket Axis Rabu Rawit.

2. 10 GB Kuota Obor


Memiliki kouta sebesar 10 GB. Wih, ini membuat anda akan lebih leluasa dalam melakukan pengunduhan data maupun streaming video. Paket ini tersedia untuk semua jaringan. Harga paket data Axis Obor ini Rp. 39.900 untuk setiap pembeliannya. Spesifikasinya yaitu :
  • Kuota utama malam 10 GB.
  • Tersedia dalam jaringan 2G/3G/4G.
  • Berlaku dari jam 00 sampai dengan 06.
  • Kecepatan yang tinggi.

Paket Obor memberikan kecepatan akses data yang tinggi dibandingkan paket reguler. Hal ini tentunya akan sangat baik digunakan untuk nonton video di internet.


3. Obor 12 GB jam malam


Nah, yang ini lebih menguntungkan lagi untuk anda yang sering melakukan aktivitas internet malam hari. Operator Axis memberikan paket berupa jam malam sebesar 12 GB. Beberapa spesifikasi lengkapnya antara lain :
  • Kuota malam sebesar 12 GB.
  • Kecepatan akses yang ngebut di jaringan 4G.
  • Dapat digunakan dalam mode 2G maupun 3G.
  • Digunakan antara jam 00 – 06 pagi.

Kuota tersebut berlaku selama 30 hari penuh, dimulai sejak pendaftaran awal paket data. Anda juga dapat melakukan pembelian secara otomatis jika diperlukan.

4. Kuota Obor Jumbo 15 GB


Yang paket 12 GB masih kurang? Ingin kouta obor yang lebih besar? Coba gunakan paket Axis Obor jumbo 15 GB. Paket ini memberikan pilihan kuota malam yang jauh lebih besar daripada yang lainnya. Pengguna juga dapat dengan tenang melakukan pengunduhan data yang besar. Harga paket data Axis Obor ini Rp. 54.900 dan berlaku selama 30 hari penuh. Selain itu, paket ini tersedia untuk semua jaringan yang digunakan.

Wuih, kurang baik apa Axis, ya? Pastikan untuk memilih paket sesuai dengan kebutuhan. Selamat mencoba dan jangan lupa memperbanyak amal baik di bulan Ramadhan ini. Unggah,unduh, dan sebarkan hanya yang baik-baik saja!

Makassar, 18 Mei 2018


Keterangan:
Gambar-gambar berasal dari Pixabay.com

Gaet Perhatian Siswa dengan Metode yang Menyenangkan, Ya atau Tidak ?

$
0
0
Kalau banyak guru yang menanti pelatihan Kurikulum 2013 (K13) dan tetap menanti walau tak kunjung diberi pelatihan oleh pemerintah (dalam hal ini Kementerian/Dinas Pendidikan) maka ibu guru yang satu ini tak menyerah hanya dengan menunggu. Dia mencoba mempelajari sendiri dan mempraktikkan apa yang diminta oleh K13 dalam bahan ajar dan perlengkapan belajar-mengajar di sekolah dasar tempatnya mengabdi. Sungguh saya terpesona dengan materi yang saya saksikan pada tanggal 26 April sore di Festival Hardiknas 2018 (Pesta Pendidikan) itu. Sampai-sampai, menjelang kelas usai, saya berpandang-pandangan dengan salah seorang kawan di ruang kelas dan mengatakan, “Andai semua guru seperti Yus!”


Materi berjudul Gaet Perhatian Siswa denganMetode Pembelajaran yang Menyenangkan itu dibawakan oleh Yusmira – guru SDN Paccinang. Sudah cukup lama saya mengenalnya dan dari banyak perbincangan saya menyimpulkan Yus – begitu saya biasa menyapa perempuan berijazah S2 ini adalah guru yang sangat mencintai pekerjaannya.

Tak Ada Metode yang Paling Tepat, Kreatiflah Memilih Metode


“Tidak ada metode yang paling tepat dalam mengajar karena tergantung pada kesiapan guru dan kesiapan siswa,” Yus mengatakan hal ini mengawali presentasinya.

Yus memberi contoh kasus siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pembagian bersusun. Di jaman old, banyak guru yang melakukan setrap (strap) pada siswanya. Bagaimana di jaman now? Di zaman sekarang, guru harus lebih kreatif, misalnya dengan memberikan metode yang mendukung pembelajaran kinestetik atau auditori.

K13 membuat guru dituntut untuk belajar mandiri. Yus mulai mempelajari K13 sejak tahun 2013. Lebih banyak belajar otodidak dengan “bertanya pada Google”. Google bagaikan kawan karib Yus. Langkah-langkah yang kemudian diambil Yus, tak lepas dari pendekatan ilmiah dalam pembelajaran: observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), dan networking (membentuk jejaring).

Kenali Gaya Belajar Siswa


Selain belajar mandiri, menurut Yus guru juga dituntut untuk mengenali gaya belajar siswanya per individu. Misalnya, nih anak yang sangat aktif dan suka  memukul itu tergolong anak kinestetik. Anak ranking 1, menurut pengamatan Yus merupakan anak auditory sementara anak yang prestasi belajarnya sedang-sedang itu gabungan dari visual dan kinestetik. “Jangan salahkan siswanya kalau gaya belajarnya (yang cocok) kinestetik,” ujar Yus. Untuk anak taman kanak-kanak, biasanya mereka masih lebih cocok dengan gaya belajar kinestetik maka ajarlah anak dengan metode bermain atau memakai video. Frekuensi bermainnya sesuaikan dengan karakter belajar dan tujuan pembelajaran.

Role playing
Untuk siswa sekolah dasar yang memiliki gaya belajar visual, gunakan layar film, komedi, buku, atau  berilustrasi. Untuk yang gaya belajarnya auditori, gunakan metode dari kata-katanya sendiri, pidato, putar rekaman, atau biarkan jelaskan materi kepada orang lain. Sedangkan untuk anak kinestetik cocoknya menggunakan metode yang bergerak, lakukan gerakan mencocokkan, buat model, atau mind mapping.

Harapan Sebuah Pembelajaran di Kelas


Metode mencatat bisa digunakan namun jika siswa bosan, cobalah cara bagaimana agar mencatat itu lebih menyenangkan. Karena mencatat penting juga sebenarnya. Coba gunakan metode mind mapping agar kegunaan mencatat sebagai cara untuk “menyimpan materi” supaya lebih mudah diingat/dipanggil kembali (oleh ingatan) saat evaluasi.

Yus mengajak para peserta untuk berlatih membuat metode mengajar yang menarik dengan memberikan bidang studi dan contoh topiknya. Para peserta bisa memilih dari aneka metode seperti eksperimen, diskusi, debat, karya wisata, bermain peran, ceramah plus, metode global, drill, inquiry, metode resitasi, metode bagian, metode discovery, dan sebagainya. Para peserta diharapkan berkreasi dan menyebutkan alasannya memilih metode tersebut.


Bagaimana dengan dua metode ini yang  masih sering digunakan hingga saat ini? CPTT (Ceramah Tambah Tanya-Jawab dan Tugas) dan CPDL (Ceramah Tambah Demonstrasi dan Latihan)? Tidak masalah, menurut Yus. Hanya saja buatlah kedua metode itu menjadi lebih menyenangkan. Bagaimana caranya? Misalnya tugas atau latihannya dibuat dalam bentuk make a match, yang mana soal didesain supaya anak bisa menghubung-hubungkan hal-hal yang berpasangan.

Guru-guru pun biasa menggunakan metode resitasi, yaitu anak-anak diminta membaca dan membuat resume sendiri. Bagi anak yang kemampuan auditorinya bagus mungkin tak masalah tapi berbeda dengan anak lain yang gaya belajarnya lebih ke visual. Nah, guru bisa menggunakan metode lain, semisal membuat komik. Membuat resume kan tidak harus dalam bentuk tulisan, toh?

Yus memperlihatkan contoh resume dalam bentuk komik yang dibuat siswa-siswinya. Ada salah seorang siswanya yang baru terlihat jelas bakat menggambarnya setelah diberi tugas membuat komik. Untuk anak seperti ini, Yus kemudia memotivasinya untuk kelak lebih banyak belajar membuat animasi, dengan komputer misalnya. Bagaimana jika kemampuan seorang anak kalah jauh dengan teman-temannya? Tak mengapa bagi Yus. Dia menilai kemampuan unik si anak. Sebuah kemajuan berarti jika ada yang semua tak bisa dilakukannya lalu kemudian bisa dilakukannya. Atau dinilai saja usahanya. Usaha keras pun patut mendapatkan apresiasi.

Metode resitasi bukan hanya mencatat dan membuat komik. Ada cara-cara lain, semisal membuat peta pikiran atau tabel. Guru harus pandai mencoba semua metode yang mungkin. Mengapa? “Karena kalau tak pakai semua metode, kita tidak bisa ‘meraba’ kemampuan semua siswa,” papar Yus.

Contoh lain yang dipaparkan Yus adalah dengan mengganti tokoh dalam bacaan menjadi nama-nama yang akrab dengan para siswa. Misalnya saja tokoh Korea atau anime Jepang yang mereka tahu melalui tontonan. Yus belajar banyak, bukan hanya terkait metode melainkan juga mengenai kesukaan siswa-siswi SD jaman now. Bisa juga diganti dengan film yang mereka sukai.

Di akhir kelas saya berbincang dengan Yus mengenai Kurikulum 2013. Dari penjelasannya, saya paham kalau kurikulum baru ini sebenarnya memberi ruang yang sangat lapang bagi para guru untuk berkreasi. Yus membenarkan. Sayangnya, masih banyak guru yang tidak bisa menerjemahkannya apalagi memberikan metode pembelajaran yang menarik bagi para siswanya. Bukan berarti semua guru tak bisa, saya tak mengatakan itu. Tapi kita bisa lihat di lapangan, mana guru yang mampu berkreasi dan mengajar dengan hati dan mana yang terpaku pada masa lalu, ketika dia diajar dahulu. Well, kembali kepada ibu dan bapak guru, ingin menggaet perhatian siswa dengan metode yang menyenangkan atau tidak?

Makassar, 19 Mei 2018

Keterangan: foto pertama dan kedua berasal dari A. Bunga Tongeng.
Gambar yang tengah dari Pixabay.com

Baca juga dua tulisan sebelumnya mengenai Festival Hardiknas 2018:

JYSK: dari Denmark ke Makassar untuk Gaya Scandinavian yang Menawan

$
0
0
JYSK: dari Denmark ke Makassar untuk Gaya Scandinavian yang Menawan - Ketiga anak saya ini lucu. Setiap mau tidur ribut mencari bantal dan menguasai bantal yang mereka klaim sebagai hak mereka. Si bungsu membuat si sulung tak berkutik karena selalu saja mengklaim bantal-bantal kakaknya yang berselisih usia hampir 9 tahun dengannya itu sebagai bantalnya. Jika si sulung nekad mengambil bantal yang dia bawa saat dia sudah tertidur, dia akan marah sekali jika ketika terbangun bantal sudah tak ada di dekatnya. Yang paling lucu lagi, ketika sudah terlelap, pada kenyataannya ketiga anak ini tak butuh bantal. Sering kali bantal yang mereka klaim sebelum tidur dihempaskan sejauh-jauhnya dari mereka saat sudah terlelap. Dan ketika antara sadar dan tak sadar mencari bantal dalam lelapnya, mereka akan menarik apa saja yang ada di dekatnya untuk dijadikan bantal. Bisa saudaranya sendiri, bisa juga saya! 😒


Saat mendapatkan undangan Grand Opening JYSK(dibaca “JISK”), the Scandinavian Livingpada tanggal 18 Mei kemarin, saya terpikir untuk membeli bantal baru di sana. Lumayan, voucher yang di dapat sebagai bagian dari 30 pengantre pertama dan ketika Pesta Balon bisa saya gunakan. Tambahan dua lembar voucher lagi membuat saya bisa membawa pulang beberapa buah bantal dan sebuah kotak laundry kekinianbertuliskan “Laundry now or naked tomorrow”.

Senang sekali bisa menghadiri Grand Opening JYSK kemarin itu. Toko furnitur pertama di Indonesia yang menawarkan gaya desain minimalis dan bersih ini memanjakan pengunjungnya dengan memberi kesempatan berbelanja berbekal voucher yang diperoleh tanpa minimum pembelanjaan, tanpa syarat dan ketentuan apa pun. Jadi bisa, nih untuk membeli meja yang harganya sudah didiskon hingga tinggal Rp. 105.000-an dengan menyetor satu voucher plus duit lima ribuan rupiah.

Usai pengguntingan pita

JYSK Group Global berpusat di Denmark. Di dalam toko ada beberapa tulisan berbahasa Denmark, seperti “Kasse” (kasir) di belakang meja kasir. Toko pertama JYSK terletak di Aarhus, Denmark, beroperasi sejak tahun 1979. Di tahun ini, toko yang hadir atas kerja sama PT. Inti Selaras Mandiri (salah satu subsidiary dari OT (Orang Tua) Group) dengan JYSK Nordic (subsidiary dari JYSK Global) telah memiliki lebih dari 2.600 toko yang tersebar di 50 negara. Di Indonesia sendiri, JYSK Makassar yang berlokasi di lantai 2 Mal Panakukang ini merupakan gerai ke-13 dan merupakan yang pertama di Indonesia timur.

JYSK Makassar terletak di area seluas 888 meter bujur sangkar. Para sales person yang ramah dan helpful senantiasa berjaga dan siap membantu calon pembeli. Sangat terasa bagaimana aktifnya mereka menawarkan bantuan dan melakukan sesuatu bagi calon pembeli. Dominasi warna dari 10 kategori keperluan rumah tangga yang ditawarkan adalah warna-warna pastel dan lembut, tidak terpaku hanya pada warna monochrome. Saya merasa cocok dengan pilihan warna dan model minimalis di toko ini. Rasanya ingin mengangkut semuanya pulang namun diriku tak berdaya 😆. Beberapa sofanya bisa ditekuk-tekuk sebagai sofa dan ranjang. Ada yang dalam dua model dengan mengambil sisi panjang dan sisi pendek, selain bisa dijadikan tempat tidur. Sempat juga saya mencoba merasakan duduk di atas sofa Befri seharga 4 jutaan rupiah. Biarlah berfoto dulu, “menjejakkan bokong” di sana. Siapa tahu suatu hari nanti bisa terbeli.😅



JYSK Indonesia tidak sama persis dengan JYSK di negara asalnya. Yang di Indonesia ini sudah diadaptasi dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti upaya untuk menghadirkan kehangatan dalam keluarga yang bisa dilihat dari mood picture yang digunakan untuk mempresentasikan setiap produk yang dijual di JYSK.

Menariknya, pada Grand Opening kemarin, pada Pesta Balon, 30 pengantre pertama boleh memecahkan sejumlah balon bewarna biru dan putih yang disediakan JYSK. Di dalam beberapa balon terdapat door prize berisi kertas bertuliskan aneka hadiah. Hadiahnya ada yang berupa voucher lagi dan ada yang berupa barang dengan total hadiah mencapai Rp. 9.900.000. Rezeki saya di Pesta Balon itu berupa voucher senilai Rp. 100.000. Abby kawan saya mendapat voucher senilai Rp. 500.000.

Khusus tanggal 18 Mei, ada diskon 18% pada sejumlah item bertanda khusus. Di luar itu, harga kembali seperti semula. Jika ingin mendapat keuntungan khusus, daftarlah menjadi member dengan cukup menyetor uang Rp. 100.000 yang nantinya akan dikembalikan lagi kepada kita menjadi voucher belanja sebesar Rp. 100.000. Saya terlambat mengetahui kalau tanggal 11 – 20 Mei ini ada kesempatan free JYSK member card untuk 50 pendaftar pertama. Yaa, kenapa cuma buat 50 orang. mestinya buat 100 orang pertama, dong JYSK. 😅



Selain itu, sepanjang 18 – 30 Mei 2018 ini ada diskon item produk JYSK sebesar (50% + 18%) dan diskon item reguler produk JYSK sebesar 18%. Maka beruntunglah saya bisa membawa pulang laundry box dan bantal-bantal keren pulang ke rumah usai Grand Opening. Sampai di rumah, dengan mudah si bungsu mengklaim bantal lucu yang dibungkus kain bermotif kaktus dan bantal guling sebagai hak miliknya dan mengikhlaskan bantal-bantal yang semula dia rebut dari kakak sulungnya ke haribaan di sulung. Fyuh, syukurlah, urusan perebutan bantal sebelum tidur teratasi berkat JYSK.


Makassar, 20 Mei 2018

Belajar Handal SEO dan SEM di Google Gapura Digital Makassar

$
0
0
Lagi-lagi, meski acuh tak acuh pada SEO (Search Engine Optimization), karena kebutuhan maka saya mengikuti Kelas Handal Digital pada Google Gapura Digital pada tanggal 28 April lalu. Ada 2 materi pada kelas ini, kedua-duanya dibawakan oleh dua orang yang sudah dikenal cukup senior di Makassar: Om Jhodhy pada materi SEO & SEM (Search Engine Marketing) Lanjutan dan Pak Zul pada materi Membangun Merek Lewat Video.

Website dibaca oleh dua pihak: manusia dan robot. Kita membuat artikel yang bisa dibaca oleh keduanya. Yang mana keduanya punya preferensi tertentu mengenai yang bagus/disukai dan yang tidak.


SEO


Menaikkan konten bagus dengan sengaja bisa dilakukan dengan SEO selama 2 bulan, secara organik (alami) bisa dilakukan selama 3 bulan. Nah, bagaimana kerja SEO? Secara praktik, Om Jhodhy membagikan kiatnya: buatlah satu monsterarticle yang bagus, berisi keyword tentunya. Pada artikel monster yang terdiri atas sekira 600 kata itu ada 2 – 3 gambar dan 5 keyword. Lalu lakukan back link ke monster article tersebut.

Back link yang dimaksud bisa berasal dari media sosial, Kumparan, Kompasiana yang menyebut ke link artikel monster. Nah, untuk 1 artikel monster buatlah 20 dummy. Dari 1 dummy, buat 20 dummy lagi. Wuih, kebayang kerja kerasnya, yah.

Saya menyela Om Jhody di sini, dengan menanyakan  seberapa realistisnya seseorang memenangkan lomba SEO. “Resources-nya gila-gilaan,” jawab Om Jhodhy. Om Jhodhy sendiri tidak pernah mengikuti lomba blog SEO tetapi dari yang diketahuinya, orang menyiapkan resources besar untuk itu. Pantas saja hadiahnya luar biasa. Jadi, dalam suatu lomba, seseorang bisa menyiapkan PBN (Private Blog Network) atau jaringan blog pribadi yang dia punyai, bisa terdiri atas 50 blog dengan IP address berbeda-beda. Ya, kan, Google kan tidak suka kalau ketahuan kamu pakai 50 blog dari IP address yang sama dan mengerjai SEO dengan cara itu. Om Jhodhy bilang, orang yang cerdas bisa membuat IP address-nya berasal dari luar negeri. Ah, sudahlah, mendengarkan hal ini, mendingan saya konsentrasi saja pada lomba yang mementingkan konten positif, deh. Saya belajar SEO bukan supaya jago tapi supaya tidak bego-bego amat dan bisa menerapkannya pokok-pokoknya di dalam blog ini sekemampuan saya.


Lalu saya menanyakan bagaimana dengan me-link-kan kembali antar artikel dalam sebuah blog, misalnya nih di dalam tulisan lama dibuat link ke tulisan baru. “Kalau dalam bisnis, bukan soal baru atau lama tetapi mana yang menguntungkan yang bisa naik lagi,” jawab Om Jhody. I see, dalam dunia blogging pun bisa begitu, ada artikel yang bisa sewaktu-waktu muncul yang bisa dioptimasi.

Oya, untuk mengatur strategi SEO, buat dulu konsepnya menggunakan Excel.
“Semua yang gratis ditukar dengan waktu. Kalau tidak punya waktu, tukar dengan uang,” Om Jhodhy menegaskan.

Setuju, Om. Hari gini mau gratisan yang benar-benar gratis? Tinggal sim salabimHammaE, berbicara saja butuh waktu, makan butuh waktu, masa untuk kemajuan diri sendiri mau yang betul-betul gratis?😳

SEM


Nah, kalau duitmu berlebih ya sudah, pakai SEM. Tapi pakai SEM kudu tepat juga, bukan asal-asalan. Kata kunci yang tepat bisa diatur saat buat iklan. Bisa lakukan bidding (bayar lebih mahal). Aturlah kata kunci jadi misalkan orang mengetikkan kata “jual” yang muncul iklan kita yang tertulis “beli”.


Kalau mainnya bagus, meskipun jualannya di dalam lorong, akan muncul di kotak pencarian sebagai “suggestion”, seperti dagangan kawan Om Jhodhy – bubuk minuman. Sasaran pasarnya Indonesia bagian timur. Kalau baru mengetikkan sedikit kata kunci, usaha bubuk minuman itu muncul di suggestion.

Tidak bisa kita abaikan proses pembelian jaman now, di mana orang mencari ulasan via internet. Entah itu ulasan di blog, situs brand yang bersangkutan, media sosial, dan sebagainya. Dari data yang diperoleh Google, disebutkan bahwa:
  • 91% pengguna smartphone menggunakan informasi dari smartphone saat sedang melakukan sesuatu.
  • 82% pengguna ponsel pintar menggunakan ponsel untuk menentukan keputusan pembelian saat sedang berada di toko.
  • 69% wisatawan menggunakan ponsel untuk mencari ide wisata saat bepergian atau menunggu bus atau kereta.
Nah, makanya perlu bagi pemilik usaha untuk memperhatikan SEO dan SEM-nya. Iklan yang dibuat dapat muncul bersama hasil penelusuran di situs partner Search Google – situs di Search Network yang bekerja sama dengan Google untuk menampilkan iklan. Kita seperti “dihantui” iklan saat berselancar, kan? Kalau berani buka-buka market place hijab maka ke mana pun matamu berlabuh ada iklan hijab di situ.


Keuntungan lainnya menggunakan Google Adwords (SEM) ini adalah kita dapat mengukur profitabilitas. Maka jangan salah menentukan sasaran: tujuan pemasaran, siapa yang ingin dijangkau, seperti apa kesuksesan yang ingin dicapai, dan tindakan apa yang diinginkan ada di website kita. Selanjutnya, fokuslah pada metrik yang sesuai dengan sasaran kita.

Nah, kalau masih mikir-mikir, bagi yang hendak berbisnis, Om Jhodhy memberikan bocoran data dari AC Nielsen mengenai bisnis yang akan melejit di tahun 2020, yaitu: leisure, pendidikan, kesehatan, dan F&B. Pilih yang ada di list ini, biar nantinya penggunaan tools-nya mantap. Bagusnya menguji ide bisnis di Google Trends dan lihat potensinya dari trend yang direkam oleh Google.

Menggunakan Google Adwords, cukup dengan login dengan akun Google kita. Pilih zona waktu dan mata uang dengan hati-hati karena tidak dapat diubah lagi setelah ditetapkan. Siapkan penagihan, apakah prabayar, pasca bayar, rekening bank, kartu kredit atau debit. Salah satu contoh kartu yang bisa dipergunakan adalah Kartu Jenius.

Jangan lupa gunakan Keyword Planner untuk mendapatkan ide. Penargetannya tepat, misalnya untuk yang berlokasi hanya di Indonesia atau pengguna Bahasa Indonesia, dan penyesuaian bid untuk meningkatkan penempatan desktop dan seluler (contoh kasus toko musik). Harap diingat, penargetan terjadi pada tingkat KAMPANYE untuk hal-hal seperti geografi, bahasa, serta penyesuaian bid spesifik per perangkat dan lokasi. Pikirkan kata-kata yang dicari calon pembeli di kotak pencarian.

Cari tahu apa yang market mau lalu cari tahu pasarnya. Tonton di You Tube cara beriklan. Riset keyword adalah pekerjaan yang tidak bisa didelegasikan, harus dipahami sendiri. Mencari keyword dengan memakai apa saja yang bisa digunakan. Kumpulkan semua yang bersesuaian lalu eliminasi hingga tersisa yang benar-benar cocok. Memilih kata kunci bukan dengan cara memilih yang dirasa tepat. Sekali lagi, kumpulkan semua yang sekiranya cocok, nanti dieliminasi satu per satu. Bisa saja dari ribuan menjadi tinggal 20.

Perhatikan pula hal-hal berikut ini:
  • Setiap pengiklan bersaing untuk mendapatkan posisi SETIAP kali penelusuran terjadi.
  • Rumus peringkat iklan.
  • Kita tidak harus selalu membayar CPC (cost per click) maks untuk sebuah klik.
  • Semakin tinggi SKOR KUALITAS maka semakin sedikit biaya yang perlu dikeluarkan.
  • Gunakan ekstensi iklan yang relevan guna memenangkan lelang.

Adapun ekstensi iklan, yaitu:
  • Ekstensi sosial (tingkat kampanye), contohnya jika pada iklan ditampilkan berapa follower akun Google Plus kita.
  • Ekstensi lokasi (tingkat kampanye), contohnya jika menampikan alamat usaha pada iklan.
  • Ekstensi sitelink (tingkat kampanye dan grup iklan). Contohnya apabila dalam iklan memunculkan paragraf tersendiri yang berisi link-link yang bersesuaian (bisa sampai 4 link) yang bisa saja mengarah ke 4 laman berbeda dalam website kita, misalnya Online Resevations, Special Offers, Locations, dan Rewards.
Jadi, ya … kalau mau nyemplung di dunia bisnis jaman now, memang tak lengkap kalau tak belajar cara-cara marketing di internet, salah duanya seperti SEO dan SEM ini. Memang ada yang bisa didelegasikan namun ada yang perlu dipahami sendiri – atau tak bisa didelegasikan, seperti kata Om Jhodhy. Belajar, terus, seperti sejatinya manusia yang seharusnya tak boleh berhenti belajar dalam mengarungi kehidupan.

Makassar, 21 Mei 2018


Baca juga catatan-catatan saya yang lainnya dari kelas-kelas Gapura Digital:

Testimoni Renner Beauty Serum Vitamin C untuk Anti Aging

$
0
0
Testimoni Renner Beauty Serum Vitamin C untuk Anti Aging - “Produk X yang kita’ pakai, Kak? Ada perubahan saya lihat,” tutur Aisyah Reyzz ketika bertemu di sebuah acara. Kira-kira sebulan sebelumnya kami memang bertemu di sebuah acara yang mengetengahkan presentasi dari sebuah brand kosmetika wajah.


“Oh bukan. Saya malah belum pakai produknya. Yang saya pakai sekarang produk lain, sudah dua bulan ini saya pakai. Nanti saya mau tulis testimoninya,” jawab saya.

Alhamdulillah, Aisyah melihat ada perubahan yang lebih cerah di wajah saya. Sebelumnya, kawan yang lain – Abby ketika bertemu mengatakan ada perubahan, yaitu wajah saya terlihat lebih cerah. Berarti produk yang saya pakai ini bisa diandalkan, kan? Bukannya mau sok-sokan dengan produk kosmetika sementara saya sebenarnya bukan orang yang telaten merawat wajah sebelumnya. Saya merasa sudah harus merawat wajah karena di usia 44 tahun ini, kelenturan kulit sudah berkurang dibandingkan saat masih berusia dua puluhan. Saya perhatikan pula, kulit wajah saya makin lama makin mudah kusam.

Yang saya butuhkan saat ini adalah yang bahannya aman bagi kulit – apalagi kulit saya termasuk sensitif, kalau sudah kena sesuatu yang bikin alergi bekasnya bisa lama baru hilang. Selain aman, saya tentu perlu mencari tahu testimoni produk yang saya gunakan dan kualitasnya.


Nah, produk yang saya pakai ini rekomendasi pak suami, namanya Renner Beauty Serum Vitamin C. Kualitasnya tentunya sudah terjamin. Saya menunggu beberapa lama setelah memakainya (hingga saat ini sudah 3 bulanan) supaya lebih yakin dengan perubahan yang terjadinya, jadi bisa lebih mantap menuliskannya di blog.

Serum vitamin C dari Renner ini diformulasikan dengan kandungan vitamin C, vitamin E, kolagen, dan cinnamomum extract. Fungsinya adalah menyamarkan masalah-masalah berikut: tanda-tanda penuaan dini (sebagai anti aging) seperti kerutan halus pada mata dan smile lines, flek, kulit kusam, dan kulit kering. Dengan RENNER BEAUTY SERUM Vitamin C, kulit wajah jadi lebih terawat dan bercahaya.

Kenapa serum vitamin C penting untuk wajah? Inilah jawaban yang lebih terperincinya – yaitu karena vitamin C memiliki kegunaan untuk:
  • Menghambat aktivitas tyrosinase dan menghambat pembentukan melanin (melanogenesis) yang merupakan penyebab kulit kusam dan penyebab timbulnya noda atau flek hitam di wajah.
  • Menutrisi kulit sehingga fungsi fisiologis kulit dapat meningkat (efek peningkatan daya tahan kulit).
  • Mencegah terjadinya reaksi oksidasi lemak dan radikal bebas dalam kulit (efek anti oksidan).
  • Meningkatkan sintesis kolagen dan menjaga kekenyalan kulit (efek anti aging).


Makin semangat berkomunitas dengan yang muda-muda.

Sementara itu, manfaat kolagen dalam kandungan Renner Beauty Serum Vitamin C adalah:
  • Menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit.
  • Menstimulasi regenerasi sel-sel baru pada kulit wajah.
  • Memperbaiki jaringan kulit yang rusak.
  • Menjaga kelembaban dan kelembutan kulit sehingga kulit tetap halus dan lembut. 

Yang terakhir, Cinamomum extract pada serum vitamin C ini bermanfaat untuk:
  • Menstimulasi pertumbuhan sel kulit baru.
  • Mengaktifkan sel kulit untuk bekerja lebih maksimal.
  • Sangat efektif sebagai anti imflamasi dan menyembuhkan luka, seperti radang bekas jerawat.
  • Berkhasiat sebagai anti bakteri yang dapat melawan bakteri penyebab jerawat dan radang pada kulit.

Dengan semua kegunaan yang terdapat pada kandungan serum vitamin C yang yang dikeluarkan oleh PT. Rener Inti International ini, alhamdulillah flek kecoklatan di wajah saya lebih tersamarkan, demikian pula kekusamannya. Jadinya kulit wajah jadi terlihat lebih cerah. Makin pede, deh berkegiatan dengan mereka yang usianya belasan tahun lebih muda daripada saya. Yang pasti, pak suami suka dengan hasilnya.

Makassar, 21 Mei 2018

Untuk keterangan lebih lanjut tentang produk ini, hubungi 081343734447 (WA)
Foto paling bawah berasal dari Eryvia Maronie, saat di Femme. Foto-foto yang lain dari Rener.

Belajar Handal Membangun Merek Lewat Video di Google Gapura Digital

$
0
0
Materi kedua berjudul Membangun Merek Lewat Videopada Kelas Handal Digital yang diselenggarakan oleh Google Gapura Digital pada 28 April lalu dibawakan oleh Pak Zulkifli AT, Sahaba’ Visual Marcomm. Sebagai seorang blogger, saya menganggap materi ini penting makanya saya mengikutinya sampai selesai.


Di awal pertemuan, Pak Zul menyamakan presepsi dengan para peserta. Selama ini brand hanya dipersepsikan sebagai nama/kemasan. Padahal tidak. “Brand lebih dari sekadar yang kita presepsikan, yaitu sebagai value, diferensiasi, identity, promise,” ucapnya. Menariknya, masih ada sederetan “makna” dari brand lagi yang dijelaskannya.

Brand valuemenghasilkan kelebihan dari produk. Brand value dari Markobar, tetap dicari orang meskipun harganya mencapai Rp. 90.000. Brand value GoJek membuat Astra mendanai IT-nya baru-baru ini.  Brand, kalau tidak ada semangat – selesai,” tambahnya. Selesai. Tamat riwayatnya.
  • Selain itu, brand membuat loyalitas. Sekarang ini, loyalitas penting. Orang-orang tertentu bisa loyal dengan brand tertentu.
  • Brand menghasilkan emosi. Pak Zul mencontohkan, orang membeli air kemasan dengan meminta, “Ada Aqua?” meskipun yang akhrnya dibawa pulang bukanlah merek Aqua.
  • Brand menghasilkan engagement yang membuat customer membela brand kita.
  • Brand menghasilkan behaviour – kebiasaan unik customer-nya. Misalnya Indomie menghasilkan kebiasaan nongkrong di Upnormal.


Berikutnya persamaan persepsi mengenai selling dan marketing. Marketing itu apa yang dilakukan. Sellingitu menghasilkan omzet. Posisi brandingdalam pengertian ini adalah: “menjadikan kita apa”. Maka penting untuk mendefinisikan sendiri brand anda apa. Kalau ada yang bertanya, bisa segera dijawab bagaimana kita mendefinisikan brand tersebut. Dan ingat pula bahwa marketing yang paling tepat adalah dari owner-nya sendiri.

Cobalah menjawab pertanyaan ini: apa positioning brand milik kita? Pak Zul memberi contoh Kiranti. Secara kandungan bahannya, jenis minuman ini sebenarnya bisa dikonsumsi oleh laki-laki tetapi branding Kiranti mengkhususkannya untuk perempuan. Walaupun demikian, ketiga variannya sebenarnya bisa saja diminum oleh laki-laki – tapi apakah ada lelaki yang mau meminumnya?

Contoh lainnya adalah bagaimana membahasakan popok anak-anak dan popok orang tua. Kalau popok untuk anak-anak dibahasakan dengan “nyaman dan aman” maka popok orang tua dibahasakan dengan “confidence”.

Fathia Izzati dengan 21 aksen English-nya

Nah, penting membahasakan brand ke dalam digital marketing. Entah itu melalui website, email marketing, media sosial, content creative, SEO, SEM, dan You Tube. Dari sini, Pak Zul masuk ke materi tentang video yang diakuinya sebagai “gue banget”.

Mengapa digital marketing? Pak Zul memberikah alasan-alasan berikut:
  • Lebih memberi nilai dan loyalitas terhadap brand.
  • Desain, image, dan video dapat menyampaikan informasi produk lebih komunikatif.
  • Copy writing lebih dapat meyakinkan pelanggan dalam mengambil keputusan.
  • Lebih terukur kinerja dan dampaknya.
  • Lebih tertarget dan fleksibel, dapat menentukan target berdasakan data.
  • Terhubung terus dengan pelanggan dan remarketing.

Dengan digital marketing, lebih mudah terjadi AISAS (Attention, Interest, Search, Action, dan Share) dari (calon) pelanggan yang ujungnya dia bisa merekomendasikan produk kita kepada orang lain. Maka dari itu, harus bisa membuat konten yang berkualitas, dengan catatan:
Kontennya dapat memberi kekuatan dalam proses pembentukan brand dan mendukung konsep inbound.
Konten memiliki kemampuan menarik perhatian pemirsa dan membantu pemirsa untuk mengambil keputusan.

Membuat video yang enak ditonton, menurut Pak Zul adalah yang “sharing not selling”. Tiga kategori ini bisa digunakan: hiburan, edukasi, atau inspirasi. Selanjutnya menjadi sesi yang paling menarik karena kami disuguhi tontonan video-video yang menarik. Meskipun berniat menjual sesuatu, video-video itu disajikan dengan bagus, membuat kita tak sadar sedang dijadikan target jualan.


Oh, kecuali video milik Fathia Izzati. Eh, bisa dikatakan menjual, sih, ya. “Menjual kemampuan diri” sebagai You Tuber yang kalau kita suka maka kita akan datang kembali melihat video-video selanjutnya. Fathia Izzati membuat video sederhana mengenai 21 aksen dalam berbahasa Inggris. Sederhana sekali tetapi menarik karena dia terlihat sangat cerdas.

Bahkan iklan rokok pun dikemas dengan sangat bagus membuat kita mengingatnya dengan baik, seperti yang menyelipkan kata-kata “wani piro”. Beberapa rujukan video yang ditampilkan Pak Zul adalah video Bedah Rumah dari Bolang Makassar, video Gus Ipul yang memparodikan sebuah adegan dalam film Dilan, Ramayana (tentang Ramadhan di sebuah keluarga kecil dengan seorang nenek), dan Google Mudik Ramadhan.

Iklan Ramayana dan Google Mudik Ramadhan ini menggugah, bisa membuat yang gampang tersentuh menitikkan air mata haru. Dengan demikian, tujuan membangun merek lewat video – yaitu menggugah emosi penontonnya tercapai. Sehingga pembuat iklan berhasil membuat ikatan emosional yang ingin dibangunnya dengan penontonnya.


Contoh iklan yang menggugah perasaan

Kalau mau tahu bagaimana kriteria iklan You Tube? Ini dia bocoran yang diberikan Pak Zul:
  • Khas
  • Bantu membuat pesan kita diperhatikan.
  • Membuat orang cenderung membagikannya atau membicarakannya.
Merasa sulit membuat konten? Kolaborasilah dengan pembuat konten (content writer). Kerja sendiri itu berat, yang berat-berat biarlah Dilan yang melakukannya. Eh. Maksudnya, ya jangan kerja sendirilah. Kenapa konten penting? Ya karena – kata Pak Zul – konten membuat brand kita naik. Mau naik atau turun?

Makassar, 22 Mei 2018

Selesai


Simak juga tulisan-tulisan lainnya tentang Google Gapura Digital Makassar berikut ini:



Mengenang Sosok Haryadi Tuwo, dari Babul Jannah

$
0
0
Qadarullah, pemilihan hari berkegiatan saya tepat lagi. Rasanya seperti dituntun Yang Maha Kuasa ketika saya memilih ikut materi Kelas Handal Digital di Google Gapura Digital pada tanggal 28 April, bukannya 29 April. Karena pada malam hari tanggal 28 April, berita duka disiarkan lewat pengeras suara masjid dekat rumah. Salah seorang tokoh di lingkungan kami, sosok yang saya hormati meninggal dunia. Namanya Pak Haryadi Tuwo.

Pak Haryadi, semasa hidupnya mengambil peran sebagai penggerak masyarakat. Tanpa diminta pun, dirinya senantiasa berinisiatif untuk melakukan sesuatu. Beberapa kali saya menyaksikannya bercerita dengan bersemangat mengenai keinginan dan harapannya demi melihat masyarakat, terutama anak-anak di sekitar kami menjadi baik.

Sumber foto: akun IG Raoda
Saya tinggal di lingkungan yang stratanya menengah ke bawah. Banyak hal tak terduga terjadi di sini, termasuk pada anak-anaknya. Keriuhan biasa terjadi di sini. Banyak yang mengaku miskin tetapi senang bermain petasan, misalnya. Anak-anaknya pun dibiarkan bermain petasan murahan hingga mengganggu tetangga. Tak semuanya seperti itu, sih. Ada juga yang menjaga anak mereka dengan baik.

Yang terjadi pada anak remaja dan di atas usia remaja lebih beragam lain. Saya tak hendak membahasnya di sini, yang membacanya bisa salah persepsi dan berkomentar yang tak pas. Hanya saja, ingin saya kemukakan bahwa Pak Haryadi yang senantiasa peduli, tak henti memikirkan apa yang hendak dia lakukan untuk masyarakat. Tak pernah berpikir adakah uang yang akan dia terima, bahkan uang pribadinya tak segan dikeluarkannya mengingat beliau tak memiliki pekerjaan tetap.

Kegiatannya sehari-hari adalah sebagai guru mengaji dan guru sekaligus pendiri TK dan TPQ Babul Jannah yang sering menjadi imam dan penceramah di masjid di lingkungan kami dan sekitar sini. Bayaran dari jasanya, benar-benar lillahi ta’ala. Tak pernah dipaksa para santri untuk membayar. Namun tak pernah uang menjadikannya menyerah. Tetap saja dirinya bersemangat melakukan kebaikan. Untuk dua kegiatan sosial, saya pernah bekerja sama dengannya.

Ketika hendak megadakan kegiatan edukasi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak untuk ibu-ibu lingkungan sini, yang digagas oleh IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar bekerja sama dengan LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) beberapa tahun lalu, saya memintanya untuk mengumpulkan ibu-ibu, para peserta FGD (focus group discussion). Walaupun mengatakan tak mudah mengumpulkan para ibu di sini, Pak Haryadi tetap mengusahakan mengumpulkan mereka dan merelakan rumahnya kami tempati. Cerita di balik pelaksanaan acara bisa dibaca di tulisan berjudul Buah Manis dari Rentetan Proses yang Seperti Kebetulan.

Ketika memimpin rapat bulan Maret lalu. Sumber foto: akun Instagram Raoda
Begitu pun ketika saya menceritakan kepadanya, hendak mendatangkan dari pulau Jawa Mas Sinyo Egie – pendiri Yayasan Peduli Sahabat yang concern kepada pendampingan penyuka sesama jenis yang ingin kembali straight – ingin kembali fitrah di tahun lalu, Pak Haryadi Tuwo menyambutnya dengan bersemangat. Ketika saya mengatakan akan membawanya memberikan edukasi di masjid dekat rumah kami, beliau banyak membantu dalam mengurus perizinan dengan ketua RT, RW, dan lurah setempat. Pak Haryadi rela berjalan kaki keluar masuk gang demi mengumpulkan peserta yang potensial mendapatkan edukasi itu.

Saat saya meminta rumahnya menjadi tempat persinggahan Mas Sinyo sebelum ke masjid, beliau meminta saya membicarakannya dengan ayah saya. “Kenapa bukan di rumah ta’?” tanyanya.

“Ah, malas ka’, Puang bicara sama bapakku. Soalnya bapakku pesimis ki kalau diajak bicara hal seperti ini. Negatif-negatifnya saja yang dibicarakan, tidak optimis. Na kita maunya optimis. Saya mau bicara dengan kita’ mo saja,” ucap saya.

Bukan bermaksud menyalahkan ayah saya. Kegiatan kami ini kegiatan sosial. Dana datangnya dari para donatur. Saya dan teman-teman panitia memulainya dengan tekad bulat, dengan dana amat minim dari kocek sendiri sebelum rangkaian sosialisasi Peduli Sahabat benar-benar terlaksana. Ayah saya memang bukan orang yang tepat untuk diajak membicarakan hal seperti ini. Ketakutannya mengenai hal-hal yang bisa menjadi hambatan terlalu besar. Ayah saya memang belum pernah menggerakkan sebuah kegiatan sosial, berbeda dengan Pak Haryadi yang tak punya ketakutan semacam itu makanya saya hanya mau berbicara dengannya.

Pak Haryadi tertawa ringan. “Iya, ndak boleh ki’ pesimis. Harus optimis,” ucapannya menenangkan saya.

Maka segala persiapan dilakukan. Ketika donasi terkumpul, saya memberikannya kepada Pak Haryadi agar beliau dan putrinya Raodah bisa menguruskan konsumsi untuk acara di masjid sementara saya mengurus hal-hal lain.

Ketika mendampingi para santrinya tampil di panggung pada tahun 2012

Besar sekali bantuan beliau dan putrinya kala itu sehingga akhirnya sosialisasi mengenai Peduli Sahabat dan bahaya pergaulan bebas sesama jenis berhasil terselenggara di masjid kami (saya menyebutnya masjid kami karena terletak di lingkungan kami). Cerita lengkapnya mengenai sosialisasi dan penyelenggaraan di masjid kami bisa dibaca di tulisan berjudul Sosialisasi Peduli Sahabat: Ujian Atas Kesungguhan dan Keyakinan dan Sosialisasi Peduli Sahabat: Atasi Kecanduan Pornografi dengan Menjadi Sahabat Anak.

Sebulan sebelum kepergiannya, saya memenuhi undangan rapat di rumahnya, untuk membicarakan mengenai ujian dan wisuda santri TPQ yang diasuhnya. Ketika itu yang datang rapat adalah para orang tua santri dan santriwati di TPQ dan TK Babul Jannah yang didirikannya. Putri saya Athifah adalah salah satu santriwatinya. Dengan bersemangat dia menjelaskan seperti apa pilihan penamatan TPQ dan TK yang bisa dipilih orang tua.

Beberapa masalah yang dihadapinya terkait anak-anak yang diasuhnya juga dikemukakannya kepada orang tua. “Saya tidak permasalahkan kalau anak-anak main-main. Tapi saya tidak suka sekali kalau mereka baku ejek nama bapak,” tukasnya. Sebelum rapat itu, saya memang mendengar dari putri saya kalau beberapa anak mengaji suka saling olok nama bapak masing-masing. Beberapa hari setelah rapat itu, dari rumah saya mendengar suara Pak Haryadi memarahi anak-anak yang mengolok-olok nama ayah dari temannya.

Kegiatan tahun 2012, untuk menggembirakan santri-santrinya

Pak Haryadi Tuwo – sosok bapak tua ini sepertinya akan terus lekat dalam ingatan saya. Tak banyak orang yang sepertinya. Kalau punya keinginan dalam kebaikan, langsung dilaksanakan meski ada yang menentangnya. Tapi sebagai orang tua, beliau mendengarkan saran bahkan tak segan meminta saran kepada yang lebih muda dalam menjalankan misinya. Tak pernah takut miskin dan lelah dalam berbagi ide, tenaga, dan rupiah. Tak banyak orang yang saya kenal yang seperti beliau. Semoga Allah merahmatinya dan melapangkan kuburnya, juga memberikan nikmat yang tak terhingga sampai tiba Hari Pembalasan. Semoga semua yang telah dilakukannya, termasuk mengajar ketiga anak saya menjadi amal jariyahbaginya.

Makassar, 22 Mei 2018

Baca juga kisah-kisah Pak Haryadi berkaitan dengan TK dan TPQ Babul Jannah di kategori Babul Jannah

Sermani Steel, Lebih dari Sekadar Seng Cap Jonga Merah

$
0
0
Yang sepantaran dengan saya, jika lahir dan besar di Makassar, kemungkinan pernah lekat dengan istilah “SERMANI STEEL”, “seng cap Jonga Hitam” yang kemudian berubah menjadi “seng cap Jonga Merah” (keterangan: jonga berarti rusa dalam bahasa Makassar). Kemungkinan juga yang sepantaran dengan saya ini mengira kalau Sermani Steel ini sudah tak beroperasi. Padahal kenyataannya, sejak berproduksi pada tahun 1970, perusahaan joint venture antara orang Makassar dan Jepang ini masih bernapas hingga saat ini.


Saya menyaksikan sisi lain dari denyut kehidupan Sermani Steel ketika menghadiri undangan buka puasa bersama keluarga besar Sermani Steel dengan masyarakat sekitar pada tanggal 20 Mei lalu. Acara buka puasa tahunan ini kembali mengundang anak-anak panti asuhan di Makassar dan blogger dan menghadirkan ustadz Ashar Tamanggong sebagai penceramah. Di sini baru saya tahu juga kalau perusahaan ini sering mengadakan kegiatan CSR. Sayangnya, kurang terpublikasikan di media sosial.

Kepemilikan Saham Didominasi Putra Daerah Makassar


Pak Hedi Sukarsa – GM Personalia dan Umum dan Pak Frits G. Tambun– Marketing Manager PT. Sermani Steel menemui saya dan teman-teman blogger di sebuah ruangan sebelum acara berbuka puasa. Kami mendengarkan kedua bapak berpembawaan hangat ini menuturkan tentang PT. Sermani Steel dan seng cap Jonga Merah. Di ruangan inilah baru saya kenal lebih dekat lagi dengan perusahaan dengan produk yang dulu pernah merajai distribusi seng di tanah air ini. Termasuk bahwa ternyata kepemilikan saham di perusahaan ini adalah 50% dimiliki oleh keluarga Syamsuddin Daeng Mangawing, 25% oleh Marubeni (setelah bergabung dengan Itochu namanya menjadi Marubeni-Itochu Steel), dan 25 persennya lagi milik Nippon Kokan(sekarang menjadi JFE Steel).

Yang menjabat sebagai direktur utamanya sekarang adalah Pak Rudy S. Syamsuddin, anak bungsu dari almarhum Bapak Syamsuddin Daeng Mangawing. Well, nama keluarga ini sudah lama akrab di telinga saya. Seorang sahabat saya sejak SMP merupakan kerabat dekatnya dan salah seorang senior saya di kampus dulu merupakan salah seorang cucu dari Bapak Syamsuddin Daeng Mangawing.

Pak Frits dan Pak Hedi

Sermani Unggul dengan Konsistensinya Menerapkan SNI


Dulu Sermani produksinya masih manual, dengan dua mesin, produksinya 30.000 ton per tahun. Dulu, produk dari Sermani sangat terkenal dan banyak konsumen loyalnya. Seiring waktu, dengan makin banyaknya pesaing yang masuk ke dalam industri seng maka tak ada jaminan loyalitas lagi karena banyak yang beralih ke pesaing Sermani. Padahal produk lain itu pada kenyataan di lapangan, produknya tidak benar-benar sesuai standard SNI.

Berbeda dengan Sermani yang hingga sekarang masih konsisten menerapkan SNI. Untuk ukuran plat baja 0,2 mm, memang benar-benar segitu ukurannya. Sementara produk pesaing banyak yang sudah menurunkan kualitasnya dengan menurunkan ketebalan hingga menjadi 0,18 mm, 0,17 mm, bahkan ada yang tinggal 0,14 mm makanya produknya lebih murah.

Varian Produk Sermani Steel


Pada tahun 2011, dari 2 mesin Sermani menggunakan 1 mesin dengan kapasitas produksi terpasang yang lebih besar, yaitu 40.000 ton per tahun. Namun rata-rata produksi per tahunnya  15.000 – 20.000 ton per tahun karena turunnya permintaan pasar. Walaupun demikian, masih ada optimisme ke depan, masa depan Sermani adalah pada produksi Galvalume. Saat ini Sermani sudah jual Galvalume, yaitu Spandeck –baja ringan. Spandeck pun macam-macam, ada yang silver dan ada yang warna. Baja ringan ada Kanal C, Reng, dan  Hollow. Di samping itu produksi seng akan tetap akan ada dan ada kemungkinan ke depannya akan bikin pabrik baru lagi.

Suasana menjelang buka puasa
Pak ustadz memberikan tausiyah. Foto: Dawiah.

ISO 9001 dan Manfaat Bagi Masyarakat Setempat


Untuk pabrik seng Cap Jonga Merah yang sedang berjalan, selain pakem SNI, juga menggunakan ISO 9001(ISO tentang manajemen). Produk Sermani tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang. Mulai bentuk sampai pelapisan, semua sama. Sermani di Sulawesi Selatan masih menjadi market leader. Masih menguasai pasar.

“Mudah-mudahan dukungan masyarakat membangun Sermani sebagai milik sendiri. Dalam arti perusahaan seng di Sulawesi Selatan, bahkan di seluruh Sulawesi hanya Sermani, tidak ada yang lain. Harapannya, dengan membangun Sermani tidak ada bedanya dengan membangun daerah kita sendiri. Keuntungan Sermani akan kembali ke masyarakatkarena Sermani membayar pajak kepada pemerintah untuk masyarakat kita. Kedua, kualitas produk Sermani tidak terkalahkan dengan produk-produk dari Jawa. Ketiga, tenaga kerja yang ada di Sermani hampir 100% berasal dari Sulawesi Selatan. Saat ini Sermani masih dipercaya memantu program pemerintah – Bedah Rumah di seluruh Sulawesi Selatan, bahkan di Sulawesi Tengah,” secara panjang lebar Pak Hedi menuturkan bentuk keunggulan lain dari Sermani.

Proper Biru untuk Sermani Steel


“Dalam kaitannya dengan lingkungan, Sermani telah 10 kali predikatnya biru,” Pak Hedi menjelaskan bentuk konsistensi dan komitmen Sermani terhadap lingkungan. Proper kategori Biru adalah pemberian predikat dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengeloaan lingkungan yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bloggers bertemu Pak Frits dan Pak Hedi. Foto: Abby Onety.

“Ke depannya menuju hijau, mudah-mudahan menjadi green product untuk Sermani,” lanjut Pak Hedi. Usaha yang patut diacungi jempol karena tidak gampang mendapatkan penilaian tersebut.

Keunggulan-keunggulan Lain


Well, dari paparan yang saya catat di atas, bisa dilihat keunggulan dari Sermani Steel ini banyak sekali. Masih ingin saya tambahkan di sini beberapa lagi, dari sisi produknya:
  • Daya tahan seng Sermani sampai 15 tahun.
  • Karena terjaga ketebalannya (0,2 mm sesuai SNI) maka seng Cap Jonga Merah lebih tebal dan berat daripada seng merek lain.
  • Proses produksi seng melalui pencelupan (galvanized) dengan suhu mencapai 500 derajat Celsius untuk memastikan seluruh lembaran sel terlapisi dengan baik.
  • Galvalume yang diproduksi anti rayap, tahan terhadap karat dan api, kuat, dan ringan.
  • Galvalume ini tampilannya lebih modern, mudah dan ringkas proses pemasangannya.
  • Galvalume Sermani ramah lingkungan dan bisa digunakan untuk semua jenis atap bangunan.

Seng Cap Jonga Merah (perhatikan logo berwarna merahnya) dan
Galvalume produksi Sermani Steel.
Bloggers foto bersama sebelum buka puasa

Mengetahui ini semua secara lebih dekat, sebagai warga Makassar saya ikut bangga dan sedikit menyayangkan mengapa baru mengetahui semua informasi ini. Maka dari itu, saya tulis dan sebarkan di blog ini agar khalayak tahu kualitas sesungguhnya dari Sermani dan seng cap Jonga Merah-nya. Kita semua pasti paham, bertahan hampir 50 tahun itu tak mudah. Entah badai apa saja yang sudah dilalui Sermani di sepanjang usianya. Kembali saya mengutip ucapan Pak Hedi: “Harapannya, dengan membangun Sermani tidak ada bedanya dengan membangun daerah kita sendiri.” Membangun seperti apa yang dimaksud? Ya tentu saja dengan menggunakan produk lokal dari daerah sendiri yang kualitasnya bisa diuji ini.

Makassar, 23 Mei 2018

Cerita Wawancara Asyik di Radio Venus

$
0
0
Ahay, bulan kemarin saya dapat undangan wawancara radio lagi. Kali ini di radio Venus 97,6 FM. Diundangnya mewakili komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar tetapi pastinya saya sharing juga mengenai kegiatan ngeblogsaya. Selalu menyenangkan bercerita tentang dunia blog karena masih banyak sekali orang yang tidak tahu.

Wawancaranya berlangsung tanggal 24 April tetapi merupakan wawancaratunda. Setelah diedit, baru mengudara pada tanggal 29 April. Sekarang radio keren, ya, pengerjaannya bisa secara digital alias computerized begitu.

Sebelumnya, saya pernah bertemu dengan dua orang staf dari radio Venus. Waktu itu saya bercerita kepada mereka mengenai komunitas dan grup menulis khusus perempuan di Makassar yang mana saya bergabung. Menurut mereka lebih catchy IIDN – Ibu-Ibu Doyan Nulis. Seperti pemikiran orang-orang yang mendengarnya, istilah ini menarik karena biasanya katanya ibu-ibu itu doyannya masak atau ngerumpi 😁. Mengatai ibu-ibu doyan ngerumpi itu labeling yang agak-agak gimana gitu, sebenarnya, yakarena sebenarnya bapak-bapak pun banyak yang doyan ngerumpi unfaedah. Eh, ini curhat saja, ya karena teman-teman dari Radio Venus tidak mengatakannya kepada saya.

Anyway, asyiklah kalau IIDN Makassar kali ini diundang (untuk yang kedua kalinya) supaya khalayak Makassar tahu kalau di Makassar ada lho mamak-mamak yang doyan nulis.

Saya pergi bersama soul mate di IIDN, Abby Onety. Lumayan mutar-mutar juga hingga kami menemukan lokasi Radio Venus yang beralamat di jalan Palm Raja – Kompleks Permata Hijau ini. Untungnya kami tiba sebelum waktu janjiannya. Kami menunggu sebentar di ruang tamu sederhana karena Regina – penyiar yang mewawancarai kami masih sementara siaran. Kaira – penyiar saya mengundang kami via WA menemani kami ngobrol.

Tak lama kemudian Regina muncul dari ruang dalam. Perempuan bertubuh besar ini berpembawaan ramah. Kami diajak masuk ke ruang siar, di mana suara kami akan direkam. Dia mengajak kami mengobrol, memberikan arahan seperti apa pertanyaan yang akan dia berikan. Pada setiap akhir sesi (ada beberapa sesi wawancara karena dipotong iklan) dan setiap break, Regina menyampaikan akan bertanya tentang apa. Senangnya, Regina ini cerdas, dia bisa menggali kami dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang cerdas. Pertanyaannya, seperti biasa, mengenai apa itu IIDN, apa saja kegiatannya, berapa banyak anggotanya, dan seputar kegiatan menulis kami.


Satu pertanyaan yang biasanya ada dalam wawancara seperti ini – baik wawancara radio maupun di televisi adalah, “Bagaimana membagi waktu dengan keluarga?” Atau bahasa lainnya, “Bagaimana reaksi suami?” – Pertanyaan ini muncul juga di sini. 😆

Kalau feminis modern yang dikasih pertanyaan seperti ini, mungkin akan protes karena seolah-olah perempuan itu kesulitan membagi waktunya untuk berkegiatan lain selain rutinitas rumah tangga (sumur – dapur – kasur) haha. Tapi saya, santai-santai saja, sih. Mungkin karena saking biasanya mendapatkan pertanyaan seperti itu. Lagi pula, seperti itulah pandangan orang Indonesia terhadap perempuan berkeluarga yang berkegiatan.

Bagi saya, kegiatan menulis bukanlah kegiatan yang mengganggu rutinitas sehari-hari karena saya melakukannya dari rumah, kapan pun waktunya. Saya sudah tidak pusing dengan urusan mood atau suasana yang tidak berganti karena menulis juga sekaligus sebagai ajang refreshing dari rutinitas. Mau menulisnya di situ-situ saja oke, saya tidak bosan. Mau menulis di pagi hari atau siang hari, atau tengah malam pun hayuk. Alhamdulillah, suami sangat mendukung dan kami bisa berbagi pekerjaan rumah.

Saat ditanyakan, hendak berpesan apa kepada perempuan-perempuan yang mau belajar menulis? Saya mengatakan bahwa menulis itu harus dilakukan, bukan hanya dikatakan. Jangan selalu berharap atau menunggu mendapatkan pelatihan dulu baru mau menulis. Menulis itu perkara kemauan yang kuat dan bagaimana merealisasikannya. Yeah, saya mengatakan ini karena saya mengalaminya. Saya dulu langsung saja terjun ke dunia tulis-menulis, belajar secara otodidak di berbagai grup dan kesempatan sembari mengingat-mengingat pelajaran Bahasa Indonesia zaman duduk di bangku SD - SMA. Pelajaran di grup-grup di dunia maya itu semuanya GRATIS. Kesempatan mengikuti pelatihan menulis offline pertama yang saya ikuti itu kira-kira setahun setelah saya bertekad terjun secara serius di dunia menulis, dan itu pun GRATIS.


Well, PROSES itu BUTUH WAKTU, kan? Kalau tidak mau berproses, banyak koq pelatihan menulis berbayar – ada juga yang online yang bisa diikuti. Tinggal pilih saja, masuki komunitas yang bisa dimasuki, banyak informasi di sana. Di IIDN juga ada, namanya Sekolah Perempuan, kalian bisa dibina dan langsung menerbitkan buku setelah sekolah usai.

Menarik sekali pengalaman hari itu. Saya mengambil jadwal pelatihan Google Gapura Digital pada tanggal 28 April, dengan harapan bisa mendengarkan wawancara itu on air pada tanggal 29 April. Namun sayangnya, saya tidak bisa mendengarkannya karena pukul 12 – saat wawancara itu mengudara, saya tengah bersiap-siap mengikuti shalat jenazah berjamaah guna mengantar kepergian Pak Haryadi Tuwo– salah seorang tokoh di daerah tempat tinggal saya. 😰 Semoga saja saya masih bisa mendapatkan file wawancaranya suatu hari nanti. Adakah di antara Anda yang medengarkan wawancara radio tanggal 29, pukul 12 siang itu? Let me know.

Makassar, 24 Mei 2018

Keterangan: foto-foto berasal dari Regina.

Oya, baca juga cerita-cerita wawancara berikut ini, yaa:

Surat Kartini di Museum Kota Makassar

$
0
0
Tanggal 30 April lalu, saya dan kawan saya – Abby Onety menghadiri undangan puncak kegiatan Museum dan Perempuan dalam Inspirasi di Museum Kota Makassar, jalan Balaikota. Pada hari itu diselenggarakan Pembacaan Surat-Surat Kartini oleh para perempuan yang diundang.


Saat tiba di lokasi, lantai satu museum – dari bagian depan hingga dekat tangga menjadi ruang pamer karya para perupa perempuan dari komunitas perupa perempuan. Aneka karya dipajang di sana, hasil dari merangkai bunga, membatik, cetak logam, melukis, makrame, dan sebagainya. Di Ruang Audio Visual sedang menayangkan film Kartini yang dibintangi oleh Dian Sastro Wardoyo. Penontonnya adalah anak-anak TK dan guru mereka. Anak-anak TK ini – pada hari yang sama mengikuti lomba mewarnai yang juga diselenggarakan di museum.

Ada yang berbeda dengan museum kota saat itu, dibandingkan dengan saat terakhir saya ke sana. Sekarang sudah lebih bersih dan adem karena adanya pendingin ruangan. Suasanya museum terasa lebih bersahabat sekarang ini, ditambah dengan aneka rupa karya yang dipamerkan khusus untuk memperingati Hari Kartini.

Pembacaan surat-surat Kartini berlangsung di Ruang Sidang di lantai 3. Saat saya dan Abby tiba di ruangan itu, ruangan masih gelap dan terlihat seram. Namun saat sudah masuk ke dalamnya, lampu dinyalakan, dan sudah mulai banyak hadirin di sana, suasana seram tidak terasa lagi. Berganti dengan perasaan nyaman dan adem.

Ruang Audio Visual di Museum Kota Makassar
Pameran di lantai 1 Museum Kota Makassar pada 30 April 2018

Kegiatan ini merupakan kegiatan komunitas perempuan yang ingin mengangkat potensi perempuan agar bisa menginspirasi masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini pula masyarakat bisa melihat museum kota yang sudah mengalami revitalisasi beserta ruang-ruang pertemuan yang bisa digunakan.

Semua meja dan kursi di dalam Ruang Sidang yang merupakan cikal-bakal ruang DPR pada tahun 1950-an itu besar dan berat. Untuk menggeser-geser kursi yang saya duduki saja, butuh segenap kekuatan jiwa dan raga (lebay mode on 😆). Di sebelah ruang sidang ada sebuah ruangan yang dulu menjadi ruang kerja wali kota. Di sebelah kirinya ada ruangan yang dulu menjadi Ruang Pola. Ruang Pola ini, fungsinya sekarang sudah berubah. Saat peringatan Hari Kartini berlangsung, ruangan itu menjadi ruang pamer temporer yang menyajikan karya-karya para perempuan perupa di Sulawesi Selatan. Di mata saya semuanya keren. Eksotis. Saya menikmatinya.

Beberapa karya seni yang dipamerkan di Ruang Pamer Temporer, lantai 2
Museum Kota Makassar pada 30 April 2018

Panitia meminta kami memilih surat yang ingin kami baca. Surat-surat Kartini telah diketik, di-print rapi, dan ditempelkan di atas karton tebal. Saya memilih surat yang ditujukan Kartini kepada Estelle Zeehandelar, tertanggal 11 Oktober 1901. Saya menyukai surat itu karena berisi perasaan Kartini mengenai nilai sebuah tulisan baginya. “Cocok, nih buat saya,” pikir saya.

Usai Sekretaris Dinas Kebudayaan memberikan kata sambutan, disusul Dra. Nurul Chamisany (Ibu Nunu) – Kepala Museum Kota Makassar,  satu per satu perempuan naik ke podium membacakan surat-surat yang sudah disiapkan oleh panitia. Dimulai dari Dr. Nani Iriani Jufri – salah seorang tokoh perempuan di bidang medis, lalu Ibu Nunu, MC memanggil satu per satu nama yang ada di daftarnya.


Para pembaca surat-surat Kartini ketika itu berasal dari berbagai kalangan. Kebanyakan berlatar belakang pegawai pemerintah dari berbagai instansi – terlihat dari baju seragam yang mereka kenakan. Ada guru, staf di Dinas Pariwisata, staf Perpustakaan Kota, dan staf Museum Kota. Ada yang berasal dari Enrekang, Takalar, Gowa, dan kebanyakan dari Makassar.

Usai pembacaan surat-surat Kartini, Ibu Nunu mengajak kami berbincang santai sembari menikmati teh hangat yang nikmat. Beliau menceritakan mengenai revitalisasi gedung Museum Kota dan harapannya agar masyarakat bisa “bercerita dengan masa lalu” di sini karena museum yang sekarang sudah lebih terbuka dan dikondisikan lebih bersahabat.

Museum Kota Makassar, dari lantai 3 ke lantai 2
Sebagian peserta

Hari itu adalah hari yang menyenangkan bagi saya karena jejaring pertemanan baru terbentuk lagi. Menyenangkan bisa mengenal banyak orang kreatif dan open minded di Museum  Kota. Semoga bisa bertemu mereka di kegiatan lain lagi.

Makassar, 26 Mei 2018

Special thank to dearest Anna Asriani yang sudah mengusulkan saya untuk terlibat dalam kegiatan ini sebagai salah seorang pembaca surat.

Mengenal Bahan Jilbab Lembut Pilihan Muslimah Aktif

$
0
0
Bagi sebagian orang, memilih kerudung yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan menjadi sebuah keharusan jika ingin merasa tetap nyaman saat memakai kerudung. Bagi orang-orang seperti ini, model jilbab bisa menjadi nomor urut dua setelah bahan. Just say, mereka itu “tim bahan”. Dengan semakin banyaknya jenis dan bahan kerudung dipasaran membuat para muslimah harus lebih selektif dalam memillih kerudung yang cocok.


Bagi perempuan yang lebih mengutamakan kenyamanan saat beraktivitas, mereka akan memilih kerudung dengan bahan yang mereka sukai dan cocok untuk aktivitas tersebut agar rutinitas yang dilakukan tidak terhambat. Untuk itu, banyak perempuan memilih bahanjilbab lembut untuk menemaninya sehari-hari. Nah, mari kita cari tahu bahan seperti apa yang pas, ya.

Bahan Kerudung Lembut yang Pas untuk Dijadikan Pilihan

Berikut beberapa bahan jilbab lembutyang bisa dijadikan referensi berkerudung setiap hari.

Hycon


Bahan jilbab lembut yang pertama adalah Hycon. Jika tidak jeli memilih, bisa saja terjadi kekeliruan karena saat sekilas dilihat, kerudung Hycon tidak begitu berbeda dengan jenis kerudung Sifon. Yang membedakan keduanya adalah Sifon bersifat lebih licin daripada Hycon dan Hycon juga memiliki tekstur yang lembut. Sebelum mengenakan bahan kerudung Hycon, biasanya terlebih dulu digunakan dalaman, seperti ciput. Desain kerudung ini bisa dibuat dengan istilah Double Hycon yang maksudnya terdiri dari 2 lapis. jenis kerudung Hycon memiliki ciri serat yang lebih rapat daripada bahan kerudung Paris kw 1, lebih halus dan lembut, tidak licin, dan bahannya tidak ngembang dan jatuh.

Bahan Hycon. Gambar: Bukalapak.com


Voile


Bahan kerudung yang berikutnya adalah Voile. Hampir sama dengan jenis bahan Hycon, bahan Voile ini juga memiliki sifat yang halus dan lembut. Sebelum bahan jilbab Voile digunakan, lebih baik mengenakan dalaman berupa ciput atau ninja terlebih dulu. Bahan jilbab ini cocok digunakan saat siang hari. Voile bersifat tidak lentur dan bahan jilbab ini terbuat dari kapas namun ada juga yang berbahan dasar rayon, sutra, atau polyester.

Kelebihan yang diperoleh dari bahan jilbab ini adalah nyaman saat dipakai karena bahannya yang halus dan lembut. Selain itu, kerudung bahan Voile juga cocok digunakan saat siang hari. Namun karena bahannya yang tidak lentur, Voile ini sulit dikenakan dengan berbagai gaya atau kreasi model berkerudung.

Bahan Voile. Sumber: Bukalapak.com


PE atau Poly Ethilene


Selanjutnya adalah jenis PE atau Poly Ethilene merupakan bahan kerudung jenis bahan kaos non alami. Jenis bahan kerudung ini sering menjadi pilihan. Umumnya bahan jilbab ini relatif tebal, halus, dan lembut. Keunggulan yang dimiliki bahan jilbab Poly Ethilene ini menjadikannya sering digunakan untuk bahan membuat jilbab, khususnya jilbab dengan ukuran yang relatif besar.

Bahan Poly Ethilene. Sumber: konveksiloretta.wordpress.com


Jersey


Bahan kerudung yang selanjutnya adalah Jersey. Jersey merupakan bahan kerudung yang terdiri dari cotton stretch yang halus dan lebih tebal dari spandek rayon. Selain itu, bahan kerudung Jersey tidak berbulu. Bahan jilbab ini memiliki sifat hangat, fleksibel, elastis, dan sangat isolasi. Selain itu, bahan hijabJersey cenderung lembut dan berjenis dingin. Kelebihan yang dimiliki bahan kerudung ini adalah nyaman dan memberi kesan jatuh saat dipakai karena bahannya yang memiliki tekstur lembut dan ringan. Namun karena tekstur yang dimiliki membuat wajah pemakainya menjadi terlihat lebih berisi.

Bahan Jersey. Sumber: Bukalapak.com

Kenyamanan memakai kerudung adalah faktor yang paling penting. Sehingga sangat perlu untuk memilih bahan kerudung yang benar-benar pas dan cocok untuk digunakan. Terlebih jika muslimah yang mengenakannya merupakan orangyang aktif bergerak dengan rutinitas yang padat.

Demikian sedikit ulasan tentang bahan jilbab lembut yang nyaman untuk digunakan untuk berbagai aktivitas. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Makassar, 30 Mei 2018

Satu Dua Tiga, Hamil Semuanya

$
0
0
Batere HP Papa mulai rusak. Melendung macam sedang hamil. Bagian batere ponsel jadi sulit ditutup akibat batere yang menggelembung. Karena takut baterenya meledak dan merusaki ponsel tersebut maka Papa mematikan Hpnya.

Saat Papa dan Mama sedang membicarakan hal ini, tiba-tiba …

"Beli di Bintan, Pa," si bungsu Afyad berseloroh. Yang dimaksud bocah lelaki yang spesial karena speech delay-nya ini adalah "Bintang"– toko yang menjual perangkat dan asesoris barang elektronik macam batere HP, casingHP, dan sebagainya.

Anak kecil ini sebenarnya dia sudah bisa mengucapkan bunyi NG hanya saja masih harus sering latihan karena masih sering mengucapkannya dengan N.




Satu kemajuan lagi Mama dengar dari mulutnya kali ini – karena Mama tak menduga dia paham apa yang bisa dibeli di toko Bintang berdasarkannya pengamatannya selama ini. Ternyata diam-diam bocah lelaki ini mengumpulkan data dan fakta dengan caranya sendiri.

Mama menoleh kepada Papa dan berkata, "Eh, ternyata dia MEMAHAMI ya kalo batere HP bisa dibeli di Bintang."

Tiba-tiba bungsu bertubuh bongsor ini berseloroh lagi, "MAMA HAMIL?"

HAH?
(Mama malah jadi panik kalau dihubungkan dengan kata hamil karena langsung ingat usia dan keterbatasan kondisinya sekarang dibanding masa 20 tahun lalu 😝)

Baca juga: Afyad Bebas

"Bukan MAMA HAMIL, Nak. Mama tadi bilang MEMAHAMI,"Mama menyadari, bungsunya ini mengasosiasikan istilah MEMAHAMI dengan istilah MAMA HAMIL. Dia sendiri belum tahu apa itu MEMAHAMI.

Baca juga: Afyad Bebas Lagi

"Mama hamil," eh dia malah terkekeh geli. Lalu, sembari mengusap-usap perut Papa – masih sembari tertawa, dia ngoceh lagi mencandai sang papa, "Papa hamil?"

🙄😝😁

Makassar, 31 Mei 2018

Baca juga:
Viewing all 1582 articles
Browse latest View live