Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 1587 articles
Browse latest View live

Pertanyaan Tentang Sel Telur dan Indung Telur

$
0
0
Apa itu sel telur dan indung telur, Ma?” tanya Athifah yang sedang membaca-baca buku RPAL – RPUL Global-nya. RPAL itu Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap, sedangkan RPUL adalah Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap. Di zaman saya sekolah dasar dulu, buku seperti ini sudah ada dan kami harus menghafalnya di luar kepala. Sering kali soal-soal ulangan kami diambil dari buku yang waktu itu terdiri atas 2 buku, berjudul RPA dan RPU. Athifah tidak diwajibkan oleh gurunya memiliki buku RPAL - RUP Global ini tapi saya membelikannya karena banyak sekali pengetahuan di dalamnya.


Sepersekian detik saya memusatkan pikiran, menarik napas dan mencoba memberikan jawaban yang terbaik bagi Athifah. Usianya sudah 11 tahun. Sudah saatnya memasukkan pendidikan seks dalam menjawab pertanyaan seperti ini. Bersyukur sekali selalu ada di dekat Athifah dan bisa menjadi orang pertama yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaibnya.

“Di dalam badan perempuan ada organ reproduksi namanya rahim. Rahim itu tempatnya bayi. Kalau di perut perempuan ada bayi, dia berada di dalam rahim. Nah, sebelum ditempati sama bayi, di dalam rahim itu ada indung telur. Di dalam indung telur ada sel telur. Sel telur itu keciiiil sekali, tidak bisa dilihat dengan mata,” jawab saya.

“Kalau sperma?” tanyanya lagi.

“Sperma itu adanya di badan laki-laki. Nah kalau sperma dan sel telur bertemu, terjadi yang namanya pembuahan. Kalau terjadi pembuahan, nanti terbentuk gumpalan darah, gumpalan daging, jadi zigot, terus tumbuh jadi janin, terus jadi bayi,” saya menjelaskan sembari mengamati wajah nona mungil yang sesekali terlihat bergidik. Entah apa yang ada di pikirannya saat mendengarkan penjelasan saya.

Yang jelas, pertanyaan itu dilontarkannya setelah membaca bab mengenai perkembangbiakan makhluk hidup, khususnya manusia. Makanya harus dituntaskan, dipenuhi keingintahuannya. Lalu dia menunjuk gambar siklus pertumbuhan manusia di dalam rahim ibunya, “Ini ya, Ma, janin?”


“Nah, iya, seperti itu.”

“Kalau puber orang, suaranya melengking maksudnya apa?” maksud Athifah, di buku itu disebutkan salah satu ciri perempuan yang memasuki masa puber adalah suaranya melengking.

“Kayak Mama, toh. Mama kan ndak sejak kecil suaranya begini. Coba bayangkan kalau Mama anak-anak terus suaranya begini. Atau Oma, bayangkan Oma suaranya seperti anak kecil. Aneh, toh? Nah, orang itu kalau puber suaranya berubah, ndak kayak suara anak-anak mi suaranya. Kakak juga, waktu kecil ndak begitu suaranya. Laki-laki juga berubah suaranya. Terus Adik, kan ndak mungkin suaranya begitu terus sampai tua, toh?” saya mencoba menjelaskan sesederhana mungkin.

“Terus, Kakak sudah mimpi basah?”

“Sudah.”

“Kapan?”

“Waktu umurnya 15 tahun.”

“Kalau menstruasi itu, haid, ya, Ma?”

“Iya.”

Saya lalu menjelaskan padanya bahwa sel telur yang tidak dibuahi nanti akan keluar menjadi darah haid. Kalau sel telur itu dibuahi oleh sperma maka dia bisa menjadi bayi. Menstruasi itu normalnya terjadi tiap bulan namun bisa saja mundur sedikit. Athifah membaca bagian buku yang menerangkan tentang peluruhan lapisan dinding rahim. Saya mengiyakan – iya, ada peluruhan itu juga saat perempuan mengalami menstruasi.

Di waktu lain, pernah nona mungil ini pernah bertanya berapa hari lamanya perempuan haid. Ya, saya jawab saja dan menjelaskan normalnya itu seharusnya berapa hari.


Keesokan harinya, Athifah nonton reality show tentang anak gadis yang berbulan-bulan lari dari rumah dan ketika akhirnya dipertemukan dengan ibunya, si anak sudah berbadan dua. Sembari nonton saya sampaikan kepadanya kalau dalam Islam yang seperti itu tidak boleh terjadi. Yang “boleh” hamil itu hanya yang sudah menikah. Kalau tidak ada ikatan pernikahan namanya berzina. Sekalian saya jelaskan mengenai hukum Islam bagi mereka yang berzina, yaitu bahwa zina itu dosa besar, dan sebagainya.

Penjelasan seperti ini, berdasarkan tingkat pemahamannya sudah beberapa kali saya berikan kepada Athifah ketika dia bertanya, sejak dia masih balita. Berulang terus pertanyaannya, entah sudah berapa kali. Dia bertanya tentang pernikahan, tentang punya anak, dan lain sebagainya. Rasa ingin tahunya sering kali membuat saya mati kutu tapi saya tidak mau memberikan jawaban asal atau berbohong kepadanya. Saya jawab apa adanya, yang biasa dia pahami di usianya.

Satu harapan saya, selalu ada saat dia membutuhkan orang untuk menjawab segala tanyanya tentang kehidupan. Harapan saya yang lain, semoga Allah selalu membuka mata dan hati saya untuk terus belajar dan bisa mendampingi Athifah juga dua anak lelaki saya yang lainnya selama mereka membutuhkan saya. Saya sadar, ibu adalah tempat yang paling tepat bagi anak untuk bertanya sehingga dia tidak mencarinya di tempat yang salah. Semoga Allah meridhai.

Makassar, 14 Juli 2018


Cerita Reuni dari Aroma Palopo

$
0
0

Jika tahun lalu saya dan teman-teman alumni kelas Fisika 2 SMAN 2 angkatan 92 bereuni di rumah makan Aroma Palopo di jalan Pengayoman maka berbeda halnya dengan tahun ini. Pada tanggal 25 Juni lalu,  Dokter Andi Nusawarta – sang owner mengundang teman-teman semua alumni SMAN 2 angkatan 92 untuk menghadiri pembukaan cabang ke-4 rumah makan Aroma Palopo yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang. Saya termasuk yang datang menghadiri acara spesial ini, terlebih lagi saya tak bisa hadir pada saat reuni kelas yang dilaksanakan sehari sebelumnya.



Hadir di acara ini, bagi saya bukan sekadar ikut makan makanan khas Luwu, melainkan ikut berbahagia dengan keberhasilan kawan masa SMA hingga saat ini. Pasti butuh perjuangan besar hingga saat ini Aroma Palopo bisa sampai ada 4 cabang, di Makassar dan Jakarta. Aroma Palopo yang pertama adalah di jalan A. Mappanyukki, lalu di jalan Pengayoman (di ruko depan Carrefour), lalu di Kelapa Gading (Jakarta), dan yang di jalan Lanto Daeng Pasewang ini (di ruko tak jauh dari RSUD Dadi).

Dokter spesialis ortopedi yang sekarang tinggal di Pekanbaru ini sudah sejak lama merintis bisnis. Bukan hanya rumah makan khas Luwu, juga ada bisnis bakso kepala sapi dan warkop namun yang lain-lain itu gulung tikar satu per satu.


Menurut Dokter Cua – sapaan akrab Dokter Nusawarta, bisnis rumah makan Aroma Paloponya ini bisa bertahan karena menawarkan makanan khas daerah yang disukai stasiun-stasiun televisi. Main besar ketika almarhum Pak Bondan “maknyus” datang meliputnya beberapa tahun silam. Namun di samping itu, berbagai cobaan juga dialaminya, seiring dengan makin dikenalnya Aroma Palopo.

Saya yang penggemar ikan, memfavoritkan masakan Ikan Palumara Lamuru dari Aroma Palopo. Sejak reunian di Aroma Palopo tahun lalu, beberapa kali saya memesan jenis lauk ini via aplikasi GoJek. Ikan palumara itu semacam masakan pindang ikan. Kalau bahasa umum di Sulawesi Selatan, disebut sebagai “ikan masak”, yang maksudnya dimasak dengan cara direbus. Khasnya ikan masak ala Palopo ini adalah menggunakan asam patikala, buah berasa asam yang tumbuh endemik di sana.

Dokter Andi Nusawarta

Pada pembukaan rumah makan ini, pak dokter yang di sebagian kalangan dikenal dengan nama Dokter Andi ini memperkenalkan saya dan teman-teman kepada Ibu Hj. Fatmawati yang merupakan “master chef” kesemua Aroma Palopo. Bukan hanya sebagai pegawai, kini Ibu Hj. Fatmawati juga menjadi salah satu pemilik saham di rumah makan tersebut. Cara mengapresiasi partner kerja yang bagus.

Kegiatan sosial juga tak luput dari perhatian manajemen Aroma Palopo. Dari yang mulanya bergerak untuk lingkup keluarga besar Labbakang (yang berasal dari Kabupaten Pangkep), rencananya nanti akan dibuka untuk umum baik lokal maupun nasional. Dahulunya ada Masjid Baiturrahim dan rumah singgah, akan dikembangkan pesantren/rumah tahfizh.

Hj. Fatmawati (ke-3 dari kiri)
Kalo tidak ada fotonya, hoax bedeng 😆
Foto: Aqsha

Kelak, rencananya Aroma Palopo akan dikembangkan dalam bentuk lain, seperti sea food dan masakan western juga. Semoga semua rencana berjalan mulus mengingat kegiatan sosial juga menjadi perhatian besar owner Aroma Palopo. Semoga Allah meridhai.

Makassar, 16 Juli 2018

Silakan baca juga:


Kelebihan dari Mobil Toyota Vios

$
0
0
Hm, sesekali melirik dan mencatat mengenai mobil-mobil yang beredar di Indonesia, boleh, dong ya. Seperti yang satu ini, menarik buat saya. Mobil Toyota Vios memang sudah lama berada di pasar otomotif Indonesia. Memiliki desain yang klasik seperti sedan namun lebih modern diikuti dengan peforma yang canggih membuat mobil Toyota Vios ini menjadi mobil idaman. Mungil-mungil, begitu, cocok buat mamak-mamak, kan ya. Dibanderol dengan harga yang beragam sesuai tipe, harga mobil Toyota Vios ini berkisar antara Rp. 295 juta sampai Rp. 327 juta di AUTO2000.


Mobil Toyota Vios di Indonesia sudah ada sejak 2003, namun pada saat itu Toyota Vios masih memiliki desain yang hambar. Tahun-tahun berikutnya Toyota melakukan pembaharuan sampai tiga kali guna menyegarkan tampilan dari mobil Toyota Vios tersebut. Versi terbaru dari mobil Toyota Vios ini dirilis tahun ini tempatnya di Djakarta Theater XXI yang menarik cukup banyak pengunjung. Mobil Toyota Vios merupakan mobil yang dinamis dan kuat untuk pengendara yang suka menjelajah perkotaan. Toyota Vios memang didesain minimalis dan klasik agar kesan sedan modern di mobil ini dapat terasa. Walau sudah cukup banyak masyarakat Indonesia yang memiliki mobil Toyota Vios, hal tersebut tidak menyurutkan minat pelanggan terhadap mobil Toyota Vios. Meski dibilang mobil mainstream, terbukti minat pembeli terhdap mobil ini tetap tinggi. Nah, bagi Anda yang hendak memberli mobil Toyota Vios ini di tahun 2018, Anda harus memantapkan diri. Supaya makin percaya dengan pilihan Anda, berikut ini adalah beberapa kelebihan dari mobil Toyota Vios:

1. Mesin tangguh
Toyota Vios dilengkapi dengan mesin 2NR-FE 4 silinder dengan DOHC duan VVT-I dengan torsi maksimal sampai 4200 rpm. Dari bisik-bisik yang saya terima, mobil dengan spesifikasi seperti ini konon kabarnya sudah masuk kategori baik dan dapat dikendarai dengan baik. Tak hanya itu, mobil Toyota Vios ini didukung oleh oleh peforma mesin yang tangguh sehingga dapat melaju kencang dan halus. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap kenyamanan penumpang dan pengendara.

2. Irit bahan bakar
Salah satu yang menjadi daya Tarik dari mobil Toyota Vios yang bisa Anda dapatkan di dealer resmi AUTO2000ini adalah bahan bakarnya yang irit. Sistem pemasukan bahan bakar yang menggunakan port injection serta bahan bakar gasoline. Keiritan bahan bakar dari mobil ini tentu sangat penting apalagi bagi Anda yang suka berkendara keluar kota dengan jarak tempuh yang panjang. Namun dengan Toyota Vios, Anda tak perlu khawatir lagi dengan bahan bakar yang cepat habis. Asyik, ya.

3. Suspensi excellent
Mobil Vios sudah dilengkapi dengan suspensi McPhersonSturt dan juga Rear Torsion Beam yang mana kedua suspensi tersebut membuat penumpang tidak merasakan goncangan ketika mengendarai mobil. Karena adanya suspense tersebut, Toyota Vios bisa masuk kategori mobil nyaman untuk dikendaraai karena guncangan diminimalkan seminim mungkin agar penumpang tetap nyaman berada di dalam mobil.


Itulah beberapa kelebihan dari mobil Toyota Vios. Catatan buat saya adalah: membeli mobil memang sesuai kebutuhan dan kemampuan agar dapat digunakan secara maksimal. Selain harus memantaskan isi kantong ya memantaskan driver-nya. Iya, kan?

Makassar, 17 Juli 2018

Mengapa Perlu Analisis Kebijakan Berbasis Bukti

$
0
0
Muhammad Iqbal Suhaeb – Kepala Balitbangda (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah) provinsi Sulawesi Selatan membuka Seminar Pertemuan Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Tentang Pentingnya Kebijakan Publik Berbasis Bukti yang Berpihak pada Masyarat Miskin. Menurutnya sejak dulu diketahui mengenai evidence based tapi pada kenyataannya hanya dikenal di kampus-kampus padahal seharusnya evidence based menyangkut kebijakan juga. Barulah akhir-akhir ini disosialisasikan oleh beberapa lembaga, di antaranya oleh LAN (Lembaga Administrasi Negara).

Pada seminar yang berlangsung di Hotel Melia pada tanggal 5 Juli lalu itu, Pak Iqbal mengatakan bahwa banyak penghargaan dalam bidang inovasi kebijakan bahkan dipertandingkan hingga tingkat nasional dan internasional yang sebenarnya hanya launching. Sangat disayangkan karena seharusnya dilihat dulu implementasi kebijakan tersebut minimal selama 3 tahun.


Contoh lebih spesifik disebutkannya mengenai kabupaten Takalar yang dahulu pernah menjadi tempat belajar Sistem Perizinan Satu Atap dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia. Ketika bupati saat itu diganti, tidak ada lagi inovasi-inovasi baru dan tidak pernah lagi disebut-sebut kabupaten tersebut.

“Inovasi memang kadang-kadang identik dengan kepala daerah namun alangkah baiknya jika inovasi itu dimasukkan sebagai ‘proses’ sehingga siapa pun kepala daerahnya, inovasi itu bisa tetap jalan. Karena ketika berbicara tentang KEBIJAKAN PUBLIK, ujung-ujungnya tentu untuk masyarakat. Bicara kebijakan, customer kita masyarakat – bukan media,” tukas Pak Iqbal. Di zaman sekarang kadang-kadang pengambil kebijakan lebih fokus ke media. Lebih suka jika tampilan di media bagus meskipun masyarakat tidak bagus padahal sebaiknya melihat juga sejauh mana kontinuitas keberlangsungan dari program tersebut.

Namun kadang-kadang pula ada daerah yang inovasinya berlangsung sangat cepat namun bermasalah dengan hukum. Ini perlu menjadi perhatian  agar cepatnya inovasi kebijakan juga sejalan dengan peraturan yang berlaku. Pak Iqbal juga menyayangkan ketidakhadiran wakil dari lembaga legislatif dalam kesempatan ini.

Latar belakang[1]penyelenggaraan seminar ini adalah karena secara umum, praktik pengembangan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy making) belum konsisten di Indonesia. Sering kali, keputusan yang diambil berdasarkan apa yang sedang populer dalam jangka pendek bukan apa yang sedang berjalan dalam jangka menengah dan panjang. Atau kebijakan publik dibuat hanya berdasarkan intuisi, opini, dan kepentingan sektoral. Di sisi lain, banyak penelitian yang dilakukan baik oleh para akademisi, lembaga non-pemerintah dan badan penelitian dan pengembangan Pemerintah (Balitbang) tidak relevan dengan kebutuhan bukti oleh pengambil kebijakan. Akibatnya banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran dan tidak menyebabkan dampak optimal seperti yang diharapkan.

Kebijakan publik yang dibuat juga sering tidak memberi telaah yang baik mengenai perbedaan kebutuhan laki-laki dan perempuan dan/atau kelompok masyarakat yang marjinal seperti anak-anak atau orang dewasa yang berkebutuhan khusus, penyandang disabilitas dan kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Dampak kebijakan publik yang tidak sensitif kesetaraan gender dan inklusi sosial (Gender Equality and Social Inclusion/GESI), walaupun di tengah pertumbuhan ekonomi yang positif, antara lain adalah adanya kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat bahkan antar wilayah.

Pembicara pertama di seminar ini adalah Iskhak Fatonie dari Knowledge Sector Inisiative (KSI). KSI adalah program kerja sama pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya penguatan kebijakan publik yang berbasis bukti di Indonesia. Dimulai dari Fase 1 (2013-2017) dan saat ini baru memulai Fase 2 (2018-2022), bersama seluruh mitra kerja khususnya BAPPENAS, Kemenristek Dikti, KemenPANRB, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Lembaga Riset Kebijakan (Public Research Institutes – PRIs), perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dan di Australia, KSI bekerja untuk memperkuat kualitas bukti penelitian dari penyedia; meningkatkan kebutuhan dan permintaan bukti penelitian untuk pembuatan kebijakan; memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi pihak penyedia dan pengguna bukti penelitian; dan mendukung upaya perubahan sistem dan regulasi untuk perbaikan ekosistem pengembangan kebijakan berbasis bukti.

Sumber foto: fan page Facebook BaKTI

Pak Iskhak membawakan presentasi berjudul Mengapa, Apa, dan Bagaimana Kebijakan Berbasis Bukti dan Relevansinya di Sulawesi Selatan. Di dalam presentasinya, Pak Iskhak menguatkan alasan mengapa perlu kebijakan berbasis bukti (penelitian), yaitu karena banyak terjadi:
  • Dari sisi pengambil kebijakan: intuisi, kepentingan jangka pendek, tidak sensitif terhadap gender dan kelompok berkebutuhan khusus, dan tidak optimal.
  • Dari sisi kualitas dan relevansi penelitian untuk kebijakan: kurang relevan – tidak menjawab kebutuhan, terlalu akademis, dan waktunya tidak pas.

Hambatan lainnya adalah lemahnya sektor pengetahuan:
  • Lemahnya kapasitas untuk menggunakan bukti dan pengetahuan.
  • Rendahnya anggaran dan kualitas penyerapan.
  • Kesediaan dan akses untuk data yang terbatas.
  • Ketidakjelasan peraturan tentang kajian dan penelitian.
  • Lemahnya interaksi antara penyedia dan pengguna pengetahuan.
  • Rendahnya kualitas kajian dan analisis.

Dalam pikiran sederhana saya, kepada anak saja, seorang ibu dan seorang ayah seharusnya memberikan aturan atau kebijakan berbasis bukti. Misalnya saja, disesuaikan dengan tindakan sebelumnya yang dilakukan, disesuaikan dengan umur, dengan jenis kelamin, dan dengan konteks yang berlaku. Tentunya tidak boleh dong saya sebagai ibu menerapkan kebijakan yang saya contek dari rumah tangga orang lain untuk diterapkan di keluarga saya – kepada anak saya dan kepada seluruh anggota keluarga? Atau saya menerapkan kebijakan orang tua saya atau orang tua suami kepada kami dulu untuk diterapkan kepada anak kami di masa sekarang secara mentah-mentah? Apatah lagi itu untuk diterapkan di level kota, provinsi, dan negara, kan? Benar, kan?

Makassar, 18 Juli 2018

Bersambung

Catatan:
Materi presentasi dari Pak Iskhak yang berjudul Mengapa, Apa, dan Bagaimana Kebijakan Berbasis Bukti dan Relevansinya di Sulawesi Selatan bisa diunduh di link: https://bit.ly/2Nu4BZ4



[1]Dari TOR yang diberikan oleh BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia)

Jual Meja Komputer Jakarta Unik, Toko Furniture Ini Bisa Jadi Pilihan

$
0
0

Meja komputer telah menjadi kebutuhan pokok saat ini, terutama untuk mahasiswa atau pekerja kantoran, termasuk saya juga, dong sebagai blogger karena saya sehari-harinya menggunakan laptop untuk menulis/ngeblog. Hampir setiap tugas mereka membutuhkan komputer untuk mengerjakannya. Sebenarnya, dengan kemajuan teknologi kita telah dimudahkan dengan adanya laptop sehingga tugas kuliah atau kantor bisa dikerjakan dimana pun dan kapan pun. Namun, tetap saja tempat terbaik yaitu menggunakan meja komputer.


Dalam memilih meja komputer, orang cenderung mengutamakan segi fungsionalitas dan desain. Kebanyakan dari mereka lebih tertarik dengan properti yang minimalis namun multi fungsi. Hal ini tentunya sangat berguna dalam meminimalisir kebutuhan ruang dan meningkatkan efisiensi kerja. Karena pertimbangan tersebut, kita seringkali menjadi bingung dalam memilih toko properti yang (cotohnya, nih kalau di-browsing:) jual meja komputer Jakarta terbaik, unik dan berkualitas.


Oscar Furniture Store, Jual Meja Komputer Jakarta Unik

Buat teman-teman di Jakarta yang bingung cari tempat jual meja komputer yang unik dan multifungsi, saya dapat rekomendasi nih: Oscar Furniture Store Jawabannya. Pada umumnya, meja komputer hanya berbentuk meja standar yang di bagian bawahnya terdapat tempat untuk meletakkan CPU dan laci untuk keyboard. Model seperti ini sangat membosankan, apalagi jika di sekolah atau tempat kerja Anda menggunakan meja komputer dengan model yang sama. Hal ini juga akan membuat suasana ruang kerja di rumah terasa kaku.

Oscar Furniture store merupakan salah satu toko furniture yang jual meja komputer Jakarta unik dan fungsional sehingga menjadi incaran masyarakat. Kami menawarkan meja komputer dengan bentuk lain dari yang lain, namun tetap multifungsi. Bahkan, meja komputer kantor Anda bisa jadi kalah jauh untuk urusan fungsi. Produk tersebut memiliki kode Image P series.

Produk Image P series ini memiliki 3 pilihan produk dengan kapasitas yang sama, hanya saja terdapat perbedaan pada desain dan warna. Produk meja komputer ini menyerupai rak susun tiga yang terbuka dengan panjang sekitar 1 meter. Meja komputer ini dapat menampung seperangkat komputer (monitor, keyboard dan CPU), printer, scanner, telpon rumah, speaker, ATK (alat tulis kanor), dan beberapa dokumen. Selain itu, Anda juga bisa meletakkan framefoto atau koleksi lainnya pada ruang yang kosong agar lebih menarik. Dari segi material, meja komputer ini menggunakan kombinasi antara kayu dan besi kokoh untuk menopang semua perangkat. Lihat saja gambar-gambar di postingan saya ini, keren, kan?


Mengapa Harus Membeli Meja Komputer di Oscar Furniture?

Selain memperhatikan bentuk, setiap orang tentu mempertimbangkan kualitas dari sebuah properti. Kedua hal tersebut bisa Anda dapatkan pada semua produk yang ditawarkan oleh Oscar Furniture yaitu memiliki desain yang menarik dan tentunya berkualitas alias tahan lama. Bahan yang digunakan untuk membuat produk merupakan bahan kelas satu yang telah terjamin kualitasnya. Oscar Furniture ini memberikan fasilitas retur jika terjadi kecacatan pada produk yang Anda beli. Bahkan juga telah membekali setiap produk dengan garansi resmi.

Selain itu, Oscar Furniture Store juga memberikan pelayanan yang responsif sehingga keluhan Anda tidak akan terabaikan. Keunggulan lainnya yang kami miliki yaitu ada fasilitas pemesanan secara online sehingga konsumen tetap bisa melakukan pembelian tanpa harus mampir ke toko dan barang yang dibeli sangat terjamin kualitas dan keaslian produknya. Bisa dicoba dulu, deh.

Makassar, 19 Juli 2018

Swift 3, Nitro 5, dan Aneka Keseruan Manjakan Warga Makassar di Acer Day 2018

$
0
0

Sebagai blogger yang sesekali menerima job “kreatif”, saya memang merasa butuh laptop sekelas laptop gaming karena sering kali saya harus membuka banyak tab dan multi tasking. Mulai dari mengerjakan tulisan, browsing, buka email, buka You Tube, hingga (belajar) bikin video. Kalau sudah bikin video, sudah deh, performa laptop mulai lambat. Jangankan saat bikin video, sebelum bikin video saja sudah melambat karena saya harus bolak-balik membuka aplikasi hingga media sosial yang berbeda-beda. Namun apa daya, cukup naksir dulu karena tidak ada laptop gaming yang murah setahu saya.



Nah, anggaplah sebuah perkembangan ketika saya menghadiri gathering antara Acer Indonesia dengan para jurnalis dan blogger di Makassar pada tanggal 17 Juli lalu di Bistropolis. Dari yang hanya berani naksir, kemudian saya bisa melihat sendiri wujud laptop yang dari wujudnya saja terlihat perkasa itu hingga kemudian mencoba mengoperasikannya sebentar. Lalu saya menyadari, ternyata tidak semua laptop gaming itu mahal. Ada juga yang murah!

Laptop yang sempat saya sentuh itu rupanya seri Predator, namanya Helios 500. Laptop gaming kelas berat yang dikeluarkan Acer. Dengan processor Intel Core i9, dukungan kartu grafis dari GeForce GTX 1070, dan teknologi NVIDIA G-SYNC-nya, laptop ini pasti sangat memanjakan penggunanya dengan ketangguhannya.


Kalau seri Predator ini harganya berkisar di puluhan juta rupiah (hingga 60-an juta), ternyata Acer juga mengeluarkan laptop gaming murah, loh. Laptop seri Nitro 5 namanya. Laptop yang budget-nya mulai dari 11 jutaan rupiah ini termasuk yang diperlihatkan kepada jurnalis dan bloger yang hadir di Bistropolis. Ada 8 varian Nitro 5 yang bisa dipilih, dengan prosesor Intel Core i5, Intel Core i7, AMD FX—983OP, dan AMD Ryzen.

Bukan hanya dua seri itu dari Acer yang memesona saya. Acer juga punya Swift Series. Yang mencolok adalah Swift 3-nya yang anggun nan elegan. Desainnya ramping dari body berbahan metal terpilih, dilengkapi dengan pilihan warna-warna yang belum pernah ada sebelumnya di pasaran: blue, pink, dan silver. Pada seri ini, keamanan menjadi salah satu alasan untuk memilihnya, yaitu dengan hadirnya fitur Fingerprint Reader yang membuat laptop tipis keren ini menjadi eksklusif hanya milik kita.

Sebuah kehormatan, di gathering ini hadir Nino Wirawan (General Manager Sales Acer Indonesia), Suryadi Hiumanbrata (Product Manager Acer Indonesia),dan Theresia Hanydawati (Head of Consumer Products Acer Indonesia).

Nino Wirawan, Suryadi Hiumanbrata, dan Theresia Hanydawati.

“Acer menggelar campaign yang akan menggebrak pasar di Indonesia, namanya Acer Day,” papar Pak Nino. Menegaskan pemaparannya, Pak Nino mengatakan Acer Day 2018ini digelar serentak di 12 negara di Asia Pasific yang dimeriahkan dengan exhibition roadshow di 8 kota besar di Indonesia, termasuk Makassar. Melalui campaign ini, Acer mengajajk siapa pun untuk menjelajahi dunia Acer yang fun, trendy, dan inovatif dengan aneka kegiatan seru, baik secara online maupun offline yang terintegrasi.

Pada periode Acer Day (16 Juli – 18 September 2018) dihadirkan Swift 3 Acer Day Special Edition dengan harga 6 jutaan rupiah saja. Selain itu, pembeli akan mendapatkan shopping voucher atau Office 365 secara gratis. Ada pula Acer Day Lucky Draw dengan hadiah utama fun trip ke luar negeri atau hiburan konser musik internasional di Singapura. Caranya adalah dengan mengumpulkan point selama periode Acer Day 2018.


Ah, ya, jika Anda gamer, mungkin informasi penambahan keluarga Predator Warriorsbaru ini bisa menggugah Anda. Yaitu bergabungnya sejumlah profesional gamers, seperti Melondotoshoutcaster profesional di Indonesia dan Franzeska Edelyncosplayer terkenal di dunia gaming Indonesia. Hal ini sekaligus mengukuhkan komitmen Acer Indonesia sebagai perusahaan yang menjadi leader dalam industri gaming tanah air.

Apakah hanya yang beli laptop yang berhak ikutan keseruan Acer Day 2018 ini? Oh, no. Kata Pak Nino, pembelian produk Acer yang lain pun berhak, seperti mouse, headset, atau bacpack. Nah, untuk itu perlu registrasi di www.acerid.com/acer-daydan bergabung di komunitas. “Dengan demikian, otomatis kita bergabung dengan 12 negara dan bisa beraktivitas bareng,” tukas Pak Nino.

Didirikan pada tahun 1976, Acer yang menjadi salah satu perusahaan ICT terkemuka yang telah hadir di 160 negara ini mengikuti perkembangan zaman sekaligus memanjakan user. Saya sempat mengamati dari dekat Swift 3 yang diklaim memiliki berat sekira 1 kilo gram saja. Sekilas terlihat klop dengan orang-orang seperti saya (ehm) yang (merasa) kekinian dan berjiwa muda, serta berperfoma tinggi – meminjam istilah Pak Nino.


Saya juga mengaminkan apa yang dikatakan Pak Suryadi, bahwa laptop gaming bukan hanya untuk gamer. Namun cocok juga buat mereka yang berkecimpung dalam dunia kreatif seperti blogger, desainer grafis, youtuber, dan sebagainya. Yang dalam aktivitasnya membutuhkan laptop dengan performa tinggi serta grafis dan suara yang mumpuni.

Well, pilihan yang ditawarkan oleh Acer banyak. Tambahan lagi dengan adanya Acer Day di tahun ini, merupakan saat yang tepat bagi yang hendak membeli laptop baru sekaligus bersenang-senang dengan komunitas sesama minat. Catat tanggal mainnya, ya!

Makassar, 20 Juli 2018



KELUARGA SURYA: Sayang Anak? Berikan Trik Bubur Ayam

$
0
0
KELUARGA SURYA– wah, mengapa saya baru tahu web series yang disajikan ala komedi situasi ini, ya padahal sudah tayang episode 5-nya. Tapi masih mending, sih saya baru mengenalnya sekarang daripada tidak sama sekali. Dan begitu nonton, baru bagian awal episode 5 yang berjudul Sayang Anak Sayang Anakini, saya langsung jatuh cinta.


Peran Bubur Ayam


“Nanti, pas kamu pentas, kamu anggap aja tuh, semua yang nonton kamu itu batu. Atau kamu anggap aja, semua yang nonton kamu itu bubur ayam.”

“Tapi bubur ayamnya kebanyakan sambel, bikin mules. Alias demam panggung.”

“Ooh. Ya udah, nanti sambelnyaIbu angkat, ya.”

Penggalan percakapan antara Bu Mentari(diperankan oleh Karina Nadila Niab) dan putrinya Cahaya (Sandrinna Michelle Skornicki) ini merupakan dialog di awal-awal episode 5. Walau masih di awal, adegan ini sudah berhasil membuat bibir saya tersenyum lantas kemudian tergelak kecil.

Bagaimana tidak, komedi situasi KELUARGA SURYA ditampilkan dengan sangat natural, tak ada yang berlebihan. Ritme cuplikan kehidupan mereka mengalir seperti kehidupan yang sesungguhnya. Akting Bima Azriel (sebagai Fajar, anak pertama), Karina Nadila Niab, Edo Borne (Ayah Surya), dan Sandrinna Michelle Skornicki pun terlihat begitu wajar, sewajar jalannya skenario web series ini.

Bubur ayam ... bubur ayam 😝

Saya berdecak kagum atas kerapian skenarionya. Kemunculan “bubur ayam” yang disebut-sebut Bu Mentari, yang lantas sesekali muncul serupa kartun ala calloutkoq bisa ada sampai bagian akhir seri ini. Alhasil, ending-nya membuat saya kembali tergelak sekaligus lapar melihat wujud asli si bubur ayam di atas bangku. 😋

Mules Tapi Tetap Lucu


Rasa mules yang disebut Cahaya berlanjut kepada rasa mules beneran yang dirasakan oleh Fajar. Bisa kita simak bagaimana perhatian Bu Mentari dan Pak Surya menghadapi Fajar yang sudah 6 atau 7 kali buang air besar dan bagaimana mereka menyikapinya. Berikutnya ada adegan antara Ibu, Ayah, dan Fajar yang terbaring sakit:

“Ini kayaknya karena keseringan jajan di luar sekolah, deh,” kata Ibu kepada Ayah.

“Ooh, jajanan pasar memang nggak sehat, Jar. Yang sehat itu, jajanan pasar di acara kawinan yang suka diem-diem diumpetin ke dalam tas Ibu, hihihihi,” Ayah meledek Ibu, Ibu membelalak ke Ayah.

“Oya, Jar. Kamu bukannya mau ada pertandingan futsal? Apa ngundurin diri aja?” tanya Ayah kepada Fajar.

Nggaklah, Yah. Kalau Aku nggak ikut, ntar kelas aku nggak menang. Kalau kelas aku nggak menang ntar nggak dapat hadiah. Kalau nggak dapet hadiah, aku jadi sedih. Trus aku minta hadiah penggantinya sama Ayah. Ayah yang jadi sedih,” Fajar terkekeh kecil memandang ayahnya yang keki.

Chemistry yang kuat.

Hahaha, sukaaaaa. Benar-benar tidak ada adegan yang saya lewatkan. Semuanya menarik. Tidak ada adegan yang terlihat membosankan. Saya menyimaknya dengan sangat detail sampai berulang kali nonton pun saya tak bosan.Chemistry mereka sedemikian kuatnya.

Pesan yang Mendidik


Bukan hanya akting dan komedi, pesan parenting pada episode ini pun terlihat. Ayah dan Ibu menggunakan sebuah trik cerdik agar Cahaya berani tampil menari balet pada pentas Hari Anak di sekolahnya nanti. Ada pula Ibu yang mengusahakan jajanan sehat untuk Fajar. Ah, ya tak lupa pula pesan literasi finansial juga ada – menurut saya, sih, entah kalau menurut orang lain. Pesan yang saya maksud ada di percakapan saat Ayah dan Ibu membicarakan tentang jajanan sehat dan bagaimana ending yang manis untuk Ibu dari usahanya membuat jajanan sehat tersebut. Boleh, tuh dicoba triknya, Ibu-ibu. Teman saya ada yang melakukannya, lho sebelum diajari sama keluarga ini. 😂

Pesan akan peran ayah.

Chemistry yang kuat antara ayah dan anak perempuannya juga mencuri perhatian saya. Sebuah pesan fathering yang menarik. Peran ayah memang dibutuhkan dalam perkembangan putrinya. Jadi ingin menyarankan supaya dibuat episode yang khusus menayangkan peran keayahan ini. Ataukah mungkin suatu waktu nanti dibuat versi layar lebarnya yang menyajikan topik literasi keuangan dihubungkan dengan perkembangan dunia digital saat ini namun salah satu pesan kuatnya adalah mengenai betapa pentingnya peran ayah dalam mendidik anak perempuannya.

Kisah yang Familiar, Kekinian, dan Difable Friendly


Begitu mengetahui tentang episode 5 ini, saya segera menyimak episode 1 – 4. Amazing, semuanya kesannya sama seperti di atas. Menariknya lagi, saya jadi tahu kalau Bu Mentari ini ternyata seorang mamak blogger, saudara-saudara. Sama kayak saya. Woho, berasa sedang nonton kisah teman bloggersaja dan sesekali merasa sedang menyaksikan kisah diri sendiri ketika Ibu Mentari sedang sibuk di laptopnya dan berkata kepada Ayah Surya, “Ibu dapet job nulis, nih Yah!” Ahaha makin suka saya sama web series ini jadi ingin nonton episode 6-nya sesegera mungkin padahal episode 5-nya baru saja tayang tanggal 17 Juli lalu. 😍

Episode 5 Keluarga Surya: Sayang Anak Sayang Anak

Episode 6 baru akan tayang dua pekan depan. Setiap episode berjarak tayang 2 pekan satu sama lain. Setting waktunya mengikuti kondisi kekinian. Terlihat dari judul-judulnya: THR Habisin atau Tabungin, Wakaf Cara Baru, Tantangan Piala Dunia, dan Drama Liburan. Menariknya, semua episode secara lengkap menampilkan transkrip dialog dalam bentuk subtitle sehingga mereka yang terbatas pendengarannya bisa menikmati tontonan ini sembari membaca teks yang tertera. Friendly, yah buat saudara-saudara kita yang difabel.

Wujud dari Komitmen Sunlife dalam Mendidik Masyarakat


Akan ada total 8 episode KELUARGA SURYA yang diproduksi Sunlife. Kampanye utama dari web series ini adalah perihal literasi keuangan dan juga pesan-pesan baik dalam berkeluarga. PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995 dan selalu berupaya untuk membantu masyarakat Indonesia mencapai kemapanan finansial, juga menjalani hidup yang lebih sehat, dengan menyediakan berbagai solusi proteksi dan pengelolaan kekayaan.

Sunlife senantiasa berusaha menempatkan nasabah sebagai fokus dan memastikan bahwa produk dan layanannya dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Kini, perusahaan ini didukung oleh lebih dari 10.000 perencana keuangan yang tersebar di 72 kota di Indonesia yang selalu siap melayani dan membantu para nasabah dalam mencapai tujuan keuangan mereka.


Produk-produk proteksi keuangan yang ditawarkan Sunlife meliputi perlindungan terhadap jiwa, kesehatan, penyakit kritis, dan kecelakaan. Sementara untuk produk-produk asuransi yang terkait investasi, mencakup unit link, universallife, dan asuransi dwiguna. Produk-produk tersebut ditawarkan kepada nasabah melalui sejumlah jalur distribusi, yaitu keagenan (konvensional dan syariah) serta kemitraan dengan bank dan penyedia layanan telekomunikasi.

Menyenangkan sekali di masa kini, perusahaan peduli kepada masyarakat dengan cara memberikan pendidikan melalui hiburan di channel You Tube seperti yang dilakukan oleh Sunlife. Terbuktilah komitmen yang tertera pada website Sunlife:
Kami berkomitmen untuk mematuhi etika bisnis dan tata laksana dengan standar tertinggi, serta membangun masyarakat yang berkelanjutan dan lebih sehat untuk kehidupan lebih baik.
Anda harus menyimak channel You Tube Sun Life Financial ID agar bisa membuktikan kalau saya tak mengada-ada. 😇

Makassar, 21 Juli 2018

Mengapa Profesi Analis Kebijakan Penting

$
0
0
Pada Seminar Pertemuan Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Tentang Pentingnya Kebijakan Publik Berbasis Bukti yang Berpihak pada Masyarat Miskin yang berlangsung di Hotel Melia pada tanggal 5 Juli kemarin, sebuah profesi yang disebut-sebut bersaing pentingnya dengan anggota legislatif dibicarakan. Profesi yang masih tergolong baru tersebut bernama ANALIS KEBIJAKAN. Dalam hal ini, tentunya analis kebijakan yang dimaksud akan mendukung KEBIJAKAN BERBASIS BUKTI berlaku di negara kita.


Nara sumber kedua pada seminar yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara bekerja sama dengan Knowledge Sector Initiative (KSI), dan Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) ini, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol Adm – Kepala Pusat Pembinaan Analisis Kebijakanmemaparkan mengenai peran Pusat Pembinaan Analis Kebijakan.


Kenapa membutuhkan birokrasi yang memerankan jabatan fungsional analisis kebijakan?Ibu Erna melontarkan pertanyaan yang kemudian memberikan jawabannya: “Ketika decision maker mengambil kebijakan, dia membutuhkan informasi yang relevan, bukti yang valid. Kalau berbasis bukti, pendekatan tidak untung-untungan karena analisis dibuat berdasarkan data yang bersifat ilmiah, kebenarannya bisa dipastikan. Meskipun ketika diaplikasikan kebenarannya bisa saja memiliki konteks yang berbeda ketika analisis ini dilakukan.”
“Namun jika analisis kebijakan yang dilakukan tidak berbasis kepada bukti, saya yakin yang populer itu biasanya apa, ya ... dugaan, tanya ke dukun. Ada untungnya … kalau untung ya untung banget. Nggak perlu mikir, nggak perlu waktu panjang, tepat waktunya. Tapi di pihak lain adalah ketika gagal akan mendapatkan berbagai pertanyaan yang kita sendiri sering sekali tidak bisa menjelaskan ‘kenapa saya mengambil keputusan seperti itu’,” lanjut Ibu Erna, menjelaskan mengenai perbedaan bagus atau tidaknya jika analisis kebijakan dilakukan berbasis bukti atau tidak.

Tergantung konteksnya tetapi berbagai studi menunjukkan kalau kita melakukan analisis kebijakan berbasis bukti, paling tidak prediksi-prediksi di masa depan sudah bisa kita baca dengan membaca data yang ada sehingga implementasinya biasanya lebih akurat. Kalau yang tidak berbasis bukti, ya untung-untungan hasilnya.

Sumber: PoliWiki - Crowdsourcing policy analysis

Di satu sisi, membutuhkan informasi yang valid. Di sisi lain, birokrasi memegang posisi penting karena dia berada di lingkungan pengambil kebijakan. Kalau kita bicara mengenai NGO, mengenai perguruan tinggi – mereka berada di luar lingkungan pengambil keputusan. Posisi decision maker itu strategis sehingga dalam hal ini jika birokrasi bisa memainkan perannya sebagai analisis kebijakan, dia sangat strategis untuk membantu pengambil keputusan ini untuk bisa mengambil keputusan berbasis bukti. Inilah pentingnya jabatan ANALISIS KEBIJAKAN di sektor publik yang mulai direkrut pada tahun 2015.

Oya, profesi analis kebijakan ini tidak hanya berasal dari Aparat Sipil Negara (ASN), ternyata. Mereka yang berada di luar itu, seperti yang berasal dari lembaga penelitian, universitas, think tank, staf ahli, kepolisian, dan lain-lain bisa bergabung asalkan syarat kompetensinya terpenuhi. Produksi pengetahuan sangat banyak tetap apakah produksi pengetahuan ini dapat dimanfaatkan untuk informasi kebijakan?  Ini masih menjadi pertanyaan. Knowledge dari penelitian yang dilakukan pihak luar, seperti kampus dan NGO sebenarnya juga dibutuhkan dalam pengambilan kebijakan namun sayangnya belum bisa berkontribusi banyak.

Di sisi lain, bagian Litbang (Penelitian dan Pengembangan) yang berada di dalam lembaga pemerintahan juga masih belum berkontribusi banyak. Penelitian yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan baru sekira di bawah 5 Litbang yang berkontribusi kepada lembaganya namun belum secara nasional. Peran Litbang yang lain masih dipertanyakan, inilah gap yang terjadi selama ini.

Pola hubungan antara penelitian dan analis kebijakan – research andpolicy– ada beberapa. Research memproduksi knowledge, policy seharusnya memanfaatkan knowledge ini menjadi informasi kebijakan. Ada yang saling berhubungan dan ada yang saling bertentangan, research jalan sendiri, pengambilan keputusan juga berjalan sendiri, amat disayangkan.


Lebih jauh, Bu Erna memaparkan data mengenai jumlah peneliti 9000 lebih di Indonesia, perekayasa 2000, sementara analisis kebijakan baru 161 orang dan belum ada di Sulawesi Selatan. Untuk seleksi analis kebijakan, dibuka kesempatan untuk ASN yang tertarik, tanggal 30 – 31 Juli 2018 ini ada uji kompetensi. Nanti akan ada lagi di bulan September .

LAN – dalam hal ini Pusat Pembinaan Analis Kebijakan berusaha menciptakan networkbaik yang memproduksi knowledge maupun kebijakan sehingga bisa menciptakan lingkungan kebijakan pulik yang lebih bagus. Pusat Pembinaan Analis Kebijakan mengambil peran dalam menjembatani antara sektor publik, swasta, perguruan tinggi, dan NGO untuk mendorong terbentuknya kebijakan publik berbasis bukti.

Nah, selain yang dijelaskan oleh Bu Erna, ada juga yang namanya Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia(AAKI). Materi mengenai peran dari asosiasi ini dibawakan oleh Hilarian Ari Wijayatmoko. AAKI didirikan untuk merespon Keputusan Menteri PAN RB Nomor 45/2013 dan di-launching kepada Kepala LAN Dr. Adi Suryanto, Msi. pada 9 September 2016, sebagai berikut:

  • Menciptakan aktor analis kebijakan di sektor publik untuk menganalisa kebijakan berbasis bukti.
  • Menciptakan lingkungan kebijakan yang berbasis bukti.
AAKI merupakan organisasi profesi yang menjadi wadah para analis kebijakan di Indonesia untuk “bekerjasama” dan untuk mengembang “kapasitas” serta “peran” yang lebih berguna dan berkualitas. AAKI juga menjadi hub kebijakan di Indonesia yang terhubung dengan LAN (Lembaga Administrasi Negara) sebagai instansi pembinanya, universitas, Litbang, Pemda, think tank, staf ahli, LSM/peneliti, dan sebagainya yang mendukung terciptanya kebijakan berbasis bukti.

Tentunya Sulawesi Selatan membutuhkan peran serta para analis kebijakan mengingat pertumbuhan ekonomi daerah ini tinggi sementara angka ratio gini yang menunjukkan kesenjangan juga tinggi. Untuk itu diperlukan inovasi kebijakan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat di Sulawesi Selatan. Anda mau bergabung dalam asosiasi ini? Silakan masuk ke website-nya, lalu ke alamat ini: http://aaki.or.id/keanggotaan.

Makassar, 23 Juli 2018

Bersambung

Materi dari seminar ini bisa diunduh di https://bit.ly/2Nu4BZ4


Ketika Tiga Generasi Menjawab Pertanyaan Tentang Jodoh

$
0
0
Antara saya dan ibu saya, ada perbedaan nyata dalam hal bagaimana menjawab pertanyaan anak-anak. Beberapa hari yang lalu saya dikejutkan dengan panggilan Ibu, “Coba sini dulu, dari mana anakmu dengar (tentang) ini sampai bertanya seperti itu?”

Duh, saya sedikit berdebar, menanti pertanyaan mengerikan apa yang diajukan oleh Athifah kepadanya. Dan saya tertegun ketika kemudian mengetahui yang ditanya Athifah hanyalah, “Oma dan Ato ketemu di mana?” Putri mungil saya hanya menanyakan dahulu ibu dan ayah saya bertemu di mana!


Entah apa yang ada di dalam pikiran ibu saya sehingga mengategorikan pertanyaan ini seolah-olah tabu ditanyakan seorang anak berusia 11 tahun.

“Jawab dulu pertanyaannya Oma, siapa yang ajar kau bertanya seperti itu? Dengar di mana itu? Siapa yang ajar?” Ibu melontarkan pertanyaan-pertanyaan menggugat kepada Athifah.

Athifah hanya bisa terperangah. Saya pun tak kalah terperangahnya.

“Kenapa anak-anak bertanya seperti itu?” tanya Ibu kepada saya.

“Ma, dia umurnya sudah sebelas tahun. Itu pertanyaan biasa. Dijawab saja,” jawab saya.

Athifah sudah masuk masa pubertasnya. Pertanyaan yang lebih daripada ini pun sudah biasa dia tanyakan kepada saya sejak usianya balita. Kemampuan verbalnya alhamdulillah berkembang pesat jadi kemampuan logika berbahasanya sekaligus kemampuan logikanya juga lumayan berkembang. Tak jarang dia melontarkan pertanyaan dan pernyataan kritis kepada saya yang membuat saya mati kutu.

Melihat Athifah, saya merasa melihat masa kecil saya. Dulu saya kritis seperti Athifah tetapi pertanyaan saya kepada Ibu banyak sekali yang tak terjawab karena kalau menganggapnya tak pantas saya tanyakan, saya malah dimarahi.

Yah, mungkin demikianlah kebanyakan dari generasi Baby Boomers menjawab pertanyaan anak mereka yang berasal dari generasi X. Saya masih ingat kalau dulu Ibu memberikan jawaban mengambang atau mulai marah maka saya pun mengeluarkan argumentasi. Kalau misalnya saya mendapat jawaban tentang mitos yang tak ada dasarnya maka saya menjawab, “Tidak ada dalam al-Qur’an seperti itu.” Ujungnya adalah, ibu saya diam atau malah semakin marah. Sering kali saya bingung, apa salah saya?

Selagi dia butuh, penuhi, Bu. Satu saat dia akan lebih memilih bertanya
pada yang lain - terutama kalau kita tak bisa menjawab pertanyaannya
tentang matematika, fisika, atau kimia. 😜

Nah, belajar dari pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa saya adalah orang pertama yang memang pantas menjawab pertanyaan yang dilontarkan anak-anak saya. Saya tak harus pandai dan memperlihatkan kalau saya bisa menjawab semua pertanyaan mereka. Saya hanya perlu mengaku tak tahu dan mencari jawabannya kalau memang masih harus mencarinya lagi. Anak-anak pun perlu tahu kalau ibu mereka manusia biasa, kan?

Untuk pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pendidikan seks, menghindar tak ada gunanya karena pertanyaan-pertanyaan seperti itu – menurut pengalaman saya, akan bercokol terus di benak anak. Athifah sering kali menanyakan pertanyaan yang sama dalam jangka waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian. Yang perlu saya lakukan hanyalah menyesuaikan jawaban saya dengan usianya.

“Ma, jelas saja dia bertanya Mama dan Papa ketemu di mana. Athifah kan tahunya Mama dari Gorontalo (bagian utara pulau Sulawesi) dan Papa dari Soppeng (sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan). Nah, itu ketemunya di mana – itu ji yang dia mau tahu. Ke saya dia sering bertanya seperti itu. Tentang hamil, tentang punya anak. Tentang saya ketemu di mana dengan papanya juga sudah dia tanya. Dijawab saja sesuai usianya,” saya menjelaskan kepada Ibu.

Ibu saya belum terbuka pikirannya. Balik lagi beliau tanyakan kepada Athifah, “Coba, Oma mau tanya, mamamu dan papamu ketemu di mana?”

“Ih, di kampus, toh!” jawab Athifah.

Ya iyalah, dia menjawab seperti itu. Athifah tahu kalau saya dan papanya lulus dari kampus yang sama, hanya saja berbeda angkatan. Dia pernah tanya saya angkatan berapa dan papanya angkatan berapa.

Anak-anak bisa bertanya pada temannya, laptop, atau gadget kalau tak mendapatkan
jawaban dari ibunya, kan?

Ibu tertawa. Barulah menjawab pertanyaan Athifah. Kalau tidak salah ingat, Ibu menjawab “Makassar” sebagai tempat pertemuannya dengan ayah saya. Simple sebenarnya. Kadang-kadang pertanyaan anak-anak perlu kita jawab secara sederhana saja hanya kita yang berpikirnya terlalu ruwet.

Saya ingat Affiq pernah bertanya kepada saya saat adiknya Athifah baru lahir, “Adik bayi keluar lewat mana, Ma?” Saking bingungnya saat itu saya hanya menjawab “jalan lahir”. Syukurnya, saya tidak perlu menjawab lebih detail lagi karena Affiq tidak bertanya lebih lanjut. Sekarang usia si sulung sudah 17 tahun, kalau dia menanyakan lagi, saya akan menjawabnya dengan gamblang karena memang sudah saatnya. Dia pun sudah mendapatkan pelajaran Biologi di sekolah jadi pasti sudah lebih paham apa sebenarnya yang terjadi dalam tubuh manusia terkhusus dalam hal reproduksi.

Tadi malam saya nonton video You Tube dari acara Hitam Putih tentang kasus pernikahan dini anak usia 14 dan 15 tahun di Kalimantan beserta penjelasan psikologi dan seksolog terkait kasus pernikahan dini yang konon Indonesia menjadi salah satu negara yang tertinggi angka pernikahan dininya di dunia. Di sebelah saya duduk Affiq yang sibuk dengan laptopnya. Saya kini tak perlu lagi sembunyi-sembunyi jika sedang menyimak topik seperti ini karena memang sudah masanya dia tahu yang sebenarnya karena risiko hubungan yang tidak pada tempatnya antara laki-laki dan perempuan sangatlah besar, berikut tanggung jawab yang mengikutinya.

Yah, sebagai orang tua, saya harus selalu belajar. Masa saya kecil dulu tak sama dengan masa mereka kini. Arus informasi sedemikian kencangnya menerpa kita semua, harus semakin cerdas menyikapi segala sesuatunya. Semoga saya dan kita semua terus menjadi orang tua pembelajar dalam membina anak-anak yang kelak akan menjadi penerus bangsa ini. Mari berbuat yang terbaik untuk anak-anak kita. Selamat Hari Anak Nasional.

Makassar, 23 Juli 2018

Baca juga: Pertanyaan Tentang Sel Telur dan Indung Telur


Catatan:
Saya mencatat banyak pertanyaan anak-anak saya di blog ini. Bisa dicari di kategori "Namanya Juga Anak-Anak" atau di kategori "Catatan 3 A".

Semaraknya Pesta Jutawan Sulselbar SOBATKU

$
0
0
Banyak kemudahan yang ditawarkan di zaman ini. Yang paling menonjol adalah kemudahan dalam hal jual-beli online dan membayarkan segala macam tagihan yang kini bisa dilakukan melalui handphone. Beli pulsa/kuota internet/telepon atau bayar listrik, misalnya bisa dilakukan melalui gadget saja. Belakangan ini malah semakin canggih saja, dengan aplikasi bernama SOBATKU, kita bisa kirim uang tanpa harus antri. Cukup dengan smartphone, kita bisa transfer uang ke sesama pengguna SOBATKU, ke rekening bank, bahkan ke nomor handphonelain.


Aneka Hadiah di Pesta Jutawan Sulselbar


Hari Sabtu, tanggal 21 Juli lalu saya menghadiri acara undian Grand Prizes yang ternyata sudah ke-4 kalinya digelar oleh SOBATKU. Kali ini digelar di kota Makassar – bertempat di Lapangan Karebosi. Bukan hanya itu, Sobatku juga memberikan hadiah kejutan bagi warga Sulselbar (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) yaitu PESTA JUTAWAN SULSELBARdengan aneka hadiah.

Begitu banyak hadiah dibagikan kepada para nasabah setia Sobatku hari itu. Selain memberikan hadiah utama 100 juta rupiahdan 4 paket umrohuntuk 4 pemenang, juga dibagikan uang tunai jutaan rupiah dan hadiah utama 1 unit motor Yamaha Aerox. Selain itu dibagikan pula  door prizes menarik bagi hadirindi tribun Lapangan Karebosi.


Keseruan saat pencarian pemenang undian


Sekadar informasi, ada 2 macam program undian di SOBATKU:


Undian Triwulan

POIN yang dihitung di pengundian Grand Prize #menang100JT yang akan digelar pada tanggal 21 April 2018 adalah total POIN SOBATKU selama 3 bulan. Periode pengundian April, akan mendapatkan hadiah Grand Prize berupa Uang Tunai 100 JUTA + 4 paket hadiah #terbangumrohdan ratusan hadiah dengan total ratusan juta rupiah akan diundi lagi pada bulan April, Juli, dan Oktober 2018 mendatang. Masing-masing berdasarkan akumulasi poin 3 bulan sebelumnya.

Pencarian pemenang hadiah uang tunai

Undian Bulanan

Terdapat undian bulanan dimana POIN yang dihitung di undian tersebut adalah poin berdasarkan saldo rata-rata 1 bulan sebelumnya. POIN tersebut masih bisa digunakan untuk menang lagi di periode-periode undian berikutnya. Ada lebih dari 100 pemenang dengan hadiah berupa uang tunai 10 juta rupiah, 5 juta rupiah, 1 juta rupiah, 500 ribu rupiah, dan 100 ribu rupiah, total hadiah senilai ratusan juta yang diundi setiap bulan

Kadis Koperasi & UKM Makassar

Usai Kepala Dinas Koperasi dan UKM Makassar, Evy Aprialti memberikan sambutannya – kira-kira pukul setengah sepuluh, satu per satu nama yang mendapatkan hadiah diumumkan. Ikut deg-degan juga menyaksikannya. Beruntung sekali mereka yang mendapatkan hadiah itu. Sudah bisa menyimpan uang tanpa tarikan biaya administrasi sama sekali, tanpa minimum setoran, eh sudah bisa pula diundi namanya dalam acara seperti ini. Haha kenapa pula saya deg-degan padahal saya baru mau mendaftar via aplikasi Sobatku, ya. Hm, mungkin karena terbawa suasana di lokasi. Seru, sih cara pengundiannya. 😄

Aneka Keseruan Lain di Pesta Jutawan Sulselbar


Acara ini sebenarnya dimulai sejak jam 6 pagi. Yang hadir bisa berzumba dan melakukan senam Maumere bersama. Perut tak kosong juga karena hadirin dijamu sebagaimana layaknya tamu dengan bubur ayam dan jus.

Yang senang foto-foto, ada dua photo booth yang bisa digunakan. Jadi pengen usul kepada panitia supaya di acara mendatang ada kontes Instagram dan Facebook-nya juga biar makin ramai di jagad media sosial.😉


Keseruan lain selain penarikan undian

Selain itu, bazar UKM yang tersebar di sekitar kami bisa menjadi pilihan asyik berbelanja di akhir pekan. Ada aneka makanan, pakaian, produk craft, hingga produk herbal. Yang senang joget bersama masih dimanjakan dengan live music dari panggung. Heboh juga bagian ini, adaa saja di antara hadirin yang tak capek-capek bergoyang haha.

Apa Itu Sobatku?


Nah, kalau mau juga dapat hadiah seperti para nasabah yang beruntung di acara Jutawan Sulselbar, kalian harus mengunduh aplikasi Sobatku dari Play Store bagi pengguna Android atau App Store bagi pengguna iPhone.

 Dodong Cahyono, Ketua Pengawas KSP Sahabat Mitra Sejati (bertopi),  Henky Suryaputra, Direksi Bank 
Sahabat Sampoerna (pegang HP), dan Bapak Harry Kwenre, Sales & Distribution Head Area East 
Bank Sahabat Sampoerna, Sampoerna Financial Group (pegang mic).

SOBATKU semacam aplikasi financial technology (fintech) dengan berbagai fitur menabung dan transaksi yang mudah, gratis dan praktis. Cocok bagi mereka yang sangat mobile atau malah sulit mobile seperti mamak rumahan macam saya ini yang tidak sempat ke bank atau ke ATM. Nah, melalui Sobatku ini setiap orang dapat membuka rekening tabungan dan menikmati layanan sebagaimana di perbankan dengan menggunakan smartphone. Modalnya adalah nomor HP kita. Jadi, jangan gonta-ganti nomor utama ya kalau sudah registrasi di Sobatku.

Agar bisa menabung via Sobatku, kita bisa melakukannya dengan cara transfer bank, transfer sesama user SOBATKU, transfer ke nomor HP, dan juga dapat menabung melalui jaringan mini market Alfamart dan Alfamidi di seluruh Indonesia. Hal ini memberikan kemudahan bagi kita untuk memanfaatkan uang ngangguruntuk ditabung di SOBATKU dengan berbagai tujuan finansial jangka pendek.

Saat jumpa pers, Bapak Harry Kwenre, Sales & Distribution Head Area East Bank Sahabat Sampoerna, Sampoerna Financial Group menjelaskan kepada media dan bloggers yang hadir mengenai keuntungan menyimpan uang di SOBATKU, yaitu tanpa ada biaya administrasi sama sekali dan tanpa minimum simpanan. Buka akun pun, dengan saldo nol dulu tidak mengapa.

Aplikasi SOBATKU

Selain hal-hal tersebut, nasabah bisa mendapatkan banyak keuntungan menarik, seperti:
  • Nomor Handphone = Nomor Rekening. Mudah transfer ke teman dengan menggunakan
  • nomor HP. Gratis!
  • GRATIS biaya beli pulsa untuk nominal tertentu.
  • GRATIS tarik tunai di Alfamart / Alfamidi.
  • GRATIS transfer antar sesama SOBATKU.
  • BIAYA MURAH transfer antar Bank.
  • Berkesempatan memenangkan RIBUAN HADIAH TOTAL MILIARAN RUPIAH, berupa undian bulanan dan 3 bulanan sepanjang tahun.
  • Saldo maksimum per akun adalah 20 juta rupiah. Kita bisa mempunyai 5 akun SOBATKU dengan nomor HP yang berbeda namun dengan data KTP yang sama, dengan syarat terdapat beberapa data yang harus sama.
Begitulah, untuk bayar-bayar, beli-beli, dan top up, bisa hanya melalui genggaman tangan (gadget). Selain itu masih akan berlangsung #undianmilyaranrupiah (acara bagi-bagi hadiah) sepanjang tahun ini (bisa cek di web site jadwalnya, yah).

Makassar, 24 Juli 2018

Cantik Alami Berkat Regenerasi Kulit Wajah dengan Maxi-Peel Micro-Exfoliant Fluid

$
0
0
Siang bolong, menyimak penjelasan tentang perawatan kulit wajah adalah waktu yang pas menurut saya. Karena di siang bolong itulah terasa sekali betapa pentingnya perawatan kulit wajah bagi orang di usia kepala 4 macam saya ini. Iya, lho. Panas-panas begitu, kulit kan terasa lebih kering. Sudah begitu kerut-kerut terlihat lebih jelas jadinya makin aware, toh, 😘. Maka tanggal 22 Juli lalu, saya ada di Ruang Toraja Hotel Four Points, menghadiri undangan MAXI-PEEL Bloggers & Media Gatheringbertajuk Maximum Beauty Kick Off.


Dulu saya tidak begitu peduli dengan perawatan kulit wajah namun seiring waktu, akhir-akhir ini saya menjadi lebih peduli. Elastisitas yang berkurang dan metabolisme tubuh yang makin tak sempurna karena fungsi-fungsi tubuh yang juga makin berkurang kini semakin terasa juga di kulit wajah. Flek-flek kecoklatan semakin banyak dan seperti yang sebutkan di atas – kulit muka makin kering. Jadi saya lebih serius dalam urusan membersihkan dan perawatan yang lain meskipun dilakukan di rumah saja.

Saya pun mencoba pemakaian krim-krim tertentu, termasuk serum vitamin C. Juga pernah mencoba scrub wajah. Kalau yang lain dilakukan tiap hari scrub dilakukan hanya beberapa kali dalam sepekan atau malah sekali dua pekan. Saya pikir ber-scrub ini fungsinya sama seperti peeling juga, yaitu untuk mengeluarkan kulit mati di wajah. Nah, berhubung baru dengar tentang Maxi-Peel, saya makin tertarik hadir di acara ini. Dari sekilas penjelasan yang saya dapat sebelum hari H – Maxi-Peel ini untuk wajah. Yang bikin penasaran juga adalah, kalau scrub atau peeling ini biasanya bertekstur agak kasar, bagaimana halnya dengan Maxi-Peel? Apakah pemakaiannya hanya sekali sepekan datau sekali dua pekan?

Bincang-bincang Seputar Eksfoliasi Kulit Wajah


Pasnya lagi, yang menjadi nara sumber di acara ini bukan hanya Charmaine E. – Sales Brand Manager Personal Care Maxi-Peel, wakil dari Splash Corporation – perusahaan asal Filipina yang memproduksi Maxi-Peel. Namun ada juga Inneke Jane Hidajat MD, MSc – dermatovenereologistyang bisa memberikan pencerahan mengenai perawatan kulit yang benar.

Inneke, Charmaine, dan MC

Inneke menjelaskan mengenai regenerasi kulit yang berfungsi mengelurkan sel-sel kulit mati. Normalnya regenerasi kulit adalah 26 – 28 hari. Kalau terjadinya lebih lama maka kulit mati akan menumpuk. Seharusnya kulit mati terbantu terbuang dalam proses eksfoliasi. Oya, tahu kan arti istilah EKSFOLIASI (exfoliation)? Eksfoliasi adalah teknik perawatan kulit wajah yang berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati.

Kalau eksfoliasi tidak berlangsung normal maka timbullah flek-flek pada wajah atau jerawat. Nah, ada masanya eksfoliasi ini berlangsung lambat karena faktor usia. Masuk usia 30 tahun, eksfoliasi berlangsung sekira 40 hari. Sedangkan untuk orang-orang di usia saya ini, eksfoliasi berlangsung lebih lama lagi, yaitu kira-kira 55 hari. Di atas usia 50 tahun, prosesnya sekira 75 hari. Itulah kenapa untuk yang usianya “banyak” (menolak mengatakan lanjut 😆) maka kulit mudah sekali mengering dan keriput karena salah satunya, proses regenerasi sel-selnya melambat.

Bagaimana caranya agar proses regenerasi sel berlangsung baik?


“Kalau tubuh kita tidak bisa melakukannya dengan normal maka butuh bantuan dari luar. Salah satunya adalah dengan peeling atau obat-obat untuk membantu eksfoliasi,” kata Inneke.

Di klinik-klinik, proses peeling biasanya menggunakan zat-zat yang bisa bekerja dengan cepat sehingga prosesnya pun sangat cepat. Wajah terlihat kemerahan karenanya. Peeling seperti ini tidak dapat dilakukan setiap hari.


Alternatif eksfoliasi yang dilakukan sendiri bisa dengan menggunakan scrub, lulur, atau bahan kimiawi – yaitu menggunakan zat yang mengandung hidroxic acid (AHA), asam laktat, asam salisilat. Nah, kalau ingin melakukannya sendiri di rumah, harus memiliki bahan-bahan itu di rumah. Dengan catatan: bahan-bahan tersebut mengandung konsentrasi yang aman.

Kalau sudah menggunakan bahan-bahan yang aman dan ringan, berapa lama eksfoliasi sendiri dilakukan baru kelihatan hasilnya?


Saat MC menanyakan hal ini, Inneke menjawab bahwa dalam 1 – 2 minggu kalau memang rutin melakukannya setiap hari, biasanya hasilnya sudah bisa terlihat. Namun jika menginginkan hasilnya lebih lama bertahan, lakukanlah 1 – 3 bulan. Inneke menganalogikan dengan olah raga. Kalau kita ingin hasil yang memuaskan maka harus dilakukan rutin setiap hari. Hm, jadi, harus konsisten, ya. Proses tentu tidak akan mengkhianati hasil, ya.

Manfaat rutin eksfoliasi apa?


Untuk contoh eksfoliasi sendiri, Maxi-Peel menjawabnya. Cairan ini mengandung 3 asam yang bermanfaat untuk membuang kulit mati dari atas sekaligus merangsang kulit baru dari bawah. Salah jika menganggap kulit lebih tipis. Malah akan tumbuh yang baru yang lebih tebal, lebih kenyal, dan lebih glowing karena kulit yang mati dan kotoran sudah dibersihkan.
“Kulit sehatnya ada di bawah, cuma ketutup aja dengan kulit mati jadi kita harus mengusahakan gimana caranya supaya kulit mati itu terangkat sehingga kulit yang sehat yang seger, kinclong itu terdorong,” Inneke meyakinkan hadirin mengenai pentingnya eksfoliasi.


Maxi-Peel, dari Filipina ke Indonesia


Charmaine menjelaskan mengenai kemiripan kulit dan ikllim antara Filipina dan Indonesia. Masalah kulit yang timbul pun sama, seperti kulit kering dan jerawat. Makanya Maxi-Peel cocok untuk menjawab masalah kulit perempuan Indonesia. Kalau di Filipina namanya Maxi-Peel Zero maka di Indonesia namanya menjadi Maxi-Peel Micro-Exfoliant Fluid. Karena kemiripan Filipan dan Indonesia tersebutlah maka Maxi-Peel diyakini cocok untuk kulit orang Indonesia.

Apa keunggulan Maxi-Peel?


Keunggulannya dibanding produk lain adalah, pemakaian Maxi-Peel relatif aman digunakan tiap hari, tanpa risiko kulit mengelupas dan kemerahan. Sifatnya gentle sehingga dapat digunakan sebagai toner sehari-hari. Selain itu, dapat merawat kulit berjerawat, dan membantu mencerahkan kulit. Jika rutin menggunakannya, hasilnya bisa terlihat dalam kurun waktu sepekan.


Bagaimana pemakaian dan mendapatkan Maxi-Peel?


Sebelum menggunakannya, cobalah tes dulu di kulit Anda, di bagian belakang telinga. Kalau tidak ada reaksi alergi maka produk ini aman untuk wajah. Cara ini saya lakukan pula untuk mengetes apakah Maxi-Peel aman untuk saya dan ternyata, memang cocok di kulit saya. Saat kulit beregenerasi dan beristirahat, yaitu di saat malam harilah Maxi-Peel ini digunakan. Mengenai teksturnya, seperti toner pada umumnya hanya lebih kental, saya kira ini juga menunjukkan kalau produk ini aman dipakai setiap hari. Kalau scrub kan agak kasar, ya, tentunya tekstur scrub tidak bisa digunakan tiap hari.

Ingat, ya, hanya di malam hari dan hanya satu kali setiap hari untuk segala usia mulai dari 15 tahun. Jadi jangan memakainya dua atau tiga kali. Nah, setelah memakai produk ini di malam hari, pakailah moisturizer sebelum tidur. Keesokan harinya, jangan lupa memakai sun block SPF 30 di wajah kita, minimal 30 menit sebelum ke luar rumah. Penggunaan Maxi-Peel akan membuat kulit wajah lebih sensitif jadi penggunaan sun block ini penting, ya. Sun block sebaiknya diulangi pemakaiannya maksimal setiap 4 jam.


Inneke juga memberikan tips penggunaan sun block, yaitu sebanyak dua ruas jari untuk seluruh wajah. Tebal memang tapi begitulah caranya jika ingin mendapatkan manfaat optimal SPF 30. Jika kurang dari itu maka minimal saja perolehan SPF 30 yang kita peroleh. Kalau sun block-nya cair maka tuangkanlah di telapak tangan hingga kira-kira beradius 2 centi meter. Sebanyak itulah yang dipakaikan ke wajah kita.

Di Makassar, produk ini akan bisa diperoleh di pasar tradisional dan mini market lokal. Selain itu, bisa diperoleh secara online melalui Gogobli.com dengan harga yang relatif murah, sekira Rp. 20.000.

Bagaimana kesahihannya?


Di Indonesia, Maxi-Peel sudah terdaftar di BPOM. Bisa dilihat di sisi kemasannya ada nomornya tertera di situ beserta importir dan distributornya: PT. Splash Cahaya. Sementara ini sertifikat halalnya sedang sementara dalam proses karena memang butuh waktu dalam pengurusannya.
“Tapi jangan khawatir, fasilitas manufacturing kami di Filipina sudah tersertifikat halal,” ucap Charmaine.

Tentang Splash Corporation


Maxi-Peel merupakan produk nomor 1 dari Splash Coporation di Filipina. Charmaine berharap di Indonesia, Maxi-Peel juga bisa diterima dengan baik di Indonesia dan Makassar. Splash Corporation adalah perusahaan Filipina dalam bidang personal care dan manufaktur makanan, pemasaran, dan distribusi di Filipina serta di pasar internasional. Didirikan pada tahun 1985, Splash memulai bisnisnya di halaman belakang dengan modal hanya sebesar 12.000 peso Filipina. Melalui visi, inovasi, dan komitmen dari para pendirinya – Dr. Rolando dan Dra. Rosalinda Hortaleza Splash berkembang menjadi perusahaan sebesar 4 miliar peso.

Para bloggers Makassar. Foto: Zilqiah

Splash pun memantapkan reputasinya sebagai salah satu pemain tangguh di pasar industri personal care. Splash telah hadir membangun pasar di lebih dari 30 negara melalui distributor dan eksportir lokal. Negara-negara tersebut antara lain Australia, Bahrain, Brunei, Kamboja, Kanada, Mesir, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Yordania, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Myanmar, Nigeria, Oman, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

Makassar, 25 Juni 2018

Keterengan:

  • Foto-foto yang tanpa keterangan berasal dari dokumentasi pribadi.
  • Infografis saya buat sendiri, dengan gambar wajah berasal dari flyer Maxi-Peel.
  • Informasi lebih lanjut mengenai #MaxiPeel #MaximumBeauty bisa dilihat di: www.splash.com.ph atau akun Instagram @maxipeel_id

Analisis Kebijakan Berbasis Bukti: Pengalaman Birokrat Gorontalo

$
0
0
Birokrat, pengusaha, dan peneliti juga menjadi nara sumber pada seminar yang saya hadiri pada tanggal 5 Juli lalu di Hotel Melia. Seminar bertajuk Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Tentang Pentingnya Kebijakan Publik Berbasis Bukti yang Berpihak pada Masyarat Miskinini dihadiri berbagai elemen masyarakat, termasuk dari masyarakat umum seperti saya ini.

Prof. Dr. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS – Sekretaris Daerah (Sekda) provinsi Gorontalomempresentasikan materi berjudul Praktuk-Praktik Cerdas dalam Proses Pengambilan Kebijakan di Daerah (Pengalaman Provinsi Gorontalo).

Materi ini menarik bagi saya karena ibu saya berasal dari Gorontalo. Menyimak mengetahui sisi lain Gorontalo selain bahasa, budaya, dan makanannya adalah hal yang menarik bagi saya. Hal lain yang menarik dari materi ini adalah Ibu Winarni juga seorang akademisi. Seperti yang kita ketahui, akademisi yang menerapkan pengetahuannya sebagai birokrat biasanya menghasilkan perkembangan yang luar biasa.


Tak salah saya menduga karena pengalaman yang diceritakan Ibu Win memang luar biasa. Mulai mengabdi pada masa gubernur Fadel Muhammad pada tahun 2001, kebijakan berbasis bukti diterapkannya di provinsi yang dulu termasuk terbelakang di Indonesia. Gorontalo awalnya merupakan pemekaran dari provinsi Sulawesi Utara dengan angka kemiskinan pada tahun 2000 sebesar 38% dengan jumlah penduduk sekira 800.000 jiwa. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Ibu Win selaku Kepala Balitbangda dalam menyeleraskan pemikirannya sebagai doktor dengan birokrat tulen. Dukungan rektor Unhas pada waktu itu – Prof. Radi A. Gani kepada Bu Win sangat besar, memantapkan langkahnya menerima pinangan gubernur Gorontalo.

Awal bertugas, pembahasan anggaran sudah masuk. Ibu Win mulanya sempat bingung karena membawahi hanya 14 staf yang sama sekali tak ada yang memiliki latar belakang sebagai peneliti yang melaksanakan dua tupoksi: Litbang dan Lingkungan Hidup. Yang membesarkan hati Ibu Win adalah dukungan yang diperolehnya dari perguruan-perguruan tinggi di Gorontalo.

Bukan hal yang mudah bergerak dengan APBN dan APBD sebesar masing-masing 150 miliar rupiah dengan sumber daya alam berupa lahan jagung kering seluas 300.000 hektar dan lahan sawah hanya sekira 2000-an hektar. Tantangan lainnya adalah sulitnya berkomunikasi dengan sistem birokrasi yang amat kental dan budaya “tidur siang” di sana. Maka pilihan saat itu adalah menguatkan SDM. Direkrutlah orang-orang – baik yang berasal dari Gorontalo maupun yang bukan untuk berkomitmen membangun Gorontalo. Mereka diberikan fasilitas yang memadai oleh pemerintah.

Sumber: https://www.slideshare.net/KurniawanSaputra1/bupati-gorontalo-rb-summit
Salah satu inovasi di Gorontalo. Sumber: materi Ibu Win di https://bit.ly/2Nu4BZ4

Selain itu, mitra kerja internasional didekati. Bank dunia memberikan supportdalam hal kebijakan berbasis bukti, yaitu dengan penyusunan public expenditure analysis. Dengan anggaran yang sedikit, Ibu Win menyadari Gorontalo harus fokus, tidak boleh merambah semuanya.

Lantas beberapa master plan disusun, seperti master plan pendidikan, master plan agropolitan[1](kerja sama dengan IPB), master plan minapolitan[2](kerja sama dengan UI, Unhas, dan IPB). Lalu fokus di situ. Dari posisi sebagai Kepala Balitbangda, kemudian menjadi Kepala Bappeda, tantangan menjalankan kebijakan berbasis bukti masih tak mudah, khususnya meyakinkan stake holder ketika itu. Ibu Win mengambil langkah memperkuat peran para bupati, penggerak LSM, mahasiswa, dan pengusaha. FGD-FGD sering diselenggarakan dengan meminta pendapat dari mereka.

“Kita mencoba dari hulu sampai hilir, bagaimana sebuah kebijakan akhirnya bisa diinternalisasikan di dalam kebijakan berbasis bukti,” Ibu Win memaparkan kerja-kerja yang dilakukannya sehingga terjadi perkembangan. Sekarang angka kemisikan 17%, sudah banyak berkurang.

Namun diakui oleh Ibu Win, kebijakan tidak harus semuanya berbasis bukti. Berbasis bukti layak diperjuangkan jika berdampak jangka panjang dan semua SKPD/OPD sudah memiliki Renstra (rencana dan strategi). Terkadang ada kebijakan yang harus segera diputuskan dan berkaitan langsung dengan masyarakat bisa saja dibuat tanpa berbasis bukti. Kekuatan komitmen pemimpin daerah dan kepala SKPD/OPD dalam memahami aturan penting untung dimiliki.

Foto: dari laman Facebook BaKTI

Beberapa inovasi yang dilakukan Pemda Provinsi Gorontalo contohnya adalah inovasi dalam proses perencanaan dan penganggaran, dalam proses evaluasi, dalam proses pengawasan, kinerjas ASN, dan pelaksanaan koordinasi. Secara detail mengenai inovasi-inovasi tersebut bisa dilihat pada presentasi Bu Win dan juga bisa diunduh di link ini: https://bit.ly/2Nu4BZ4.

Menarik, ya. Semoga saja semua daerah makin terbuka untuk mengusahakan analisis kebijakan yang tepat dan berbasis bukti untuk hal yang berdampak panjang bagi kemaslahatan masyarakat. Dibutuhkan komitmen dan kerja nyata, tentunya. Bukan sekadar janji. Selain itu, kesinambungan kebijakan sebelumnya yang telah berhasil dilakukan oleh pemimpin sebelumnya semoga tetap direalisasikan bukannya dimatikan.

Makassar, 26 Juli 2018

Bersambung

Baca juga tulisan-tulisan sebelumnya:




[1] Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (sektor usaha pertanian dalam artian luas) di wilayah sekitarnya (Wikipedia).

[2] Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan (sumber: perpustakaan,bappenas.go.id).

HIJUP Berbagi Tentang Fashion dan Value di Makassar

$
0
0
Bertahan hingga hampir 7 tahun dan bisa menjadi yang pertama, sekaligus yang terbaik di kelasnya, tentunya bukan hal yang mudah. HIJUP telah membuktikan kesanggupannya dalam hal itu. Dari yang mulanya kecil saja, kini menjadi besar dan membuka toko offline di mana-mana – HIJUP bahkan melebarkan sayapnya ke kota Makassar juga. Pada tanggal 28 Juli kemarin, saya menghadiri undangan Grand Opening HIJUP Store yang terletak di jalan Pengayoman Makassar (di ruko depan pom bensin) dan menjadi salah satu saksi bersejarah ini.


Selain di Makassar, HIJUP sudah ada di Padang, Lombok, Palembang, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Malaysia. Pst, berita yang pernah saya baca di media online Radar Malang, HIJUP bersama label fashion asal Malaysia, Aidijuma Colors Group of Companies, mengakuisisi Haute Elan, marketplace modest fashion terbesar di Inggris. Akuisisi ini ditandai dengan kehadiran HIJUP dalam London Modest fashion Week bersama lima desainer modest fashion tampilkan koleksi terbaiknya dengan tema The Profound yang artinya  Kebangkitan dari Asia, bertempat di Victoria House, Bloomsbury London pada tanggal 17- 18 Februari 2018 lalu. Ulala.

HIJUP – Mulai dari Kecil Hingga Berkembang Lalu ke Makassar


Head of Creative ContentHIJUP – Anastasia Gretti (Gege) menjadi orang pertama yang memberikan sambutan pada grand opening ini. Secara khusus  Gege menyebut nama-nama owner HIJUP Makassar dalam ucapan terima kasihnya: Bapak Husni Farid Abdat dan Ibu Irsalina, Bapak Fahmi Muhammad Abdat dan Ibu Mira Faris, serta Bapak Adnan Muhammad Abdat dan Ibu Sarah.

Anastasia Gretti

HIJUP yang diinisiasi oleh Diajeng Lestaridulu berkantor di ruangan berukuran 3 x 3, dengan karyawan 2 orang dan tenant yang masih sangat sedikit. Berkembang pesat, saat ini HIJUP sudah memiliki 200 tenant terpilih dari berbagai daerah di Indonesia.

“Harapannya HIJUP ini tidak hanya menjadi e-commerce fashion muslim pertama di Indonesia dan dunia tetapi in syaa Allah menjadi yang terbesar. Tujuannya semata-mata tidak hanya untuk bisnis tetapi juga untuk memajukan industri fashion muslim Indonesia, memajukan UKM-UKM menjadi roda penggerak ekonomi ummat yang terlibat di dalamnya. Dan HIJUP Store Makassar adalah HIJUP store kelima. Mengapa memilih Makassar? Karena Makassar merupakan kota yang berkontribusi terbesar untuk HIJUP sejauh ini. Loyal customer-nya luar biasa sekali sehingga kami membuka di Makassar,” ucap  Gege. 

Di akhir sambutannya,  Gege menyampaikan harapan agar HIJUP Store Makassar bisa menjadi perwujudan ukhuwah islamiyah antara HIJUP, para customer, dan para rekan media yang selalu menanamkan nilai-nilai Islam di dalamnya, serta memajukan industri modest fashion Indonesia.

Baju lelaki di HIJUP
Dua macam item di HIJUP

Ah, ya, tentang UKM – menarik ini, karena meskipun banyak brand luar negeri yang berminat memasarkan produk mereka melalui HIJUP, founder-nya – Diajeng Lestari menolaknya. Dia tetap pada pendiriannya yang mengutamakan produsen dari Indonesia. Ajeng ini ingin tradisi Indonesia menjadi karakter utama di bisnis fashion-nya.

Husni Farid Abdat, selaku owner menyampaikan hal yang sama seperti yang disampaikan  Gege. Yaitu mengenai alasan mengapa memilih Makassar karena besarnya minat warga Makassar terhadap produk-produk yang dijual di HIJUP. Selain itu, visi-misi yang dimiliki para owner sama dengan HIJUP, dalam hal memajukan local brand.

Husni Farid Abdat

Warna-warni HIJUP dan Value Sebagai Nyawanya


Adelia Pashasebagai pemilik brand yang bekerja sama dengan HIJUP menyambut gembira kehadiran HIJUP Store Makassar. Menurutnya, HIJUP menginspirasi dunia fashion tanah air – “semuanya ada di HIJUP” (istilah  Adelia) dan sangat memudahkan para muslimah, utamanya yang tidak bisa ke luar rumah. Selain itu, kualitas barang yang dijual di HIJUP bagus karena mereka yang bekerja sama dengan HIJUP adalah orang-orang yang peduli dengan kualitas. Bagi Adelia, HIJUP itu “aku banget” karena amat sesuai dengan dirinya yang menyukai desain yang simple, tidak banyak corak tetapi mudah dipadupadankan, misalnya pakaiannya dengan scarf yang bercorak.

Adelia Pasha
Para owner, Adelia Pasha, dan Anastasia Gretti

Tamu spesial di grand opening HIJUP selanjutnya yang memberi sambutan adalah Indah Nada Puspita. Sekarang sosoknya akrab dengan masyarakat Indonesia melalui acara Hijab Traveling di salah satu stasiun televisi swasta. Gadis yang karirnya bermula sebagai blogger semenjak duduk di kelas 2 SMA, sejak tahun 2009 ini menceritakan perihal keakrabannya dengan HIJUP.

Sejak tahun 2011, di awal HIJUP beroperasi, Indah sudah menjalin kerja sama dengan menjadi model katalog HIJUP. Kerja bersama dengan Diajeng Lestari dan fotografer, termasuk dalam memilih baju yang akan ditampilkan di dalam katalog.

Indah Nada Puspita
Sebagian kecil hijab di HIJUP

"Fashion adalah bisnis. Apa yang dibisnisin? Styling, warna, taste. Itu semua adalah seni. Jadi yang dibisniskan adalah seninya. HIJUP menjual modest fashion. Apa itu modest fashion? Modest fashion adalah fashion yang sederhana, yang sopan. Modesty itu bukan saja dari pakaian kita yang tertutup, baju yang sopan, melainkan juga lifestyle,"kata Indah. "Belanja itu lifestyle. Kita pasti butuh berbelanja, kan tapi too much shopping is not modest anymore,” imbuhnya lagi.

Bagi Indah Nada Puspita, HIJUP bukan hanya platform untuk berbelanja sesuatu yang bermanfaat, “HIJUP juga melakukan banyak social work. Banyak kajian dan secara tidak langsung, HIJUP menciptakan modest lifestyle buat customer-nya juga. Itu yang paling aku suka – kenapa aku sampe sekarang masih kerja sama dengan HIJUP, karena aku merasa memiliki value yang sama yang ingin di-deliver ke sesama muslimah di Indonesia.” 

Indah berharap HIJUP bisa menjawab kebutuhan muslimah Makassar dan para muslimah ini tidak sekadar berbelanja tapi bisa terlibat menjadi komunitas yang terlibat dalam kegiatan sosial dan kajian yang diselenggarakan oleh HIJUP dan bisa bermanfaat.

Serunya acara hari itu, selain diskon khusus 20%, ada aneka game berhadiah yang diberikan kepada hadirin bahkan kepada dua bintang tamu juga – Adelia Pasha dan Indah Nada Puspita. Tentunya, ada pagelaran busana yang ditampilkan oleh 7 model, termasuk Indah. Mau tahu, yang mana favorit saya? Hampir semuanya sebenarnya, tapi saya paling suka dengan pakaian yang dikenakan Indah. Suka sama warna, desain, dan bahannya yang kelihatan dari jauh saja bagus. Rupanya yang dikenakan Indah itu karya dari Irsalina – salah seorang owner HIJUP Makassar, lho. Keren.

Cuplikan keseruan Grand Opening HIJUP Store Makassar

Well, perkiraan saya sih, HIJUP Store Makassar akan menjadi toko yang difavoritkan warga Makassar mengingat memang HIJUP sudah dikenal warga Makassar, sudah memiliki customer yang loyal pula. Pelanggan loyal yang berbelanja minimal sejuta rupiah hari itu mendapatkan kesempatan menghabiskan sore bersama para bintang tamu HIJUP di Hotel Aston. Di atas mode, saya kira HIJUP akan berumur panjang di kota ini karena tak hanya sekadar bisnis. HIJUP juga mengusung value/nilai dan memiliki filosofi tersendiri. Salah satunya sudah saya sebutkan di atas, yaitu mengusung UKM lokal hingga berani menolak brand luar negeri dan hal-hal yang di-share oleh Indah Nada Puspita. Mantap, deh. Semoga karakter yang ada pada HIJUP tetap bertahan dan berkah buat HIJUP, juga bagi pengguna HIJUP.

Makassar, 30 Juli 2018



Tambahan referensi:
  • http://www.radarmalang.id/akusisi-e-commerce-inggris-hijup-siap-jelajahi-modest-wear-eropa/
  • https://netz.id/list/2018/02/07/00316/1003060218/4-inspirasi-dari-diajeng-lestari-pendiri-hijup-com#5


Inspirasi Menabung dari yang Sepuh

$
0
0

Belum lama ini, beredar di time line saya cerita inspiratif dari mereka yang sudah sepuh dan berhasil menunaikan ibadah haji berkat menabung sekian lama. Ada kisah suami-istri penjual es tebu asal Jombang, Abdul Chamid (59) dan Muclisisah (51) yang berhasil menabung selama 14 tahun untuk beribadah haji.

Inspirasi menabung, sumber: fan page LPS

Inspirasi dari yang Sepuh


Warga Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Jombang ini gigih menabung meski nilainya tak menentu dan tidak terlalu besar setiap harinya. Ada kalanya Rp. 500, Rp. 1.000, Rp. 5.000, Rp. 10 ribu, atau Rp. 20 ribu mereka sisihkan setiap harinya demi impian ke tanah suci. Penghasilan sebagai penjual es tebu tidak menentu namun rata-ratanya dalam sehari hanya mendapatkan penghasilan bersih sebesar Rp. 60 ribu. Sementara di hari libur, keuntungannya mencapai Rp 100-125 ribu.

Ada pula kisah Marsiyem – nenek penjual bunga yang mampu menabung dengan gigih tiap harinya hingga selama 20 tahun meski tidak besar, sekira Rp. 20 ribu. Hasil menabung Nenek Marsiyem yang berasal dari Blitar selama 20 tahun ini berhasil membawanya menunaikan ibadah haji pada usia 90 tahun.

Inspirasi dari Ibu Mertua


Sebenarnya mendapatkan inspirasi menabung, tak perlu jauh-jauh. Saya mendengar ibu mertua menceritakan bagaimana dirinya menabung ketika bapak mertua tak lagi bisa bekerja karena sakit. Beruntung ibu mertua saya pegawai negeri yang masih bisa menyisihkan penghasilannya sedikit demi sedikit. Motivasinya adalah agar kelak tak dipandang remeh oleh keluarga suaminya mengingat masih ada 3 anak yang harus dibiayai kuliahnya.

Ibu mertua, 73 tahun

Uang disimpannya di bawah kasur sehingga tiba masa ajal menjemput bapak mertua, segala tuntutan adat kebiasaan keluarga pihak suaminya bisa dikerjakannya. Tahu, kan, tiap wilayah punya kebiasaan tersendiri dalam menjalankan ritual sebelum penguburan. Bukan ritual yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang diikuti ibu mertua – untuk yang satu ini beliau paham sekali karena latar belakang Muhammadiyahnya kental. Hanya saja, agar bisa sama-sama enak dengan pihak keluarga besar, ada saja hal-hal yang harus dibeli sebelum dan sesudah penguburan bapak mertua. Alhamdulillah, semuanya terlewati dengan baik dan singkat cerita ketiga anak beliau berhasil meraih gelar sarjana.

Inspirasi dari Kedua Orang Tua


Lebih dekat lagi, inspirasi itu ada padai kedua orang tua saya. Ayah dan ibu saya bukanlah orang berada. Mereka hanyalah pegawai kecil. Hanya  saja tekad keduanya untuk menyekolahkan saya dan kedua adik saya hingga ke jenjang sarjana sangatlah besar. Ibu saya pernah kuliah di Fakultas Teknik Unhas (Universitas Hasanuddin) namun tak selesai. Ayah saya pernah diterima di jurusan Farmasi Unhas tapi tak bisa melanjutkan kuliahnya namun beliau kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Veteran hingga meraih sarjana muda – sebuah gelar sebelum level S1 yang ada saat itu.


Saya dan adik saya diterima di Fakultas Teknik Unhas dan bisa membayar uang SPP kami dari hasil mencairkan asuransi pendidikan yang ditabung orang tua kami. Ketika pencairan, sisa uangnya dimasukkan lagi ke bank, dipakai untuk biaya kuliah kami. Singkat cerita saya dan adik perempuan saya berhasil meraih gelar Sarjana Teknik. Begitu pun adik laki-laki saya berhasil menjadi sarjana Informatika di ITS.

Ayah  (78 tahun) dan Ibu (75 tahun) berfoto bersama sepupu saya

Inspirasi dari mereka semua seharusnya membuat kita – terutama saya malu hati kalau tak bisa melaksanakannya. Bukan hanya hikmah menabung sebenarnya yang bisa dipetik dari keberhasilan mereka menabung, melainkan juga sifat menahan diri untuk membeli hal-hal yang tidak perlu. Menabung dilakukan untuk membiayai kebutuhan besar yang mendasar, seperti untuk beribadah haji dan untuk biaya pendidikan. Pelajaran lain yang bisa dipetik adalah jika fokus maka tujuan yang diinginkan bisa terwujud.

Menabung Lebih Aman dengan Lembaga Penjamin Simpanan


Menabung di bank di zaman now pun jauh lebih aman dibanding dulu. Sekarang sudah ada LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) – lembaga pemerintah yang menjamin uang para nasabah perbankan Indonesia, baik itu bank konvensional maupun bank syariah. Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya, dibentuk. Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, dan sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi[1].

Kriteria simpanan layak bayar di bank syariah. Sumber: media sosial LPS

Untuk bank konvensional, jenis produk simpanan yang dijamin LPS adalah: giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Sementara di bank syariah, simpanan yang dijamin adalah dalam bentuk giro wadiahdan giro mudharabah, tabungan wadiah dan tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan simpanan lain yang ditetapkan LPS.

Banyak pilihan untuk menabung di bank sekarang, yah. Tidak perlu khawatir juga apabila tidak dikehendaki bank tempat menabung kita tahu-tahu dilikuidasi (seperti yang terjadi pada BPR Iswara Artha,BPR Akarumi Jakarta, BPR Budisetia (BDL) Jakarta, dan BPR Sambas Arta Jakarta belum lama ini) selama memenuhi kriteria tertentu, kita masih bisa mendapatkan kembali uang kita hingga sebesar 2 miliar rupiah!

Kriteria untuk bank konvensional adalah 3T: tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank (kredit macet). Sementara untuk bank syariah, kriteria yang dimaksud adalah: 2T, yaitu tercatat dalam pembukuan bank dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank (kredit macet).

Fakta unik LPS. Sumber: media sosial LPS

Menyenangkannya, secara umum masyarakat Indonesia kini makin sadar betapa berisikonya menyimpan uang di rumah - bisa kecurian hingga kebakaran, selain itu uang yang disimpan di rumah akan "dimakan" inflasi secara perlahan-lahan sehingga kita bisa makin miskin dan daya beli menurun.

Dari fan page Facebook LPS saya baca informasi bahwa per April 2018, total simpanan masyarakat di perbankan alias dana pihak ketiga (tabungan, giro dan deposito) mencapai Rp. 5.404,98 triliun tersebar di 254.122.064 rekening. Kalau dibandingkan sejak 2014 nambahnya banyak sekali, yaitu dari 160.881.757 rekening dan total jumlahnya Rp 4.168,55 triliun. Nah, dana pihak ketiga inilah yang dijamin oleh LPS. Tambahan lagi, pertumbuhan total simpanan dan rekening per tahunnya (April ke April) tercatat paling tinggi terjadi di April 2018, yakni sebesar 22,84% (penambahan rekening) & April 2015 sebesar 14,82% (total nominalnya). Wow, masyarakat Indonesia makin cerdas, ya. Seharusnya makin banyak yang berhasil atau angka kemiskinan bisa ditekan terus sehingga jika tiba saatnya menuai bonus demografi, bangsa kita sudah siap. Semoga.

Makassar, 30 Juli 2018

Yuk berkenalan dengan Lembaga Penjamin Simpanan di:
http://lps.go.id
Fan page Facebook: @LPS Indonesia
Twitter/Instagram: @lps_idic
You Tube: LPSIDICOfficial
Alamat: Equity Tower Lt 20-21,
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 9
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53,
Jakarta 12190 , Indonesia
Nomor telepon layanan informasi: 021-5151 000


[1] Sumber: http://lps.go.id/web/guest/sejarah

KPPOD dan JiKTI: Tentang Kebijakan Publik Berbasis Bukti

$
0
0
Tadinya saya pikir akan menuliskan satu atau dua tulisan saja dari Seminar Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Tentang Pentingnya Kebijakan Publik Berbasis Bukti yang Berpihak pada Masyarat Miskinyang saya hadiri bulan lalu ini. Ternyata saya salah duga. Tulisan yang Anda baca ini merupakan tulisan ke-4 yang saya buat karena rasanya banyak yang kurang kalau saya hanya menuliskan satu atau dua tulisan saja. Pada tulisan keempat ini, saya share mengenai presentasi dari Robert Na Endi Jaweng – Direktur Eksekutif KPPOD[1](Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah). Pak Robert membawakan materi berjudul Riset & Kebijakan Publik: Pengalaman Terbatas KPPOD.

Seminar ini diselenggarakan atas kerja sama Lembaga Administrasi Negara bekerja sama dengan Knowledge Sector Initiative (KSI) dan Yayasan BaKTI, bertempat di Hotel Melia pada tanggal 5 Juli lalu.

“Kebijakan publik itu proses yang bottom – up. Ini pekerjaan besar, tidak boleh patah semangat, dan jangan cengeng. Jalannya research itu panjang dan sering kali ada kontestasi dan siap untuk bertarung. Kita menghasilkan produk yang berpihak pada masyarakat. Kualitas lembaga riset itu penting. Kita mendorong riset dasar dan aplikatif. Selain itu, harus memahami ‘teks kebijakan’, dukungan kebijakan, dan kemanfaatan,” Pak Robert juga menegaskan mengenai agenda riset yang tidak bersesuaian dengan RPJM dan RPJMD. Hendaknya peneliti juga membaca dokumen negara agar punya “pintu masuk” dalam merealisasikan yang hendak dilakukan dengan pandangan pemerintah.


Bagaimana menghasilkan Knowledge Based Policy Making – kebijakan otonomi daerah yang unggul bergantung pada dua unsur pembentuknya, yaitu metodologi dan kapasitas peneliti otonomi daerah. KPPOD lahir sebagai eksperimen kolaborasi multipihak (dunia usaha, komunitas akademik, dan media massa) sbagai tiga pilar masyarakat sipil era reformasi.

Yang tak kalah pentingnya menurut Pak Robert adalah intermediary. Agenda yang didorong tidak hanya memperkuat kapasitas analis kebijakan tapi juga merupakan penguatan kapasitas Balitbangda (Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah). “Balitbang itu tidak sama dengan lembaga riset. Dia bukan produsen pengetahuan. Yang produsen pengetahuan di lapangan itu seperti lembaga-lembaga studi di kampus,” ucap Pak Robert.

Legitimasi adalah berbasis bukti dan bukti diambil dari penggunanya sendiri. Intermediary itu adalah media massa. “Di tingkat nasional, lembaga studinya mau sebagus apapun, kalau tidak ‘bunyi’ di media, tidak diperhatikan. Terutama kalau itu riset-riset yang berdampak pada kebijakan politik. Begitu pun DPRD, tidak mengundang kita kalau belum ‘bunyi’ di media. Memang peran media massa itu sangat penting. Mempengaruhi opini itu sama pentingnya dengan mempengaruhi kebijakan publik – itu kalau di tingkat nasional. Itu faktanya,” papar Pak Robert. Menurutnya, hal ini sebagaimana politisi yang banyak tidak memperhatikan soal validitas atau relevansi, melainkan lebih mementingkan popularitas isu. Padahal sebenarnya, bagaimana memaksimalkan kolaborasi dan agar manfaat bisa benar-benar dirasakan oleh yang terdampak oleh kebijakan publik jauh lebih penting.

Sumber: fan page Facebook BaKTI

Pemateri terakhir dari seminar ini adalah Pak Profesor Abdul Majid Sallatuyang memperkenalkan JiKTI (Jaringan Peneliti KTI)kepada hadirin.

“Ketertinggalan kita di Indonesia bukan karena sumber daya alam atau teknologi, melainkan karena pengetahuan,” ucap Pak Majid membuka materinya. BaKTI menginisiasi “bursa pertukaran pengetahuan” untuk hal ini. 
“Mungkin ada yang tidak percaya, kalau dikumpulkan profesor – doktor di kawasan timur Indonesia itu jauh lebih bagus kualitasnya daripada perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia. Hanya saja mereka jadi jago-jago kandang di tempatnya masing-masing,”ucap Pak Majid yang kemudian menjelaskan tentang BaKTI dan JiKTI.

JiKTI adalah sub forum dari forum KTI yang difasilitasi oleh BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). BaKTI mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang tersebar dan sekarang mulai mengelolanya. Peneliti JiKTI ada di 12 provinsi KTI, terdiri atas jejaring lebih dari 1000 tetapi bukan merupakan lembaga peneliti.  

Sub forum yang lain selain JiKTI adalah Forum Kepala Bappeda KTI yang sudah berlangsung selama 10 tahun. Ini menjadi tempat berkomunikasi anggota-anggota JiKTI di masing-masing provinsi untuk mencoba merumuskan kebijakan yang bisa membantu pemerintah daerah. Realisasi dari knowledge-based policy di Indonesia Timur adalah melalui pertukaran pengetahuan di BaKTI. JiKTI adalah jejaring kolaborasi penelitian. Selain berkomunikasi dengan Kepala Bappeda, JiKTI juga mengangkat permasalahan di Indonesia Timur untuk dimasukkan ke RPJMN atau yang lainnya. Termasuk dalam Forum Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Melalui Forum JiKTI dan Kepala Bappeda, Forum KTI, banyak difasilitasi terbitnya buku III RPJMN yang khusus berbicara tentang daerah. Indonesia Timur adalah satu-satunya kawasan yang memiliki afiliasi seperti ini hingga ikut mengisi buku RPJMN. 
“Pada saat Ibu Erna mengatakan belum cukup 200 analis kebijakan, saya mengatakan kami punya lebih dari 1000 anggota yang gampang sekali ditransformasikan menjadi analis kebijakan,” pungkas Pak Majid.

Peran  anggota  JiKTI, lebih jelasnya adalah:
  • Promosi  isu-isu  penelitian
  • Pelembagaan  kolaborasi  penelitian
  • Rekomendasi  kebijakan  pembangunan
  • Pendampingan  dan  advokasi  kebijakan
  • Penguatan  penyusunan  dokumen  perencanaan  pembangunan

Sumber: presentasi Pak Majid yang dicantumkan di https://bit.ly/2Nu4BZ4

Pak Majid kemudian menjelaskan langkah-langkah apa yang akan dilakukan JiKTI guna mendukung kompetensi analis kebijakan di Indonesia timur. Selengkanya, materi dari Pak Robert, Pak Majid, dan nara sumber-nara sumber lainnya dari Seminar Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Tentang Pentingnya Kebijakan Publik Berbasis Bukti yang Berpihak pada Masyarat Miskin bisa di-download di link: https://bit.ly/2Nu4BZ4.

Makassar, 1 Agustus 2018

Tulisan ke 4 dari 4 tulisan (selesai)

Baca juga tulisan-tulisan sebelumnya:




[1]KPPOD: Mengalir pada pilihan wilayah isu, KPPOD menaruh fokus pemantauannya pada segala hal terkait kebijakan dan pelayanan publik di bidang ekonomi, fiskal dan kebijakan desentralisasi/otonomi daerah secara umum. Dengan menggunakan pendekatan multi-perspektif (ekonomi, politik, hukum dan administrasi publik), KPPOD melakukan studi, advokasi, dan asistensi teknis bagi peningkatan mutu tata kelola ekonomi/fiskal dan praktik penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel, efektif dan demokratis di daerah (sumber: http://www.kppod.org/)


Kulari ke Pantai: Ketika Traveling Berbuah Hikmah

$
0
0
Kalau ada nama Riri Riza(sebagai sutradara dan penulis skenario) dan Mira Lesmana (sebagai produser sekaligus penulis skenario) di credit title film Kulari ke Pantai(rilis 28 Juni) itu sudah menjadi jaminan mutu bagi saya. Sudah pasti bagus. Tapi tentu tak asyik kalau tak dibuktikan sendiri, kan? Nah, pada tanggal 6 Juli lalu, saya bersama dua anak terkecil membuktikannya sendiri di XXI Mal Panakukang.


Sejak awal, melihat suasana pantai di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur dan kemudian berlanjut ke Jakarta lalu mengikuti travelingSam (Maisha Kanna)bersama ibundanya Uci (Marsha Timothy) dan sepupunya Happy (Lil'li Latisha)menyusuri pulau Jawa (dari Jakarta ke Jawa Timur melalui Jawa Barat dan Jawa Tengah, balik lagi ke Jakarta) hingga berakhir lagi di Rote, saya menikmati semua scene-nya.

Pesan kuat mengenai traveling menyenangkan minim gadget patut menjadi masukan buat orang tua jaman now yang senantiasa membiarkan anaknya dengan produk teknologi itu. Sam adalah anak periang yang senang berpetualang. Dia sangat menyukai olahraga selancar di laut dan memfavoritkan peselancar profesional. Sangat berbeda dengan Happy yang merasa terpaksa mengikuti petualangan Sam dengan ibundanya sebagai sosok yang menyukai gadget dan artis terkenal.

Konflik bermula dari perbedaan antara Sam dan Happy yang bak langit dan bumi. Sam dengan kulit legamnya dan Happy yang amat menjaga kecantikan kulitnya dengan polah seperti princess serta menganggap Sam hanyalah anak kampung sungguh bukan dua pribadi yang mudah disatukan dalam sebuah kamar dan sebuah mobil selama perjalanan panjang mereka. Namun nyatanya mereka harus dan pada akhinya mampu belajar dari perbedaan mereka walaupun tak mudah.

Uci adalah peran ibu yang saya suka. Mencoba bijak walau tak mudah dalam menghadapi keharusannya berpetualang bersama keponakannya. Mulanya dia hanya ingin berkendara bersama putrinya saja tetapi keinginan saudari iparnya Kirana (diperankan oleh Karina Suwandi) agar dia membawa serta Happy tak kuasa ia tolak. Uci dan Sam sudah terbiasa hidup apa adanya. Di Rote, mereka menyatu dengan alam. Begitu pun dalam sepanjang perjalanan, mereka bisa makan dan tidur di mana saja. Berbeda dengan Happy yang manja.

Uci mampu bersikap sebagai ibu tapi pada satu titik dia hanyalah manusia biasa yang bisa kesal dan marah. Kemarahan yang wajar dari seorang ibu. Sementara Happy dan Sam juga tak melulu bandel. Ada sisi-sisi diri mereka yang menarik yang kemudian berkembang menjadi positif. Konflik klimaks berakhir dengan yang seharusnya bagaimana manusia menghargai sesamanya.

Walaupun ada hal-hal yang serba kebetulan sebagaimana film-film lain, semua peristiwa menjadi menarik untuk disimak hikmahnya dan yang serba kebetulan itu menjadi sepele hingga tak perlu diributkan. Semuanya menjadi pemanis film Kulari ke Pantai sebagaimana konflik antara Uci dan kakaknya Arya (Lukman Sardi) dan masalah Sam dengan asupan gula yang berlebih yang juga menjadi bumbu “penyedap”.

Trailer film Kulari ke Pantai

Satu hal yang saya tak mengerti hanyalah pada bagian ketika Happy tertarik dengan Baruna (Varun Tandjung). Yeah, semacam cinta monyet mungkin, ya. Tapi saya tak menemukan alasan mengapa gadis cilik seperti Happy bisa tertarik pada Baruna? Ah, tapi itu bukan hal yang penting, sih. Cinta sejati saja bisa buta, apatah lagi sekadar cinta monyet yang bisa menclok sana lalu mencloksini.

Ada selipan-selipan humor di sepanjang film ini yang membuat para penonton bisa melepas gelak namun tetap bisa memetik pelajaran dari film ini. Ada Dani (Suku Dani) – pria bule peselancar yang kental dengan logat Papuanya. Dani bisa muncul di mana-mana secara kebetulan lantas “menyanyikan” cerita dari kampungnya untuk menyampaikan pesan. Juga ada Mo Sidik – stand up comedian yang menjadi Pengejar Ombak, peselancar bertubuh tambun. Konflik antara Happy dan Sam pun sesekali memancing tawa juga.

Pokoknya, kesimpulan saya di awal film ini terbukti, yaitu bahwa film ini memang bagus dan highly recommended. Rugi saja kalau keindahan Indonesia beserta kearifan lokalnya tak anda saksikan dan tunjukkan pada anak anda melalui film ini. Yuk, buktikan ocehan saya ini.

Makassar, 2 Agustus 2018

Torch Relay dan Cerita Pelari dari Makassar

$
0
0
Saksi sejarah dan pencatat sejarah! Dua hal ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan menjadi bagian dari hidup saya – sebelum saya aktif ngeblog, maksudnya. Contohnya sewaktu menghadiri Torch Relay (Kirab Obor) Asian Gamespada tanggal 29 Juli lalu di Anjungan Pantai Losari lalu sekarang saya menuliskannya di blog ini!


Peristiwa yang entah kapan akan terjadi lagi – mengingat Indonesia terakhir menjadi tuan rumah Asian Games itu tahun 1962 – alasan itulah yang membuat saya membawa ketiga anak saya ikut melihat Kirab Obor Asian Games 2018 di Makassar. Pantai Losari tidak jauh dari rumah kami jadi mudah saja bagi saya dan anak-anak untuk menjangkaunya.

Euforia Kirab Obor Asian Games 2018 di Makassar


Saat tiba di Pantai Losari, sudah banyak warga menunggu kedatangan rombongan pembawa obor. Terik matahari yang menyengat Makassar pada pukul 14 lewat itu tak memengaruhi semangat hadirin. Kami  semua dengan setia menunggu obor yang dijadwalkan masuk area Pantai Losari pukul 14.

Bukan hanya peserta pawai, seperti drum band, siswa-siswi sekolah (dari tingkat SD – SMA), pramuka, dan paskibra (pasukan pengibar bendera) berpakaian putih-putih yang hadir. Bahkan masyarakat luas aneka usia pun ada di sana. Mulai dari bayi hingga nenek-nenek. Di dekat saya ada beberapa ibu yang saya taksir berusia di atas 50 tahun duduk menunggu dengan sabar.

Para pramuka sudah berbaris sementara yang dinanti masih lama datangnya
Api dari obor Asian Games (di sebelah kanan MC)

Menunggu lama tak masalah bagi kami yang ingin ikut merasakan euforia pelaksanaan Asian Games. Waktu terus berjalan hingga lewat ashar namun yang dinanti tak kunjung tiba. Usai melaksanakan shalat ashar di Masjid Amirul Mukminin – masjid terapung di dekat situ, saya dan anak-anak kembali berbaur dengan para penunggu obor.

Bukan tanpa alasan orang-orang ini menunggu. Saya kira mereka tahu kalau menjadi tuan rumah Asian Games itu sesuatu yang jarang. Pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah itu pada pelaksanaan Asian Games ke-4, pada tahun 1962. Waktu itu ada 13 cabang olahraga yang dipertandingkan. Pada Asian Games ke-18 yang akan berlangsung bulan Agustus ini di Jakarta dan Palembang, akan dipertandingkan 40 cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan yang diikuti 12.000 atlet.

Panas-panas mereka setia menunggu. HP jadi teman menunggu.

Waktu menunggu saya manfaatkan dengan berkeliling sejenak melihat-lihat apa saja yang ada di area Anjungan Pantai Losari yang memang selama ini sering menjadi tempat pelaksanaan event di kota ini. Panggung besar yang berdiri tak pernah sepi sejak kedatangan kami. Ada kuis dan pertunjukan dongeng yang dibawakan oleh Kak Heru di sana.

Di sekitar panggung ada booth-booth yang diisi sponsor – seperti Pertamina dan UKM-UKM yang ada di kota Makassar. Saya sempat berlama-lama mengamati booth Alminana – bumbu instan masakah khas Makassar yang menyediakan bumbu instan untuk masakan-masakan khas seperti konro, kari, dan coto. Selain itu, ada beberapa lomba berlangsung, seperti lomba mewarnai dan lomba senam kesegaran jasmani.

Bagian dari marching band
Suasana sekitar booth-booth dan bendera negara-negara peserta Asian Games di
Anjungan Pantai Losari saat Torch Relay.

Pukul 16 lewat barulah rombongan pembawa obor masuk ke area anjungan. Arak-arakan api yang menyala di ujung obor lewat di depan mata saya. Susah-payah saya mencoba menangkap moment itu karena begitu banyak orang berdiri di hadapan saya.

Rombongan pembawa obor ini bukanlah orang-orang biasa. Mulai dari Menteri Sosial – Idrus Marham, Wali Kota Makssar – Ramdhan Pomanto, artis Daniel Mananta, Deputi II Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 – Irjen Pol. Royke Lumowa, jajaran INASGOC (Indonesia Asian Games Organizing Committee, Panitia Nasional Penyelenggara Asian Games 2018), para mantan atlet nasional (seperti Malik Faizal – mantan atlet selancar) Sul Sel, jajaran staf Pemda Kota Makassar, para sponsor, dan para pelari pendamping lainnya.

Paskibra SMA-SMA di Makassar di atas panggung
UKM bumbu instan masakan tradisional dengan brand Alminana.


Cerita dari Dudi Firdaus – Pelari Pendamping Obor Asian Games 2018 dari Makassar


Well, pelari pendamping juga menjadi hal yang menarik bagi saya. Sebelum nonton Torch Relay ini, saya sempat mewawancarai teman sekelas saya saat SMA – Dudi Firdaus yang menjadi salah satu pelari pendamping terpilih untuk menjadi bagian dari rombongan pembawa obor. Yang paling menarik di bagian ini adalah – di usia 44 atau 45 tahun ini, Dudi masih aktif berolahraga lari dan dia juga aktif mengajak teman-teman sekelas kami untuk ikut kegiatan lari dengan run camp NRvC (NightRunverCity) yang rutin digelar beberapa kali setiap pekannya.

Ndak terbayangkan oleh saya, bagaimana bisa dia masih aktif berlari bahkan sampai mengikuti turnamen lari segala. Padahal di usia seperti kami, aneka penyakit sudah mulai menggerogoti ditambah lagi kemalasan berolahraga makin menjadi karena merasa sudah tua. Boro-boro berolahraga  lari, yang lazim di antara kami adalah istilah “lari dari kenyataan”. Nah, ini dia obrolan saya dengan Dudi:

Bagaimana ceritanya sampai sekarang Dudi masih aktif melakukan olah raga lari?


Kegiatan olahraga memang sudah suka dari masa sekolah,  apa lagi yang berbau atletik. Olahraga harus dijadikan suatu kebiasaan dan gaya hidup. Usia bukan halangan, nah. Harus diingat di usia seperti ini jangan pernah berpikir kita ini makin lemah malah harus sebaliknyakarena Allah sudah menganugerhakan kita badan di mana badan kita harus dijaga dengan cara olahraga yang teratur dan konsisten. Usia boleh bertambah tapi powerharus tetap strong. Buang rasa jenuh saat berolahraga.

Dudi Firdaus (ke-5 dari kiri). Sumber foto: Dudi Firdaus/

Buat Dudi, apa arti pentingnya bisa terpilih sebagai pelari pendamping?


Ini pengalaman yang akan dirasakan sekali seumur hidup. Dan ini juga hasil seleksi jadi bangga rasanya (dalam artian buka sombong) – ini suatu bentuk kesyukuran kami yang terpilih walaupun hanya sebagai pelari pendamping pembawa api Asian Games.

Bagaimana prosesnya tuh bisa sampai dipilih sebagai pelari pendamping?


Prosesnya dari pihak penyelenggara menginfomasikan ke seluruh grup runner khususnya wilayah Sulawesi Selatan untuk seleksi dengan mengirim data diri dan media sosial kegiatan lari setiap runner.

Dudi harus melakukan apa sebagai pelari pendamping?


Harus membuat kegiatan ini sukses dan semeriah-meriahnya serta mengajak masyarakat untuk makin menyukai olahraga seperti lari.

Dudi dan para pelari pendamping Torch Relay, "bertugas" sampai malam hari.
Stamina harus fit. Sumber foto: Dudi Firdaus



Menurut Dudi, bagaimana peluang pelari Indonesia di ajang ini? Bisakah kita mendapatkan banyak medali emas? Di bidang apa yang paling kuat (berprestasi) pelari Indonesia?


Besar harapan kami atlet Indonesia berjaya di event ini karena semua peserta mempunyai peluang besar. Jangan pernah memandang sebelah mata, khusus buat cabang atletik sprinter kita Lalu Muhammad Zohri bia memberikan yang terbaik. Para pelari marathon kita seperti Agus Prayogo, Johary, Bara dan lain-lain, semoga memberikan yang terbaik.

Kasih tahu saya dong, siapa atlet lari favorit Dudi dan kenapa memfavoritkannya?


Banyak atlit favoritku utamanya di jarak marathon. Sepertinya semua jadi favoritku. Tidak adil rasanya kalau aku tidak memfavoritkan mereka, di antaranya Jauhari Johan – triatlon dan marathon, Barrakumbara – marathon, Agus Prayogo – marathon.

Lomba mewarnai
Atraksi marching band

Atlet Lari Asian Games 2018 dari Sulawesi Selatan


Lalu saya pun penasaran, siapa sih atlet lari asal Sulawesi Selatan yang nanti akan berlaga di Asian Games 2018? Masak sih Sul Sel tidak punya atlet lari yang tangguh?

Beruntung suami saya punya kawan seorang pelatih lari yang menceritakan bahwa ada pelari asal Sulawesi Selatan yang akan ikut berlaga di Asian Games 2018, yaitu Pak Rijal Fikri. Darinya saya tahu nama Syamsuddin Massaasal Kabupaten Jeneponto yang dipersiapkan berlaga di nomor 5000 meter. Syamsuddin Massa yang sekarang menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ini terpilih menjadi petarung Indonesia di Asian Games usai mengikuti Kejurnas Atletik sebagai wakil Sul Sel di Jakarta beberapa waktu lalu sebagai peraih 1 medali emas dan 1 medali perunggu pada nomor lari 3000 dan 5000 meter.

Kami mendukung Asian Games 2018 dari Makassar.

Well, mari kita dukung Jauhari Johan, Barrakumbara, Agus Prayogo, Syamsuddin Massa, dan semua atlet dari semua cabang olahraga yang akan mengharumkan nama bangsa di Asian Games 2018 ini. Asian Games akan berlangsung pada 18 Agustus – 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang dengan mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan yang diikuti sebanyak 12.000 atlet. Negara kita menargetkan 20 – 22 medali emas dengan peringkat 10 besar. Semoga dengan dukungan bersama dari semuanya, Indonesia bisa mencapainya, ya.

Bukan Sekadar Euforia Tanpa Makna



Cuplikan Torch Relay di Anjungan Pantai Losari

Sayangnya saat para pelari berbaju biru ada di sekitar panggung di Anjungan Pantai Losari, saya tak menemukan yang mana Dudi. Saya menyerap euforia selama berada di sana dan berharap ajang torch relay yang sudah melintasi Bulukumba sebelum ke Makassar ini akan bermanfaat bagi semangat nasionalisme dan sportifitas warga Makassar yang menyaksikannya. Lebih dari sekadar sebuah euforia yang menyebabkan kita terpekik tanpa makna dan menyingkirkan sejenak polemik yang ada di sekitarnya. 

Secara garis besar ada 19 rute yang dilalui Kirab Obor Asian Games 2018 dari Sabang hingga Merauke yang kesemuanya melewati 51 titik. Namun tak semua orang Indonesia bisa menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Sungguh, menjadi saksi sejarah torch relay ini adalah peristiwa yang kemungkinan besar hanya terjadi sekali seumur hidup. Sayang sekali kalau tak ada kesan mendalam setelah menjadi salah satu saksinya.

Makassar, Agustus 2018

Menaruh Asa pada Pergub untuk Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

$
0
0
Saya dan suami hanya bisa saling berpandangan ketika membaca papan pemberitahuan di sebuah sekolah dasar. Di papan itu ditulis pemakaian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk ABK (anak berkebutuhan khusus) terpakai 100% sementara kami sangat tahu kalau tidak ada perlakuan khusus untuk ABK di sekolah itu. Siswa ABK tak terlihat. Malah ada satu siswa yang sebenarnya bisa tergolong ABK justru keluar dari sekolah karena tak bisa mengikuti pelajaran sebagaimana anak-anak lain.


Sekolah Inklusi dan Problematika Anak Berkebutuhan Khusus (Difabel)


Peristiwa itu terjadi kira-kira 8 tahun (atau lebih) yang lalu. Saat itu kami sudah mendengar istilah SEKOLAH INKLUSI– sebatas pengertian bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang memfasilitasi anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah dan berbaur dengan anak-anak lainnya. Juga bahwa sekolah yang mengaku dirinya inklusi tidak boleh menolak ABK.

Tahun lalu, ketika kabar bahwa setiap sekolah tidak boleh lagi menolak ABK karena pemerintah sudah menyerukannya, seorang ABK autisme dikeluarkan dari sekolah oleh kepala sekolahnya sendiri. Hati saya teriris mendengarnya dan ingin mencari cara agar bisa menyampaikannya kepada yang berwenang dan sekolah-sekolah di kota ini bisa lebih memperhatikan hal ini mengingat semua anak Indonesia berhak atas pendidikan, sebagaimana UU Perlindungan Anak.

Beberapa hari setelah mendengar peristiwa itu saya menyampaikan kegelisahan saya mengenai permasalahan anak-anak yang dikeluarkan atau tidak diterima bersekolah dan tentang isu sekolah inklusi kepada kawan-kawan wartawan dan para nara sumber di sebuah forum. Kebetulan saat itu saya menghadiri pelatihan menulis bagi jurnalis dan blogger, untuk isu perempuan.

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Saya waktu itu berharap, semoga saja tindakan saya tepat ketika moderator memberikan kesempatan kepada hadirin, saya tunjuk tangan dan membawa masalah anak yang dikeluarkan oleh kepala sekolahnya tersebut ke hadapan mereka.

Beberapa cara saya coba juga. Entah seberapa efektifnya tapi paling tidak saya melakukan sesuatu daripada tidak sama sekali. Hanya cara ini (menulis) yang baru saya lakukan karena sebelum hari ini saya belum memiliki keyakinan bagaimana menuliskan kasus itu.

Sulawesi Selatan Punya Solusi untuk Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus!


Nah, kebetulan sekali pada tanggal 4 Agustus lalu saya menghadiri menghadiri acara Sosialisasi Tugas dan Tanggung Jawab Guru Khusus di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi, terkait Pengabdian kepada Masyarakat Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Makassar di SD Inpres Maccini Baru. SD Inpres Maccini Baru ini merupakan pionir sekolah inklusidi Makassar sejak awal tahun 2000-an.

Para nara sumber berfoto bersama Kepsek dan guru-guru
pionir sekolah inklusi di Makassar
Pada sosialisasi ini, Ibu Dr. Bastiana, M.Sidan Ibu Dra. Tatiana Meidina, M. Sibertindak sebagai nara sumbernya. Melalui Ibu Bastiana, saya mendapatkan informasi mengenai peraturan pemerintah tentang pendidikan inklusi.

Peraturannya tertuang dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan nomor 5 tahun 2016. Peraturan ini berbicara tentang Perlindungan dan Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas. Buat yang tidak mengerti, mungkin bingung ya mengapa di atas saya menyinggung pendidikan inklusi sementara di sini saya membicarakan tentang perlindungan dan pelayanan bagi penyandang disabilitas.

Begini, ya, coba baca dulu PENGERTIAN INKLUSI yang saya peroleh dari website www.daksa.or.id ini:
Pengertian inklusi digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya, dan lainnya.

Dalam hal pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang bagi sebagian orang disebut penyandang disabilitas atau kaum difabel, pendidikan yang bersifat inklusif itu penting agar mereka bisa berbaur dan secara perlahan mandiri di dalam lingkungannya. Dan sebaliknya, masyarakat (dalam hal ini sekolah) juga bisa menerima dan bersikap wajar kepada mereka yang berbeda (ABK). Di sini sudah jelas, ya?

Nah, sekarang mari kita tengok apa yang tersurat dalam Pergub yang saya maksud di atas. Saya salin-rekat ya bagian peraturan yang membahas pendidikan inklusi ke sini sembari saya garis bawahi hal-hal pentingnya:

Bagian Kedua

Pendidikan

Pasal 9

Setiap penyandang disabilitas berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan pada satuan, jenis dan jenjang pendidikan.

Pasal 10

(1) Setiap penyelenggara pendidikan memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas sebagai peserta didik pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan.

(2) Setiap penyelenggara pendidikan memberikan pelayanan khusus bagi peserta didik penyandang disabilitas yang disesuaikan dengan jenis dan derajat kedisabilitasan.

Pasal 11

(1) Setiap penyelenggara pendidikan dapat menyelenggarakan kelas terpadu atau inklusi bagi penyandang disabilitas.

(2) Penyelenggara pendidikan yang menyelenggarakan kelas terpadu atau inklusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyediakan:
a. guru dan pembimbing khusus yang memiliki kompetensi dibidangnya; dan
b. sarana dan prasarana sesuai jenis dan derajat kedisabilitasan peserta didik.

(3) Penyediaan guru dan pembimbing khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan secara terencana dan terkoordinasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Guru dan pembimbing khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat diberikan tunjangan khusus oleh Pemerintah Daerah dan/atau Kabupaten/Kota sesuai kedudukan dan kewenangan masing-masing.

(5) Dalam hal jumlah peserta didik penyandang disabilitas tidak memenuhi persyaratan untuk dibentuk kelas terpadu atau inklusi, penyelenggara pendidikan berkoordinasi dengan penyelenggara pendidikan lain yang sudah memiliki kelas terpadu atau inklusi.

(6) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan untuk memindahkan dan/atau menempatkan peserta didik penyandang disabilitas ke penyelenggara pendidikan lain yang sudah memiliki kelas terpadu atau inklusi sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikannya.

(7) Penyelenggara pendidikan yang memiliki kelas terpadu atau inklusi wajib menerima peserta didik penyandang disabilitassebagaimana dimaksud pada ayat (4).


Pasal 12

Peserta didik penyandang disabilitas dapat pindah pada satuan pendidikan lain yang setara yang sudah memiliki dan/atau menyediakan kelas terpadu atau inklusi atau pada satuan pendidikan khusus penyandang disabilitas.


Senang sekali mengetahui Sulawesi Selatan sudah punya undang-undang yang menegaskan agar semua sekolah memperhatikan persoalan ABK ataupun para difabel. Memang tidak semudah membalik telapak tangan pelaksanaannya. Kepala sekolah yang menolak atau mengeluarkan siswa difabelnya pasti punya keterbatasan – entah itu sarana/prasarana, fasiltas ataupun pengetahuan. Namun harusnya diingat bahwa tindakan itu melanggar hak anak untuk mendapatkan pendidikansekaligus melanggar peraturan pemerintah.

Halaman pertama Pergub No. 5 Tahun 2016

Saya pribadi mengapresiasi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan – khususnya dalam masa pimpinan Pak Syahrul Yasin Limpo (ketika Pergub nomor 5 tahun 2016 ini disahkan) dan berharap penerapan sekolah inklusi bisa semakin menyebar di kota dan seantero provinsi ini. Kalau boleh menaruh harap, saya optimis akan ada perbaikan dalam hal ini karena ternyata masih banyak yang peduli dengan pendidikan inklusi.

Namun demikian saya masih menyimpan tanya, jika misalnya saya mendengar ada ABK atau anak yang difabel dikeluarkan/ditolak dari/untuk bersekolah, ke mana masyarakat bisa mengadu agar yakin aduannya akan diperhatikan dan kepala sekolah yang nakal akan ditindak?

Makassar, 7 Agustus 2018

Keterangan:
Gambar pertama (peta) berasal dari: semuatentangprovinsi.blogspot.com

Peran Guru Pendidikan Khusus Bagi Sekolah Inklusi

$
0
0
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan nomor 5 tahun 2016belum banyak tersosialisasi. Peraturan yang berbicara mengenai kesempatan yang layak bagi para difabel dalam berbagai bidang ini patut mendapatkan acungan jempol karena pemerinta provinsi Sulawesi Selatan sudah berani menetapkannya. Kepedulian berbagai pihak diperlukan dalam hal ini. Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Makassar (UNM) adalah salah satu pihak yang peduli dalam menyosialisasikan mengingat para Guru Pendidikan Khusus(ada yang menyebutnya dengan Guru Pendamping Khusus) atau GPK yang dibutuhkan sekolah inklusi dihasilkan dari institusi ini.


GPK ini menghubungkan antara guru dan kurikulum dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) agar ABK bisa terfasilitasi dengan baik di sekolah umum. Pada tanggal 4 Agustus lalu saya menghadiri acara Sosialisasi Tugas dan Tanggung Jawab Guru Khusus di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi, terkait Pengabdian kepada Masyarakat PLB Fakultas Pendidikan UNM. Sosialisasi ini bertempat di SD Inpres Maccini Barupionir sekolah inklusi di Makassar.

Dr. Bastiana, M.Simembawakan materi pertama, berjudul Guru Pendidikan Khusus di Sekolah Inklusi. Di dalam sekolah inklusi, tentunya ada KELAS INKLUSI. Di dalam kelas inklusi ini, ABK belajar bersama dengan siswa kelas reguler lainnya (oya pengertian inklusi bisa dibaca pada tulisan berjudul Menaruh Asa pada Pergub untuk Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus).

Izinkan Saya Menggunakan Istilah Lain

Hm, sebenarnya “siswa kelas reguler” ini istilah saya. Istilah yang biasanya dipakai sebenarnya adalah “siswa normal”. Saya merasa tidak tega menuliskan “siswa normal” sebagai pembeda dari “siswa berkebutuhan khusus”. Mengapa? Karena anak bungsu saya berkebutuhan khusus karena speech delay-nya. Tapi bagi saya, dia sungguh anak yang normal. Tidak tega rasanya menyebut yang selain dirinya – yang saya katakan sebagai siswa reguler itu sebagai siswa normal karena itu berarti anak saya tak normal. Tak pantas dan tak boleh juga seorang ibu menganggap anaknya tak normal – ini menurut saya, ya. Kalau ada yang berbeda pendapat ya silakan saja.

Panitia, dari PLB UNM
Maka biarlah, ya. Izinkan saya, dalam “rumah” saya ini (baca blog saya) menggunakan istilah “siswa kelas reguler” saja. Saya menolak menggunakan kata normal di sini. Saya tidak menolak istilah umum yang orang pakai. Biarlah secara umum orang mengatakan istilah normal. Tapi biarkan saya menyebut istilah lain dalam rumah saya ini. Semoga Anda mengerti maksud saya dan bisa memahami maksud tulisan ini. Anak saya masuk sekolah biasa di jalur inklusi maka saya menyebut anak-anak lainnya yang tidak masuk lewat jalur itu sebagai “anak atau siswa kelas reguler” karena mereka masuknya lewat jalur reguler. Begitu, ya.

Peran dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Khusus

Oke, jadi ABK itu berbaur bersama anak-anak kelas reguler lainnya di dalam kelas inklusi. Untuk memenuhi kebutuhan siswa berkebutuhan khusus seorang guru pendidikan khusus(GPK) dapat bekerja sama dengan guru pendidikan umum di dalam kelas inklusi.

Namanya juga khusus, GPK ini punya peran dan tanggung jawab khusus dalam membantu siswa difabel dalam belajar dan berkembang dalam ruang kelas tradisional. Apa saja peran dan tanggung jawabnya? Ibu Bastiana merumuskannya sebagai berikut:
  • Menyusun rencana pembelajaran.
  • Pembelajaran khusus.
  • Pengelolaan kelas.
  • Intervensi perilaku.
  • Tanggung jawab tambahan.
GPK dan guru pendidikan umum (wali kelas dan guru bidang studi) bekerja sama dalam menyusun perencananaan pembelajaran. Yang mana GPK ini berfokus pada siswa berkebutuhan khususnya. Diharapkan perencanaan itu sesuai bagi semua kebutuhan siswa.

Ibu Tatiana dan Ibu Bastiana dari PLB UNM
Guru pendidikan umum menyusun rencana pembelajaran dan guru pendidikan khusus menyesuaikannya rencana tersebut untuk kebutuhan siswanya. Hal ini bisa dengan mengembangkan atau memodifikasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan akademik dan kemapuan siswa berkebutuhan khusus.

Seyogianya ada komunikasi yang baik antara guru pendidikan umum dan khusus, bukannya berjalan sendiri-sendiri. GPK bukan sekadar pendamping seperti istilah yang lazim beredar bahwa GPK adalah guru pendamping khusus. Karena perannya bukan hanya sekadar pendamping melainkan juga berperan pentingdalam sebuah kelas inklusi.

GPK juga memberikan pengajaran khusus yang bisa dilakukannya di dalam kelas atau di ruang sumber. GPK dapat duduk di samping siswa khususnya tetapi tidak berarti juga harus selalu berada di sampingnya karena salah satu tujuan utama bersama adalah bagaimana agar ABK bisa mandiridalam lingkungannya sehingga si anak tidak tergantung kepada sosok GPK-nya.

Komunikasi dan Sadar Posisi

Meskipun fokus guru pendidikan khusus pada siswa berkebutuhan khusus, dia bertanggung jawab untuk membantu guru pendidikan umum mengelola kelas agar iklim di dalam kelas nyaman untuk siswa berkebutuhan khususnya. Jika ada perilaku yang tidak terduga dari siswa berkebutuhan khusus, guru pendidikan khusus boleh membawanya ke luar kelas. Well, tentunya butuh komunikasi yang bagus.

Ibu Bastiana & Ibu Risna (kepala sekolah SDN Inp. Maccini Baru)
Tanggung jawab tambahan dari GPK adalah memberikan informasi kepada orang tua dari siswa berkebutuhan khususnya mengenai perkembangan akademis dan kemajuan yang telah dicapai sang siswa. Ibu Bastiana menyebutnya secara berkala, misalnya sebulan sekali.

Kalau boleh berharap sih, penyampaiannya jangan sebulan sekali. Terlalu lama. Sehari sekali tidak mengapa jika memang ada yang perlu disampaikan. Toh sekarang teknologi memungkinkan komunikasi terjadi kapan saja. Komunikasi yang terjalin baik antara GPK dan orang tua ABK penting terjalin selama masing-masing tahu posisinya dan saling menghormati. Berdasarkan pengalaman saya, banyak hal tak terduga yang bisa saja terjadi pada seorang ABK dan bisa saja perlu setiap hari atau setiap dua hari sekali menyampaikan apa yang terjadi di sekolah kepada orang tuanya. Supaya kalau ada yang butuh diperbaiki, bisa secepatnya diperbaiki. Bukan begitu?

Nah, ada penggarisbawahan dalam sub tema mengenai tanggung jawab tambahan ini. Ibu Bastiana menyampaikan bahwa GPK bukanlah baby sitter. Tugas GPK itu selama anak di sekolah (selama jam belajar di sekolah). “Bukannya menjemput dan mengantar pulang ke rumah atau menemaninya di luar sekolah. Kalau GPK-nya ikhlas dan tidak berkeberatan ya tidak mengapa tapi perlu diingat itu bukanlah tanggung jawabnya,” kurang lebih seperti itu penyampaian Ibu Bastiana.

Saya setuju. Orang tua harus memposisikan dirinya pada tempat yang tepat. GPK bukanlah pegawai pribadinya. Selayaknyalah bersikap supaya anak kita juga belajar bersikap layak kepada seorang guru. Orang tua dan guru, termasuk GPK bekerja sama dalam mendidik anak-anak kita, anak-anak Indonesia.

Makassar, 10 Agustus 2018


Baca juga tulisan sebelumnya:
Menaruh Asa pada Pergub untuk Sekolah Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Mengunjungi Tempat Favorit Para Artis Hollywood di Los Angeles

$
0
0
Kalau ingan jaman old, nonton film-film Hollywood di televisi sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, yang paling saya ingat adalah tulisan HOLLYWOOD besar di akhir film. Lupa apa nama perusahaan produsen film itu. Yang jelas pada banyak film saya mendapati tulisan HOLLYWOOD.

Sejak kecil pula saya tahu kalau pusat industri film di negeri Paman Sam itu di Hollywood. Sekaligus menjadi surga impian bintang film dari luar Amerika, termasuk yang dari Indonesia. Kalau sudah bisa menjajal dunia perfilman di Amerika (baca: Hollywood) itu berarti juga jalan menaklukkan perfilman dunia.


Katanya nih, hasil baca-baca menunjukkan, di luar kesibukannya sebagai pegiat seni, para selebriti Hollywood juga menjalani aktivitas normal seperti masyarakat pada umumnya. Jelaslah, ya. Mereka juga manusia biasa hehehe. Mereka juga berkumpul bersama teman atau keluarga, bersantap di restoran, menikmati secangkir kopi, pesta di club malam, berolahraga di gym, daaan masih banyak lagi.

Layaknya orang biasa, para selebriti Hollywood ini juga memiliki tempat-tempat favorit untuk menikmati waktunya. Bagi para pecinta film atau bintang film Hollywood yang ingin menikmati pengalaman seru di Los Angeles, mungkin Anda bisa berkunjung ke tempat-tempat favorit para selebriti Hollywoodberikut ini. Siapa tahu bisa ketemu mereka, lho.

1.    Catch

Restoran eksklusif ini menjadi salah satu restoran yang sering dikunjungi oleh selebriti papan atas seperti Gigi dan Bella Hadid, Kendall dan Kylie Jenner, Leonardo DiCaprio, pasangan John Legend dan Chrissy Teigen, serta Selena Gomez. Untuk menikmati makan malam di restoran ini sebaiknya Anda memesan reservasi sejak jauh hari.

2.    Brentwood Country Mart

Kompleks pertokoan ini terlihat biasa-biasa saja. Tidak terasa adanya aura kemewahan. Namun jangan salah karena kompleks pertokoan ini menjadi rumah bagi merek-merek mewah seperti Christian Louboutins. Area ini juga menjadi rumah bagi Goop Lab milik aktris Gwyneth Paltrow yang menjual berbagai produk fashion dan kecantikan. Selebriti macam Julia Roberts dan Olivia Wilde pun sering berkunjung ke Sweet Rose Creamery untuk menikmati setangkup es krim dalam waffle cone-nya yang terkenal. Ulala.

Brentwood Country Mart -  Sumber: katykreitler.com

3.    Alfred Coffee

Kafe ini cukup digemari oleh muda mudi Los Angeles yang selalu mencari kopi nikmat dengan ambiance yang menarik. Selain menawarkan kopi dengan cita rasa khas, kafe satu ini memiliki interior yang Instagram-able. Wajar apabila Harry Styles sering mampir hanya untuk menikmati secangkir kopi di cafe ini.

4.    Spago Beverly Hills

Restoran buah karya dari Wolfgang Puck ini menjadi salah satu tempat favorit para selebriti mulai dari Bradley Cooper hingga Larry King. Hidangan klasik Italia yang ditawarkan terbukti mampu menarik minat selebriti muda dan tua Hollywood untuk menjadi pelanggan setia. Cocok, kan buat Anda yang

5.    Chateau Marmont

Hotel yang sangat terkenal di Los Angeles ini memiliki restoran cantik yang menjadi idaman para selebriti yang mencari hidangan lezat dengan sedikit privasi. Musisi terkenal John Mayer, Katy Perry, Lana Del Rey, dan Lady Gaga terlihat cukup sering mengunjungi restoran ini. Selain itu aktor James Franco, Kit Harington, dan Russel Brand pun sudah menjadi pelanggan setia restoran mewah ini.

6.    The Palm

The Palm adalah restoran yang menyajikan aneka hidangan mewah. Satu hal yang unik dari menu restoran ini adalah adanya daftar kalori dari setiap makanan yang ditawarkan. Dengan demikian, Anda mendapatkan informasi yang lebih akurat perihal berapa banyak kalori yang akan Anda serap. Wajar saja apabila restoran ini sering menjadi tujuan aktris-aktris berkelas seperti Meryl Streep, Nicole Kidman, Cate Blanchett, Scarlett Johansson, dan Reese Witherspoon.


7.    Cavatina at the Sunset Marquis

Ada sesuatu yang spesial dari restoran ini hingga bisa menjadi favorit para rockstar seperti Ozzy Osbourne, Dave Grohl, mendiang Chris Cornell, dan Morrissey. Mungkin karena kepiawaian chefMichael Schlow dan chef Chris Turano dalam meracik hidangan yang mampu memuaskan para pelanggan kelas atasnya. Mungkin juga bersantap di restoran ini sudah menjadi tradisi yang dimulai oleh rockstar Steven Tyler sejak awal karir bermusiknya.


8.    Gjelina

Restoran bergaya Italia ini menyajikan aneka hidangan klasik Italia, mediterania, dan berbagai pilihan minumanyang berkelas. Namun bintang utama dari restoran ini adalah menu pizza. Pizza yang disajikan oleh Gjelina hanya menggunakan bahan-bahan terbaik yang masih fresh sehingga kualitas cita rasanya tidak bisa disamakan dengan sembarang pizzeria di Los Angeles. Kelezatan pizza ini bahkan menarik minat aktor legendaris seperti Tom Hanks, Leonardo DiCaprio, dan Natalie Portman untuk sering berkunjung.

Gjelina. Sumber: www.mrporter.com

9.    Moonlight Rollerway

Moonlight Rollerway adalah sebuah arena skating sepatu roda yang kental dengan nuansa tahun 1980. Nuansa 80an ini semakin terasa kental dari musik dan dekorasi yang digunakan. Siap-siap bersepatu roda diiringi lagu-lagu dari Michael Jackson, Lionel Richie, Earth Wind & Fire, dan Madonna di atas lantai panel kayunya yang sangat halus. Euforia tempat ini terbukti mampu menarik minat pasangan aktor dan aktris Ryan Gosling dan Eva Mendes untuk roller skating mengikuti beat di bawah lampu disko yang berputar 24/7.

10.PUMP Restaurant Lounge

Restoran milik aktris Lisa Vanderpump ini mengusung tema ala restoran kebun di Italia. Selain ambiance, restoran ini juga menawarkan hidangan-hidangan mewah dengan rasa yang tidak perlu diragukan lagi. Tersedia berbagai pilihan menu seperti ahi tuna tartare, rock shrimp tempura, dan masih banyak lagi. Restoran ini pun sering dikunjungi aktor dan aktris TV ternama, serta aktris Hollywood Jennifer Lawrence.

Selain tempat-tempat di atas, Anda juga berkemungkinan untuk bertemu dengan selebriti Hollywood di Los Angeles International Airport. Bahkan bisa saja Anda berada di penerbangan yang sama ketika menggunakan maskapai American Airlines mengingat para selebriti ini juga sering mengunjungi Indonesia khususnya Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Nah, menabunglah dari sekarang.

Makassar, 12 Agustus 2018

Viewing all 1587 articles
Browse latest View live