Quantcast
Channel: Mugniar | Mamak Blogger Makassar
Viewing all 1568 articles
Browse latest View live

Tip Buat Babang Ojek Online

$
0
0
Tip Buat Babang Ojek Online - Si anak bujang pulang tes UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Seperti biasa, Mama yang pesankan OJOL-nya. Don’t ask Mama, why. Asal tahu saja alasan utamanya adalah supaya pengeluaran terkontrol, juga agar kepergian dan kepulangan si sulung itu terpantau.

Alasan tidak utamanya tentu saja adalah demi meminimalisir keparanoidan (istilah apa ini hahah, maksudnya ketakutan) Mama menghadapi situasi jaman now yang menurutnya banyak yang menakutkan.


Waktu Mama ingat mau kasih bintang 5, beberapa menit setelah si anak bujang tiba, shock-nya Mama menatap tulisan yang tertera di layar ponselnya. Total pengeluaran kali ini lebih dari tiga kali lipat! Bagaimana bisa ojek motor sampai 44.000 rupiah tarif totalnya? 🙊

Mama meneliti kembali penjelasan di layar ponselnya. Ternyata eh ternyata kali ini Mama keduluan sama si bungsu dalam memberikan rate kepada babang driver. Bocah itu tak mau ketinggalan memberikan bintang 5-nya. Dia tahu Mama biasanya memberikan bintang lima.

Dan ...

Yang tak dinyana oleh Mama adalah, si bungsu Afyad telah berbaik hati memberikan tipsejumlah Rp. 30.000 kepada si babang. langsung dari Go-Pay 😁.

Yaah …

Apa mau dikata. Sudah rezeki si babang mendapatkan tip ojek online. Ada kekuatan besar yang membuat Mama menahan diri untuk tak menelepon balik si babang. Mama meyakini, sudah rencana Allah memberikan rezeki berupa tip kepada si babang melalui tangan bungsunya.

Barangkali si babang lagi butuh uang tambahan dan kamilah perantara rezeki yang tak disangka-sangka baginya …



“Ma, kayak lain-lain ki  mukanya driver waktu saya kasih kembali helmnya,” ujar si sulung Affiq.

“Maksudnya?” Mama balik bertanya.

“Kayak kaget ki. Barangkali dia lihat tip-nya.”

“Ooh iya. Berarti adikmu cepat sekali kasih bintang dan tip.”

Sebenarnya Afyad tidak tahu apa yang ditekannya. Dia asal tekan saja. Yang dia tahu hanyalah bahwa mamanya biasa memberi bintang lima. Memang dia sering meminta memberi bintang dengan mengatakan, “Bintang lima.” Maksudnya, dia meminta supaya dia yang memberikan bintang lima.

Aktivitas klik-klik di aplikasi ini masih jadi bahan menarik untuk dia bereksplorasi. Dulu dia malah pernah memesan trip yang membuat saya panik. Setelah itu dia tahu kalau dia tak boleh melakukan hal tersebut. Sekarang ekplorasinya beda lagi.

Sedangkan pemberian tip, dia tak paham soal tip. Yang dia tahu adalah bahwa Mama biasa menekan tab di bagian bawah. Dia tak tahu yang ditandai Mama di aplikasi adalah perilaku yang mana yang berkesan dari si driver.

Anggap lagi disuruh belajar ikhlas sama Afyad 😇

Lumayan pula, bisa jadi alasan untuk melarangnya mendekat ke ponsel selama seharian. 😀

Makassar, 31 Mei 2019

Baca juga:



Drama Pangkas Rambut: Pilih Model Sendiri

$
0
0
Drama Pangkas Rambut: Pilih Model Sendiri - Cerita cukur rambut anak bungsu di bulan Mei ini tak sedrama cerita bercukur yang sebelum-sebelumnya. Namun tetap saja ada dramanya. Kayaknya ndak seru kalo tidak pake drama. Dimulai dengan tawar-menawar, ke mini market dulu baru ke tukang pangkas rambut yang tentu saja saya tolak mentah-mentah. Bagaimana bisa gaji eh award diminta di depan? 😆

Drama kecil lainnya adalah, ketika masih di rumah, Afyad sudah menentukan bahwa dia hanya bersedia jika rambutnya dicukur sedikit saja, tidak banyak. Jadinya saya mengatakan, “Ooh, seperti Kakak Affiq, ya?” Dia mengiyakan.

Cukur Rambut Anak - Pixabay

“Affiq, apa dibilang sama tukang cukurnya untuk model rambut seperti rambutmu?” tanya saya pada si anak bujang setelah membangunkannya dari tidur siangnya. Setengah memaksa, saya memintanya duduk supaya saya bisa memotretnya. Rencananya saya mau memperlihatkan fotonya kepada tukang pangkas rambut kalau tak bisa menjelaskan model rambut apa yang diinginkan oleh adiknya.

“Bilang saja cukurnya di bagian bawah mo,” saya paham kata kunci ini – di bagian bawah saja yang pendek. Bagian atasnya dirapikan sedikit saja.

Satu lagi permintaan Afyad, nanti saat rambutnya dipangkas, dia inginnya sembari main game pakai ponsel saya. Terakhir, dia juga mau ber-video call-an dengan Athifah karena Athifah tak ikut bersama kami kali ini.

Perjalanan cukup panjang kami lalui sebelum ke tukang pangkas rambut Rahmat karena harus berbelanja beberapa barang dulu. Entah berapa kali sudah bocah berbadan gempal ini bertanya, “Habis ini cukul, Mama?”

Cukur Rambut Anak
Model rambut idola.

Akhirnya tiba juga kami di tukang pangkas rambut langganan. Afyad masuk dengan langkah ringan. Di dalam ruangan berukuran kira-kira 3 x 4 meter persegi terlihat Pak Alwi sedang memangkas habis rambut seorang bapak.

Seorang ibu tengah duduk di kursi tunggu. Seorang anak lelaki berusia sekira 4 – 5 tahun berdiri di depannya. Anak itu berambut super cepak. Saya ingin sekali Afyad mau model rambut seperti itu supaya kami tak perlu sering-sering ke tukang pangkas rambut dan menjalani kejadian bernuansa drama seperti ini.

Pak Jamal yang sedang tak bertugas, menyapa kami. Afyad langsung duduk di kursi cukur yang terletak tepat di dekat Pak Jamal. Saya menunjuk anak lelaki berambut super cepak itu dan berkata, “Gagahnya. Bagusnya rambutnya. Cukur seperti itu, ya Afyad?”

“Tidaaaak!!!” tukasnya.

“Seperti itu mo. Bagus,” Pak Alwi ikut mempengaruhi Afyad.

“Tidaaaak! Sedikit mo!” ujar Afyad.

Cukur Rambut Anak di Makassar

“Dia maunya model rambut anak jaman sekarang, Pak,” ucap saya sembari menatap Pak Alwi.

“Yang manakah model rambut anak jaman sekarang?” Pak Jamal berkelakar menanggapi saya.

“Itu Pak, seperti itu,” saya menunjuk seorang pemuda, salah seorang pegawai di situ. Model rambut anak muda itu jauh lebih pendek di bagian bawahnya sementara di bagian atasnya gondrong.

“Kalau model rambut anak jaman dulu seperti itukah?” Pak Jamal bercanda lagi, sembari tangannya menunjuk bapak-bapak yang sedang dicukur habis rambutnya oleh Pak Alwi. Bapak itu tersenyum dan nimbrung, “Seperti ini mo. Bagus.”

“TIDAAAAAK!!! SEDIKIT SAJAAA!!!!” suara Afyad naik satu oktaf, menanggapi sekelilingnya.

Pak Jamal pun mengerjakan rambut Afyad. Masih ada sedikit reaksi geli Afyad. Sesekali dia memendekkan lehernya. Tapi setelah itu, dia anteng lagi. Waktu yang dihabiskan untuk bercukur lumayan singkat. Eh, malah ini rekor waktu tersingkat Afyad dalam bercukur.

“Bagus mi tawwa. Sudah lebih tenang,” puji Pak Jamal.

Iya, bocah 9 tahun ini sudah lebih tenang kali ini. Rupanya kali ini triknya adalah dengan mengikuti kemauannya, bercukur seperti model rambut kakaknya. Ckckck, warbiyasah dia. Affiq baru memilih model rambutnya sendiri saat duduk di bangku SMA. Sementara dia sudah memilih model rambutnya di usia yang jauh lebih muda daripada si kakak.

Makassar, 1 Juni 2019

Mulai bertanya-tanya, setelah ini apa lagi cerita pangkas rambut si Afyad, ya? 😂

Baca juga:

Ramadan dalam Roller Coaster

$
0
0
Tadinya mau menggunakan istilah “grafik sinus” tapi mungkin banyak yang tak paham, maka saya menggantinya dengan istilah “roller coaster”. Ramadan tahun ini adalah Ramadan terseru yang saya rasakan. Banyak kejadian dalam segala aspek kehidupan saya yang rasanya ramai, serupa naik kereta bernama roller coaster.

Roller coaster adalah adalah wahana permainan berupa kereta yang dipacu dengan kecepatan tinggi pada jalur rel khusus, biasanya terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Rel ini ditopang oleh rangka baja yang disusun sedemikian rupa (Wikipedia).

Mereka yang suka petualangan yang memicu adrenalin biasanya suka nih berada di dalam kereta ini. Gerakannya mirip dengan grafik sinus yang naik-turun pada titik tertinggi dan titik terendahnya. Berada di dalamnya sungguh membuat aneka perasaan berkecamuk. Senang, khawatir, seru, waswas.

Eh, saya sok tahu sih sebenarnya
karena biarpun ada kesempatan,
saya tak pernah mau naik roller coaster.
Mengapa? Karena kehidupan saya sendiri
sejak lama sudah serupa berkendara di
dalam kereta ini. Sudah seperti naik-turun
di grafik sinus. Dan selama sebulan pada
Ramadan kali ini, rasanya lebih ekstrem.

1 – 10 Ramadan, ibu mertua tiba-tiba sakit. Suami saya memutuskan ke Pare pare untuk menjenguknya dan terpaksa harus membawanya ke rumah sakit karena beliau merasakan sakit berkelanjutan pada dadanya dan demam. Saya terpikir untuk membuatkan satu tulisan khusus tentang ini nanti, tidak akan saya bahas panjang-lebar sekarang.

Saat di mana pak suami tak bersama kami di rumah adalah hari-hari yang tak ringan bagi saya. Saya tak menggunakan jasa asisten rumah tangga sama sekali maka ketika pak suami tak ada, hal-hal yang biasanya kami berbagi mengerjakannya, mau tak mau harus saya kerjakan semuanya sendirian.



Belum lagi perasaan gelisah mengingat ibu mertua yang sedang sakit. Takut kenapa-kenapa karena ini yang kesekian kalinya beliau masuk rumah sakit dan tak bisa dibilang ringan karena dari Pare pare harus dirujuk ke Makassar. Bagaimana tak gelisah, beliau pernah sembuh dari kanker paru stadium 4 dan 3 kali serangan jantung!

Bukan hanya jenis pekerjaan yang tak bisa berbagi di saat-saat itu, ada sederetan peristiwa yang menguras psikis tak bisa saya bagi dengannya. Biasanya pak suami tempat berbagi segala suka dan duka, kali ini sebisa mungkin saya tak merepotkannya dengan keluh-kesah saya. Hal-hal tersebut tak mungkin saya bagi pula kepada keluarga, kerabat, sahabat, apalagi dengan media sosial.

Bagaimana stamina suami tetap terjaga selama menjaga ibunya juga menjadi perhatian saya. Setiap hari saya mengingatkannya. Bersyukur pada Allah, beliau mau mengurus ibunya dan beliau lelaki mandiri yang bisa mengurus sendiri makananannya sehingga saya hanya mengingatkan hal-hal terkait segala aspek kesehatannya saja.

Syukurnya, ibu mertua tak perlu berlama-lama di rumah sakit. Beliau bisa rawat jalan dan kemudian bisa kembali ke Pare pare. Namun saya tak bisa menghindari fisik yang terus terkuras. Di usia kepala 4 ini stamina saya tak sama dengan belasan tahun lalu.

Grafik sinus. Gambar: idSCHOOL

Seperti biasanya, pada Ramadan kali ini saya bertindak sebagai fasilitator untuk berbuka, makan malam, dan makan sahur. Memasak, memanaskan, dan cuci piring sudah menjadi rutinitas selain pekerjaan-pekerjaan lainnya. Alhamdulillah, urusan kue kering dan makanan pokok saat lebaran masih diputuskan oleh ibu saya hendak dipesan di mana.

Ada juga dinamika bolak-balik membangunkan di kala sahur, memastikan makanan mana yang mau dimakan setiap anak, dan memastikan apakah asupan air dan suplemen mereka tercukupi. Ketika pak suami sudah di rumah, asupannya harus dipastikan pula mengingat dia biasanya mengatakan “belum” jika ditanya.

Beberapa perubahan pada fisik saya bicarakan pada suami, beliau menyarankan saya untuk menjalani bekam. Saya langsung bertanya kepada Unga – teman blogger yang aktif di kemuslimahan Rehab Hati, di mana tempat bekam bagi perempuan. Eh rupanya Unga praktisi bekam juga.

Langsung deh saya janjian ke salonnya. Bekam adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya (Wikipedia). Tentang ini, rencananya akan saya buat tulisan tersendiri.

Saya dan putri saya bersertifikat sebagai praktisi Access Bars

Bersyukur pula, saya dan Athifah sudah menjadi praktisi Access Bars. Saya meminta putri saya itu untuk nge-barssaya. Masya Allah, kondisi saya membaik setelah melalui aktivitas bekam dan Access Bars ketika Ramadan menuju penghujung dan aneka kesimpangsiuran yang sulit didefinisikan berbaur dalam rutinitas.

Di sela-sela itu semua, kami menunggu pengumuman nilai ujian kedua Affiq untuk UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) dan ujian Athifah pada MTsN 1 – SMP Islam terpadu negeri favorit di kota ini. Hasilnya, nilai Affiq turun dari nilai UTBK pertama. Sementara Athifah tak lulus ujian MTsN. Qadarullah, masih harus berjuang keras lagi.

Ramadan tak pernah lepas dari tradisi berbelanja. Ya sandang, ya pangan. Untuk saya sendiri, sudah puluhan tahun rasanya saya tak membeli baju baru. Baju lama yang jarang dipakai masih lebih dari cukup buat saya. Menimbang-nimbang skala prioritas membuat saya tak memprioritaskan diri. Anak-anak pun tak saya biasakan berbaju baru.

Qadarullah, ada baju pemberian ibu saya yang sudah lama di lemari namun belum saya kenakan karena kepanjangan. Kali ini saya berkesempatan memermaknya di pasar. Sebelumnya, akhir bulan Maret lalu saya mendapat oleh-oleh mukenadari seorang kakak yang baik hati. Mukena itu saya pakai sehari-hari dengan harapan ia akan mendapat pahala setiap saya mengenakannya untuk shalat.

Mukena dari seorang kakak.

Sebuah mukena baru buat ibu saya berpindah tangan kepada saya karena beliau tak berkenan. Lalu seorang adik yang baik memberikan saya hadiah sebuah gamisberwarna hitam dengan aksesoris berwarna hijau yang manis.

Masya Allah, alhamdulillah. Kedua kakak dan adik itu teman-teman saya dalam dunia blogging. Tak disangka saya mendapat rezeki melalui mereka, di samping melalui ibu saya. Saya yang tak pernah lagi membeli baju dan mukena baru bisa mendapatkan dari mereka tanpa perlu ke mana-mana.

Bisa jadi ada peran Afyad di sini. Dia yang memberikan tip dalam jumlah besarkepada driver ojek online. Setelah itu ada serangkaian rezeki tak terduga saya terima walaupun ada kejutan yang bikin shock dari tempat kerja pak suami perihal pekerjaannya. Sekali lagi qadarullah – Allah Maha Berkehendak, hal itu bukan untuk disesali apalagi dirutuki.


Mari menghibur diri. 😇

Dan tibalah saya di hari terakhir Ramadan hari ini. Kembali berulang perasaan menyesalseperti pada tahun-tahun lalu karena merasa belum maksimalmenyikapi bulan penuh berkah ini. Beribadah masih belum maksimal rasanya. Kembali kepada harap, Allah mempertemukan saya kembali dengan Ramadan berikut.

Makassar, 4 Juni 2019

Dengan penuh kerendahan hati, 
izinkan saya mengucapkan: 
mohon maaf lahir dan batin. 
Taqabbalallahu minna wa minkum
Selamat Idul Fitri 1440 H.

Baca juga:


Public Speaking: Jangan Hanya di Satu Titik

$
0
0
Public speaking dulunya adalah materi yang saya rasakan “bukan saya banget” dan sepertinya akan jauh dari saya. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Perjalanan kehidupan membawa saya kepada beberapa kesempatan berbicara di depan orang-orang.

Dan beraninya saya, saya mengambil kesempatan untuk menjadi fasilitator pada  Womenwill, ajang dari Google untuk membekali para perempuan pelaku UMKM keterampilan, khususnya digital marketing.


“Semua orang tetap merasa grogi berapa kali pun dia tampil,” kurang lebih itu yang disampaikan oleh Iskandar. Iskandar adalah salah satu fasilitator pada ajang Google di Makassar yang didaulat memberikan tambahan pengetahuan kepada para fasilitator lainnya.

Funder ISpeak Indonesia ini menjadi pemateri di hadapan kami – para fasilitator Womenwill dan Gapura Digital. Gapura Digital ini juga merupakan program Google untuk pelaku UMKM, baik lelaki maupun perempuan. Berbeda dengan Womenwill yang dikhususkan bagi perempuan.

Mengenai rasa grogi ketika tampil di depan publik, menurut Iskandar, antara mereka yang pemula dan yang sudah lebih sering tampil adalah yang pemula kelihatan groginya. “Jangan akui di depan publik,” tukas Iskandar.

Iskandar

Nah, saya yang pada dasarnya bukan orang yang senang tampil berbicara di depan orang banyak ini pastinya akrab sekali dengan rasa grogi. Oleh karena itu, biasanya saya hanya berada – duduk atau berdiri pada satu titik saja. Kalaupun saya bergerak, saya hanya mendatangi peserta yang bertanya.

Saya sudah menyimpan pertanyaan, bagaimana menghadapi kondisi seperti freeze ini, untuk saya tanyakan kepada Iskandar di pertemuan yang berlangsung 18 Mei lalu di sebuah ruangan besar di lantai 3 Confie Coworking Space.

“Kalau melihat orang yang berbicara sambil bergerak ke sana ke mari, saya suka dan pengen juga bisa seperti itu tapi kenapa ya, rasanya bukan saya banget,” ungkap saya ketika mendapat kesempatan untuk bertanya. Di samping itu, berada di satu titik adalah cara saya mengatasi grogi.

Lucu sih sebenarnya. Saya merasa bukan diri saya jika mencoba untuk lebih luwes bergerak tetapi saya suka cemburu sama mereka yang bisa dengan enteng mengerjakannya. Lucunya juga, saya merasa ndak asyik banget dengan gaya saya ini.

Suasana kelas. Foto dari: Kasman

Iskandar menanggapi pertanyaan saya dengan menyarankan untuk mengusahakan diri bergerak satu – dua langkah. Memang terasa pada awalnya – dia mengibaratkan seperti mobil yang baru dinyalakan getarannya pasti terasa, tetapi ketika sudah bergerak getaran mobil tak begitu terasa lagi.

“Orang pasti bosan jika melihat pembicaranya berdiri di situ terus,” pungkas Iskandar. Hehe iya, sih. Rasanya memang lebih bersemangat melihat pembicara yang bisa bergerak dengan luwes di depan kita.

Memandang ke satu titik saja bisa membosankan apalagi jika pembicaranya mengambil posisi terlalu di pinggir sementara kita berada di sudut yang berlawanan. Apalagi jika tubuh si pembicara menutupi tampilan pada layar presentasi. Alih-alih menjadi paham, kita malah jengkel dan tidak mendapatkan pengetahuan yang memadai.

Menurut Iskandar, pembicaralah yang harus memberikan energi kepada para pesertanya. Pembicara harus mampu membuat suasana nyaman. Jadi pembicara tak mudah-mudah amat ternyata. Tak boleh asal. Kepentingan dan kebutuhan peserta harus diperhatikan.

Foto bersama sebagian dari fasilitator Gapura Digital dan
Womenwill yang hadir. Foto: Ifah.

Tak elok jika pembicara hanya berada di satu titik, tak mampu luwes bergerak. Juga tak baik jika hanya melihat dari sudut pandangnya saja. Begitu pun dalam menilai apa yang terjadi di dalam ruangan. Saya mencatat pengalaman yang disampaikan oleh salah seorang peserta kelas hari itu.

Dia menyampaikan hasil belajarnya di sebuah kelas di luar negeri. Katanya jika kita menjadi pembicara yang bertanya “apakah ada yang ingin bertanya” dan para peserta hening. Jangan buru-buru men-judge.

Karena dengan keheningan itu sesungguhnya para peserta “dipaksa” untuk berpikir kembali tentang materi yang baru saja diberikan. Kalaupun mereka belum memberikan pertanyaan, terlepas dari anggapan mereka sudah menguasainya ataupun malah tidak mendapatkan apa-apa – setidaknya beri mereka waktu untuk berpikir kembali mengenai materi yang baru saja dipelajari.

Hari itu, dengan Iskandar menjawab banyak pertanyaan, pengetahuan yang kami dapatkan “daging” semua. Setelah “kenyang” mengunyah perihal Public Speaking di dalam kelas, pertemuan diakhiri dengan buka puasa bersama sembari bercakap santai.

Makassar, 6 Juni 2019

Baca juga:

Catatan:
  • Kelas Womenwill di Makassar berlangsung dua pekan sekali. Materi yang bisa diperoleh dari kelas ini adalah: Kisah Sukses dan Tips Wirausaha, Melatih Kemampuan Berkomunikasi, Merencanakan Pemasaran Digital, Manfaat Email dan Kalender untuk Usaha, Keterampilan Bisnis, dan Usaha Fashion dan Kecantikan.
  • Kelas Womenwill terakhir berlangsung 25 – 26 Mei lalu. Belum ada info untuk keas selanjutnya. Kalau sudah ada, akan saya update di sini.

Kisah Sakitnya Ibu Mertua di Bulan Ramadan

$
0
0
Kisah Sakitnya Ibu Mertua di Bulan Ramadan - Ketika menelepon menjelang Ramadan, suara ibu mertua terdengar tak bertenaga, dadanya sakit katanya. Saat ditanyakan kepadanya mengapa tak memeriksakan diri, beliau menjawab, “Kalau disuruh ka’ tinggal nanti, siapa yang jaga ka’?”

Qadarullah, ibu mertua tinggal dengan salah seorang cucunya di Pare pare. Sementara dua anaknya yang lain tinggal di kota lain dan tinggal di rumah mertua mereka yang juga sudah sepuh. Satu anaknya tinggal di Papua.

Yang paling dekat domisilinya adalah yang tinggal di Rappang tetapi saat itu sedang sibuk-sibuknya dengan aktivitas Pemilu. Cucunya yang masih duduk di bangu kelas 5 SD belum bisa diharap menjaganya di rumah sakit kalau ada apa-apa.

“Nanti saya yang jaga ki’,” ucap suami saya. Belum terbayangkan sakit apa ibu mertua tetapi jawaban dan caranya menjawab pertanyaan cukup membuat khawatir.


Lalu suami saya meninggalkan Makassar menuju Pare pare. Ternyata selain dadanya terasa sakit, beliau demam juga. Rasa khawatir makin besar mengingat beliau  (kelahiran 1945) sudah pernah selamat dari serangan dua penyakit berat: kanker paru stadium 4 dan tiga kali serangan jantung. Alhamdulillah beliau selamat dari kedua penyakit itu namun tetap saja masih harus diwaspadai kemunculannya kembali.

Penyakit Berat Pertama: Kanker Paru dan Dua Kali Serangan Jantung


Kanker paru yang dideritanya tahun 2016 membuatnya harus dirawat selama sekira 40 hari di rumah sakit. Tiga puluh hari di antaranya di ruang ICU khusus penyakit jantung (waktu itu belum ada gedung Pusat Jantung Terpadu).

Penyakit itu membuahkan cairan merah terproduksi pada cairan antar organ. Cairan serupa darah itu berkali-kali dikeluarkan dari antara jantung dan paru-parunya. Sebuah indikasi yang menunjukkan penyebaran penyakitnya.

17 penyakit terdeteksi di seluruh tubuhnya pasca serangan jantung sebanyak dua kali. Bersyukur ketika serangan jantung kedua beliau sudah dirawat di ICU jantung yang peralatannya sangat lengkap sehingga segera tertangani.

Kondisinya lemah sekali sampai-sampai keluarga dari kampung sudah berdatangan dipanggil oleh adik ipar. Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan nyawa beliau namun kondisi kesadarannya tak segera pulih.

Secara berangsur-angsur kesadarannya kembali. Pada waktu salat dan makan, suami saya membangunkannya. Mengajak ibunya mengerjakan ibadah shalat dan makan. Dengan telaten, pak suami mengontrol dan meminumkan obat kepada ibundanya.


Segala tindakan medis dipelajarinya untuk dipahami. Selain obat, pak suami mengusahakan ibundanya mengonsumsi suplemen berupa herbal dan meminumkannya dengan telaten pula. Hanya dua kali pak suami pulang ke rumah selama menjaga ibunya, itu pun tak menginap.

Tak bisa lama-lama dia tinggalkan ibundanya, langsung balik lagi ke rumah sakit karena sang ibu kerap menanyakannya. Ketika waktu makan pun yang dicarinya anak sulungnya itu. Beliau inginnya disuap oleh anak sulungnya.

Allah Maha Besar mengembalikan kesehatan ibu mertua secara berangsur. Saya menyaksikan pak suami mengganti diapers ibunya dan memandikannya tanpa sungkan. Beruntung dia tak sendiri, ada dua saudaranya dan keluarga besar yang bergantian memberikan perhatian penuh kepada ibu mertua.

Usai itu, ibu mertua menjalani rawat jalan dan tinggal bersama kami sampai betul-betul bisa balik ke Pare pare. Masih terkenang hingga kini perjuangan panjang dengan segala dramanya waktu itu. Namun qadarullah, di penghujung tahun 2017 beliau kembali mengalami serangan jantung, untuk yang ketiga kalinya.

Penyakit Berat Kedua: Serangan Jantung Ketiga


Kondisi yang sangat menakutkan karena kata orang, serangan jantung yang ketiga kalinya itu berbahaya!

Saya menuliskan kisah pada tahun 2017 itu di tulisan berjudul Testimoni BrainKing: Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga. Alhamdulillah, tidak selama sakit pada tahun 2016 beliau dirawat. Kali ini beliau menjalani rawat inap selama 10 hari, juga dirujuk ke Makassar. Di Makassar beliau dirawat di Pusat Jantung Terpadu RS Wahidin Sudirohusodo.

Vonis penyakitnya ketika itu adalah Gagal Jantung Kongestif (congestive heart failure) karena hipertensi (tekanan darah tinggi) grade 2 dan Penyakit Jantung Koroner (coronary artery disease). Makanya ketika keluhan beliau sakit dada, kami sudah khawatir.


Kondisi ibu mertua, walaupun dalam keadaan sehat tidak sama seperti dulu lagi karena sudah ada otot jantung yang tak berfungsi sebagaimana mestinyadan sudah ada penurunan fungsi tubuh di beberapa bagian.

Sakitnya Ibu Mertua Kali Ini …


Di bulan Ramadan lalu, suami saya mengikhlaskan hari-harinya selama 10 hari untuk merawat ibundanya. Kembali dengan rutinitas menyuapi, mengantar ke kamar kecil, serta mengontrol dan meminumkan obat dan suplemen Col Pro-nya.

Saya katakan Ramadhan baru-baru ini sebagai Ramadan dalam Roller Coaster. Namun demikian saya rela dengan ujian ini. Bakti pak suami kepada ibundanya adalah keharusan. Semoga anak-anak saya kelak akan mengambil hikmah dari kejadian ini.

Ibu mertua menjalani observasi panjang karena catatan medisnya tak sederhana. Dugaan-dugaan yang muncul harus dibuktikan benar atau salahnya. Seiring membaiknya stamina ibu mertua, serangkaian observasi tersebut selesai dan beliau mendapatkan vonis pneumonia ringan.

Alhamdulillah, bukan penyakit berat seperti yang lalu-lalu. Namun kata RINGAN pada vonis ini tentunya tak boleh dianggap enteng. Intaian kemungkinan munculnya penyakit-penyakit sebelumnya masih harus diwaspadai.

Beliau menjalani rawat jalan selama beberapa hari. Setelahnya boleh kembali ke Pare pare. Keinginan kuatnya untuk sembuh dengan bersemangat untuk makan dan minum obat beserta suplemen menjadi pendorong besar perkembangan positif yang beliau alami. Semoga setelah ini kesehatannya terjaga dan tak kecapaian lagi. Semoga Allah menjaganya.

Makassar, 10 Juni 2019

Baca juga:


Blogger Anging Mammiri Berbagi di Bulan Ramadan

$
0
0
Bukan hanya rasa kangen kepada adik-adik pengurus komunitas blogger Anging Mammiri yang terobati dalam kunjungan ini. Ada yang berbeda dalam kegiatan yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan Makassar Event ini. Kali ini pertemuan komunitas mengajak serta anak-anak panti asuhan.


Sembari menunggu waktu berbuka puasa, anak-anak ini diajak mengikuti talkshow bertajuk Cerdas Berinternet.  Bertindak sebagai nara sumbernya adalah tiga bloger kece: pak dosen Iyan (Ardian), Bu Eryvia Maronie, dan Bu Unga.

Eh, biasanya saya menyebut nama panggilan saja kepada ketiganya, berasa adik sendiri soalnya hehehe. Oya kedua ibu tersebut entrepreneur yang juga crafter. Ketiganya membagikan pengalaman mereka menggunakan internet selama ini.

Beberapa hal saya catat dari perbincangan itu. Yaitu bahwa dalam berinternet kita memilah mana yang pantas untuk kita konsumsi dan mematuhi batasan waktu. Pun harus sesuai dengan kebutuhan. Butuhnya apa, ya itu saja. Jangan membuka yang tidak penting lagi.


Cerdas berinternet juga berarti memperhatikan etika, tidak menyebarkan berita bohong (hoaks) dan tidak menyebarkan ujaran kebencian.

Dalam mempertimbangkan kebutuhan akan penggunaan internet, tanyakan kepada diri sendiri: apakah menambah pengetahuan, apakah tidak mengganggu hubungan dengan keluarga/teman, dan apakah tidak boros.

Selain mengedukasi mengenai penggunaan internet, ketiga nara sumber juga menjelaskan mengenai apa itu bloger dan apa saja yang dilakukan oleh bloger. Siapa tahu saja di antara anak-anak itu ada yang ingin jadi bloger kelak kan, ya.


Serangkaian acara berlangsung, seperti game berhadiah menarik untuk anak-anak panti dan pemberian hadiah untuk mereka yang hadir, foto bersama, diakhiri dengan buka puasa bersama.

Senangnya. Jarang-jarang saya bisa hadiri acara buka puasa bersama. Beruntung, pada acara yang berlangsung pada tanggal 25 Mei di Mal Phipo ini saya bisa hadir.

Oya, sebelum kegiatan ini, pengurus mengumumkan membuka donasi untuk berbagi kebahagiaan dengan anak-anak panti asuhan. Dana terkumpul dalam waktu relatif singkat dari para donatur sejumlah Rp. 7.200.000.


Dana yang terkumpul dipergunakan untuk membeli kado lebaran bagi anak-anak panti, berupa mukena dan baju koko, dan sebagiannya diberikan dalam bentuk hadiah kepada anak-anak dan pengurus pantinya.

Senang sekali bisa hadir untuk menyaksikan terselenggaranya acara ini. Bangga pada para pengurus yang sudah rela berpayah-payah hunting segera kelengkapan acara selama berhari-hari di bulan puasa pula. In syaa Allah akan berbuah amal jariyah bagi mereka nanti.

Usai acara, kami menyempatkan diri untuk makan malam bersama sembari mengobrol santai, masih di dalam Mal Phipo. Berada di antara anak-anak muda yang kreatif dan berjiwa sosial ini sungguh menggembirakan, selalu memantik jiwa muda saya.

Narsum: Ery, Unga, Iyan, dan ketua AM (Evhy).
Foto: pengurus AM

Kedua foto ini bersumber dari pengurus AM

Semoga di tahun-tahun mendatang acara seperti ini bisa terlaksana kembali dan kita semua bertemu kembali dalam suasana yang serupa, dalam kesehatan yang prima.

Makassar, 11 Juni 2019

Baca juga tulisan-tulisan tentang kegiatan komunitas bloger Anging Mammiri berikut ya:


Situ Lengkong Panjalu Ciamis, Wisata Sejarah Islam di Indonesia

$
0
0
Situ Lengkong Panjalu merupakan salah satu destinasi wisata populer yang ada di Ciamis, Jawa Barat. Saya menabung harap untuk melihatnya. Sebagaimana kota Bandung, daerah-daerah lain di Jawa Barat menarik di mata saya.

Dalam setahun destinasi ini mampu menarik hingga 300 ribu wisatawan melalui berbagai keunikan dan daya tariknya. Maka tak heran jika Situ Lengkong Panjalu konon selalu ramai oleh pengunjung baik di hari biasa maupun di akhir pekan atau libur nasional.

Tidak hanya menikmati keindahan alamnya saja, masih banyak daya tarik lain yang tak kalah seru di kawasan wisata ini. Berikut ini saya mendapatkan informasi mengenai beberapa hal yang perlu diketahui sebelum mengunjungi destinasi yang terletak di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Ciamis ini.

Sumber foto: Wikipedia. Pembuat: Crisco 1492

Mengenal Destinasi Wisata Ciamis Situ Lengkong Panjalu

1. Sejarah 

Mengambil referensi dari harapanrakyat.comdan berbagai sumber lainnya, kata situ (bahasa sunda) itu berarti danau. Sedangkan lengkong berarti senada atau teluk bagian pinggir dari sungai yang besar. Menurut cerita rakyat sekitar yang diwariskan dari generasi ke generasi, danau tersebut sebenarnya merupakan danau buatan manusia. Awalnya merupakan lembah yang mengelilingi bukit dengan nama Pasir Jambu.

Cerita mengenai bukit tersebut yang kemudian bisa berubah menjadi danau dimulai dari Raja Panjaluyaitu Borosngora yang melakukan perjalanan hingga sampai ke Jazirah Arab. Saat di Jazirah Arab, Borosngora bertemu dengan khalifah Ali Bin Abu Thalib dan melakukan pertempuran hingga kalah dan mengakui kehebatan dari Sayyidina Ali.

Karena kekalahan tersebut akhirnya Borosngora menjadi muslim sekaligus murid dari menantu Rasulullah tersebut. Setelah dirasa cukup dalam mencari ilmu agama Islam, Borosngora akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.

Ketika berpamitan, Borosngora diberi kenang-kenangan berupa pakaian kebesaran, pedang cis, dan tombak mata dua. Selain itu Ali bin Abi Thalib juga memberi Borosngora satu gayung air zam-zam, meski gayung tersebut berlubang namun air didalamnya tidak tumpah sedikitpun. Hal tersebut berarti Borosngora sudah memiliki ilmu sejati di dalam dirinya.

Foto 1. Keterangan foto di bawah.

Ketika sampai di Panjalu, Borosngora melempar gayung bolong tersebut ke sekeliling Pasir Jambu yang memiliki luas mencapai 51 hektar. Dalam waktu sekejap, lembah tersebut kemudian berubah menjadi sebuah danau yang kini bernama Situ Lengkong Panjalu Ciamis.

2. Rute

Untuk menuju kawasan destinasi wisata ini, bisa melalui beberapa rute, di antaranya:

Dari arah Cirebon
Jika Anda berkendara dari arah Cirebon bisa melalui Ciperna kemudian Beber, Cilimus, Jalaksana, dan Kuningan. Selanjutnya berkendara terus ke arah Kadugede, Darma, Cikijing, Maniis, kemudian sampailah di Panjalu.

Dari arah Gentong
Jika Anda berkendara dari arah Gentong kemudian belok kananlah ke arah Pesantren Suryalaya. Dari sana hanya perlu terus berkendara sampai ke Situ Lengkong.

3. Daya Tarik

Situ Lengkong Panjalutidak hanya menawarkan wisata alam tapi juga menawarkan wisata religi karena dari sinilah dipercaya disebarkan agama Islam oleh Raja Panjalu terdahulu yaitu Borosngora. Bukan wisata religi saja, di tempat ini Anda juga bisa berwisata sejarah dan budaya. Berikut ini beberapa daya tariknya yang sangat  sayang dilewatkan:

Foto 2. Keterangan foto baca di bawah.

Makam Prabu Harian Kencana
Mayoritas pengunjung destinasi wisata ini memang untuk mengunjungi atau berziarah di makam Tokoh Raja Panjalu yaitu Prabu Harian Kencana. Makam Prabu Harian Kencana berada di Nusa Situ Lengkong atau Situ Istana Kerajaan. Saat ini wisata ini memiliki 3 “nusa” atau pulau kecil.

Museum Bumi Alit
Selain Makam Prabu Harian Kencana, Museum Bumi Alit juga merupakan tempat yang banyak didatangi pengunjung. Di museum ini tersimpan berbagai benda keramat dan bersejarah seperti pedang cis, batu penobatan, genta atau lonceng kecil, perkakas peninggalan Kerajaan Panjalu, serta naskah peninggalan Kerajaan Panjalu.

Air Zam-Zam
Banyak pengunjung yang percaya bahwa air di Situ Lengkong Panjalu mengandung air zam-zam dari tanah suci Mekah. Pengunjung menyebut air tersebut sebagai air zam-zam Panjalu. Keyakinan tersebut dipercaya dari cerita asal usul danauyang dibuat dari cipratan air zam-zam yang dibawa oleh Raja Borosngora.

Pemandangan yang Indah dan Eksotis
Sebagai destinasi wisata alam tentu saja tempat satu ini memiliki pemandangan yang indah serta udara yang sejuk dan nyaman. Juga dikenal sebagai cagar alam yang memiliki berbagai jenis tumbuhan seperti kihaji, kileho, dan kondang. Selain itu juga terdapat hewan seperti tupai, kelelawar, burung hantu, dan lain sebagainya.

Foto 3. Baca keterangannya di bawah.

Upacara Adat
Jika datang pada waktu yang tepat, Anda bisa melihat upacara adat yang dilakukan di tempat ini pada hari khusus. Upacara adat yang rutin dilakukan oleh masyarakat Panjalu tersebut disebut dengan upacara Nyangko.

Upacara ini merupakan prosesi pembersihan benda pusaka yang memiliki sejarah tinggi peninggalan Borosngora yang tersimpan di Museum Alit. Nyangkodilakukan pada bulan Mulud di hari Senin atau Kamis.

4. Fasilitas

Destinasi wisataSitu Lengkong Panjalu ini memiliki berbagai fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung, di antaranya adalah area parkir, mushola, kamar mandi, penginapan di sekitar lokasi wisata, penyewaan perahu, penyewaan sepeda air, oleh-oleh kerajinan khas dan lain sebagainya.

5. Harga Tiket Masuk

Untuk bisa menikmati berbagai daya tarik dan fasilitas yang diberikan dari destinasi wisata Ciamis ini, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam karena harga tiket masuknya hanya sebesarRp 2.500. Jika ingin menikmati pemandangan danau di atas perahu, Anda perlu menyewanya seharga Rp 125.000 berisi sekitar 10 orang. Sedangkan jika ingin menyewa sepeda air Anda harus membayar Rp 40.000 saja untuk dua orang.

Yang pernah punya pengalaman ke Situ Lengkong Panjalu, share yuk pengalaman Anda di kolom komentar di bawah.

13 Juni 2019

Keterangan foto:
  1. Nusa Larang atau Nusa Gede di Situ Lengkong Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di pulau kecil itu terdapat makam Prabu Hariang Kencana anak Sanghiyang Borosngora. Tempat itu sering dikunjung para peziarah dari berbagai daerah. Foto: harapanrakyat.com
  2. Penampakan Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang diambil dari foto udara. Foto: travelingyuk.com
  3. Perahu jasa angkutan tengah menyebrangkan para peziarah ke pulau kecil atau disebut Nusa Gede di Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Foto: Iyan Sauri/flickr.com


Mengenai Berita Motor di Moladin

$
0
0
Pengguna motor di Indonesia semakin banyak saja. Saya perhatikan di kota Makassar – kota terbesar di Indonesia timur ini kian macet, salah satunya oleh kendaraan beroda dua yang makin banyak saja. Inilah yang dilirik sebagai peluang sehingga muncullah Moladin.

Saya duga hampir setiap perantau yang datang ke kota ini untuk mengais rezeki atau untuk bersekolah memiliki motor. Maraknya moda transportasi online juga berperan dalam hal ini.

Berita Motor di Moladin

Seorang investor dari Singapura bekerjasama dengan orang Indonesia sebagai pengembang Moladin. Aplikasi ini menawarkan berbagai informasi mengenai dunia otomotif. Cocok sekali nih buat para bikers.

Dilengkapi dengan informasi-informasi menarik, berita motor di Moladin bakal membuat pengaksesnya ketagihan dan menjadi user tetap. Jika tak percaya, simak deh tulisan ini sampai tuntas! 😊

Berita Motor di Moladin
Info promo

Aplikasi Moladin belum lama ini diluncurkan secara resmi di Indonesia. Tepatnya di sebuah acara di kawasan Jakarta Selatan. Kehadiran dari Moladin sendiri ini dilatarbelakangi oleh kesulitan para penyuka otomotif untuk mendapatkan berbagai informasi all in one yang mudah, cepat dan dalam satu waktu.

Itulah alasan utama kemunculan Moladin yang hadir sebagai salah satu tempat terbaik untuk mendapatkan berbagai informasi. Nah, berikut ini beberapa fitur yang bisa Anda dapatkan dari Moladin yaitu:

Kategori berita di Moladin
     
1. Pembelian sepeda motor.
Hal pertama yang bisa dilakukan dengan menggunakan Moladin adalah pembelian sepeda motor yang mudah, cepat dan tentunya tepat. Di mana Anda tidak perlu lagi mencari cara untuk meluangkan waktu dan tenaga di sela-sela rutinitas harian. Hanya melalui smartphone motor baru bisa didapatkan.

2. Konten tips dan informasi.
Selain itu ada berita motor di Moladin yang bisa Anda dapatkan secara mudah, jangan khawatir ketinggalan info karena informasi selalu update di sini. Apalagi hal itu didapatkan dari para blogger otomotif yang dapat membagi review/ulasan ataupun hal lain seputar otomotif. Informasi yang diberikan di antaranya cara perawatan kendaraan sampai dan ulasan motor terbaru.

Berita Motor di Moladin
Bisa menemukan informasi bengkel

3. Kebutuhan SAP
Sparepart, apparel dan perawatan juga disediakan informasinya dalam aplikasi ini, benar-benar all in one dalam satu tempat khusus, deh. Coba tengok harga yang ditawarkan: selalu kompetitif! Menariknya lagi, produk yang ada dijamin keasliannya jadi tidak perlu merasa takut salah membeli atau mendapatkan barang KW. 😊

4. Komunitas diskusi.
Sebagai pelengkap, aplikasi MOLADIN ini juga memberikan tambahan forum untuk dapat merangkul para bikers agar bisa berkumpul dan bertukar pikiran. Tidak ada batasan komunitas apa saja yang bisa bergabung sehingga bisa saling memberi manfaat satu sama lain. Pastinya akan sangat menarik. Nah, aplikasi ini bisa memberikan banyak keuntungan bukan?

Berita Motor di Moladin
Bisa merekomendasikan bengkel di sini.

Buat para istri yang suaminya maniak sama motor, boleh nih memanfaatkan aplikasi ini. Untuk apa? Supaya tahu harga, lah. Tidak lugu-lugu amat dengan informasi seputar dunia otomotif jadi, kalau suaminya bilang mau beli spare part apa gitu, bisa tahu harganya berapa.

Bisa belajar banyak melalui aplikasi ini. Atau mungkin suaminya belum tahu? Bolehlah disampaikan ke suaminya. Tak ada salahnya istri yang mengajari suami. Instalasinya gampang saja, seperti biasa, cari MOLADIN di Play Store.

Pada dasarnya aplikasi Moladin sendiri sudah ada sejak tahun 2016 yang lalu, hal itu disambut baik oleh masyarakat Indonesia dan sekitarnya. Terbukti dengan sampai saat ini sudah ada lebih dari 14.000 pengguna atau pengunduh aplikasi tersebut. Jadi bisa dikatakan segala berita motor di Moladin itu memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas.

Berita Motor di Moladin
Terhubung dengan bloger otomotif di Moladin.

Ah, ya bagi teman-teman di Sulawesi Selatan, di aplikasi ini Anda bisa mengusulkan bengkel langganan Anda untuk dimasukkan ke dalam daftar bengkel yang direkomendasikan Moladin agar supaya user di Makassar dan sekitarnya bisa menemukan bengkel dengan mudah.

Nah, bagi Anda yang penasaran seperti apa Moladin bisa langsung saja cek atau download aplikasinya. Gunakan semaksimal mungkin untuk memudahkan Anda dalam urusan otomotif. Sekian, semoga ulasan di atas dapat bermanfaat.

Makassar, 14 Juni 2019





HBH IKATEK Unhas 2019: Antara Kenangan Maskulin dan Asa di Kampus Baru

$
0
0
HBH IKATEK Unhas 2019: Antara Kenangan Maskulin dan Asa di Kampus Baru– Gerimis membasahi bumi sejak pagi-pagi sekali. Kelabu mewarnai langit, menggantung di sana dengan mantapnya. Mau tidak mau, menatap langit membuat benak menimbang-nimbang, “Pergi – tidak – pergi – tidak …,” Tak butuh waktu lama, kami pun memutuskan pergi.

Tanggal 8 Juni ini sedianya diselenggarakan reuni nasional alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas). Rangkaian kegiatannya dimulai sejak pagi hingga malam hari. Bermula di gedung futsal Goro, berakhir di Pantai Akkarena. Panitianya adalah alumni Teknik Perkapalan, wajar jika mereka memilih pantai sebagai venue-nya.



Saya dan pak suami menggunakan ojek mobil online ke gedung futsal Goro. Masuk ke dalam gedungnya, atmosfer maskulin begitu padat terhirup. Atmosfer yang akrab dengan keseharian saya selama hampir 5 tahun pada Agustus 1992 – Mei 1997.

Saya bangga menjadi bagian dari kenangan ini.
Saya bangga mengenang –
walaupun kaum Hawa minoritas,
lingkungan kampus menjaga kami dengan dengan baik.

Saya mengheningkan diri di dalam hiruk-pikuk khas anak Teknik. Mencoba mengakrabkan diri dengan suasana maskulin lagi, termasuk asap rokok yang berseliweran. Duh, saya tetap tak terbiasa dan tak suka dengan asap rokok. Beruntung saya menikahi lelaki yang walaupun anak Teknik, dia tak suka merokok.

Bertegur sapa beberapa saat dengan sosok-sosok yang kami kenal – mereka sedang bersiap-siap bertanding futsal, kemudian saya dan pak suami melanjutkan perjalanan ke kampus baru Fakultas Teknik di Kabupaten Gowa. Kami ikut mobil Kak Isradi Zaenal. Beliau seangkatan suami saya, hanya beda jurusan.

Sebelum laga eksebisi

Tak memakan waktu lama, kami tiba di kampus nan megah. Di pintu masuk gedung fakultas telah menunggu beberapa civitas akademica. Kami dipersilakan naik liftmenuju sebuah ruangan apik di gedung itu.

Fakultas Teknik Unhas Kini


Tahun 2015, Fakultas Teknik pindah dari kampus Unhas Tamalanrea ke kampus baru seluas lebih dari 2 hektar di jalan poros Malino, Kabupaten Gowa. Dari 6 jurusan/departemen, kini telah berkembang menjadi 13 departemen.  Dengan lebih dari 250 dosen, sekira 65 – 70 persen tenaga pengajar sudah doktor dan profesor.

Dekan FT Unhas – Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad, MTmenjelaskan profil FT Unhas itu dalam sambutannya kepada alumni yang berkunjung. Sangat menggembirakan sambutan hangat yang diselingi canda tawa dari beliau.


Pak Arsyad juga menjelaskan bahwa dalam periodenya, telah diangkat manajer bidang Inovasi, Riset, dan Publikasiyang bertugas membantu WD (Wakil Dekan) 1. Lalu ada manajer Sarpras (Sarana dan Prasarana) yang bertugas membantu WD 2. Juga ada manajer Kemitraan dan International Office.

“Peringkat Fakultas Teknik Unhas,
dari sisi SDM (sumber daya manusia, red),
kita ranking satu seluruh Indonesia.
Dari sisi hasil riset kita di indeks SINTA
(Science and Technology Index, red)
kita ranking tiga Indonesia. Ini luar biasa.
HAKI/paten kita ranking tiga 2019,” ujar Pak Dekan.

Disebutkan pula oleh Pak Dekan bahwa FT Unhas merupakan penyumbang terbesar (dari seluruh fakultas) publikasi ilmiah terindeks Scopus untuk Unhas selama 3 tahun terakhir ini. Untuk akreditasi, jelaslah jika FT Unhas membanggakan.

Saat ini sudah ada 3 program studi (Prodi) yang mendapatkan jaminan kualitas (quality assurance) skala internasional (AUN QA: ASEAN University Network Quality Assurance), yaitu: Sipil, Geologi, dan Arsitektur.

Di samping itu, saat ini ada 2 Prodi yang mengikuti proses akreditasi internasional ABET. ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) adalah lembaga akreditasi internasional yang berkedudukan di Amerika Serikat. Prodi yang sedang dalam proses ABET ini adalahSipil dan Elektro.


Dua Prodi lainnya sedang dalam proses terakreditas ASIIN  (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). Sebuah lembaga akreditasi internasional yang berkedudukan di Jerman, yaitu Mesin dan Perkapalan.

Para mahasiswa FT Unhas pun kerap mengikuti lomba teknologi seperti hemat energi, kecedasan buatan, robotik, dan sebagainya. Selanjutnya, beberapa alumni memaparkan pendapat mereka terkait hubungan segitiga antara fakultas – alumni – mahasiswa di forum ini.

HBH: Berkarib dengan Almamater


Sebuah momentum yang tepat, melalui acara besar bertajuk HBH (Halal Bihalal)nasional, alumni berbincang serius dengan pihak fakultas mengenai kerja sama. Sebuah itikad baikyang menunjukkan bahwa banyak alumni yang tak melupakan almamater asalnya meski kemudian sudah menempuh jenjang S2 dan S3 di almamater lain, baik di Indonesia hingga ke luar negeri.

HBH pada tahun ini terdiri atas 2 kegiatan, yaitu Road to HBH (yang mengusung 2 FocusGrupDiscussion) dan pelaksanaan HBH pada hari H(tanggal 8 Juni yang berlangsung sejak pagi hingga malam hari). Selain itu, sudah terlaksana pula kegiatan sosial bertajuk Makassar Maritime Eco Run 2019pada bulan Maret lalu.


HBH yang dilaksanakan oleh Ikatan Sarjana Perkapalan (ISP) ini mengangkat isu kemaritiman dan bertema #TEKNIKOLABORAKSI. Ada 2 lomba yang berlangsung pada hari H, yaitu futsal dan domino. Pada pagi hari, alumni mengadakan  kunjungan ke FT Unhas dan  melakukan penanaman 50 pohon bittisecara simbolis. Pohon bitti adalah bahan baku perahu tradisional pinisi.

Setelah itu acara berlanjut di Pantai Akkarena. Dimulai dengan Family Gatheringdi mana semua alumni boleh mengajak anggota keluarganya. Juga ada seru-seruan dengan aneka game berupa permainan tradisional.

Perut para pengunjung pun dimanjakan dengan aneka penganan tradisionalSulawesi Selatan yang dihadirkan lengkap dengan pembuatnya. Malam puncaknya berlangsung sejak pukul 7 malam. Sayangnya, saya dan pak suami harus memilih acara mana di antara serangkaian acara yang menarik itu yang hendak dihadiri karena ada hal-hal lain yang tak bisa ditinggalkan.


Memilih untuk hadir di kampus FT Unhas ini karena menjawab rasa penasaran saya yang belum pernah ke kampus baru. Sempat terpikir, berjalan-jalan di kampus, barangkali saja bisa memunculkan kenangan. Tentu saja tak ada kenangan di sini karena kenangan itu tertinggal di kampus lama – di Tamalanrea.

Namun demikian, insight baru yang bikin optimis ada di kampus baru ini. Bersyukur bisa menjadi salah satu saksinya. Rencananya, mengenai diskusi yang berlangsung akan saya tuliskan di tulisan berikutnya. Semoga saja bisa menuliskannya dengan baik, ya.

Makassar, 17 Juni 2019

Bersambung ke tulisan berikutnya

Baca juga tulisan-tulisan tentang HBH  IKATEK Unhas:

Tulisan-tulisan lain tentang/menyangkut Unhas:


HBH IKATEK Unhas 2019: Berkarib dengan Almamater #TEKNIKOLABORAKSI

$
0
0
HBH IKATEK Unhas 2019: Berkarib dengan Almamater dengan #TEKNIKOLABORAKSIPada kunjungan ke kampus baru Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) tahun ini, tak banyak yang ikut. Namun demikian, diskusi tetap berlangsung seru dan hangat oleh candaan di sela-selanya.

Ketua panitia – Anwar Mattawape menyampaikan laporan kegiatan pelaksanaan HBH Ikatan Alumni Teknik (IKATEK) Unhas. Secara garis besar ada dua bagian: Road to HBH (pre event) dan HBH yang berlangsung sejak pagi hingga malam hari pada tanggal 8 Juni lalu (baca tulisan sebelumnya: HBH IKATEK Unhas 2019: Antara Kenangan Maskulin dan Asa di Kampus Baru).


Ide Alumni untuk Memajukan Industri Maritim


Ketua panitia HBH IKATEK 2019 ini juga menyampaikan ide untuk memajukan industri maritim di Sulawesi Selatan, yaitu rencana pembangunan galangan kapaldi provinsi ini. Bukanlah mimpi hal seperti ini karena alumni Perkapalan sudah beberapa kali membuat galangan kapal, seperti di Batam dan Jawa, di Sul Sel saja yang belum.

Padahal potensinya besar karena ada sekira 22 ribu kapal per tahunnya melintasi Selat Makassar. Sementara Sul Sel hanya ada 1 galangan kapal (PT. IKI). Sejalan dengan itu, Ketua Ikatan Sarjana Perkapalan Unhas - Kak Muhammad Fitri Natriawanmengatakan bahwa sudah saatnya industri Perkapalan di Sul Sel bangkit kembali.

“Kita kekurangan 2500 potensi kapal yang harus dok tiap tahun. Oleh karena itu dibutuhkan 4 – 5 galangan kapal. Untuk itu dibutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah provinsi,” ucap Anwar yang akrab disapa No’.

Untuk itu, sudah ada sinyal bahwa pemerintah provinsi siap mendukung, terbukti dengan hadirnya Wakil GubernurAndi Sudirman Sulaiman, ST  di gelanggang futsal pagi hari itu dan kesediaan Gubernur Prof. Nurdin Abdullah menghadiri malam puncak HBH.

Kak Isradi Zainal - Ketua DPW Kalimantan IKATEK Unhas menekankan mengenai pentingnya adanya BK (Badan Kejuruan) Perkapalan di PII (Persatuan Insinyur Indonesia). Senada dengan hal ini, Habibie Razakmenyampaikan bahwa inisiatif untuk membentuk BK Perkapalan sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu melalui rapat IKATEK UH yang dihadiri pengurus dari Ikatan Sarjana Perkapalan Unhas (ISP) dan usulan ini perlu ditindaklanjuti.


Pentingnya Sinergi Alumni Teknik Unhas dengan Kampus


Bersama-sama tentu lebih kuat. Kali ini, alumni datang ke almamaternya untuk mendiskusikan hal-hal yang sekiranya bisa dilakukan bersama-sama. Sambutan civitas academica Fakultas Teknik Unhas pun menggembirakan dalam menerima kedatangan alumninya.

Dewan Pembina IKA Teknik Unhas – Kak M Sapri Pamulumemberi usulan agar dalam Mubes IKATEK Unhas, pihak fakultas bisa memberikan dukungannya sehingga langsung bisa bersinergi. Penting pula kelengkapan data base alumni dimiliki oleh fakultas.

Kampus-kampus di luar negeri bisa dijadikan contoh. Data base alumni mereka sedemikian bagusnya. Almamater senantiasa melemparkan kepada alumni perihal aktivitas-aktivitas di kampus, mengundang jika ada yang bisa mengerjakannya. Bahkan sekadar mengucapkan selamat ulang tahun pun menjadi perhatiannya.

“Tantangan ke depan agak berbeda, dibutuhkan peran kampus dalam mendorong keaktifan alumni agar aktif berkontribusi. Dengan model komunikasi informasi di zaman sekarang, lebih mudah sebenarnya menghubungi. Alumni seharusnya terus berkontribusi karena tidak ada artinya alumni tanpa almamater,” pungkas Kak Sapri.

Apresiasi dari petinggi universitas sudah diperlihatkan rektor Unhas – Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhusewaktu menghadiri ajang Universitas Menyapa Alumni di Batam. Kak Jamsir – Ketua  DPW IKATEK Sumatera – Singapore – Malaysia menyampaikan mengenai hal ini.

Sumber foto: FB Kak Sapri Pamulu

Pak Muhtar Ali– angkatan kedua Perkapalan berharap Unhas sebagai perguruan tinggi yang melahirkan sarjana Perkapalan pertama kali bisa memajukan industri perkapalan di Sul Sel. “Kolaborasi perlu, jaga nilai siri’,”cetusnya.

Ide Fakultas Teknik Unhas untuk Memajukan Industri Maritim


Dekan FT Unhas – Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad, MTjuga menyampaikan ide yang sejalan dengan yang dibicarakan alumni di atas.  Idenya adalah pembangunan Science Techno Park terkait industri maritim.

Menurut Pak Dekan, laboratorium dan SDM (sumber daya manusia) menuju ke sana sudah lengkap, tinggal inkubatornya yang perlu dipersiapkan. Di techno park ini nantinya ke-13 departemen di Fakultas Teknik bisa berkontribusi, saling mendukung satu sama lain.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia HBH IKATEK 2019 dan Kak Sapri Pamulu, Pak Dekan pun menyiratkan kebutuhannya akan dukungan pemerintah dan alumni untuk mewujudkan Science Techno Park.

Pendapat Alumni Tentang Hubungan dengan Almamater, Mahasiswa, dan Industri Maritim

Sumber foto: FB Kak Sapri Pamulu

1. Multi Disiplin Teknologi dan Skala Industri


Kak Aca (A. Razak Wawo) – Ketua Ketua DPW IKATEK Unhas Jabodetabekmenceritakan pengalamannya selama berkarir di Jawa sampai belajar multi disiplin keteknikan di industri strategis. Menurutnya, memang sudah waktunya kita fokus pada kemaritiman.

Senada dengannnya, Kak Jamsirmengatakan bahwa satu hal perlu diperhatikan mind-set untuk bidang teknologi adalah bahwa perlunya mempelajari bidang lain selain yang dipelajari saat kuliah. Kak Jamsir menyebutkan bahwa dirinya melihat pengalamannya sebagai lulusan Teknik Mesin yang kemudian di lapangan juga belaar Elektro, Oil and Gas, dan Perkapalan.

Habibie Razakmengamini perihal isu multi disiplin ini. Menurutnya, perlu mengarahkan mahasiswa untuk menjadi engineermulti disiplin agar kelak perspektif karirnya jauh lebih bagus. Peluang menjadi project manager atau project director terbuka lebar.


Di samping itu, Kak Aca juga menyinggung soal applied technology. Menurutnya fasilitas laboratorium perlu dipersiapkan ke arah komersial. Di Indonesia timur, kita membutuhkan hubungan yang mesra antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah.

Tantangan ke depannya adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan produksi massal dalam skala industri. Kita harus berusaha untuk kompetitif.

Nah, momentum HBH inilah waktu yang tepat untuk berkolaborasi dalam bentuk aksi nyata. Di luar negeri, semisal di China, perguruan tinggi, laboratorium, dan industri sudah merupakan satu-kesatuan. Mereka berkolaborasi dengan licensedunia.

2. Merutinkan Komunikasi


Untuk itu, Kak Aca Wawomengusulkan adanya diskusi rutin antara alumni dengan pihak fakultas dalam membicarakan potensi apa yang bisa dikembangkan ke depannya mengingat wilayah Indonesia timur memang membutuhkan fakultas Tekni dengan industri yang kuat.


Senada dengan Kak Aca, Kak Isradi Zainal - Ketua Ketua DPW IKATEK Unhas wilayah Kalimantan menyatakan perlu adanya bincang-bincang atau seminar atau lokakarya Inovasi Karya Teknologi– pas sekali singkatannya ”IKATEK”.

Menurutnya, penting dilakukan kegiatan mengekspos temuan fakultas/alumni ke media agar diketahui masyarakat luas. Banyak temuan kita yang tak terekspos, berbeda dengan jurusan Teknik dari kampus-kampus lain yang banyak mengekspos temuannya padahal Teknik Unhas tak kalah dengan mereka.

3. Dukungan untuk Almamater


“Universitas zaman kini harus menyesuaikan kuriulumnya dengan Industri 4.0 karena disadari atau tidak, banyak perubahan,” ucap Kak Isradi Zainal.

Kak Jamsirmenekankan pada pentingnya memberi perhatian untuk bidang industri Oil and Gas. Menurutnya, untuk bidang yang lain seperti Mesin, Sipil, Perkapalan, Unhas tidaklah ketinggalan bahkan bisa leading dari kampus-kampus lain di Indonesia.


Di zaman ini, terbuka peluang besar bagi mahasiswa dan alumni Teknik Unhas sehingga perlu mempersiapkan diri karena mulai running proyek-proyek industri minyak dan gas bumi di bagian timur Indonesia.

Di Batam yang notabene tempat industri, alumni FT Unhas membantu memfasilitasi mahasiswa FT Unhas yang Kerja Praktik ke sana. Namun tentunya, pihak universitas juga perlu memberi dukungan yang maksimal.

Di antaranya – menurut Kak Jamsir adalah, “Perlu memberikan jiwa entrepreneurship dan fighting spirit agar confidence. Kemampuan berbahasaadalah kemampuan mandatorybagi mereka. Tidak bisa berkarir skala nasional/internasional kalau kemampuan berkomunikasi lemah.”

Habibie Razak yang juga merupakan pengurus PII pusatbependapat bahwa lembaga kemahasiswaan tidak boleh hilang. Keterampilan berorganisasidibutuhkan oleh mahasiswa. Bukan hanya knowledge, yang harus diperhatikan oleh profesional adalah attitudedan kebiasaan yang baik.


Mengenai sertifikasi juga tak kalah pentingnya. Jumlah insinyur profesional di seluruh Indonesia (PII) baru 14.000 yang saat ini bisa berkompetisi dalam rangka MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dua atau tiga bulan lalu keluar PP (Peraturan Pemerintah) No. 25 tahun 2019. PP dari UU No. 11 tahun 2014 Tentang Keinsinyuran.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, salah satu patron keinsinyuran di Indonesia Timur adalah FT Unhas. IKATEK, harus memperhatikan juga regulasi dalam kompetensi/ sertifikasi ini. Mungkin perlu mencontoh kampus-kampus di Jawa.

Seperti UGM dan ITB yang almamaternya mengimbau alumninya untuk mengikuti Program Profesi Insinyur. Sertifikasi sangatlah penting sebagai bekal berkompetisi. Kemampuan berkompetisi dengan alumni dari kampus lainbisa menjadi kunci keberhasilan alumni.

Ir. H. Hamdam yang saat ini menjabat sebagai Wakil  Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menyoroti soal terbentuknya “ikatan emosional”antara alumni dengan pihak kampus. Misalnya membuat bentuk kesepakatan  kerja sama inovasi.

Penanaman pohon secara simbolis.
Sumber foto: FB Kak Sapri Pamulu

Juga bagaimana supaya putra-putri para alumni yang berada di luar Makassar/Gowa tertarik untuk melanjutkan pendidikan di FT Unhas. Belum lama ini, wilayahnya menjajaki MoU (memorandum of understanding) dengan rektorat Unhas untuk pengadaan dokter spesialis.

Menyikapi Tidak Lanjut Kerja Sama Alumni – Almamater FT Unhas


Ketua DPW Ikatek Unhas Jatimteng & DIY – Kak Askari Azismengingatkan mengenai pentingnya menindaklanjuti usaha bersama alumni untuk kelangsungan sinergitas antar alumni dan memikirkan sebagai sumber dana bersama.

Kak Sapri Pamulumenekankan sekali lagi mengenai perlunya membicarakan baik-baik bagaimana model kerja sama alumni – fakultas agar kongkrit sehingga bisa menjadi bahan musayawarah IKATEK Unhas dalam waktu dekat.

Sementara itu, dari pihak kampus Dr. Ilham Alimuddin urun suara. Menurutnya, data base alumni menjadi kekuatan. Akan mudah bekerja sama dengan alumni jika terkontrol dengan baik.

“Kerja sama apapun kalau ujung tombaknya dosen Teknik, bisa dibantu oleh pihak fakultas. Sudah ada international office yang akan mengakomodir kerja sama-kerja sama internasional ke depannya. Ada komitmen fakultas untuk mensupport alumni dalam bekerja sama,” ucap manajer Kemitraan dan International Office FT Unhas ini.

Sumber foto: FB Kak Sapri Pamulu

Dekan FT Unhasmengamini ucapan Dr. Ilham. “Jangan pernah lepas jabat tangan dengan alumni, prinsipnya. Kampus-kampus di luar negeri besar karena ikatan yang sangat kuat dengan alumninya,” ujar Pak Dekan dan menyatakan kesiapannya menunggu aksi lebih lanjut.


***

Seperti bermulanya: diawali dengan gerimis, pertemuan hari ini pun diakhiri gerimis yang menemani penanaman 50 pohon bitti secara simbolis.

Makassar, 19 Juni 2019

Bersambung ke tulisan berikutnya tentang malam puncak HBH


Baca juga tulisan sebelum ini:

Baca juga tulisan-tulisan tentang HBH  IKATEK Unhas:

Tulisan-tulisan lain tentang Unhas:


Menampik Gerimis di Malam Puncak HBH IKATEK Unhas 2019

$
0
0
Gerimis masih saja membayangi usai pertemuan dan sepanjang perjalanan pulang dari kampus FT Unhas (Fakultas Teknik Universitas Hasauddin) Gowa. Kak Isradi Zainal mengajak kami singgah makan siang di sebuah rumah makan. Senior satu ini, seperti juga beberapa senior lain, setia pulang setiap event HBH (Halal Bihalal) IKATEK (Ikatan Alumni Teknik) Unhas.



Seru juga, kami bertukar cerita mengenai masa lalu dan masa kini. Tentang pondokan (sebutan untuk kos-kosan) dulu, tentang cerita lama lainnya, tentang politik, dan tentang dunia kampus. Eh, kalau saya lebih banyak dalam posisi sebagai pendengar sebenarnya, sesekali nimbrung saja. 😆

Dan dengan penasarannya abang senior ini bertanya seputar saya dan pak suami. Beliau ini seangkatan dengan suami saya (1988) tetapi baru ngeh jika kami pasangan suami-istri soalnya pada HBH tahun-tahun lalu, biasanya Kak Isradi melihat suami saya sendirian karena saya sedang bersama teman-teman seangkatan (1992).

“Kalau mau ke Akkarena bilang-bilang, nah. Hubungi saya, siapa tahu nanti bisa sama-sama pulang,” ucap Kak Isradi saat mengantar kami pulang.

Booth foto

Kami mengiyakan. Namun dasar kami merupakan pasangan yang penuh pertimbangan, seperti sebelum berangkat di pagi hari, kami masih mempertimbangkan untuk pergi pada malam harinya. Maklum saja, gerimis masih saja membasahi tanah. Langit pun masih mengelabu. Sementara tempat pelaksanaan acara di pantai yang nota bene merupakan tempat terbuka.


Cuaca terlihat bersahabat usai maghrib. Walaupun sudah melewatkan beberapa agenda, seperti lomba-lomba permainan rakyat tradisional yang berlangsung sejak siang hari dan permulaan acara malam puncak HBH, kami tetap menuju ke Pantai Akkarena usai shalat isya.

Di gerbang, dua orang panitia beserta satpam berjaga-jaga, mencacah peserta malam puncak HBH 2019. Peserta HBH gratis masuk ke salah satu spot pariwisata di Makassar ini. Kami dipersilakan masuk setelah mengatakan tujuan menghadiri HBH FT Unhas.

Area lokasi HBH mudah ditemukan. Pastinya yang paling ramai oleh pengunjung, ada panggung, banyak peserta yang sedang duduk, dan ada makanan. Melihat booth foto yang terletak di bagian depan sedang sepi, pak suami memberi isyarat untuk berfoto dulu. Jarang-jarang kami foto berdua maka tentu saja booth foto seperti ini tak akan kami lewatkan ketika sedang sepi.

“Tidak untuk suami – istri!” canda Kak Agus (Mesin ’90) kepada kami yang sedang berpose canggung di bawah siraman cahaya lampu sorot.


Area utama sudah padat oleh alumni. Kabarnya 5000 alumni hadir hari ini. Di antara suara canda-tawa yang terdengar, sembari menelusuri area menuju pusat kehidupan di situ (meja makan maksudnya 😊) saya berusaha menangkap apa yang sedang berlangsung di panggung utama.

Kata sambutan mengenai ide galangan kapal dan industri maritim di Sulawesi Selatan dari Ketua Panitia HBH IKATEK 2019 – Anwar Mattawapemenjadi backing speech ketika kami bertemu, bertegur sapa, dan mengobrol sejenak dengan Pak Rahmat – dosen mata kuliah Matematika Teknik kami dulu.

Kak Fitri Nariawan – Ketua ISP (Ikatan Sarjana Perkapalan), Pak. A Herry Iskandar (Dewan Pembina IKATEK Unhas), Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad, MT – Dekan FT Unhas membicarakan perihal industri maritim (galangan kapal dan techno park) dan harapan untuk berkolaborasi antara alumni – fakultas – pemerintah.


Saya tak fokus lagi memerhatikan secara detail apa yang terjadi di atas panggung ketika melihat Uche dan Ocha – dua dari teman seangkatan (beda jurusan) di dekat pusat kehidupan. Untungnya masih ada tempat kosong di dekat Uche maka jadilah kami berbincang seru.

Sekilas saya mendengar Bapak Gubernur Prof. Nurdin Abdullah, Bendahara Umum IKA Unhas – Bapak Syarif Abdullah, dan Wakil Rektor (WR) 3 Unhas – Bapak Prof. Arsunan Arsinmenyampaikan apresiasi dan harapan kepada alumni FT Unhas akan kiprahnya di Sulawesi Selatan dan Indonesia.

Gerimis yang sudah berhenti kembali turun. Untungnya besaran air yang turun dari langit itu masih bisa ditampik oleh hadirin. Tak sampai membuat kami basah, masih bisalah ditolerir. Tak lama kemudian (ibu dosen jurusan Perkapalan) Wihdat bergabung dengan kami.


Jangan tanya detail apa yang terjadi di panggung, saya sungguh tak fokus lagi soalnya kami sibuk menikmati makan malam sembari berbagi cerita sambil ceritai menunggui Nine yang belum datang juga. Setelah ditelepon beberapa kali baru dia meluncur ke Akkarena. Pas ketika kami sedang mencari tempat asyik buat foto-foto baru mamak gondrong ini muncul.

Seingat saya, setelah Paduan Suara Mahasiswa Teknik Unhas menampilkan Mars Teknik, Himne Teknik, dan mars 6 jurusan (Sipil, Arsitektur, Perkapalan, Elektro, Mesin, dan Geologi), ada suguhan lagu-lagu termasuk dari beberapa grup band angkatan/jurusandari kalangan alumni Teknik Universitas Hasanuddin.

Selain itu ada penyerahan secara simbolis amanah penyelenggaraan HBH IKATEK tahun depan kepada Ikatan Alumni Teknik Sipil. Penyelenggaraan di tahun depan akan menjadi penyelenggaraan reuni terakhir dalam satu siklus. Setelah itu akan dibicarakan oleh pengurus bagaimana kelanjutan pertemuan alumni.
"Anak 92". Foto: Ocha.

Sajian  hiburan teatrikal ditampilkan oleh adik-adik mahasiswa dalam membawakan Teknik Rapyang entah sudah berapa puluh tahun menjadi “slogan” dalam prosesi penerimaan mahasiswa baru:
Aku ini anak Teknik – mahasiswa yang enerjik.
Kengkreng itu sarapanku – makanan paling bermutu.
Aku bangga jadi anak Teknik – karena aku yang terbaik.
Gayaku caraku tingkahku – selalu jadi perhatian.
Aku suka Teknik – Teknik suka aku.
Itu namanya dibolak-balik – Yeah.

Ah ya, tentunya tak ketinggalan juga, ada “lagu kebangsaan” WE ARE THE CHAMPION-nya Queen. Kali ini diperdengarkan sambil menyimak atraksi para dancer yang mengenakan pakaian yang mengeluarkan warna dalam gelap.

Ketika lagu ini berkumandang, posisi kami tak lagi dekat meja makan, melainkan sudah di sisi lain area HBH dan beramah tamah dengan para teman, kanda senior, dan dinda yunior yang kami kenal.
We are the champions, my friend.
And we’ll keep on fighting till the end.
We are the champions, we are the champions.
No time for looser cause we are the champions.
Of the world.

Berbagai angkatan. Foto: Ocha

Ah, saya bersyukur lulus dari Fakultas ini. Kampus yang sarat atmosfer maskulin dan mewariskan semangat fighting till the end. Kampus yang membekali saya semangat pantang menyerah hingga hari ini dan tetap menatap ke depan walau perjalanan hidup bagaikan dalam roller coaster.

Makassar, 21 Juni  2019

Tulisan terakhir dari 3 tulisan tentang HBH 2019

Baca juga tulisan sebelum ini:


Baca juga tulisan-tulisan tentang HBH  IKATEK Unhas:


Tulisan-tulisan lain tentang Unhas:


Trendi dengan Tote Bag, Ini Kelebihannya

$
0
0
Istilah TOTE BAG belum terlalu lama saya kenal. Sejak kecil, sampai di awal pernikahan saya belum mengenal istilah ini. Ketika booming istilahnya, pada awalnya saya pikir jenis tas baru ini. Rupanya bukan. Saya sudah tahu jenis tasnya hanya baru nge-trend istilah ini. Dulu sih disebut TAS JINJINGsaja.  
Sekarang ini, tote bag menjadi pilihan model tas yang digemari kaum Hawa. Beberapa kawan saya senang membawa tote bag. Terkadang saya memakinya juga, tergantung situasi dan kondisi.


Pada beberapa kesempatan saya membawa tote bag sebagai tas tambahan karena barang-barang yang dibawa tak muat lagi di dalam tas sandang atau ransel yang saya kenakan. Dasar mamak rempong, yak. 😝

Definisi Tote Bag

Tas jenis ini dapat digolongkan sebagai tas yang dibawa cukup satu tangan saja (istilahnya tas jinjing). Tote bag dapat dipakai untuk membawa buku, atau benda-benda keperluan apa saja. Kalau saya menggunakannya untuk membawa mukena, payung, dan tempat air minum.

Penggunaan tote bag sangat fleksibel yang mengharuskan tas jenis ini diproduksi dengan menggunakan bahan yang kuat seperti kanvas, nilon, jins, atau jenis bahan kain lainnya yang karakternya kokoh dan tidak mudah rapuh.

Secara tekstur, tote bag dilengkapi dengan dua tali pegangan di bagian atasnya, dimana berdasarkan fungsi serta tujuannya, jenis tas jinjing ini biasa diproduksi dalam berbagai ukuran serta desain, dari ukuran kecil hingga jumbo.


Dalam masyarakat kita, desain tas jenis ini yang beraneka ragam merupakan bagian pelengkap mode busana yang cukup praktis untuk menemani aktivitas sehari-hari. Jadi, tote bag tidak hanya didesain kuat membawa beban namun juga modis dan menjadikan pemakainya bergaya.

Di samping itu, tas jenis ini sudah digunakan sebagai alternatif terbaik untuk berbelanja karena biasanya dibuat dari kain kanvas yang lumayan kuat dan tahan lama. Tote bag juga sangat dikenal ramah lingkungan (eco-friendly).

Mereka yang peduli dengan gerakan mengurangi sampah plastik pun biasa membawa tote bag kosong di dalam tas utamanya. Tujuannya agar bisa digunakan jika sewaktu-waktu harus berbelanja. Dengan demikian, tak perlu lagi meminta kantong plastik kepada kasir mini/super market.

Dengan demikian, tote bag menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan. Di samping karena modelnya tak rumit sehingga membuatnya lebih mudah dibanding tas jenis lain, yang tak kalah pentingnya adalah biaya produksi sablon tote bag ini murah dan tidak banyak menguras modal usaha.


Nah, buat kalian yang sedang mencari peluang usaha, bisa nih dipertimbangkan. Sebab, selain bisa digunakan sebagai pelengkap fashion perempuan trendi jaman now, bisa disimpulkan dari pengamatan dan menurut berbagai sumber, inilah beberapa kelebihan tote bag di antaranya:

1. Simple digunakan
Tidak seperti ransel yang agak ribet ketika dilepas dari punggung, tote bag akan terkesan lebih sederhana untuk digunakan. Tas ini telah dilengkapi dengan pegangan yang sempurna dan menggantung di bahu tas. Kita hanya cukup memindahkan tangan untuk meraih benda-benda yang diinginkan di dalam tas.

2. Memiliki banyak fungsi
Dalam segala aktivitas seperti kongkow di cafeatau kampus, bahkan di tepi pantai saat anda berjemur, tas ini layak menemani anda karena kebersahajaannya dan sangat fleksibel. Cukup merogoh kantong untuk mengambil sesuatu tanpa perlu membuka resletingnya.

3. Penampilan elegan
Tote bag dapat diadaptasikan dengan jenis busana yang kita pakai. Untuk acara resmi maupun acara non resmi pun, tas ini akan melengkapi penampilan elegan anda seraya tak perlu lagi merasa tidak nyaman. Tak hanya itu, di kala santai pun, tas ini dapat digunakan. Menariknya, pembuat tas jenis ini banyak yang memilih desain yang universal dan menyeluruh yang bisa dipakai di segala kesempatan.

4. Desain yang unik
Tas jenis ini memiliki ragam desain yang memanjakan mata. Kita dapat memilih tas ini sesuai dengan keperluan, ukuran, bentuk, dan berbagai karakter lainnya. bahkan ada sebagian desain memiliki dua pegangannya, dimana pegangan utama untuk menggantung di bagian bahu serta berfungsi sebagai tali tambahan yang karenanya dapat langsung dilipat atau digantung. 


Tas jenis tote bag ini cocok untuk bermacam kepribadian manusia. Tinggal mencocokkan dengan desainnya saja. Sekali lagi, sudah banyak yang menggunakannya dalam berbagai kesempatan jadi tidak perlu ragu menjadikan tote bag sebagai tas kesayangan atau kalau ingin menjadikannya produk wira usaha.

Makassar, 22 Juni 2019


Keterangan:
Sumber gambar: dari porinto.com

Selalu Ada Saat Pertama dalam Berpetualang dan Keberuntungan Ketika Lolos dari Maut

$
0
0

“Ma, pegal ki pahaku,” lapor si sulung sepulang dari tempat kawannya. Saya pikir ini hal biasa, bukan karena pengalaman pertama berpetualang. Ternyata saya salah ...

“Kenapa bisa?” pertanyaan standard ini saya lemparkan kalau ada pernyataan seperti yang dikeluarkannya.

“Tadi pergi ka’ sama temanku naik motor ke Rammang-rammang,” jawabnya enteng.

Heh? Dari Makassar ke wilayah Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros? Naik motor? Seumur-umur baru kali ini dia naik motor sejauh itu. Tidak bilang-bilang ke saya lagi.


Tapi reaksi saya wajar saja. Saya tertawa. Pemuda sesekali melakukan petualangan tak apalah ya. Apalagi lepas ujian SMA yang berderet-deret. Saya juga pernah muda. Walaupun bukan bocah petualang, saya tahu sesekali perlu juga menjelajah. Perlu ada “saat pertama” dalam melakukan sesuatu yang berbeda.

Saya tak marah karena saya tahu dia pasti pergi dengan temannya tanpa rencana sebelumnya. Perjalanan yang tak direncanakan. Yang begitu ngumpul, tercetus lalu saling mengompori untuk berangkat. Saya tahu sebagian anak muda melakukannya. Mungkin malah hanya saya yang tak pernah tak terencana dalam bepergian jauh seperti itu. Saya orangnya suka yang terencana, sih. 😊

Saya ingat, beberapa bulan lalu, si sulung pernah pulang habis magrib. “Kenapa baru pulang, Nak?” pertanyaan standard ini saya tanyakan kalau pulangnya setelah magrib dan tidak berencana sebelumnya. Lalu mengalirlah cerita dari mulutnya.

“Saya bawa motornya adik kelasku tadi,” ujarnya. Saya melongo. Soalnya dia belum punya SIM dan belum pernah berkendara di jalan raya. Saya dan papanya ingin dia patuh aturan, tak berkendara sendiri di jalan umum jika belum cukup umur dan belum punya SIM.

“Kau kan belum punya SIM. Kenapa bisa?” tanya saya.

“Guruku yang suruh ka’,” jawabnya.


Jadi ceritanya, saat usai pelajaran sekolah, ada adik kelasnya yang tiba-tiba sakit. Badannya demam. Guru yang mengetahui kondisi tersebut menyuruhnya membawa kendaraan si adik kelas.

“Kenapa bukan yang lain yang disuruh bawa motor adik kelasmu?” tanya saya lagi.

“Yang lain ada kendaraannya, saya ji yang tidak.”

“Ooh, itu mi makanya Kamu yang disuruh bawa motornya adik kelasmu.”

Jadi begitulah, si sulung membawa motor adik kelasnya dengan perasaan deg-degan sampai di rumah si adik kelas. Gurunya melarang adik kelas ini membawa sendiri motornya, khawatir kenapa-kenapa di jalan karena sedang sakit. Si adik kelas pulang ke rumahnya naik kendaraan umum.

Untungnya rumah si adik kelas tak jauh dari sekolah, juga tak jauh dari rumah kami. Untungnya juga tak ada polisi yang memeriksa kelengkapan surat-surat yang dibawanya. Saya yang mendengar ceritanya mengucap hamdalah dalam hati.

Bersyukur karena si sulung terlibat dalam perbuatan baik sore itu, karena dia tiba dengan selamat sampai di rumah, dan karena dia tak menyembunyikannya dari saya.

Case was closed karena kasus khusus. Tentu saja saya tak marah. Saya paham sekali bahwa perlu ada “saat pertama” dalam melakukan sesuatu. Kalau saat pertama si sulung berkendara sendiri adalah pada sore itu. Apa boleh buat. Sudah terjadi dan bukan disengaja, bukan pula untuk iseng.

Teringat cerita seorang teman yang saat pertamanya membawa mobil sendiri ketika mahasiswa, ada pekerjaan sebuah kepanitiaan yang harus diselesaikan malam itu juga dan hanya dia yang bisa melakukannya. Jadilah saat itu merupakan pengalaman pertamanya menyetir mobil sendiri.

Kalau ada kejadian seperti ini, saya spontan teringat ibu saya. Terefleksi ke masa lalu, apa yang terjadi jika adik laki-laki saya mengalami hal yang sama seperti yang dialami si sulung. Kalau terjadi, dia pasti tidak akan melaporkannya kepada ibu kami.

Saya ingat pengalaman saya saat pertama kali belajar mengendarai sepeda motor dan terjatuh ke dalam got. Saya sama sekali tak pernah dan tak mau menceritakannya kepada Ibu, sampai sekarang pun. Oya, selain itu saya punya pengalaman pertama kali naik sepeda yang modelnya macam sepeda balap. Cerita ini tak pernah pula saya ceritakan kepada ibu saya.

Gambar dari mobil.mitula.co.id

Di saat itu, zaman saya SMP, sepeda balap disebut “specil” alias sepeda cicilan karena banyak yang berusaha memilikinya dengan cara mencicilnya. Dan sepeda ini menjadi primadona saat itu, anak-anak ABG banyak yang memilikinya.

Ketika itu, saya ingin mencoba sepeda milik kawan saya. Ukurannya cukup tinggi. Saya belum pernah naik sepeda seperti itu sebelumnya. Saya hanya bisa mengendarai sepeda mini jadi penasaran juga merasakan mengendarai sepeda balap.

Saya meminjam sepeda itu, membawanya keluar dari jalan dr. Soetomo menuju jalan Botolempangan. Tiba-tiba, saat masih di jalan Botolempangan, saya merasa tidak bisa menguasai diri. Dari arah depan terlihat mobil lurus mengarah ke saya. Seingat saya mobil itu jenis VW Combi.

Seketika saya panik dan berpikir mungkin inilah akhir hidup saya. Saya membeku, tak bisa membelokkan sepeda. Sepeda terarah lurus ke depan. Entah kenapa saya juga tak sanggup mengerem. Konyolnya, saya malah memejamkan mata selama beberapa menit sementara kaki tetap mengayuh sepeda.

Beberapa detik berlalu. Tak terjadi apa-apa. Hanya saja jari tangan kelingking sebelah kanan saya tersambar sesuatu. Saya masih terus mengayuh dengan mata tertutup. Masih tak terjadi sesuatu yang dahsyat. Saya masih hidup! Saya kemudian memberanikan diri membuka mata. Tak mungkin kan mengayuh dengan mata yang terus tertutup?

Alhamdulillah, saya selamat dari maut. Saya melanjutkan mengayuh dengan dada berdebar-debar, berbelok di tikungan berikutnya dan kembali ke rumah sabahat di jalan dr. Soetomo lalu mengembalikan sepedanya. Jari kelingking kanan saya teras sakit. Rupanya tersambar mobil yang tadi mengarah lurus ke arah saya.

Akibat dari peristiwa itu masih bisa saya kenang hingga sekarang pada bentuk jari kelingking kanan saya. Khusus di jari itu saja, tulangnya membengkok. Untungnya tidak sampai patah. Nantilah kalau kalian bertemu saya dan ingin melihatnya, saya perlihatkan, ya. 😊

Makassar, 23 Juni 2019

Selalu ada saat pertama, Nak dan adalah sebuah keberuntungan jika lolos dari maut maka berhati-hatilan di mana saja berada dan selalu ingat Allah 💙💚💛💜💝

Awet Muda dengan Renner Beauty Cosmetics

$
0
0
Awet Muda dengan Renner Beauty CosmeticsSudah lama tak bertemu kawan blogger satu ini, ketika bertemu pada acara  Ramadan blogger Makassar. Ketika bersalaman, dia menatap saya dan berkata, “Kak Niar …. makin awet muda.”

Eh, benarkah?

Renner Beauty Cosmetics

Sekira dua bulan sebelumnya, ada juga yang berkomentar mirip. Katanya sih, wajah saya terlihat makin fresh. Iyakah? Senada dengan itu, seorang teman putri saya berkomentar yang mirip sembari menatap wajah saya. Masya Allah.

Ketika saya ceritakan ke pak suami dan diakhiri dengan pertanyaan semacam “iyakah?”… eh do’i malah tersenyum dan berkata bahwa kawan itu cuma menyenangkan hati saya.

😑😒😬

“Eh, kalau memang benar itu, berarti yang saya pakai selama ini bagus khasiatnya, toh, Pa? Saya kan lagi pakai produknya Renner. Bukan ja’ mau dibilangi awet muda,” sergah saya membela diri.

Saya tak mengada-ada! Saya tak haus pujian sekarang. Tahu diri. Tahu usia. Saya bukan jenis perempuan penggila pujian. Pujian itu melenakan, sering kali malah berefek tak baik. Bisa-bisa malah jadi korban penyakit ain. Karena hanya Allah yang layak dipuji.

Pada usia 45 ini, siapapun yang melihat saya pasti menyapa saya dengan “BU”, tak ada lagi yang berani menyapa “DIK”. Bahkan untuk menyapa “KAK” saja, sudah ada yang tak bersedia melakukannya #kasihannyadeh.

Tak seperti dua puluh tahun lalu, masih ada yang ikhlas menyapa saya dengan kata DIK. Pada usia 27,  dan jelang 30, masih ada yang mengira belum nikah. Pada usia 30-an, masih ada yang mengira saya masih mahasiswa S1. Setahun lalu ada sih yang mengira saya mahasiswa tapi kayaknya dia mengira saya mahasiswa S3 😩.

Renner Beauty Cosmetics

Ndak papa …ndak papa. Saya sudah legowo menerima keadaan sebagai ibu-ibu berusia cantik. Saya malah sulit menerima kalau ada yang usianya jauh lebih muda daripada saya dan memanggil saya dengan nama saja.

Nah, saya kadang-kadang menguji produk yang saya pakai, apakah memang benar-benar berkhasiat atau tidak. Kalau memang benar berkhasiat berarti klaim produknya benar dong ya. Kalau tidak, berarti sudah waktunya ditinggalkan.

Sekarang saya lebih care dengan urusan perawatan wajah karena di usia kepala 4 ternyata kulit makin mudah terlihat kusam. Terlihat kusam means bukan sekadar tampak di mata kan, berarti secara fisik sesuatu yang tak baik sedang terjadi pada kulit. Dan kalau kulit kusam tak dirawat maka akan makin kusam dan makin kusam.

Usia kepala 4 tak sama dengan sewaktu masih berusia kepala 2. Kalau mau cuek, tidak terlalu besar efeknya. Pada usia kepala 4 ini, saya takutnya kalau cuek, kulit saya mengalami hal yang tak bagus. Terlebih jika mengingat saya kurang konsumsi sayur dan buah.

Ketika ada yang mengatakan wajah saya terlihat berbeda dalam artian positif, saya merasa bersyukur telah memakain produk yang tepat. "Awet muda" hanyalah efeknya. Nah, sewaktu kawan tersebut mengatakannya, saya tengah memakai beberapa dari rangkaian produk Renner Beauty Cosmeticsini:

Renner Peeling Spray dan Peeling Lotion


Kandungan vitamin E, mineraloil dan exfoliants-nya berfungsi untuk membersihkan pori-pori di wajah yang disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati. Selanjutnya peeling spray/peeling lotion meregenerasi kulit wajah agar tetap bersih, sehat, bebas noda, bebas kerut, dan awet muda.

Renner Beauty Cosmetics

Produknya ini dua macam, saya menggunakannya secara bergantian, sepekan 2 – 3 kali. Lotion untuk wajah, sementara yang spray (liquid) bisa untuk wajah dan anggota tubuh lainnya.

Selain itu fungsinya lain baik lotion maupun spray adalah mengecilkan pori-pori, mencerahkan dan mengencangkan kulit wajah, menghilangkan komedo, memudakan bekas jeawat. Untuk peeling spray ada fungsi tambahannya lagi, yaitu: mencerahkan leher yang kusam, mencerahkan kulit tangan, dan mencerahkan kulit kaki.


Renner Facial Wash


Facial wash terbuat dari bahan alami, yaitu PYRUS MALUS ( APPLE ) FRUIT EXTRACT, COCONUT OIL, dan OLIVE OIL. Selain itu juga mengandung  Salicylic acid, sehingga cocok untuk kulit berjerawat. Sifatnya tidak menghilangkan kelembaban alami kulit.

Kandungan lainnya adalah Glutathione, yaitu enzim yang memiliki kandungan anti Oksidan tinggi  yang mampu menangkal radikal bebas. Kemampuan anti oksidan ini mampu memberikan effect tingkat kecerahan yang maksimal.

Renner Beauty Cosmetics

Berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah, menghilangkan noda/flek hitam dan bekas jerawat, memiliki pH yang seimbang sehingga aman buat kulit, dan cocok untuk semua jenis kulit.

Renner Serum


Berfungsi memberi nutrisi ke dalam kulit sehingga kulit wajah menjadi lembab dan sempurna karena bebas flek hitam dan jerawat. Saya sebenarnya pernah menuliskan tentang serum tersebut di blog ini. Saya suka serumnya karena wajah terasa lebih kenyal dan tidak terasa lengket di wajah setelah dioleskan.

Renner Beauty Cosmetics


Testimoni saya selengkapnya tentang serum vitamin C dari Renner ini bisa dibaca di Testimoni Renner Beauty Serum Vitamin C untuk Anti Aging.

Renner Lip Cream


Teksturnya yang lembut dan ringan, halus, dan bebas kerut menjaga bibir agar tetap lembab dalam waktu lama. Lip cream yang kiss proof karena anti transferini diperkaya vitamin E, Beta Glucan, Gluthatione, dan Aloe vera.

Favorit saya yang warna nude.

BETA GLUCAN adalah suatu bentuk serat larut yang digunakan dalam perawatan kulit berabad-abad lamanya, serta membantu meringankan rasa gatal dan nyeri dan membantu menyembuhkan luka ringan. Beta glucan ini dikenal karena efek pelembab dan peredaman  pada kulit. Fungsinya utamanya adalah dapat membantu mengurangi keriput dan anti aging.

***

Efek besar yang saya rasakan selama mengaplikasikan produk untuk wajah adalah berkurangnya keriput dan menyamarkan efek mata panda ketika tidurnya kemalaman. Akhir-akhir ini di bawah mata saya sering timbul efek mata panda berupa warna yang menggelap di area bawah mata.



Kulit di situ jadi lebih kering. Namun sejak menggunakan serum, sabun, spray, dan lotion Renner, efek mata panda itu tak timbul lagi. Jadi, menurut saya kesemua produk ini memang lebih mencerahkan dan mengencangkan kulit wajah saya.  

Selain jaminan kualitas, tentunya rangkaian Renner Beauty Cosmetics sudah dilengkapi dengan sertifikat BPOM dan sertifikat halal dari MUI sehingga buat yang menginginkan kehalalan dan keberkahan produk, tak perlu khawatir lagi.

Lebih percaya diri bergaul dengan yang muda-muda 💚


Makassar, 27 Juni 2019


 Catatan:

Untuk keterangan lebih lanjut tentang produk ini, hubungi 081343734447 (WA). Bisa juga menghubungi saya via media sosial.

Drama Ojek Online: Ketika Si Bungsu Dituduh Merusakkan Mobil

$
0
0
Drama Ojek Online - “Bu, anak ta’ kasih rusak itu,” tunjuk driver mobil ojek online yang kami tumpangi menuju gedung Haji Bate di Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Mata saya beralih pada pegangan pintu mobil di samping si bungsu yang ditunjuknya, pada bagian dalam pintu mobil yang ditunjuk si driver di jok depan. Terlihat ada yang tak beres di situ. Ada bagian pegangan pintu mobil yang rusak.

Afyad sudah duduk di samping pak sopir. Saya yang duduk tepat di belakang Afyad menepis tangan Afyad yang hendak meraih pegangan pintu mobil. Saya bengong. Mencoba mencerna dengan cepat apa yang sebenarnya terjadi. Ini kasus serius. Anak bungsu saya dituduh merusakkan pegangan bagian dalam pintu mobil!


Bagaimana bisa seorang anak kecil merusakkan pegangan pintu mobil? Ini kan bukan mobil kaleng-kaleng?

Saya diam saja. Tak berkomentar apa-apa. “Barangkali Afyad tutup pintunya terlalu keras?” Athifah berkomentar. Saya masih diam saja. Masih mencoba mencerna apa yang terjadi dengan segala kemungkinannya. Saya tak ingin langsung menyalahkan si bungsu ataupun si driver karena saya tak menyaksikannya sendiri.

Saya lihat ada penahan yang terlepas di situ. Kata si sopir, ada baut yang dipasangnya tapi terlepas. Saat anak saya menutup pintu mobil, bagian yang ditariknya terbuka. Bagian yang terbuka itu ditutup kembali tetapi bautnya sudah tak ada di situ.

Saya yakin kalau kondisi mobil tentunya bukan yang masih benar-benar bagus. Pasti sudah ada kerusakan sehingga tangan seorang anak kecil bisa merusakkannya. Saya tak mau kami dipersalahkan sepenuhnya.

Bisa jadi sudah ada yang merusakkan bagian dalam pintu mobil itu. Kalau memang ada baut yang menahan, mana baut itu?

Ketika saya pertanyakan, sopir itu mengatakan bahwa tadi ada bautnya. Nanti dia akan tunjukkan apa yang rusak. Saat saya pertanyakan, “Mana bautnya?” Dia menjawab, “Saya tidak tahu, Bu.”

“Kalau masih bagus, tidak akan langsung rusak. Ini memang tidak benar-benar bagus toh?” saya bertanya pada si sopir. Dia mengakui kalau memang ada kerusakan tetapi dia sudah memperbaikinya dan menambalnya dengan satu baut. Sekarang anak saya melepaskan baut itu.

Dalam pikiran saya, kalau memang ada bautnya, seharusnya jatuhnya tidak jauh-jauh dari Afyad dan pintu mobil namun sampai kami turun dan menelisik bagian itu, baut itu tak ditemukan. Si sopir tetap mengatakan, “Saya tidak tahu, Bu.”

Bagian yang dilingkari itu yang terlepas ketika Afyad
menutup pintu mobil

Sungguh sebuah perjalanan yang kaku. Berdiam diri sepanjang jarak lebih 6 kilo meter itu sama sekali tak asyik. Anak-anak mengerti apa yang terjadi. Mereka diam saja, tak berkata sepatah kata pun sepanjang perjalanan hingga tiba di Gedung Haji Bate.

Hari itu kami harus menghadiri pernikahan ponakan saya yang jauh-jauh datang dari kota Palu. Anak dari sepupu saya yang blasteran Palu – Gorontalo menikahi perempuan asal Gowa. Sepupusaya – Kak Sri namanya, dia anak bungsu dari kakak sulung ibu saya.

Dalam pikiran saya berkecamuk segala kemungkinan yang akan terjadi. Diam-diam saya menghubungi suami saya dan menceritakan masalah ini. Kami berdiskusi. Suami saya menginstruksikan supaya membayar saja kalau si driver minta bayaran, ganti rugi atas kejadian ini. Asalkan masih wajar, tak mengapa.

Saya kira masuk akal. Toh kami juga sama sekali tidak bisa bebas dari “kesalahan” ini. Kami sudah membuat si sopir tak nyaman. Saya memang harus mengakui bagian mana kesalahan kami. Tetapi saya juga sudah siap berdebat jika perdebatan yang akan terjadi. Bahan baku mobil yang kami tumpangi seharusnya bukan terbuat dari kaleng yang gampang terlepas!

Saya menyadari pula bahwa di saat ini anak-anak bisa belajar bagaimana cara saya mengatasi masalah. Mereka kelak akan meniru sikap dan cara saya. Apakah saya role model yang tenang atau pemarah? Apakah saya role model yang angkuh atau legowo? Dan apakah saya role model yang bisa membereskan masalah atau seorang pecundang?

Saya memikirkan semuanya hingga mobil diparkir di halaman gedung. Si sopir bertanya apakah saya mau melihat kondisi bagian dalam pintu mobil yang dirusak anak saya. Saya mengiyakan. Kami turun dan berkumpul pada sisi kiri mobil.

Seharusnya seperti ini jika belum rusak.

Saya kira saya akan menemukan baut yang dikatakan di driver terpasang di situ. Ternyata tak ada. Saya pertanyakan hal tersebut. Saya bilang padanya bahwa kondisi mobil itu tidak prima. Tentunya kalau masih bagus tak akan secepat ini rusaknya.

“Saya minta maaf atas kondisi ini. Tapi pintu mobil ta’ tidak sama sekali bagus kondisinya, kan? Anak saya sudah sering duduk di bagian depan dan tidak pernah ada kejadian apa-apa,” ucap saya.

“Iya, Bu. Saya cuma sampaikan ke kita’ supaya jadi bahan pelajaran. Supaya tidak terulang lagi. Jangan sampai nanti dapat ki’driver yang pemarah. Jangan sampai nanti anak ta’ kacca-kacca,” ucap si sopir. Maksudnya, jangan sampai tangan anak saya usil memegang-megang yang ada di mobil orang.

“Anak saya biasa ji duduk di depan dan selama ini tidak apa-apa. Lain kali bilang ki’ sama penumpang ta’ untuk tidak duduk di kursi depan!” sejak tadi saya menjaga nada suara untuk tidak terdengar lemah. Saya usahakan bersuara tegas meskipun volume suara saya tidak keras.

“Jadi, bagaimana, saya kasih ki’ tip?” saya mengajukan solusi yang kira-kira bisa sama-sama enak.

“Jangan mi, Bu. Tidak usah. Saya hanya menyampaikan saja supaya tidak terjadi lagi.”

“Oke, saya minta maaf ya, Dek. Terima kasih.”

Si driver yang masih nampak tegang mengangguk dan kembali ke bangku pengemudi. Saya mengajak anak-anak untuk masuk ke dalam gedung sembari mengoperasikan aplikasi. Saya memberikan si driver bintang 5 dan memberikan dia tip sejumlah Rp. 30.000.

Alhamdulillah, masalah ini selesai win-win solution bagi saya. Entah bagi si driver. Saya bersyukur dia tak memperpanjang masalah ini. Seandainya dia mempermasalahkannya terus, saya siap berdebat dengannya dan siap memperkarakannya ke kantor ojek online.

Tentunya tak elok menimpakan kesalahan sepenuhnya kepada penumpang atas kondisi mobil yang sudah mulai rusak, hanya ditambal seadanya. Syukurlah dia tak melakukannya. Saya meminta Afyad untuk tak lagi naik di bangku depan ojek online. Dan semoga, baik Afyad maupun Athifah merekam cara penyelesaian masalah ini dengan catatan yang baik.

Makassar, 30 Juni 2019

Baca juga:






Setelah Huru-hara SBMPTN dan PPDB: Jauh dari "Orang Dalam"

$
0
0
SBMPTN(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun ini jadi istimewa bagi saya. Karena saya dan dua anak kami menjadi yang terlibat di dalamnya. Si sulung Affiq tamat SMA sementara si tengah Athifah tamat SD. Istimewanya lagi, ada perubahan pada penyelenggaraan SBMPTN dan PPDB tahun ini.


Kalau dirunut-runut lagi ke belakang, ada banyak hal yang bisa kami pelajari dari kedua hal ini sehubungan dengan proses yang kami jalani dan dampaknya bagi kami. Yang pertama adalah:
Jauhkan istilah “orang dalam” jika menyangkut pendidikan kalau ingin bermartabat.

Entah berapa kali sudah saya membantah anggapan bahwa untuk masuk ke sekolah negeri favorit itu “harus punya kenalan orang dalam”. Jika saya mendengar seseorang mengatakannya di dekat saya dan jika situasi memungkinkan, seketika akan saya bantah.

Soalnya mendengar hal itu bikin saya jengah. Seolah-olah semua anak yang bersekolah di sekolah favorit itu masuk dengan cara tak murni. Seolah-olah harus KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) untuk masuk ke sekolah negeri favorit. Padahal kan tidak demikian adanya.

Benar, ada saja anak-anak yang diusahakan oleh orang tuanya masuk sekolah pakai jalur belakang atau istilah lainnya “letjen” (lewat jendela). Tapi mereka tak banyak. Paling banyak sekitar 1 di antara 30 – 40 anak di sekolah yang bersangkutan.

Ketika banyak orang yang tiba-tiba pindah domisili demi mengejar SMP impian agar anaknya masuk melalui jalur zonasi, kami tak melakukannya. Seorang kawan berkata, “Andai saya tahu, Kak, saya masukkan ki’ di Kartu Keluargaku.”


Pengumuman diakses di website ini.
Sumber: Kabar24 - Bisnis.com

“Tidak, saya ndak pake cara begitu,” ucap saya padanya. Bukankah hal tersebut sama dengan berbohong? Apakah perlu berbohong untuk mencari berkah? Ah, saya kira tidak perlu. Jangan sampai nanti anak-anak berusaha mencari celah untuk mengakali aturan.

Sulung saya lulus dari SMP dan SMA negeri favorit tanpa ada kenalan kami yang memasukkannya. Nilainya memang memadai untuk lulus tanpa perlu kami mencarikan kenalan orang dalam untuk meluluskannya.

Sebaliknya ketika si tengah lulus SD, nilainya tak memadai untuk masuk ke sekolah kakaknya dulu walaupun sekolah itu tak menerapkan sistem zonasi sepenuhnya (MtsN 1 dan MAN 2 (Model) berada di bawah Departemen Agama jadi sah-sah saja melakukannya).

Ketika mengantar Athifah tes masuk di MTsN 1, suami saya bertemu beberapa guru dan petugas keamanan (Satpam) yang menegurnya karena masih mengenalinya. Apakah kami menggunakan jasa mereka? No. Kami tak melakukannya.

Usaha masuk sekolah dengan “lewat jendela” sebenarnya melanggar hak anak lain yang nilainya lebih tinggi untuk masuk. Memang pihak sekolah seolah melegalkan tapi tetap saja tak benar adanya jika anak kami tak berhak masuk karena nilainya tak memadai. Hal ini jadi seperti “pasar”, ada pembeli karena ada yang dijual.


Jika tak berhak lalu mengambil langkah memaksakan diri, kata teman saya akibatnya akan menjadi tidak berkah. Kaum muslim yang beriman tentu lebih memilih cara-cara berkah dalam menjalani kehidupannya.

Masuk PTN (perguruan tinggi negeri) pun, masih ada orang yang beranggapan “butuh kenalan orang dalam”. Beberapa kali pula saya harus meluruskan pikiran orang yang menyatakan hal ini. Saya dan suami saya lulusan dari PTN dan jurusan favorit di kota ini, kami bisa menceritakan banyak bukti yang membantah anggapan tersebut.

Ujiannya tiba ketika si sulung lulus SMA tahun ini dan mengincar jurusan favorit. Jurusan yang ada hubungannya dengan aktivitas yang disukainya: seputar utak-atik desain dan animasi di laptop. Saat ini, pada 4 universitas negeri di Makassar, kami punya teman-teman yang sudah menjadi dosen senior bahkan ada yang sudah menjabat sebagai Ketua Program Studi di jurusan yang disasar.

“Kadang-kadang saya tergoda pengen bicara sama teman-teman kita, Pa - minta diuruskan begitu. Tapi rasanya malu. Rasanya seperti menggadaikan harga diri kalau sampai saya berani bicara sama mereka,” ungkap saya kepada suami pada suatu hari.

Saya bersyukur masih ada kekuatan besar yang menahan diri untuk menggadaikan harga diri. Ketika reuni kelas saat SMA dan seorang kawan mengetahui anak saya mendaftar untuk ikut ujian masuk sebuah kampus negeri, seorang kawan mengungkapkan kepada kawan lain yang dosen di kampus tersebut dukungan untuk saya.

Dia mengatakan, “Itue anaknya mau masuk di kampusmu, bantu dulu tawwa!”

Tidak ... biar dia berusaha sendiri,” ujar saya. Saya memang hanya mengabarkan, tak minta diuruskan.

Sang teman yang dosen tentunya tidak begitu saja mengiyakan. Dia menceritakan ada kasus di mana seorang mahasiswa diterima karena dia orang dekat dari “orang dalam” dan ternyata tak sesuai harapan. Jadinya si mahasiswa itu malah berpotensi membuat orang yang memasukkannya merasa malu.

Mama, tidak melakukannya, Affiq. Alhamdulillah kamu bisa lulus di pilihanmu. In syaa Allah berkah. Dan kamu masuk dengan membawa harga diri,” ucap saya kepada Affiq usai pengumuman diterimanya dia di salah satu kampus pilihannya.

Saya menceritakan kepada Affiq semua hal di atas dan kesyukuran kami. Dia yang bertanggung jawab atas pilihannya dan apa yang dia jalani. Dia bisa masuk kampus yang dipilihnya dengan kepala tegak.Semoga harga diri dan berkah membawanya kepada kesuksesan. Baarakallahu fiik, Nak.

Makassar, 10 Juli 2019

Catatan:
Ini pendapat saya, kalau ada yang berpendapat berbeda, silakan. Bisa saja tak ada yang benar atau salah. Yang jelas semuanya kembali kepada kita sebagai pelaku karena kita yang akan mempertanggungjawabkannya kepada Sang Pencipta. 😇

Setelah Huru-hara SBMPTN dan PPDB: Belajar dari Proses

$
0
0
Sebagaimana yang saya ceritakan di tulisan sebelumnya bahwa SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun ini istimewa bagi saya maka saya menuliskannya secara khusus di sini.

Kalau di tulisan yang lalu saya menceritakan mengenai isu ORANG DALAM, kali ini saya mau bercerita tentang bagaimana kami BELAJAR DARI PROSES yang dilalui, baik itu menyenangkan ataupun tidak.


Dua anak kami terlibat dalam SBMPTN dan PPDB tahun ini. Si sulung Affiq tamat SMA sementara si tengah Athifah tamat SD. Istimewanya lagi, ada perubahan pada penyelenggaraan SBMPTN dan PPDB tahun ini. SBMPTN mengharuskan ada UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) dan PPDB lebih banyak memberikan kesempatan pada JALUR ZONASI.

Kalau dirunut-runut lagi ke belakang, ada banyak hal yang bisa kami pelajari dari kedua hal ini sehubungan dengan proses yang kami jalani dan dampaknya bagi kami. Selain membantah isu “harus ada orang dalam”, pelajaran berikutnya adalah belajar menyelami proses.
Memang usaha tak akan mengkhianati hasil. Kalau tak selamanya bagus, pasti ada hikmah di baliknya.

Jatuh-bangun, tak selamanya mulus. Mulanya Affiq dinyatakan berhak ikut seleksi bebas tes ke PTN (SNMPTN: Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Saya berpesan supaya realistis. Tidak usah ikut kalau keinginannya melampaui kemampuan. Bisa ketahuan karena setelah diurut nilai, untuk satu sekolah saja bisa dicari tahu siapa-siapa saja saingannya.

Dia tak mungkin lolos kalau dalam satu sekolah ada yang nilainya lebih tinggi daripadanya mengambil jurusan yang persis sama dengannya. “Pilih jurusan/kampus lain. Kalau tetap ngotot percuma, lebih baik tak usah ikut karena akan buang-buang energi percuma!” tegas saya.

Sumber gambar: Tribun Jogja - Tribunnews.com

Qadarullah, Affiq tak lulus seleksi bebas tes ini. Lucunya, dia malah senang karena ada kampus yang lebih dia senangi yang masih berpeluang dia masuki pada tahap SBMPTN (seleksi dengan tes). Berikut susul-menyusul segala ujian.

Untuk madrasah, lebih banyak ujiannya daripada sekolah umum yang harus dia lalui sebelum Ujian Nasional. Sebelum pelaksanaan Ujian Nasional, dia sudah harus mendaftar UTBK sebagai syarat mengikuti SBMPTN.

Dua kali kesempatan mengikuti UTBK dia lalui. Kata Affiq soalnya sulit. Sayangnya pada kesempatan kedua nilai rata-ratanya malah turun. Saya memprediksi dia tidak bisa lolos di pilihan pertamanya dengan nilai segitu. Tapi papanya menegur saya, katanya saya pesimis pada anak. Ya gimana, bukannya pesimis toh hasilnya sudah kelihatan, hehe.

Ketika seorang teman yang berprofesi sebagai dosen di Politeknik Negeri UP mengabari ada seleksi di kampusnya, saya manganjurkan Affiq untuk ikut. Alhamdulillah, Affiq lulus murnipada pilihan pertamanya, tanpa bantuan orang dalam tentu. Sampai di sini sudah tenang, ada “pegangan”.

Tinggal menunggu pengumuman SBMPTN dan alhamdulillah, Affiq lulus untuk pilihan keduanya pada SBMPTN. Sekarang ada dua "pegangan", lulus murni. Tinggal Affiq, memilih yang mana. 

Sementara itu proses bagi Athifah pada PPDB berlangsung. Kami sudah sejak lama deg-degan karena tak ada SMP Negeri yang benar-benar dekat dari rumah.

Athifah tak lulus MTsN 1, sekolah terdekat dari rumah kami yang mengharuskan para pelamarnya melalui tes. Dari 1500-an pendaftar hanya diterima 400 orang. Lalu di SMP Negeri lain, yang cukup dekat, jarak tempuhnya sekira 3 km – dari aplikasi ojek online.

Sebenarnya yang diukur adalah jarak dalam radius tetapi kami tak punya alat ukur/aplikasinya. Untuk jalur prestasi, putri satu-satunya ini tak bisa lolos karena nilainya pas-pasan. Dia punya piagam dari lomba bercerita dan tadarus namun sayangnya tak diperhitungkan karena “hanya” tingkat kotamadya.

Piagam yang dinilai adalah yang memenangkan kompetisi tingkat provinsi dan nasional. Masuk jalur Inklusi ataupum Prasejahtera juga bukan kategorinya. Hingga tiba masa pendaftaran jalur Zonasi, suami saya mencoba mengecek jarak radius rumah kami dengan sebuah SMP yang jaraknya relatif dekat itu.

Ternyata radiusnya berjararak 1,5 km. Aha, sepertinya ini sebuah harapan. Maka berdesak-desakanlah saya dengan 500-an orang tua untuk mendapatkan 200-an kursi. Pilihan kedua kami tetapkan di sekolah yang lebih jauh. Namanya juga usaha, walau tak begitu yakin ya dijalani saja.

Pengumuman tak berpihak kepada kami. Apa hendak dikata kalau sekitar sekolah tersebut padat penduduknya? Untuk pilihan pertama, yang diterima paling jauh berjarak radius 600 meter dari sekolah.

Mari belajar dari proses. Pic: Pixabay.

Sementara untuk pilihan kedua yang diterima paling jauh berjarak 900 meter dari sekolah. Sedangkan dari rumah kami, sekolah ini jarak radiusnya 2,4 km. Yaaah, saya ketawa terbahak-bahak saja. Ndakmau saya mengeluh. Ndakada gunanya, kan.

Saya ikut senang peraturan pemerintah mengenai sistem Zonasi ini menyenangkan banyak pihak. Peraturan manusia memang tak mungkin menyenangkan semuanya. Kalau kali ini saya termasuk yang tidak diuntungkan, tentunya bukan alasan bagi saya untuk mencak-mencak.

Yang terpikirkan adalah mereka-merekayang tinggalnya di wilayah yang saya tempati dan hanya mengandalkan sekolah negeri, apalagi bila nilai anaknya pas-pasan pastilahkesulitan juga mencarinya karena tak ada SMP negeri dalam radius di bawah 2 km dekat sini.

Tapi apa mau dikata. Begitulah adanya. Pasti ada cara lain yang masih bisa dilakukan yang tak melanggar aturan agar anak bisa berkah pendidikannya. Pasti ada.

Makassar, 11 Juli 2019

Baca tulisan sebelumnya:

Setelah Huru-hara SBMPTN dan PPDB: Jauh dari "Orang Dalam"



Mengunjungi Butik Haflah Bersama Kasih Palestina

$
0
0
Kurang update banget saya. Saya pikir kegiatan yang dilaksanakan pada 20 Juni lalu hanya kegiatan bagi para mitra Haflah Wedding/ Haflah Butik Pengantin. Ternyata kegiatan ini merupakan Grand Lauching Kasih Palestina, sebuah lembaga dan gerakan yang berfokus kepada “kepalestinaan”.


Tak sulit menemukan lokasi tempat acara yang sekarang menjadi butik Haflah – di Kompleks Minasa Upa Blok J6 No. 12 karena rumah mertua adik saya di dekat situ. Di depan rumah itu, di luar pagar terpasang tenda. Di bawah tenda berjejer barisan kursi. Beberapa lelaki duduk di situ.

Di teras, sejumlah perempuan berjilbab sedang menyiapkan konsumsi. Saya menyalami mereka setelah bertemu dengan Liza Nurkhalisahbrand owner dari Haflah, sekaligus penggagas Kasih Palestina di Makassar.

Liza sedang berbicara

Liza mempersilakan saya masuk ke dalam ruangan serupa paviliun di sisi kiri depan rumah. Di situ terpanjang pakaian-pakaian pengantin milik Haflah. Saya menyalami 3 perempuan yang sedang duduk di dalam ruangan itu.

Dari website Kasih Palestina, saya peroleh keterangan mengenai visi Kasih Palestina, yaitu menjadi lembaga kemanusiaan internasional yang peduli terhadap Palestina dan Al Aqsha. Pada sambutannya, Liza menjelaskan, mengapabutik pengantin ada di sini.

Kegiatan sosial itu harus ditopang oleh kegiatan ekonomi sehingga kita tidak selalu berharap kepada donatur,” Liza menjelaskan bagaimana agar kita berdaya dan mampu menghasilkan kegiatan ekonomi yang halal yang in syaa Allah dari situ rezeki dari Allah senantiasa terbuka.

Prof. Veni Hadju (berdiri)
Lembaga Kasih Paletina memang fokus menyalurkan bantuan untuk isu kemanusiaan di Palestina, donasi akan disalurkan secara langsung kepada korban perang di Palestina. Mohon doanya agar lembaga Kasih Palestina bisa terus eksis, bisa memberi manfaat kepada masyarakat luas,” imbuh Liza.

Ada 3 misi gerakan Kasih Palestina di Indonesia, yaitu: berperan aktif untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, menjalin kerja sama positif perorangan dan lembaga untuk berkontribusi menyelesaikan permasalahan kemanusiaan di Palestina, dan memberikan edukasi seputar permasalahan Palestina dan Al Aqsha .

Sejak Januari berkegiatan di Sulawesi Selatan, Kasih Palestina telah menghimpun donasi di atas 500 juta rupiah (dari 2 kali berkegiatan). Liza optimis, target dana 2 miliar bisa terpenuhi atas izin Allah. Selain butik pengantin, di Makassar, ada “Dapur Kekasih Palestina” dengan layanan catering yang sebagian keuntungannya untuk donasi kemanusiaan.

Bulan Ramadhan lalu, Dapur Kekasih Palestina menyalurkan 2000 snackbox dan 2000 porsi nasi kotak selama 20 hari. Lima ribu rupiah dari keuntungan per kotaknya disisihkan untuk Palestina. Nah, bagi yang mau beramal untuk Palestina bisa memesan di Dapur Kekasih Palestina.

Foto: Liza

Prof. dr. Veni Hadju memberikan tausiyahmengenai pentingnya mencintai semua makhluk ciptaan Allah, apalagi yang seiman. “Mengapa Palestina menjadi tujuan? Karena kita diciptakan Allah bukan saja memikirkan diri sendiri dan keluarga kita tetapi memikirkan masyarakat Islam di seluruh muka bumi,” ucap Prof. Veni.

Prof. Veni, mengingatkan doa Nabi Ibrahim - “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (QS. Ibrahim; 41). Nabi Ibrahim berdoa bukan untuk dirinya sendiri, juga bukan untuk keluarganya sajatapi untuk seluruh muslim.

Kenapa mendoakan seperti itu? Karena kita memang dianjurkan untuk melihat secara keseluruhan. Kita itu diberi kemampuan untuk memberi kasih sayang kepada seluruh umat manusia di muka bumi,” ucap Prof. Veni.

Selanjutnya Prof. Veni menjelaskan mengenai otak manusia yang mempunyai 100 miliar sel. Sel-sel itu membuat otak kita luar biasa ketika diberdayakan. “Namun kekuatan hati kita lebih luar biasa lagi. Hati bisa mencintai semua makhluk yang ada di muka bumi. Sebaliknya juga bisa membenci semua orang yang ada di muka bumi ini,” ungkapnya.

Makhluk Allah yang kita cintai di muka bumi ini, baik itu hewan maupun tumbuhan akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kita. Efek kasih sayang kita kepada tumbuhan saja bisa dirasakan tumbuhan tersebut.

Contohnya seperti yang dialami oleh seorang kawan dari Prof. Veni yang seorang pecinta bunga. Kawannya itu senantiasa bercengkrama dengan anggrek-anggreknya. Menyapa bebungaan itu dengan penuh kasih dan menyiramnya. Hingga pada suatu waktu dia kena penyakit kanker dan harus dirawat selama berbulan-bulan di rumah sakit.

Prof. Veni Hadju (kiri). Foto: Liza

Seperti ada hubungan batin dengan bebungaan peliharaannya, anggrek-anggreknya layu padahal asistennya di rumah tetap merawatnya dengan baik. Pada kenyataannya, sama-sama dirawat tetapi hubungan kasih sayang yang selama ini diperoleh bebungaannya tak ada lagi. Tak ada sapaan, teguran, dan ekspresi kasih sayang dari yang merawatnya.

Kasih Palestina ini membangkitkan isu kasih sayang. Seberapa besar kasih sayang kita kepada saudara-saudara kita dan memberikan perhatian,” Prof. Veni mengajak hadirin untuk senantiasa melantunkan doa kepada saudara-saudari seiman.

Doa yang dilantunkan untuk semua orang akan kembali kepada kita. Kita sehat, dilindungi Allah, diberi kemudahan, diberi petunjuk, adalah tanda doa sampai kembali kepada kita,” ucap Prof. Veni.

Di samping ajakan mencintai saudara seiman, Prof Veni juga mengajak mencintai hewan. Karena seyogianya kita hidup bersama dengan hewan di bumi ini dan hendaknya hidup harmoni. Jika terpaksa membunuh jangan dengan amarah.

Foto: Liza

Terakhir, disampaikannya ajakan mendukung gerakan Kasih Palestina. Jika Anda di Makassar/sekitarnya dan berminat berdonasi secara langsung, melalui gaun pengantin atau box kue/makanan, bisa kontak nomor ini: 0853-4365-2626, ya.

Makassar, 11 Juli 2019

Baca juga:

Gaun Pengantin Muslimah Gratis dari Haflah Wedding

Belajar Seru di Public Speaking Mastery Workshop

$
0
0
Dulu tak pernah menyangka di kemudian hari saya bisa tertarik belajar Public Speaking. Saya sebenarnya sosok yang sangat introvertyang sampai sekarang pun tidak nyaman bertatapan mata dengan orang yang baru dikenal. Saya sering kali cenderung menghindari percakapan langsung, ketimbang menghadapinya.

Jika harus berbicara di depan sekelompok orang saja dan tiba-tiba menyadari semua mata sedang tertuju ke arah saya, rasanya ingin cepat-cepat saja berhenti bicara. Namun itu semua sebagian besarnya telah menjadi masa lalu. Saya mulai menikmati berbagi dengan orang lain secara verbal walaupun masih ada sedikit hambatan dalam diri saya.

Kursus Public Speaking di Makassar

Ketika tiba giliran saya menceritakan apa saja hambatan saya dalam berbicara di depan banyak orang, hal ini menjadi salah satu poin yang saya kemukakan. Mentor yang juga founder dan CEO Ispeak Indonesia – Iskandarbersama 10 peserta lainnya mendengarkan sejumlah permasalahan yang saya kemukakan.

Dua masalah lain yang saya kemukakan tidak lagi menjadi masalah besar karena saya berusaha mengatasinya dengan sadar setelah mengikuti kelas Public Speakingbagi para fasilitator Gapura Digital dan Womenwill yang berlangsung pada bulan Ramadan lalu.

Kursus Public Speaking di Makassar
Semua harus praktik beberapa kali

Waktu itu Iskandar yang juga menjadi fasilitator Gapura Digital menjadi pemateri yang membantu memecahkan masalah kami. Saat itu saya mengemukakan masalah saya yang selalu saja stuck di satu spot.

Stuck di satu posisi” ini saya laporkan sebagai masalah yang sedang dalam proses pembenahan di kelas Public Speaking Masteryini. Selain itu, ada satu lagi yang saya laporkan sedang berproses dalam perbaikan, yaitupengucapan pillar word“Eeeee” (Epepet) ketika bingung memilih kata yang hendak diucapkan.

Kursus Public Speaking di Makassar
Game. Foto: ISpeak Indonesia.

Dalam Public Speaking Mastery Batch 24ini, para peserta belajar sembari praktik satu per satu dan melakukan simulasi melalui game. Tiap orang punya masalah dalam public speaking yang bisa berbeda dan bisa saja sama. Masalah-masalah itulah yang coba diatasi dalam pelatihan ini.

GROGIternyata menjadi masalah yang dihadapi semua peserta. Rasanya tak percaya jika bapak dan ibu dosen yang sudah sangat terbiasa berbicara di depan mahasiswa bisa saja merasa grogi pada situasi dan kondisi yang khusus. Mengetahui ini, membuat saya merasa lebih percaya diri dengan menganggap GROGI itu wajar dan manusiawi.

Kursus Public Speaking di Makassar

Jadi, GROGI itu sejatinya perlu diatasi bukannya dihindari sehingga membuat kita menjauhi kesempatan berbicara di depan banyak orang. Saya melatih dengan sadar kemampuan berbicara saya sejak mahasiswa – tahun 90-an dengan aktif pada kegiatan kemahasiswaan dan menjadi pemateri pada Program Pengembangan Diri.

Saya rasakan, bukanlahhal yang mudah bagi saya mengatasi grogi dan kawan-kawannya karena hambatan dari dalam diri saya sangat besar menguasai diri. Meskipun hingga sekarang saya sudah berkali-kali membawakan materi, hambatan dari dalam diri masih saja terasa.

Kelas yang santai.

Lama-kelamaan, hambatan yang pada mulanya terlihat seperti gunung, sekarang sudah sangat jauh mengecil. Dengan penuh kesadaran saya mencoba mengatasi masalah-masalah lain dengan memperbaiki diri pada setiap kesempatan.

Sudah tiga kelas Pak MentorIskandar saya ikuti. Pertama kali, bertepatan dengan penyelenggaraan workshop Batch 1, saya hadiri di DiLo (tahun 2016) . Kedua kali, saya ikuti kelas training untuk para fasilitator Gapura Digital dan Womenwillbeberapa bulan lalu.

Perubahan yang saya rasakan setelah
kelas kedua sangat signifikan karena
langsung saya terapkan secara sadar
untuk mengoreksi kekurangan saat
membawakan materi Media Sosial Bagi Usaha Anda
pada tanggal 7 Juli lalu.

Saat memberikan materi itu saya merasa lebih nyaman karena sudah lebih luwes bergerak di depan peserta. Saya mencoba saran Pak Mentor dengan bergerak 1 – 2 langkah ke kiri dan ke kanan. Tak berapa lama, saya bergerak dari ujung kiri ke ujung kanan, kembali ke ujung kiri, lalu ke ujung kanan sembari menatap lekat peserta yang antusias.

Ketika para peserta yang lain masih sibuk merancang konsep presentasi untuk tugas
yang diberikan, saya mencari kopi. Mumpung pak guru lagi berada di luar ruangan 😁

Saya lalu mencoba bergerak ke bagian belakang ruangan. Mulanya agak berat namun saya memaksa diri. Tak lama kemudian saya sudah merasa ringan bergerak ke seantero ruangan. Yeah, memang benar ya, “jam terbang” itu ,sangat berpengaruh. Seperti pun dengan menulis, berbicara di depan banyak orang juga sebuah keterampilan!

Masalah lain yang saya benahi dengan sadar saat itu adalah pengucapan “Eee” yang kata Pak Mentor lebih baik dihilangkan. Kata beliau, lebih baik diam daripada mengeluarkan kata-kata yang tak bermakna.

Praktik, praktik, praktik. Foto: ISpeak Indonesia.

Sejujurnya ada beberapa hal lagi yang sedang dalam proses perbaikan dalam ber-public speaking secara sadar saya lakukan. Mengikuti kelas seperti ini sangat membantu pengembangan diri, selain PRAKTIK nyata tentunya.

Dari kelas ini, pengalaman mengesankan saya dapatkan karena segala permasalahan saya mendapatkan solusi dari Pak Mentor Iskandar. Saya pun belajar dari permasalahan teman-teman di kelas dan mencatat solusi yang ditawarkan.

Foto keluarga terbaru saya. 😍

Banyak hal yang saya catat dan saya rekam baik-baik di benak saya. Dua di antaranya adalah: PREPARATION(persiapan) mutlak adanya. Didadak sekali pun, usahakan mempersiapkan diri dalam waktu singkat.

Yang kedua, tampil CONFIDENCEpunmutlak adanya. Bagaimana mungkin kita berharap orang percaya pada kita kalau kitanya sendiri tak percaya diri?

Makassar, 18 Juli 2019

Ispeak Indonesia | https://ispeakindonesia.id, selain menyelenggarakan training dalam bidang Public Speaking juga menyelenggarakan training dalam bidang Leadership. Training yang diselenggarakan bisa secara public dan private. Hubungi WA 082347908518.

Baca juga catatan saya pada kelas-kelas lainnya:

Buzzer Elegan, Ya Buzzer Positif

$
0
0
Kalau browsing istilah BUZZER di browser saat ini yang banyak muncul adalah pengertian buzzer dalamdunia politik. Tak dipungkiri, memang banyak buzzer dalam dunia ini yang bertugas memengaruhi opini publik melalui media sosial.

Padahal sesungguhnya, jasa buzzer bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti mempromosikan produk, event, hingga gerakan sosial. Inilah yang saya perkenalkan ketika membawakan materi terkait EVENT BUZZERdi kantor BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia), di jalan A. Mappanyukki pada tanggal 12 Juli kemarin.

Event buzzer

Dari sekian peserta, banyak wajah yang baru saya lihat. Berarti mereka yang datang ini memang antusias hendak mengetahui mengenai dunia buzzer yang saya akrabi. Di awal sharing saya katakan kepada hadirin bahwa apa yang saya sampaikanadalah dunia buzzeryang saya jalani (di samping dunia blogging) sejak tahun 2011.

Istilah buzzer biasanya ditujukan kepada orang-orang yang memiliki follower yang jumlahnya tidak terlalu banyak– maksudnya bukan artis, juga bukan selebgram. Kalau selebgram dan artis kan bisa memiliki hingga jutaan follower.

Tugasnya sebenarnya seperti influencer juga.Dalam dunia ini, ada kategori micro influencer, ada juga yang menyebutnya nano influencer. Buzzer tentunya menebar opini kepada lingkungan/follower-nya yang tak sebanyak lingkungan/followerselebgram atau artis.

Event buzzer

Saya persilakan kepada para peserta, jika memiliki pengalaman yang berbeda, bisa jugadi forum #SharingPerpustakaanBaKTI ini. Kalau dari saya sih, apa yang saya bagikan adalah seputar pentingnya konten, termasuk dalam membuat konten marketingketika menjadi buzzerdan attitude yang selayaknya dimiliki oleh buzzer.

Gambaran mengenai bagaimana pengaruh buzzer, bisa dilihat diYouthmanual.com. Pada sebuah infografisnya disebutkan bahwa 68% konsumen percaya pada pendapat konsumen lain yang dipaparkan secara online. Disebutkan pula, sebanyak 20% perempuan mempertimbangkan membeli produk yang ditawarkan influencer.

Sebanyak 92% konsumenmemercayai rekomendasi
dari orang lain sekali pun mereka belum mengenalnya.
Disebutkan pula bahwasebanyak 70% konsumen
menggunakan onlinereviewsebagai
sumber terpercaya kedua mereka.

Barangkali Anda pun demikian? Kalaupun bukan Anda, ada orang-orang seperti demikian. Teman-teman saya mengalami, ketika mempromosikan produk atau event seolah mereka bertindak sebagai brand ambassadordari produk/event tersebut karena menerima banyak pertanyaan dan tanggapansehubungan dengan produk terkait.

Event buzzer

Kalau sampai bisa dipercayai seperti itu, tentunya attitude yang baik mutlak menjadi syarat yang dimiliki oleh buzzer. Etika dan etiketyang berlaku di dunia nyata tentunya berlaku pula bagi buzzerselama menjalankan tugasnya. Misalnya harus sopanketika berinteraksi dengan klien dan netizen.

Contoh lainnya adalah buzzer harus memahami bahwa satu undangan itu berlaku untuk satu orang. Jangan sampai membawa orang lain ketika menghadiri sebuah acara. Kalau ingin mengajak orang lain, tanyakan kepada penyelenggara apakah kemungkinan itu ada.

Marketing postifselayaknya dilakukan buzzer,
misalnya dengan tidak melakukan black campaign.
Mengabarkan hal baik dari sesuatu tentunya
bukan berarti menjelek-jelekkan pihak lain, kan?

Membahas tentang dunia ini, buzzer tak boleh berhentibelajar. Kemampuan dan kreativitas dalammengolah kata-kataagar menghasilkan caption dan tulisanyang bagus sangatlah dibutuhkan. Konten organikdiperlukan dalam blog/akunnya. Banyak referensi yang mengatakan, “Jangan biarkan akunmu seperti etalase.”
Kata ORGANIK, dalam dunia internet marketing, ada yang mengartikannya dengan: memaksa banyak akun untuk menjadi likers dan friends di Facebook. Sebaliknya, di dalam dunia buzzer yang saya geluti, KETULUSAN adalah point pentingnya.

Event buzzer
Para penerima hadiah buku dari BaKTI

Membuat konten atau caption yang original harus dibiasakan agar blog dan akun-akun media sosial selalu terisi dan “hidup”. Tidak dibenarkan cara mengakal-akali algoritma Google dan media sosial.

Kalau dalam internet marketing ada cara membuat Google tak bisa mendeteksi konten yang plagiat, di dalam dunia blogging yang saya geluti, cara demikian TAK HALAL. Kami harus bisa membuat konten ORIGINALuntuk bisa eksis dan “abadi”.

Dermawan Denassa, salah satu peserta yang hadir dan menyimak dengan antusias mendapatkan kata kunci dari penyampaian saya sore itu: “LITERASI DIGITAL”. Ya, selayaknyalah kita-kita yang eksis di dunia online ikutbertanggung jawabdalam MENCERDASKAN MASYARAKAT melalui konten positifdan cara-cara yang baik.


Bagi saya, awalnya sederhana saja. Saya tak ingin anak-anak (semoga pula cucu-cucu saya) kelak berlaku negatif di dunia maya. Maka dari itu, saya yang terlebih dulu harus berupaya senantiasa POSITIF.

Saya tak ingin anak-anak saya nyinyir dalam bermedia sosial maka tentunya saya harus sebisa mungkin menahan diri untuk TIDAK NYINYIRdalam berpendapat.

Satu hal lain yang perlu diingat, bisa saja akan ada follower kita di media sosial yang meneladani cara-cara kita. Saya pribadi takut menanggung dosa orang yang melakukan kesalahan karena terinspirasi oleh saya. Lha dosa saya sendiri saja belum tentu sanggup saya pikul dan pertanggungjawabkan kepada Sang Pencipta kelak.

Bagaimana mungkin saya kuat menanggung dosa orang yang melakukan kesalahan akibat contoh negatif yang saya perlihatkan? Maka dari itu, tentunya saya harus memperbaiki diri. Kalau kalian melihat saya tiba-tiba negatif, boleh menegur saya, boleh meminta penjelasan saya. Tapi tolong, lakukan dengan cara yang sopan ya? Saya orangnya mudah baper soalnya. 😔

Makassar, 19 Juli 2019

Keterangan:
Semua foto berasal dari BaKTI
Viewing all 1568 articles
Browse latest View live